Anda di halaman 1dari 15

MODEL PAKEM ( PARTISIPASI, AKTIF,

KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN )


PUBLISHED SEPTEMBER 26, 2013 BY UTAMIREE310

A. Pendahuluan

PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (
student-centre learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan
(learning is fun), agar mereka termotivasi untuk erus belajar sendiri tanpa
diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. ( Rusman,
2010:321). Untuk itu, maka aspek learning is fun menjadi salah satu aspek
dalam pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk erus memotivasi anak
agar mereka mengadakan eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam
pembelajaran.
Di samping itu, PAKEM adalah penerjemahan dari pilar pendidikan yang di
canangkan oleh UNESCO:
1. Learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek
kognitif dalam pembelajaran
2. Learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengalaman
dan pelaksanaannya.
3. Learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian
dan kesesuaian dengan diri anak ( ini juga sesuai dengan konsep “ multiple
intelligent” dari Howard Gardner, dan
4. learning to life together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang
merupakan aspek kesosialan anak, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana
hidup toleransi dalam keberagamaan yang ada disekeliling siswa.

Tujuan PAKEM ini adalah terdapstnya perubahan paradigm di bidang


pendidikan, seperti yang dicanangkan oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di
Indonesia saat ini sudah harus beranjak dari:
(1) schooling menjadi learning,
(2) instructive menjadi facilitative,
(3) government role menjadi community role, dan
(4) centralistic menjadi decentralitic.
Dengan demikian, perubahan paradigm pendidikan saat ini berarti bukan
hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan formal seperti sekolah,
tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak. Hal ini juga senada dengan
konsep tripusat yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu:
(1) pendidikan di lembaga pendidikan (formal),
(2) pendidikan dilembaga masyarakat (nonformal), dan
(3) pendidikan di keluarga (informal).

Perubahan paradigm juga harus terjadi bahwa pada kondisi sekarang ini, peran
guru harus menjadi seorang fasilitator yang dapat membantu siswanya dalam
belajar dan bukan sebaliknya hanya sebagai pemberi informasi; belajar bukan
hanya sekedar menyampaikan materi saja tanpa mengetahui apakah materi
yang disampaikan itu sudah bias dipahami oleh siswa atau belum. Perubahan
paradigm juga berkenaan dengan pengambilan keputusan.

B. Pengertian PAKEM

PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam


bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (Rusman, 2010:322).
Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya
berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari dari
kurikulum yang sudah dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas guru
dan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan
menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks (Rusman,
2010;323), yaitu “ pembaruan dalam harus dimulai dari bagaimana anak
belajar, dan bagaimana guru mengajar, bukan dari ketentuan hasil.”

Guru harus mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika siswa
belum dapat membentuk kompetensi dasar dan standar kompetensi
berdasarkan interaksi yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena
itu, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran partisipatif, aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan supaya kompetensi dasar dan standar
kompetensi yang telah di rancang dapat tercapai. Guru juga harus ditutut agar
melakukan inovasi dalam segala hal yang berkaitan dengan kompetensi yang
disandangnya seperti inovasi dalam pembelajaran.
Untuk itu guru juga dituntut harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai
jenis-jenis belajar ( multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang
kondusif, baik eksternal maupun internal. Dalam model PAKEM menurut
(Rusman, 2010;323); guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan
pembelajaran yang dapat ,elibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat
menciptakan membuat karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya
dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.

1. Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam


kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembe pembelajaranlajaran ini
menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan ( childcentre/student
centre) bukan pada dominasi guru dalamn materi pelajaran (teacher centre).
Jadi pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru
berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di
luar kelas.

2. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak


melibatkan aktivitas siswa dalam mengases berbagai informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat
meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai
fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of
kearning) kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa terlibat secara aktif dan
berperan dalam proses pembelajaran, sedamngkan guru lebih banyak
memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya
proses pembelajaran.

3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan
guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan
strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan
pemecahan masalah.
Pembelajaran kreaktif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik
dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakuakan suatu
tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni
menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau
memperbaiki sesuatu.
Berpikir kritis harus dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa
terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya, berpikir kreatif
memiliki empat tahapan sebagi berikut ( Mulyasa, 2006: 192), yaitu:

a. Tahapan pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk


diuji.
b. Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan
hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis
tersebut rasional.
c. Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan
bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional
d. Tahap keempat; verifkasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan
sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan
sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan
mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.

4. Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman


baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka
ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan
melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar
bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul
kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka
merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa
harus didorong untuk menafsirkan informasi yang di sajikan oleh guru sampai
informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanaannya perlu
proses penukaran pikiran, diskusi, dan perdebatan dalam rangka pencapaian
pemahaman yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.

Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan lingkungan belajar yang
memadai/kondusif. Oleh karena itu guru harus mampu mengelola siswa,
mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan
mengelola sumber-sumber belajar. Menciptakan kelas yang efektif dengan
peningkatan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa dilakukan secara
parsial,melainkan harus menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.

Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur sebagai


berikut:

(1) melakukan appersepsi ,


(2) melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok dan
kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan varuiasi metode,
(3) melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam
pembentukan kompetensi siswa dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa,
(4) melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen
belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.

Untuk melakukan pembelajaran yang efektif , guru harus memerhatikan


beberapa hal, sebagai berikut:
(1) pengelolaan tempat belajar,
(2) pengelolaan siswa,
(3) pengelolaan kegiatan pembelajaran,
(4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan
(5) pengelolaan media dan sumber belajar.

5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses
pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru
dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan ( not under pressure) (
Mulyasa, 2006:194). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah
adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan
dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya.
Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban,
baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus


mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat,
serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa
secara optimal.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman,
komunikasi, interaksi, dan refkeksi. Apabila dalam suatu pembelajaran
terdapat empat aspek tesebut, maka pembelajaran PAKEM terpenuhi.

a. Pengalaman

Aspek pengalaman ini siswa di ajarkan dapat belajar mandiri. Di dalamnya


terdapat banyak cara untuk penerapannya antara lain seperti eksperimen,
pengamatan, penyelidikan , dan wawancara. Aspek pengalaman ini siswa
belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui pengalaman langsung.

b. Komunikasi

Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk,


mengemukakan pendapat, peresentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja.
Kegiatan ini siswa dapat mengungkapakan gagasan, dapat mengkonsolidasi
pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan orang lain, dan
membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.

c. Interaksi

Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya jawab, dan
saling melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna
yang diperbuat oleh siswa-siswa berpeluang untuk terkorelasi dan makna yang
terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar
meningkat.

d. Refleksi

Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah
diperbuat/dipikirkan oleh siswa selama mereka belajar. Hal ini dilakukan
supaya terdapatnya perbaikan gagasan/makna yangbtelah dikeluarkan oleh
siswa dan agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini siswa diharapkan
juga dapat menciptakan gagasan-gagasan baru.

Dari hasil uraian model PAKEM khususnya guru, diharapkan dapat


menghasilkan pembelajaran yang berkualitas/bermutu dan menghasilkan
perubahan yang signifikan, seperti dalam peran guru di kelas, perlakuan
terhadap siswa, pertanyaan, latihan, interaksi, pengelolaan kelas serta
menjadikan guru menjadi inovatif.
Model-model pembelajaran yang mendukung pembelajaran PAKEM menurut
Udin S.Saud ( Rusman, 2010:329) antara lain:
1. Pembelajaran kuantum
2. Pembelajaran berbasis kompetensi
3. Pembelajaran kontekstual
1. Pengertian Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM)

Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang


mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian
demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik
berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24).
Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara
bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana
belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses
belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki
dan mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).

Sedangkan menurut Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah


suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Gagne dan
Briggs (1979:3). mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal. Sedanghkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2003
Tentang SISDIKNAS Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa
pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh
antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses
pembelajaran oleh peserta didik (student of learning), dan bukan
pengajaran oleh guru (teacher of teaching) (Suryosubroto, 1997: 34).
Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang
lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi
dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi
juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif,
tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak
belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya
(Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran
juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta
didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar
peserta didik.Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik
tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia ibarat
jantung dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung
menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula. Demikian pula
sebaliknya.
Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik.
Sebagian besar siswa belum mampu menggapai potensi ideal/optimal yang
dimilikinya. Oleh karena itu, perlu ada perubahan proses pembelajaran dari
kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran yang saat ini
dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat
dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar
mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun
tetap menyenangkan. Apa itu PAKEM atau PAIKEM? PAKEM adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
atau PAIKEM dari Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM).
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran
tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat
penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu
menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil
belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
 Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
 Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai
sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi siswa.
 Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
 Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
 Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

2. Bagaimana Pelaksanaan PAKEM?


Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan
kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut.
Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru
yang besesuaian.

Guru merencang dan Guru melaksanakan KBM


mengelola KBM yang dengan kegiatan yang
mendorong siswauntuk beragam, misalnya:
berperan aktif dalam Percobaan
pembelajaran  Diskusi kelompok
 Memecahkan masalah
 Mencari informasi
 Menulis laporan/puisi/cerita
 Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat Sesuai mata pelajaran guru
bantu dan sumber belajar menggunakan misalnya:
yang beragam  Alat yang tersedia/dibuat sendiri
 Gambar
 Studi Kasus
 Nara Sumber
 Lingkungan
Guru memberikan Siswa:
kesempatan kepada siswa  Melakukan percobaan,
untuk mengembangkan pengamatan atau wawancara
keterampilan  Mengumpulkan data atau
jawaban dan mengolahnya
sendiri
 Menarik kesimpulan
 Memecahkan masalah atau
mencari rumus sendiri
 Menulis laporan/hasil karya
lain dengan kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan Melalui:
kepada siswa untuk
 Diskusi
mengemukakan gagasan
 Lebih banyak pertanyaan
secara lisan atau tulisan terbuka
 Hasil karya yang merupakan
pemikiran anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan  Siswa dikelompok sesuai
dan kegiatan belajar dengan dengan kemampuan (untuk
kemampuan siswa tugas/kegiatan tertentu)
 Bahan belajar disesuaikan
dengan kemampuan kelompok
tersebut
 Tugas perbaikan atau
pengayaan diberikan
Guru mengkaitkan KBM
 Siswa menceritakan atau
dengan pengalaman siswa memanfaatkan pengalaman
sehari-hari sendiri
 Siswa menerapkan hal yang
dipelajari dalam kegiatan
sehari-hari
Menilai KBM dan kemajuan ü Guru memantau kerja siswa
siswa secara terus menerusü Guru memberikan umpan balik

3. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM,


PAIKEM

Apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?


a) Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak
desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau
anak bukan Indonesia – selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat
itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah
satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua
sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan
dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan
pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk
melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur
seperti yang dimaksud

b) Mengenal anak secara perorangan


Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas
tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.

c) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar


Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan
atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu,
anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya
berkembang.
d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut
memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh
karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan
sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang
terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika
…” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”,
yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

e) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik


Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam
PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi
ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan
inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang
kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan
baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan
ketika membahas suatu masalah.

f) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar


Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media
belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang
dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat
mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh
indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

g) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar


Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.
Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu
bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan
agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada
hanya sekedar angka.

h) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental


Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur
berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut
bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan
daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain,
dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat
berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik
yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya
rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’
PENGERTIAN PAKEM
Memahami hakikat PAKEM
1. Pengertian
PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik
mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap,
dan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. PAKEM diatur
dalam UU Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 4 dan Pasal 40 dan PP No.19 Tahun
2005 , Pasal 19
2. Peran guru dan siswa dalam PAKEM
Actor utama dalam PAKEM adala guru dan siswa . keduanya harus dalam
interaksi yang dinamis dan kontekstual. Guru dan siswa harus sama-sama
aktif dan kreatif sehingga pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan.
3. proses pelaksanaan PAKEM
Dalam pelaksanaan PAKEM ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. memahami sifat yang dimiliki anak
b. mengenal anak secara perseorangan
c. memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
d. mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
e. mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
f. memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g. memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
h. membedakan aktif fisik dan aktif mental

4. Kriteria penilaian yang sesuai PAKEM


Berikut adalah criteria penilaian yang sesuai konsep PAKEM, yaitu :
a. Penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh
guru
b. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secra lisan, tertulis, dan perbuatan
c. Rangkaian penilaian dilakukan oleh guru

5. Tujuan penilaian pembelajaran model PAKEM


a. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
b. Memetukan kebutuhan belajar
c. Membantu dan mendorong siswa
d. Membantu dan mendorong guru agar lebih baik dalam mengajar
e. Menentukan strategi pembelajaran
f. Akuntabilitas lembaga
g. Meningkatkan kualitas pendidikan
6. Merancang dan melaksanakan penilaian PAKEM
Untuk merancang dan melaksanakan penilaian PAKEM harus berdasarkan
dua hal . Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang
pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan dan metode
yang dilaksanakan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan
pendekatan PAKEM penilaian dirancang sebagaimana dengan penilaian
otentik.
7. Lingkungan belajar dalam PAKEM
Menurut saroni (2006) lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan
ini mencakup dua hal utama, yaitu: Lingkungan fisik dan Lingkungan sosial
PAKEM membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang
mendukung tercapainya tujuannya. Penataan ruang kelas yang menarik
,merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Berdasarkan uraian
tersebut bahwa lingkungan belajar yang dapat memacu belajar siswa meliputi
: Lingkungan sekeliling siswa, pajangan karya siswa, pengelolaan alat dan
sumber belajar, pengaturan tempat duduk, sudut baca, dan program sarapan
pagi.

SUMBER : Jamal Ma’mur Asmani.2012. 7 TIPS APLIKASI PAKEM.Diva Press

Anda mungkin juga menyukai