Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN

JUAL BELI PC TETRAPOD


ANTARA
CV LIMUJANG 17 DENGAN PT JAYA BETON INDONESIA
No: 0099/JBI-SDG/DK/IX/2019
TANGGAL 16 SEPTEMBER 2019
Pada hari ini SENIN Tanggal ENAM BELAS bulan September Tahun 2019 (16-09-2019), yang bertandatangan di
bawah ini :
1. GALIH RISWARA : Swasta, bertempat tinggal di Tasikmalaya, dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya sebagai Direktur dari dan karenanya untuk dan atas nama perseroan
terbatas CV LIMUJANG 17 perusahaan yang berkedudukan dan berkantor pusat
di Jalan Komp. GBA 1 Blok F 73 RT 01 RW 15 Desa Kec. Bojongsoang Kab.
Bandung Selanjutnya disebut sebagai : PIHAK PERTAMA.
2. FRANKY NELWAN : Swasta, bertempat tinggal di dalam hal ini bertindak dalam jabatannya sebagai
Direktur dari dan karenanya untuk dan atas nama perseroan terbatas PT JAYA
BETON INDONESIA perusahaan yang berkedudukan Jl. Raya Sadang-Subang
KM 4,5, Cikumpay, Kec. Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dan
berkantor pusat di Jakarta. Selanjutnya disebut sebagai : PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pembelian PC TETRAPOD, untuk proyek dengan ketentuan
dan syarat-syarat sebagai berikut :

PASAL 1
SPESIFIKASI TEKNIK
JUMLAH DAN HARGA BARANG

PIHAK KEDUA telah sepakat menjual kepada PIHAK PERTAMA, dan PIHAK PERTAMA telah setuju membeli dari PIHAK
KEDUA, berupa PC TETRAPOD yang disebut BARANG, dengan perincian sebagai berikut :

1. SPESIFIKASI TEKNIK :
PC Tetrapod : Tetrapod 0,5 Ton
Mutu Beton/Semen type : K300/I

2. JUMLAH DAN HARGA BARANG :

No. Uraian Qty Unit Harga Satuan Total Harga


1 PC Tetrapod 0,500 847 Btg Rp 681.818,18 Rp 577.499.998,46
Total Rp 577.499.998,46
PPN 10% Rp. 57.749.999,84
Total + PPN 10% Rp. 635.250.000
Terbilang : Enam Ratus Tiga Puluh Lima Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah

3. Jumlah dan Harga Barang sesuai ayat 2 pasal ini adalah Franco On Truck (FOT) di Indramayu, Syarat pengiriman Dapat
dilalui trailer berkapasitas 40 ton. Harga tersebut tidak termasuk pungutan/sumbangan dari ormas, organisasi
kepemudaan dan pungutan lainnya yang timbul di lokasi proyek Pantai Plentong Indramayu.

4. Harga berlaku sampai dengan jadwal penyerahan terakhir BARANG oleh PIHAK KEDUA sebagaimana tersebut pada
Pasal 2 ayat 1.

5. Kedua belah pihak sepakat untuk menyesuaikan harga satuan apabila terdapat kebijakan pemerintah dalam bidang
moneter, dan/atau kenaikan harga-harga sebagai akibat kebijakan Pemerintah yang berkaitan langsung atau tidak
langsung terhadap biaya produksi (listrik, telepon, upah buruh) dan distribusi (angkutan darat/laut, BBM, dan
sebagainya).
PASAL 2
JADWAL PRODUKSI DAN PENYERAHAN BARANG

1. Jadwal Produksi dan Delivery : Produksi dilaksanakan selama 17 (tujuh belas) hari dari tanggal 12 September
2019 sampai 03 Oktober 2019 sejak pesanan disampaikan dan Pengiriman dilaksanakan pada tanggal 30
September 2019 sesudah masa produksi atau sesuai konfirmasi dari PIHAK PERTAMA dengan ketentuan sbb :
1.1. Produksi baru dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA apabila pembayaran Uang Muka sesuai Pasal 4 ayat 1 telah
seluruhnya diterima PIHAK KEDUA.
1.2. Keterlambatan PIHAK KEDUA menerima pembayaran Uang Muka, dapat menyebabkan pengunduran
jadwal produksi dan penundaan penyerahan BARANG dan apabila kemudian uang muka dibayarkan oleh
PIHAK PERTAMA, maka jadwal produksi akan disetujui bersama oleh kedua belah pihak.
1.3. Semua akibat yang timbul sekarang ataupun dikemudian hari atas pengunduran produksi dan penundaan
penyerahan sesuai sub ayat 1.2 Pasal ini, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK
PERTAMA.
1.4. PIHAK KEDUA menyerahkan jadwal produksi kepada PIHAK PERTAMA.
2. Tempat Penyerahan :
2.1 Penyerahan BARANG dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA adalah penyerahan Loko Pabrik.
2.2 Penyerahan BARANG dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilaksanakan dengan Berita Acara
Serah Terima atau Bon Pengiriman yang ditandatangani kedua belah pihak atau wakil yang ditunjuk oleh
masing - masing pihak.

PASAL 3
KEWAJIBAN, HAK DAN TANGGUNG JAWAB

1. Pada dasarnya kewajiban PIHAK KEDUA terhadap fisik BARANG berakhir pada saat penyerahan BARANG sesuai
Pasal 2 ayat 2, akan tetapi sejauh menyangkut mutu BARANG adalah menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA selanjutnya diatur dalam ayat 2, 3 dan 4 Pasal ini.
2. Kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh PIHAK PERTAMA baik sewaktu handling dan pemasangan,
sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerusakan BARANG yang timbul dikarenakan tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis, kecuali bila terjadi kelalaian PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini.
4. Apabila terjadi kerusakan seperti tersebut pada ayat 3 Pasal ini, maka PIHAK KEDUA harus menyerahkan
pengganti, sesuai dengan jumlah BARANG yang rusak dengan jadwal yang disetujui oleh kedua belah pihak.

PASAL 4
CARA PEMBAYARAN

1. Cara dan Jangka waktu Pembayaran :


1.1. Pembayaran Uang Muka 30% (Tiga Puluh persen) dari jumlah harga pesanan atau sebesar Rp 190.575.000
(Seratus Sembilan puluh Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) dibayarkan paling lambat 3 (tiga)
hari sejak Purchase Order di tanda tangani.
1.2. Pembayaran selanjutnya setelah dikurangi uang muka secara proporsional atau sebesar Rp. 444.675.000
(Empat Ratus Empat Puluh Empat Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) berdasarkan progress
Pengiriman dan dilaksanakan sebelum pengambilan BARANG sejak kwitansi diserahkan.
1.3. PIHAK PERTAMA wajib memproses pengajuan Berita Acara Progres Produksi dan Berita Acara Progres
Pengiriman yang diajukan PIHAK KEDUA paling lambat 3 (tiga) hari kalender sejak tanggal diserahkan
oleh PIHAK KEDUA, apabila dalam waktu tersebut belum ada komentar/tanggapan dari PIHAK PERTAMA,
maka Berita Acara tersebut dianggap telah disetujui dan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
penagihan.
2. Apabila PIHAK PERTAMA terlambat melaksanakan pembayaran dari waktu yang telah ditetapkan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 butir 1.1 dan/atau butir 1.2 Pasal ini, maka PIHAK KEDUA berhak melakukan penghentian
produksi atau penyerahan BARANG sampai dengan PIHAK PERTAMA melunasi pembayaran tersebut, dan kepada
PIHAK PERTAMA dikenakan sanksi yang diatur selanjutnya pada Pasal 5 ayat 2.
PASAL 5
DENDA DAN SANKSI

1. Keterlambatan penyerahan BARANG :


1.1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyerahkan BARANG sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan pada
Pasal 2 ayat 1, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda keterlambatan 1 ‰ (satu permil) untuk setiap hari
keterlambatan dengan maksimum denda sebesar 5% (lima persen) dihitung dari nilai BARANG yang belum
diserahkan.
1.2. Keterlambatan penyerahan BARANG yang diakibatkan pengunduran waktu produksi sesuai Pasal 2
dikarenakan PIHAK PERTAMA belum menyelesaikan kewajiban sesuai Pasal 4, tidak diperhitungkan
sebagai keterlambatan yang dapat dikenakan denda sesuai butir 1.1 ayat 1 Pasal ini.
2. Keterlambatan Pembayaran :
Untuk keterlambatan pembayaran sesuai Pasal 4 ayat 1, maka PIHAK PERTAMA akan dikenakan denda
keterlambatan pembayaran sebesar 1 ‰ (satu permil) untuk setiap hari keterlambatan dengan maksimum
denda sebesar 5% (lima persen) dihitung dari nilai pembayaran yang belum dilaksanakan.

PASAL 6
FORCE MAJEURE

1. Yang dimaksud dengan Force majeure adalah keadaan memaksa yang terjadi di luar kemampuan dan tidak dapat
dihindari oleh kedua belah Pihak seperti :
1.1. Gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, kebakaran, gelombang badai dan tenggelamnya kapal
pengangkut, dan bencana alam lainnya.
1.2. Peperangan, pemberontakan, blokade dan pemogokan buruh.
1.3. Wabah penyakit, epidemi penyakit menular.
1.4. Peraturan pemerintah dibidang ekonomi dan moneter sehingga secara langsung dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan /harga BARANG.
2. Apabila terjadi Force Majeure maka PIHAK KEDUA wajib memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
PERTAMA selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender setelah terjadinya Force Majeure.
3. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah PIHAK PERTAMA menerima pemberitahuan tentang Force Majeure dari
PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA wajib memberikan tanggapan secara tertulis tentang pemberitahuan
Force Majeure tersebut kepada PIHAK KEDUA. Jika dalam waktu tersebut PIHAK PERTAMA tidak memberi
tanggapan berarti keadaan Force Majeure telah terjadi.

PASAL 7
PEKERJAAN TAMBAHAN, KURANG
DAN PERUBAHAN TYPE BARANG

1. Apabila terjadi pekerjaan tambah/kurang, maka dibuat Berita Acara perhitungan tambah/kurang dengan
berpedoman kepada harga yang telah disetujui oleh kedua belah Pihak dan dinyatakan dalam bentuk Addendum
Surat Perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
2. Maksimum pekerjaan kurang yang disepakati oleh kedua belah Pihak sebesar 10% (sepuluh persen) dari volume
yang tercantum sesuai Pasal 1 ayat 2 selama BARANG belum diproduksi. Apabila batasan tersebut dilampaui
maka harga satuan sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat 2 Surat Perjanjian ini akan ditinjau kembali oleh kedua
belah Pihak dan perhitungan harga satuan yang baru tersebut dibuat dan disetujui oleh kedua belah Pihak dan
dituangkan dalam Berita Acara Perhitungan/Peninjauan kembali harga satuan.
3. Tatacara pekerjaan tambah/kurang :
3.1. Pekerjaan tambah :

i. Pekerjaan tambah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA setelah PIHAK PERTAMA menyerahkan
Surat Perintah Kerja/SPK dengan kondisi harga sesuai ayat 1 dan 2 Pasal ini.
ii. Batas waktu penyerahan BARANG akibat dari pekerjaan tambah harus disepakati kedua belah
Pihak dan diatur dalam addendum perjanjian.
3.2. Pekerjaan kurang :
i. PIHAK PERTAMA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA apabila
menghendaki pekerjaan kurang sebelum pesanan diproduksi seluruhnya.
ii. Apabila pada saat PIHAK KEDUA menerima pemberitahuan secara tertulis dari PIHAK
PERTAMA mengenai pekerjaan kurang, jumlah PC TETRAPOD yang telah diproduksi oleh PIHAK
KEDUA melebihi jumlah permintaan pekerjaan kurang PIHAK PERTAMA, maka kelebihan
jumlah yang telah diproduksi oleh PIHAK KEDUA wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA.
iii. Kondisi harga pekerjaan kurang harus disepakati kedua belah Pihak dengan berpedoman pada
ayat 1 dan 2 Pasal ini.

PASAL 8
HUKUM DAN ARBITRASE

1. Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Surat Perjanjian ini, maka kedua belah Pihak sepakat untuk
menyelesaikan semua perselisihan tersebut secara musyawarah.
2. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender dari waktu terjadinya perselisihan, penyelesaian secara
musyawarah sesuai ayat 1 Pasal ini tidak dapat disepakati, maka kedua belah Pihak sepakat untuk menyelesaikan
perselisihan tersebut melalui BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia), dengan ketentuan sbb :
2.1. Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini akan diselesaikan dalam tingkat pertama dan terakhir
menurut peraturan dan prosedur BANI oleh Arbiter yang ditunjuk menurut peraturan dan prosedur BANI tsb.
2.2. Segala keputusan yang timbul oleh BANI sehubungan dengan penyelesaian perselisihan tersebut adalah
merupakan keputusan akhir dan mengikat (Final & Binding) bagi semua Pihak.
2.3. Semua biaya arbitrase/BANI beserta biaya-biaya lainnya yang diperlukan atas penyelesaian perselisihan
menjadi tanggung jawab kedua belah Pihak secara adil dan merata.
3. Kedua belah Pihak sepakat untuk menunjuk Pengadilan Negeri di Sadang sebagai tempat pendaftaran atas semua
keputusan BANI sesuai ayat 2 Pasal ini.

PASAL 9
PENUTUP

Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua Pihak di dalam rangkap 2 (dua) yang semuanya mempunyai
kekuatan hukum yang sama, ditandatangani di atas meterai yang cukup serta berlaku sejak tanggal, bulan dan tahun
tersebut di atas.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


CV LIMUJANG 17 PT JAYA BETON INDONESIA

GALIH RISWARA FRANKY NELWAN


DIREKTUR,- DIREKTUR,-

Anda mungkin juga menyukai