Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SILVIKULTUR HUTAN TROPIKA

KLASIFIKASI HUTAN

Dosen Pengampu : Ir. Eny Faridah, M.Sc., Ph.D.

Oleh :
Sinom Sinung Probohapsoro
19/448649/PKT/01370

PROGRAM MAGISTER ILMU KEHUTANAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
KLASIFIKASI HUTAN

Pengklasifikasian hutan berdasarkan berbagai terms, antara lain:

A. Berdasarkan status kepemilikan (UU No. 41 tahun 1999)


1. Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah.
2. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas.

B. Berdasarkan jumlah pemilik dan pengelola (Anonim, 2011)


1. Hutan komunal adalah hutan yang kepemilikan dan pengelolaannya dilakukan
bersama-sama (lebih dari 1 orang), misalnya hutan adat.
2. Hutan private adalah hutan yang kepemilikan dan pengelolaannya dilakukan oleh 1
orang.

C. Berdasarkan fungsi (UU No. 41 tahun 1999)


1. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi
hasil hutan.
Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu hutan produksi terbatas (HPT), hutan
produksi tetap (HP), dan hutan produksi yang dapat dikonversikan (HPK).
a. Hutan Produksi Terbatas, yakni Hutan yang dialokasikan untuk produksi kayu
dengan intensitas rendah. Hutan produksi terbatas ini umumnya berada di wilayah
pegunungan di mana lereng-lereng yang curam mempersulit kegiatan
pembalakan.
b. Hutan produksi tetap, yakni hutan yang dialokasikan untuk produksi kayu secara
intensif.
c. Hutan konversi, yakni hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat
dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan.
2. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan
tanah.
3. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
a. Hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang memiliki fungsi
pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemny, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
b. Hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang memiliki
fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya.
Hutan pelestarian alam, menurut UU 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati Dan Ekosistemnya (UUKSDAH) terdiri atas :

1) Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem


asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

2) Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli,
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.

3) Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama


dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

4) Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah

5) Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok


memproduksi hasil hutan.

6) Hutan Dengan Tujuan Khusus. diperlukan untuk kepentingan umum, seperti :


penelitian dan pengembangan, b. pendidikan dan latihan, dan c. religi dan
budaya. Peruntukan kawasan hutan dengan tujuan khusus tersebut, tidak
mengubah fungsi pokok 3 kawasan hutan tersebut diatas (Konservasi, Lindung,
dan Produksi).

7) Hutan Kota. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No.63


Tahun 2002 tentang Hutan Kota, Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang
bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan
baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota
oleh pejabat yang berwenang.

c. Taman buru adalah kawasan hutanyang ditetapkan sebagai tempat wisata


berburu.

D. Berdasarkan jenis tumbuhannya (Hardiwinoto et al., 2011)


1. Hutan campuran (mixed forest) atau hutan heterogen adalah hutan yang terdiri atas
berbagai jenis tumbuhan .
2. Hutan murni (pure forest) atau hutan homogen atau hutan monokultur adalah hutan
yang tersusun atas satu jenis pohon, dan ada batasan lain yaitu dikatakan murni
apabila 90% atau lebih tajuknya disusun dari spesies utama.

E. Berdasarkan ketinggian tempat (Anonim, 2012)


1. Hutan Pantai (beach forest) adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai, misalnya
hutan bakau (mangrove).
2. Hutan gambut adalah hutan yang tumbuh di lahan gambut atau suatu ekosistem
lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan atau akumulasi bahan organik
di lantai hutan yang berasal dari reruntuhan vegetasi di atasnya dalam kurun waktu
lama.
3. Hutan dataran rendah (lowland forest) adalah hutan yang tumbuh di daerah dataran
rendah dengan ketinggian 0 - 1200 m.
4. Hutan Pegunungan Rendah (sub-mountaine forest) adalah Hutan ini terdapat di
daerah Indonesia dengan ketinggian antara 1.300 m sampai 2.500 m di atas
permukaan laut.
5. Hutan Pegunungan Atas (mountaine forest) adalah hutan ini terdapat di daerah
dengan ketinggian di atas 3.500 m di atas permukaan laut.

F. Berdasarkan iklim yang mempengaruhinya (Anonim, 2012)


1. Hutan bakau / mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai
2. Hutan sabana yakni padang rumput yang luas dengan jumlah pohon yang sedikit
dengan curah hujan yg rendah.
3. Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa.
4. Hutan hujan tropis adalah hutan lebat / hutan rimba belantara yg tumbuh di sekitar
garis khatulistiwa / ukuator yg memiliki curah turun hujan yg sangat tinggi. Hutan
jenis yg satu ini memiliki tingkat kelembapan yg tinggi, bertanah subur, humus
tinggi & basah serta sulit untuk dimasuki oleh manusia.
5. Hutan musim adalah hutan dengan curah hujan tinggi namun punya periode musim
kemarau yang panjang yang menggugurkan daun di kala kemarau menyelimuti
hutan.

G. Berdasarkan letak geografisnya (Anonim, 2012)


1. Hutan tropika adalah hutan yang terletak ada wilayah 23,5oLU - 23,5oLS. Ciri-ciri
utama kawasan ini adalah curah hujan yang cukup tinggi dan matahari bersinar
sepanjang tahun.
2. Hutan temperate (hutan gugur) adalah hutan yang berada pada daerah beriklim
sedang yang memiliki empat musim, secara astronomis di antara 23,5o - 66,5olintang
utara maupun lintang selatan. Hutan ini berisi tumbuhan yang daunnya gugur
(meranggas) pada musim dingin.
3. Hutan boreal (hutan taiga) adalah hutan berkembang di daerah lintang tinggi dekat
dengan kawasan lingkar kutub. Hutan terluas kedua setelah hutan tropika. Hutan ini
ditumbuhi oleh jenis pohon berdaun jarum, dimana di kawasan ini memiliki musim
panas yang pendek dan musim dingin yang panjang.

H. Berdasarkan keaslian (ada tidaknya gangguan manusia (Anonim, 2014 dan


Lamprecht, 1986)
1. Hutan primer adalah hutan alam yang masih utuh dan belum mengalami
gangguan eksploitasi oleh manusia.
2. Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh dan berkembang secara dan sudah
terjadi kerusakan/perubahan pada hutan yang pertama/awal. Hutan sekunder
adalah hutan dengan fase pertumbuhan hutan dari keadaan tapak gundul, karena
alam atau antropogen, sampai menjadi klimaks kembali.

I. Berdasarkan asal permudaan (Hardiwinoto et al., 2011)


1. Hutan tinggi atau high forest adalah hutan yang terbentuk dari pembiakan biji.
2. Hutan rendah atau coppice/low forest adalah hutan yang berasal dari trubusan atau
perkembangbiakan vegetatif.
3. Hutan sedang atau coppice with standard adalah hutan yang terbentuk dari
kombinasi keduanya.

J. Berdasarkan cara permudaan (http://agriinfo.in/default. aspx?page=topic&superid


=2&topicid=1604)
1. Hutan alami adalah hutan yang permudaannya terjadi secara alami (tanpa campur
tangan manusia)
2. Hutan buatan adalah hutan yang permudaannya terjadi secara buatan melalui
penanaman oleh manusia.

K. Berdasarkan susunan umur (http://agriinfo.in/default. aspx?page=topic&superid


=2&topicid=1604)
1. Hutan seumur (even aged forest) adalah hutan yang terdiri atas tegakan pohon yang
berumur sama
2. Hutan tidak seumur (uneven aged forest) adalah hutan yang terdiri dari tegakan
pohon yang tidak seumur atau memiliki variasi (range) umur yang lebar.

L. Berdasarkan kondisi pertumbuhan hutan (http://agriinfo.in/default.


aspx?page=topic&superid =2&topicid=1604)
1. Hutan normal adalah hutan yang ideal terkait dengan growing stock, distribusi
kelas umur dan riap dimana pengambilan produk hutan tahunan atau periodik
dapat terus dilakukan tanpa membahayakan hasil di masa depan jika besaran
pengambilan tersebut sama dengan riap.
2. Hutan abnormal adalah hutan yang tidak normal terkait growing stock, kelas umur,
distribusi batang, riap dan lain-lain, bisa melebihi atau biasanya kurang dari hutan
normal.

Sumber :

http://agriinfo.in/default.aspx?page=topic&superid=2&topicid=1604
Anonim. 2011. Hutan komunal. Diakses pada
https://id.m.wiktionary.org/wiki/hutan_komunal.html tanggal 14 September 2019 jam
20.22 WIB.
Anonim. 2012. Pembagian hutan dunia. Diakses pada
http://meilisa.blogspot.co.id/2012/05/pembagian-hutan-dunia-dan-hutan.html?m=1
tanggal 14 September 2019 jam 20.30 WIB.
Anonim. 2014. Hutan primer, hutan sekunder dan hutan klimaks. Diakses pada
http://rimbaceh.blogspot.co.id/2014/05/hutan-primer-sekunder-klimaks-hutan.html?m=1
tanggal 14 September 2019 jam 20.35 WIB.
Lamprecht, H. 1986. Waldbau in den Tropen. Verlag Paul Parey. Hamburg. 132 S.
Hardiwinoto, S., Sukirno, Adriana, Suginingsih, Budiadi, P. Suryanto, Widiyatno, M.S.
Sabarnurdin, dan G. Wibisono. 2011. Silvikultur. Bahan Ajar. Fakultas Kehutanan UGM.
Yogyakarta.
Republik Indonesia. 1990. UU 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya (UUKSDAH). Lembaran Negara RI Tahun 1990. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Republik Indonesia. 1999. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Lembaran Negara RI Tahun 1999. Sekretariat Negara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai