Anda di halaman 1dari 7

GALVANISASI ( Pelapisan Logam )

Galvanization (atau galvanisasi) adalah proses penerapan protective zinc coating pada baja atau besi,
untuk mencegah berkarat. Istilah ini berasal dari nama ilmuwan Italia Luigi Galvani. Meskipun
galvanisasi dapat dilakukan dengan elektrokimia dan proses elektrodeposisi, metode yang paling umum
digunakan saat ini adalah hot-dip galvanisasi, bahan baja di rendam didalam bak zinc cair (molten zinc).
Sedangkan disini lebih dikenal dua teknik dasar dalam pelapisan anti-karat pada besi yaitu Galvanis atau
Galvanized atau Galvalume. Untuk Galvalum finishingnya terdiri dari: 55% unsur coatingnya adalah
aluminium, 43,5% adalah unsur seng/zink dan 1,5% unsur silikon. Teknik Kedua disebut Zincalume.
Zincalume pelapisannya terdiri dari: 98% unsur coatingnya adalah seng/zinc dan 2% adalah unsur
alumunium. Zincalume sering dipakai untuk pelapisan besi atau baja ringan dengan berat perbatangnya
kurang dari 5kg.

Secara kasat mata apa beda antara galvanis dan zincalume? Galvanis dapat dikenali dengan warnanya
yang silver atau bronze namun tidak mengkilat atau doff. Warna ini disebut juga dull silver. Sedangkan
zincalume karena kandungan zinc-nya tinggi, maka akan berwarna silver mengkilat atau glossy silver.
Meski tentunya tingkat kilapnya masih dibawah stainless steel.

Galvanis punya tingkat ketebalan beragam. Mulai dari 1 micron (seperseribu milimeter) sampai 9 micron
bahkan lebih. Untuk ketebalan 1 micron biasanya produsen memberi jaminan 3 tahun anti karat (3years
rustfree) dan untuk ketebalan 7 micron produsen bisa memberi jaminan hingga 30 tahun. Sedang proses
galvanis ada dua macam. Pertama adalah electro-plating atau UCP Galvanis. Proses ini dengan cara
memberi aliran listrik dalam kolam galvanis. Sehingga partikel galvanis menempel pada besi sampai
ketebalan yang diinginkan.

Sedang proses kedua adalah hot-dip galvanis (hot dipped galvanized), yaitu dengan mencelupkan besi ke
dalam kolam galvanis panas. Semakin sering dicelup semakin tebal lapisan galvanisnya. Selain pelapisan
logam, untuk proses antikarat dikenal juga pengecatan dengan cat zinc chromate. Cat zincromat dipakai
pada industri kapal dan konstruksi yang bersentuhan dengan air. Ketahanan zincromat dengan 2 kali
aplikasi bisa sampai 2 tahun

Galvanic Corrosion

Dalam pencegahan korosi, digunakan juga konsep galvani ini yang disebut dengan Galvanic corrosion.
Galvanic corrosion terjadi ketika dua buah logam yang dihubungan secara fisik akan mengalami korosi,
tetapi korosi hanya akan terjadi pada salah satu logam saja. Galvanic corrosion terjadi akibat adanya
perbedaan galvani series, hal tersebut mengakibatkan hanya logam yang lebih mudah terkorosi saja yang
akan terkorosi. Semakin inert suatu logam maka akan semakin susah terkorosi. Hal tersebut mirip dengan
galvani sel dimana salah satu logam (misal Zn pada proses galvani Zn dan Cu) akan berkurang massanya
akibat elektron terlepas dari logam tersebut. Salah satu contoh galvani corrosion adalah adalah baja yang
dikelilingi oleh magnesium. Akibat perbedaan galvani series yang cukup besar, magnesium menjadi
terkorosi, sedangkan inti baja tidak terkorosi sama sekali.

Galvanisasi adalah proses pelapisan logam dengan logam lain yang lebih mudah terkorosi, hal tersebut
dimaksudkan untuk melindungi logam bagian dalam dari korosi, baik terlindungi secara posisi juga secara
kimia. Galvanisasi juga bermaksud untuk membentuk logam yang mudah terkorosi tersebut menjadi
‘anoda korban’, yaitu anoda yang sengaja dikorbankan terkorosi.
Pada umumnya, pelapisan besi atau baja menggunakan zinc atau seng. Hal tersebut dikarenakan zinc
lebih cepat terkorosi dibandingkan dengan besi atau baja, zinc juga lebih murah dan mudah ditemukan.
Bahan lain yang biasa digunakan sebagai pelapis adalah alumunium.

Proses pelapisan Hot Dip Galvanizing

Proses pencelupan logam, hot dip galvanizing.

Pelapisan secara Hot Dip Galvanizing (pelapisan secara celup panas) adalah suatu proses pelapisan
dimana logam pelapisnya dipanaskan terlebih dahulu hingga mencair, kemudian logam yang akan dilapisi
yang biasa disebut logam dasar dicelupkan ke dalam bak galvaniz yang telah berisi seng cair tadi,
sehingga dalam beberapa saat logam tersebut akan terlapisi oleh lapisan berupa lapisan paduan antara
logam pelapis (seng) dengan logam dasar dalam bentuk ikatan metalurgi yang kuat dan tersusun secara
berlapis-lapis yang disebut fasa. Pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing sering juga disebut
dengan proses pelapisan logam dengan logam lain yang lebih anodik sesuai dengan deret galvanik.

Proses pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dapat dibagi menjadi tiga tahap proses, yaitu:

Tahap persiapan (pre treatment)

Tahap persiapan berfungsi untuk menghilangkan asam atau basa yang merupakan bahan pengotor yang
menempel pada spesimen, hal ini dimaksudkan agar diperoleh kondisi permukaan yang bersih dan
diperoleh hasil lapisan yang baik. Proses pembersihan permukaan yang akan dilapisi dapat dilakukan
sesuai dengan jenis pengotor yang menempel pada permukaan spesimen, tetapi proses pembersihan ini
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Proses pembersihan secara Fisik (mekanik). Pembersihan secara fisik dapat berupa pengamplasan
dengan menggunakan mesin gerinda, yang meliputi menghaluskan permukaan yang tidak rata dan
penghilangan goresan-goresan serta beram-beram yang menempel pada permukaan spesimen.
2. Proses pembersihan secara kimiawi. Proses pembersihan secara kimiawi merupakan proses
pembersihan pengotor yang menempel pada permukaan spesimen dengan menggunakan bahan-
bahan kimia. Proses pembersihan ini meliputi:
1. Degreasing. Proses degreasing merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan
kotoran, minyak, lemak, cat dan kotoran padat lainnya yang menempel pada permukaan
spesimen. Proses pembersihan dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH (soda
kaustik) dengan konsentrasi 5% – 10% pada suhu 70oC – 90oC selama kurang lebih 10
menit.
2. Rinsing I. Proses rinsing I bertujuan untuk membersihkan soda kaustik pada proses
degreasing yang masih menempel pada permukaan spesimen dalam dengan
menggunakan air bersih pada temperatur kamar.
3. Pickling. Proses pickling bertujuan untuk menghilangkan karat yang melekat pada
permukaan spesimen dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl (asam klorida) atau
larutan H 2 SO 4 (asam sulfat) dengan konsentrasi 10% – 15% selama 15 – 20 menit.
4. Rinsing II. Proses rinsing II bertujuan untuk membersihkan larutan HCl atau H2SO4
yang menempel pada spesimen saat proses pickling dengan menggunakan air bersih pada
temperatur kamar.
5. Fluxing. Proses fluxing merupakan proses pelapisan awal dengan menggunakan Zinc
Amonium Cloride (ZAC) dengan konsentrasi 20% – 30% selama 5 – 8 menit. Proses
fluxing berlangsung pada temperatur 60oC – 80oC, hal ini dimaksudkan agar
perpindahan panas pada spesimen berlangsung secara perlahan dan bertahap sehingga
dapat menghindari terjadinya deformasi plastis yang dapat mengganggu proses pelekatan
seng pada benda kerja saat proses galvanizing berlangsung. Proses fluxing dilakukan
dengan tujuan:
1. Sebagai lapisan dasar untuk memperkuat lapisan seng pada saat dilakukan proses
pelapisan.
2. Sebagai katalisator reaksi terjadinya pelapisan Fe-Zn.
3. Untuk menghindari terjadinya proses oksidasi sebelum proses galvanizing
dilakukan.
6. Drying. Proses drying merupakan proses pengeringan dan pemanasan awal dengan
menggunakan gas panas yang suhunya kurang lebih 150oC, tujuannya untuk
menghilangkan cairan yang mungkin terdapat pada permukaan spesimen yang dapat
menyebabkan terjadinya ledakan uap saat proses galvanizing berlangsung.

Tahap pencelupan (galvanizing)

Spesimen yang telah mengalami tahap persiapan (pre treatment) dan telah bersih dari segala pengotor
kemudian langkah berikutnya yaitu dilakukan proses pencelupan (galvanizing). Selama proses
galvanizing berlangsung, cairan seng akan melapisi baja dengan membentuk lapisan baja seng kemudian
barulah terbentuk lapisan yang sepenuhnya berupa unsur seng pada permukaan terluar baja, larutan yang
digunakan minimal adalah 98 % murni unsur seng. Tahap pencelupan dilakukan selama kurang lebih 1,5
menit pada suhu 440oC – 460oC. Ketebalan lapisan seng pada pelapisan dengan metode Hot Dip
Galvanizing dipengaruhi oleh kondisi permukaan, lamanya pencelupan dantemperatur pencelupan.

Tahap pendinginan dan tahap akhir

1. Tahap pendinginan (quenching). Tahap pendinginan dilakukan dengan mencelupkan spesimen ke


dalam larutan sodium cromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu kamar ataupun dengan
menggunakan air. Proses ini bertujuan untuk mencegah terjadinya white rust.
2. Tahap akhir (??nishing). Bagian akhir dari proses pelapisan berupa menghaluskan permukaan
yang runcing yang disebabkan oleh cairan seng yang hendak menetes namun telah mengering
terlebih dahulu.

Perlindungan logam

Istilah galvanisasi merujuk kepada pelapisan baja dan besi dengan seng untuk mencegah korosi. Seng
merupakan logam yang relatif tahan karat pada kebanyakan kondisi lingkungan di mana besi dan baja
berada. Seng bekerja sebagai proteksi katodik yang melindungi baja, yang berarti walau logam galvanis
tergores hingga baja terekspos udara, baja tetap terlindung dari karat. Galvanisasi juga banyak digunakan
karena murah dan mudah perawatannya.
Pembuatan Logam Aluminium

Pembuatan Aluminium

Pembuatan Aluminium
Pada tahun 1825 Oersted memperoleh aluminium murni dengan cara mereduksi aluminium
klorida dengan amalgama kalrum merkurium :
AlCl3 (s) + 3K(Hg)x (l)¬ 3KCl (s) + Al(Hg) 3x (l)
Kemudian dengan destilasi merkurium dapat dipisahkan dan akhirnya diperoleh logam
aluminium.
Sejak tahun 1866 aluminium diperoleh dengan proses Hall-Heroult dan pada tahun 1980
produksi dunia melalui proses ini mencapai 107 ton. Pada proses ini aluminium diperoleh dengan
cara elektrolisis aluminium oksida yang dilarutkan dalam leburan klorit ( Na3AlF6 ). Bahan baku
bauksit, masih merupakan campuran aluminium oksida, besi (III) oksida dan silikat, karena itu
ada dua tahap dalam produksi aluminium yaitu tahap reaksi pemurnian untuk mendapatkan
aluminium murni dan tahap elektrolisis untuk mendapatkan aluminium

Tahap 1 : Reaksi pemurnian dengan basa NaOH :


Aluminium oksida yang terdapat dalam bahan baku bauksit bereaksi dengan NaOH menurut
reaksi :
Al2O3 (s) + 2 OH- (aq) + 3H2O (l) 2 [ Al(OH)4)]- (aqa)
SiO2 yang ada dalam bahan tersebut juga bereaksi dengan NaOH menurut reaksi :
SiO2 (s) + 2 OH- (aq) SiO32- (aq) + H2O (l)
Dengan mengalirkan gas CO2 , larutan Al(OH)4 akan bereaksi dan menghasilkan endapan
Al(OH)3 , kemudian dipisahkan dengan penyaringan :
Al(OH)4 (aq) + CO2 (g) Al(OH)3 (s) + CO32- (aq) + H+ (aq)
Al2O3 murni diperoleh dengan pemanasan aluminium hidroksida :
Al(OH)3 (s) Al2O3 (s) + 3 H2O (g)
Tahap 2 : Elektrolisis Al2O3 :
Sel elektrolisis dibuat dari baja yang dilapisi dengan grafit. Grafit ini berfungsi sebagai katoda
dan anoda dibuat dari carbón. Al2O3 dilarutkan dalam leburan krolit Na2AlF6 . Secara
sederhana reaksi dalam elektroda dapat ditulis sebagai berikut :
Katoda : AlF4- (aq) + 3 e Al (s) + 4 F- (aq) atau
2 Al3- (aq) + 6 e 3 Al (s)
Anoda : 2 AlOF54- (aq) + C CO2 (g) + AlF63- (aq) + AlF4- (aq) + 4 e atau
3 O2- (aq) + 3/2 CO2 (g) 3/2 CO2 (g) + 6 e
Secara sederhana reaksi keseluruhan dapat ditulis menjadi :
2 Al2O3 (s) + 3 C (s) 4 Al (s) + 3 CO 2 (g)
Logam aluminium banyak digunakan sebagai bahan untuk bangunan, industri, alat-alat rumah
tangga dan untuk melapisi logam lain agar tahan karat.
Sifat-sifat Aluminium
Aluminium adalah logam putih keperakan dan sangat ringan, memiliki daya hantar panas
maupun daya hantar listrik yang tinggi. Beberapa reaksi kimia aluminium :
Mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan panas reaksi yang tinggi :
2 Al + 3/2 O2 Al2O3 + 399 k.cal.
Sifat ini digunakan sebagai dasar untuk mereduksi beberapa sulfida dan oksida.
Bereaksi dengan asam menghasilkan gas hidrogen
2 Al (s) + 6 H+ (aq) 2 Al3+(aq) + 3 H2 (aq)
Bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali, menghasilkan gas H2. Reaksinya :
2 Al (s) + 2 OH- (aq) + 2 H2O (l) 2 AlO2- + 3 H2 (g)
Dengan udara, logam ini membentuk lapisan yang oksida yang kuat pada permukaannya yang
dapat melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut

Aluminium terdapat melimpah dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6 %. Dengan kelimpahan
sebesar itu, aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon, serta
merupakan unsur logam yang paling melimpah. Namun, Aluminium tetap merupakan logam
yang mahal karena pengolahannya sukar. Mineral aluminium yang bernilai ekonomis adalah
bauksit yang merupakan satu-satunya sumber aluminium. Kriloit digunakan pada peleburan
aluminium, sedang tanah liat banyak digunakan untuk membuat batu bata, keramik. Di
Indonesia, bauksit banyak ditemukan di pulau Bintan dan di tayan (Kalimantan Barat).
Pengolahan Alumininum

Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M. Hall di Amerika
Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan bauksit meliputi 2 tahap :
1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis

Pemurnian bauksit melalui cara :


a. Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk NaCl(OH)4.
b. Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan mengalirkan gas
CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
c. Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak berair.
Bijih –bijih Aluminium yang utama antara lain:
• bauksit
• mika
• tanah liat
Peleburan Alumina

Beberapa nijih Al yang utama :


1. Bauksit (Al2O3. 2H2O)
2. Mika (K-Mg-Al-Slilkat)
3. Tanah liat (Al2Si2O7.2H2O) 1. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)

Penggunaan Aluminium

Beberapa penggunaan aluminium antara lain:


1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.
2. untuk membuat badan pesawat terbang.
3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.
6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida,
digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.

1. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
2. Alumina (Al2O3)
Alumin adiedakan atas alfa0allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina diperoleh dari
pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina digunakan untuk pembuatan aluminium,
untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri gelas.
2. Proses terbentuknya timah:
SnO2 (s) +2C(s) Sn(l) +2CO(g)

Penggunaan Timah
1. Untuk membuat kaleng (tim plate) berbagai macam produk.
2. Melapisi kaleng yang tebuat dari besi yang akan melindungi besi dari perkaratan.
3. Membuat logam campur, misalnya perunggu (paduan timah, tembaga, seng) dan solder
(paduan timah dan timbal)

Mineral timbale
galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Anglesite, cerussite, dan minim adalah mineral-
mineral timbal yang lazim ditemukan.

Kegunaan timbale
Logam ini sangat efektif sebagai penyerap suara. Ia digunakan sebagai tameng radiasi di
sekeliling peralatan sinar-x dan reaktor nuklir. Juga digunakan sebagai penyerap getaran.
Senyawa-senyawa timbal seperti timbal putih, karbonat, timbal putih yang tersublimasi, chrome
yellow (krom kuning) digunakan secara ekstensif dalam cat. Tetapi beberapa tahun terakhir,
penggunaan timbal dalam cat telah diperketat untuk mencegah bahaya bagi manusia.

Kelimpahan timbal :
PbS kadang-kadang tercampur dengan sulfida dari tembaga, Zn, dan Antimon. Sebagian besar
ditemukan di Inggris, Amerika, Meksiko., Australia dan Burma. Timbal ditemukan sebagai
anglesit (PbSO4) atau lanarkit (PbO.PbSO4) atau cerrusit (PbCO3).

v Sifat Fisik :
§ Logam lunak dengan warna ciri khas timbal.
§ Titik leleh 327oC.
§ Logam berat karena memiliki densitas tinggi.
§ Logam mengkilat ketika baru dipotong. Jika kontak dengan udara berwarna buram, karena
terjadi pembentukan PbO atau PbCO3.

v Senyawa Pb :
Timbal monoksida (PbO) dibuat dengan pemanasan timbal dalam udara temperatur tinggi.
Reaksi :
2Pb + O2 → PbO
PbO dapat bereaksi dengan alkali membentuk plumbittest :
PbO + 2NaOH → Na2PbO2
v Kegunaan :
o Pipa air.
o Bungkus kabel.
o Akumulator timbal.
o Bingkai kaca
o Peluru timbal
o Bilik timbal dalam pembuatan H2SO4.
o Digunakan dalam alloy logam.
o Campuran bahan atap.
o Lempengannya dipakai sebagai bahan radioaktif, karena memiliki kemampuan yang sangat
tinggi dalam menahan sinar X.
o Dalam industri cat
PbCrO4 (kuning) jalan atau bahan plastik.
PbMoO4 (merah orange).
PbO (kuning kenari).
2PbCO3.Pb(OH)2 (putih).
PbO4 (moni) untuk menghambat terjadi korosi dan sebagai cat dasar.
o Dalam industri keramik (PbSiO5 sebagai pelapis glasrr).
o Dalam bensin TEL (Tetra Etil Lead) atau (C2H4)4Pb sebagai bahan anti letupan.

Anda mungkin juga menyukai