Dosen Pengampu :
Di susun oleh :
Kelompok 6
Rismayuni (160384205044)
Muzahar (160384205054)
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Bioteknologi Kelautan”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun kata.Penulis memohon maaf
dan juga bimbingan semua pihak semoga kedepannya menjadi lebih baik.
Dalam penulisan makalah ini, kami berharap semua pihak yang membaca dapat
menarik hikmah dan kebaikannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas apa yang dimaksud dengan
bioteknologi kelautan dan potensi apa saja yang tersimpan dalam laut Indonesia
yang bisa dimanfaatkan untuk mensejahterakan Indonesia dengan bantuan
Bioteknologi.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan bioteknologi kelautan.
2. Mengetahui tentang apa saya komponen dari bioteknologi kelautan
3. Mengetahui tentang potensi apa saja yang dimiliki laut Indonesia.
4. Mengetahui tentang apa saja produk yang dapat dihasilkan dengan
pemanfaatan bioteknologi kelautan
5. Mengetahui tentang bagaimana dampak yang dihasilkan dari bioteknologi
kelautan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1) Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras,
anggur, susu dsb.
6
2) Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau
penyusunan oleh agen hayati.
3) Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol,
enzim,
antibiotika, hormon, pengolahan limbah.
1) Input
Bahan kasar yang akan diolah atau dikembangkan dalam bidang
biteknologi kelauatan misalkan DNA, Gen, biota laut dan
mikroorganisme.
2) Proses
Mekanisme pengolahan agen hayati yang digunakan atau teknik pengolaha
agen hayati tersebut misalkan bioremediasi, kloning, dan lain-lain.
3) Out put
Berupa barang atau jasa yang dihasilkan melaui teknik pemanfaatan biota
laut misalkan gen hijau.
Sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia, yang sekitar tiga
perempat wilayahnya berupa laut (5,8 juta km2), ditaburi lebih dari 17.500 pulau,
dan dikelilingi oleh 81.000 km garis pantai (terpanjang kedua setelah Kanada),
Indonesia diberkahi oleh Allah swt dengan sumberdaya keanekaragaman hayati
laut terbesar di dunia. Keanekaragaman hayati ini meliputi keragaman genetik,
spesies, ekosistem, dan proses-proses eko-biologis, yang kesemuanya menjadi
titik awal dan dasar (bahan baku utama) dari industri bioteknologi kelautan.
7
Ekosistem pesisir dan lautan Indonesia menjadi habitat bagi lebih dari
4500 spesies ikan, 20% dari total luasan terumbu karang dunia, dan sekitar 600
spesies karang keras (hard corals) atau 75% dari jumlah total spesies karang keras
dunia terdapat di laut Indonesia. Fakta inilah yang meligitimasi Indonesia sebagai
pusat ‘segi tiga karang dunia’(the world’s coral triangle).
Lebih dari itu, wilayah pesisir Nusantara ini juga ditumbuhi oleh hutan
mangrove, padang lamun, dan hamparan rumput laut yang terluas dan tertinggi
keragaman hayati nya di bumi ini. Sediktnya 30 spesies Cetacean, mulai dari
paus biru sampai dolpin Irawady dapat ditemukan di perairan lautIndonesia. Dan,
6 spesies dari 7 spesies penyu laut yang ada di dunia juga berada di lautan kita.
Oleh sebab itu,Indonesia seharusnya menjadi bangsa nomor satu dalam hal
kemajuan dan manfaat dari bioteknologi kelautan
8
Gambar 2. spons Luffariella variabilis
b. Algae
Spirulina mengandung pycocyanin di dalam selnya. Bahan tersebut telah
diproduksi secara komersial oleh Dai Nippon Ink Co dengan merk
dagang ”Lina Blue”. Spirulina juga memiliki kandungan lengkap
vitamin dan mineral. Kandungan kalsiumnya tiga kali lebih tinggi
dibanding susu hewani, dan zat besinya tiga kali lebih besar dibanding
bayam (USDA, 2000).
Gambar 3. Spirulina
Spesies rumput laut seperti Eucheuma cottonii, Eucheuma spinosum,
Sargassum, dan Gracillaria verucossa yang hidup subur di perairan laut
Indonesia. Karaginan dalam rumput laut dapat digunakan untuk industri
9
yang menghasilkan bahan stabilisator, pengental, pembentuk, gel,
pengikat dan pencegah kristalisasi dalam industri makanan dan minuman,
dan juga untuk farmasi serta kosmetik. Agar-agar banyak digunkan untuk
industri farmasi, makanan, mikrobiologi untuk kultur bakteri; dan dalam
bidang industri kosmetik dipergunakan sebagai bahan dasar pembuatan
cream, sabun, salep dan lotion.
10
juga dalam pemanenannnya tidak membutuhkan alat berat (traktor)
seperti di darat, tanpa penyemaian benih, dan gas CO2 yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, dan panen yang terus-
menerusan.
Gambar 6. Tridemnum sp
d. Vertebrata Laut
- Tempurung kura-kura dan penyu diekstrak untuk obat luka dan tetanus.
11
- Ekstrak kuda laut untuk obat penenang atau obat tidur; dan sebagai obat
kuat semacam viagra.
- Empedu ikan buntal yang dahulu berbahaya/beracun dan dapat
membunuh manusia yang memakannya karena mengandung substansi
bioaktif tetrodotoksin. Kini sudah dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk
memperbaiki syaraf otak yang rusak dan sebagai zat anestesi bagi pasien
yang akan dioperasi.
12
Secara tradisional, teripang telah digunakan dalam pengobatan Cina
sejak ribuan tahun silam. Teripang sebagai obat, berkhasiat mengatasi
penyakit sirosisi hati, mioma dan segala penyakit yang menyebabkan
pengerasan dan pembengkakan organ tubuh.
Selain itu teripang berkhasiat membantu proses penyembuhan stroke,
asama, diabetes melitus, jantung koroner, hepatitis, psoriasis, asam urat, dan
radang sendi/osteoarthritis (Trubus, Juli 2006). Kandungan kolagen, MPS
(mucopolisacarida), EPA, dan DHA menjadi rahasia dibalik kesaktian
teripang dalam menyembuhkan penyakit-penyakit itu.
MPS dalam bentuk kondrintin sulfat mampu memulihkan sendi,
membangun tulang rawan dan memberikan pelendiran pada dinding sel.
Kadar EPA yang tinggi (sektitar 25,69 %) mempercepat perbaikan pada
jaringan yang rusak dan menghalangi pembentukan prostaglandin penyebab
radang tinggi. Kandungan DHA yang relatif tinggi juga sanggup
menurunkan trigliserida darah yang menyebabkan penyakit jantung. Faedah
kolagen yang terdapa pada ’timun laut” ini sanggup meningkatkan
regenerasi sel-sel mati akibat luka sehingga mempercepat proses
penyembuhan luka
f. Pemanfaaatan limbah
Limbah kulit Crustasea seperti udang, kepiting, rajungan dan lobster
menjadi khitin dan khitosan telah banyak digunakan dalam industri kertas,
tekstil, bahan perekat (adhesives), bahan pengkelat dan obat penyembuh
luka.
Jika selama ini limbah buangan kulit udang menjadi permasalahan
lingkungan, maka adanya industri khitin dan khitosan menjadi solusi
produktif yang bisa mentransformasi limbah menjadi bahan bermanfaat dan
harganya mahal (berkah). Dapat dibayangkan jika produksi udang nasional
mencapai 300.000 ton/th, maka limbah kulit udang yang dihasilkan
sebanyak 150.000 ton (50% massa udang) dapat dibuat menjadi khitin dan
khitosan, dengan harga rata-rata US$ 10/kg.
13
Salah satu terobosan (breakthrough) bioteknologi dalam pemanfaatan
limbah udang yang menjadi isu nasional pada awal tahun 2006 yaitu
ditemukannya pengganti formalin oleh khitosan dari limbah kulit udang.
Pasalnya, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menggunakan
formalin sejak tahun 1970-an sebagai bahan pengawet makanan; baik
produk perikanan dan pertanian terutama pada produk-produk tradisional
seperti bakso, tahu, ikan asin, mie, dan lainnya yang secara klinis dapat
mengakibatkan kanker karena bersifat karsinogenik.
Keunggulan khitosan dari bahan pengawet sintetis yang berbahaya
bagi tubuh dikarenakan khitosan bersifat bakterisidal dan mampu
membentuk tekstur makanan menjadi lebih baik. Sehingga, selain dapat
mengawetkan makanan, sekaligus juga mampu menjaga mutu produk yang
dinginkan. Oleh karena itu layak untuk dijadikan alternatif pengganti bahan
pengawet berbahaya.
14
2. Pengendalian Pencemaran (bioremediasi)
15
Gambar 10. Bioremediasi
16
Salah satu contoh dari komoditas udang, bahwa terdapat sekitar 1,2 juta
hektar lahan pesisir di Indonesia yang cocok untuk budidaya tambak udang
(Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap DKP 2004). Sementara tingkat
pemanfaatan lahan budidaya untuk tambak udang, bandeng dan komoditas
lainnya baru seluas lebih kurang 380 ribu ha dengan produktivitas rata-rata 600
kg udang/ha/tahun. Jika saja dibuka 0,5 juta ha lahan tambak udang (dengan
rata-rata 2 ton/ha/th), maka dihasilkan udang sebanyak 1 juta ton/tahun.
Dengan harga ekspor rata-rata 6 dollar AS/kg, maka dihasilkan devisa sebesar
6 miliar dollar AS. Sedangkan tenaga kerja yang dapat terserap untuk
memproduksi satu juta ton udang/tahun pada 0,5 juta ha lahan tambak yaitu
sekitar 3 juta orang. Pendapatan pembudidaya udang mencapai Rp 6
juta/ha/bulan.
Dengan mengusahakan 1 juta ha budidaya rumput laut (25% total potensi),
dapat diproduksi sekitar 20 juta ton rumput laut kering per tahun. Bila kita
ekspor 10 juta ton/tahun dengan harga sekarang US$ 1/kg, maka akan
diperoleh devisa sebesar US$ 10 milyar/tahun. Jumlah tenaga kerja yang
terserap mencapai 3,5 juta orang. Pendapatan pembudidaya rumput E. Cotonii
rata-rata mencapai Rp 3 juta/0,25 ha/bulan.
Contoh lainnya adalah bakteri laut, Pseudomonas aeruginosa, yang
genetiknya telah direkayasa dapat menghasilkan senyawa bioaktif surfactants
yang dapat membersihkan tumpahan minyak yang menempel pada batu dan
pasir pantai. Perlu dicatat, bahwa senyawa surfactants yang dihasilkan oleh
bakteri ini mempunyai sifat mudah terurai (biodegradable) dan tidak beracun
(non-tixic). Jenis surfactants lainnya, dengan nama dagang ‘emulsan’
dihasilkan oleh jenis bakteri laut Acinetobacter calcoaceticus. Emulsan sejak
awal 1990-an telah digunakan untuk membersihkan tangki-tangki penyimpan
minyak pada kapal tanker dan jenis kapal lainnya. Emulsan juga banyak
digunakan untuk meningkatkan hasil pengeboran dari sumur-sumur minyak tua
(enhanced oil recovery) dan pengendalian pencemaran. Apabila keampuhan
mikroorganisme laut itu dikombinasikan dengan makroalga laut, lamun
17
(seagrass), dan mangrove, niscaya teknik bioremediasi lingkungan akan
semakin efektif dan efisien.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
http://blogs.itb.ac.id/ratnaekaputri/2012/11/26/industri-bioteknologi-kelautan-
sebagai-mesin-pertumbuhan-ekonomi-baru-indonesia/ (diakses pada tanggal
7 Mei 2019)
http://rustadhieperikanan.blogspot.com/2011/11/hubungan-antara-bioteknologi-
kelautan.html (diakses pada tanggal 7 Mei 2019)
http://3m4vunkworld.blogspot.com/2010/06/makalah-bioteknologi-manfaat-
ekstrak.html (diakses pada tanggal 7 Mei 2019)
http://erwin-dwi-putra.blogspot.com/2009/05/bioteknologi-untuk-kejayaan-
perikanan.html (diakses pada tanggal 7 Mei 2019)
20