Anda di halaman 1dari 9

 Pelapisan secara Hot Dip Galvanizing (pelapisan secara celup panas)

 Adalah suatu proses pelapisan dimana logam pelapisnya dipanaskan terlebih dahulu
hingga mencair, kemudian logam yang akan dilapisi yang biasa disebut logam dasar
dicelupkan ke dalam bak galvaniz yang telah berisi seng cair tadi, sehingga dalam
beberapa saat logam tersebut akan terlapisi oleh lapisan berupa lapisan paduan
antara logam pelapis (seng) dengan logam dasar dalam bentuk ikatan metalurgi yang
kuat dan tersusun secara berlapis-lapis yang disebut fasa.
 Proses pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dapat dibagi menjadi tiga
tahap proses, yaitu:
1. Tahap persiapan (pre treatment)
Tahap persiapan berfungsi untuk menghilangkan asam atau basa yang merupakan
bahan pengotor yang menempel pada spesimen, hal ini dimaksudkan agar diperoleh
kondisi permukaan yang bersih dan diperoleh hasil lapisan yang baik. Proses
pembersihan permukaan yang akan dilapisi dapat dilakukan sesuai dengan jenis
pengotor yang menempel pada permukaan spesimen, namun proses pembersihan ini
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
 Proses pembersihan secara fisik (mekanik)
Pembersihan secara fisik dapat berupa pengamplasan dengan menggunakan
mesin gerinda, yang meliputi menghaluskan permukaan yang tidak rata dan
penghilangan goresan-goresan serta beram-beram yang menempel pada
permukaan spesimen.
 Proses pembersihan secara kimiawi
Proses pembersihan secara kimiawi merupakan proses pembersihan pengotor
yang menempel pada permukaan spesimen dengan menggunakan bahan-bahan
kimia. Proses pembersihan ini meliputi:

 Proses pembersihan ini meliputi:


1) Degreasing
Proses degreasing merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran,
minyak, lemak, cat dan kotoran padat lainnya yang menempel pada permukaan
spesimen. Proses pembersihan dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH (soda
kaustik) dengan konsentrasi 5% – 10% pada suhu 70oC – 90oC selama kurang lebih
10 menit.
2) Rinsing I
Proses rinsing I bertujuan untuk membersihkan soda kaustik pada proses degreasing
yang masih menempel pada permukaan spesimen dalam dengan menggunakan air
bersih pada temperatur kamar.
3) Pickling
Proses pickling bertujuan untuk menghilangkan karat yang melekat pada permukaan
spesimen dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl (asam klorida) atau larutan
H 2 SO 4 (asam sulfat) dengan konsentrasi 10% – 15% selama 15 – 20 menit.
4) Rinsing II
Proses rinsing II bertujuan untuk membersihkan larutan HCl atau H2SO4 yang
menempel pada spesimen saat proses pickling dengan menggunakan air bersih pada
temperatur kamar.
5) Fluxing
Proses fluxing merupakan proses pelapisan awal dengan menggunakan Zinc
Amonium Cloride (ZAC) dengan konsentrasi 20% – 30% selama 5 – 8 menit. Proses
fluxing dilakukan dengan tujuan:
Proses fluxing dilakukan dengan tujuan:
a) Sebagai lapisan dasar untuk memperkuat lapisan seng pada saat dilakukan
proses pelapisan.
b) Sebagai katalisator reaksi terjadinya pelapisan Fe-Zn.
c) Untuk menghindari terjadinya proses oksidasi sebelum proses galvanizing
dilakukan.
Proses fluxing berlangsung pada temperatur 60oC – 80oC, hal ini dimaksudkan
agar perpindahan panas pada spesimen berlangsung secara perlahan dan
bertahap sehingga dapat menghindari terjadinya deformasi
plastis yang dapat mengganggu proses pelekatan seng pada benda kerja saat
proses galvanizing berlangsung.

6) Drying
Proses drying merupakan proses pengeringan dan pemanasan awal dengan
menggunakan gas panas yang suhunya kurang lebih 150oC, tujuannya untuk
menghilangkan cairan yang mungkin terdapat pada permukaan spesimen yang dapat
menyebabkan terjadinya ledakan uap saat proses galvanizing berlangsung.
2. Tahap pencelupan (galvanizing)
Spesimen yang telah mengalami tahap persiapan (pre treatment) dan telah bersih
dari segala pengotor kemudian langkah berikutnya yaitu dilakukan proses
pencelupan (galvanizing). Selama proses galvanizing berlangsung, cairan seng akan
melapisi baja dengan membentuk lapisan baja seng kemudian barulah terbentuk
lapisan yang sepenuhnya berupa unsur seng pada permukaan terluar baja, larutan
yang digunakan minimal adalah 98 % murni unsur seng. Tahap pencelupan
dilakukan selama kurang lebih 1,5 menit pada suhu 440oC – 460oC. Ketebalan
lapisan seng pada pelapisan dengan metode Hot Dip Galvanizing dipengaruhi oleh
kondisi permukaan, lamanya pencelupan dantemperatur pencelupan.
3. Tahap pendinginan dan tahap akhir
 Tahap pendinginan (quenching)
Tahap pendinginan dilakukan dengan mencelupkan spesimen ke dalam larutan
sodium cromate dengan konsentrasi 0,015% pada suhu kamar ataupun dengan
menggunakan air. Proses ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya white rust.
 Tahap akhir (finishing)
Bagian akhir dari proses pelapisan berupa menghaluskan permukaan yang
runcing yang disebabkan oleh cairan seng yang hendak menetes namun telah
mengering terlebih dahulu.
 JENIS – JENIS TEKNIK PELAPISAN LOGAM DI INDUSTRI
Pengertian dan Tujuan Teknik Pelapisan Logam
• Pelapisan
adalah proses mendepositkan suatu zat atau material ke permukaan subtrat (material
yang akan dilapisi) dengan tujuan melindungi material berkontak langsung dengan
lingkungan (ketahanan korosi), memperindah permukaan dan mendapatkan sifat
mekanik permukaan seperti kekerasan dan ketahanan aus.

Jenis- Jenis Teknik Pelapisan


a) Pelapisan dengan cat cair atau cat serbuk
b) Pelapisan dengan nikel
c) Pelapisan dengan timah
d) Pelapisan dengan plastik
e) Pelapisan dengan karet
f) Pelapisan dengan cara celup panas

 Pelapisan dengan cat cair atau cat serbuk (POWDER COATING)


 Adalah Suatu proses pelapisan logam/benda kerja yang melapisi logam dengan cara
menaburkan serbuk pelapisan diatas benda yang dipanaskan sehingga serbuk cat
tersebut mencair dan menempel pada benda yang akan di lapisi.
 Powder Coating umumnya dipakai untuk melapisi permukaan logam seperti besi dan
aluminium.
 Untuk mencapai daya rekat yang maksimal maka sebelum dilakukan pengecatan,
bahan yang akan dicat dibersihkan dan diberikan perlakuan tertentu ( pre-treatment ).
Agar cat yang tadinya berupa powder atau serbuk bisa merekat dengan sempurna
maka harus melalui oven dengan suhu 160 - 220 C°.
 Terdapat 2 (dua) teknik pengecatan kering atau powder coating:
a) Pencelupan;
Benda yang akan di lapisi dicelupkan kedalam bak yang berisi powder coating
yang telah diberi muatan elektrostatik.
b) Penyemprotan;
Powder coating yang telah diberi muatan elektrostatik tersebut di semprotkan
kepada objek yang akan dilapisi.
 Terdapat 2 (dua) jenis powder coating yang tersedia untuk melapisi permukaan suatu
benda kerja:
1. Thermo Plastic;
Material powder ini akan mengalami pencairan jika benda kerja mendapat
perlakuan panas.
2. Thermosetting;
Merupakan bahan yang kuat dan tidak akan mencair kembali walaupun benda
kerja mendapat perlakuan panas

 Kelebihan Powder Coating


1. Serbuk pelapis cat dapat menghasilkan lapisan lebih tebal dari pada lapisan cair
konvensional
2. Serbuk Pelapisan overspray dapat didaur ulang dan oleh karena itu mungkin untuk
mencapai hampir 100% dari penggunaan lapisan.
3. Pelapisan powder coating menghasilkan limbah yang kurang berbahaya
dibandigkan pelapisan menggunakan cat cair konvensional.
4. Modal peralatan dan biaya operasional untuk powder coating umumnya lebih
rendah dibandingkan menggunakan cat cair konvensional.
5. Benda kerja yang dilapisi dengan serbuk cat powder coating umumnyamemiliki
penampilan sedikit berbeda antara permukaan horisontal dan vertikal
dibandingakan benda kerja dilapisi cat cairan.
6. Berbagai efek khusus yang dapat mudah ditambahkan
denganmenggunakan pelapisan powder coating , yang sulit didapat dengan proses
pelapisan lainnya.

 Pada dasarnya terdapat 3 kontrol utama pada spray gun


 Pengatur volume bahan finishing
Kontrol ini berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya jumlah bahan yang keluar
dalam sekali tekan/semprot. Sebenarnya knop ini
mengatur jarak lubang nozzle dengan jarum nozzle ketika pelatuk spray gunditekan.
Jarak tersebut yang membuat udara bertekanan menarik bahanFinishing keluar.
 Pengatur volume jumlah udara keluar
Biasanya terletak di samping spray gun dan berfungsi untukmengatur jumlah udara
yang keluar dalam sekali tekanan pelatuk. Udara bertekanan tersebut akan keluar
melalui lubang di ujung spraygun dan segera bercampur dengan bahan finishing
menjadi partikelyang kecil (atomized). Arah dan ukuran bahan yang bercampur
udara tadi diatur oleh lubang angin di ujung spray gun (Air Horn). Knop
ini pula yang mengatur lebar dan arah semprotan. Dasar pengaturannya sama
dengan Pengatur Bahan Finishing.

• Pengatur tekanan udara


Ini adalah kontrol terakhir yang di gunakan untuk mengatursemprotan finishing.
Kontrol ini mengatur besar kecilnya tekanan udarayang masuk melalui spray gun.
Semakin kecil tekanan yang akandigunakan, semakin besar 'pattern' bahan yang
tercapai

 Aplikasi Powder Coating


 Powder coating umumnya diaplikasikan untuk komponen elektronik,furniture dan
pada industri otomotive misalnya untuk melapisi cat body, velg,handle, block mesin
mobil. Untuk sepeda motor meliputi velg, blok mesin(cover cvt, shock, rem dick,
stang, intake, knalpot, handle rem, tangki bensin,rangka ) serta bahan lain yang
terbuat dari besi dan alumunium

 Proses Powder Coating


1. Proses Awal.
a. Degreasing
Di dalam tangki ini berisi asam sulfat (H2SO4). Tujuan pemakaian asam sulfat ini
adalah untuk membersihkan atau menghilangkan kotoran yang terdapat di sekitar
permukaan aluminium. Profil dimasukkan ke dalam tangki ini selama 10 – 15
menit dengan suhu yang digunakan yaitu pada suhu kamar.
b. Rinsing
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan asam sulfat yang tersisa sertasisa
kotoran yang masih menempel di aluminium tersebut.
c. Desmuting
Proses ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan aluminium dan
membersihkan kotoran yang masih tertinggal pada permukaan aluminium
ekstruksi. Bahan yang digunakan adalah soda api (NaOH). Dimana profil ini akan
dimasukkan ke dalam tangki selama 10 – 15 menit pada suhukamar.
d. Rinsing
Profil dibilas untuk menghilangkan kotoran serta sisa kontaminasi maupun sisa
soda api yang masih melekat pada profil aluminium.

2. Proses Pengolahan Utama


a. Chromating
Cromating adalah pemeliharaan logam dengan larutan asam atau alkalin dan
heksavalensi chromium untuk memproduksi lapisan yang
sebagian besar terdiri dari chromium. Chromium dimasukkan ke dalam tangki
kromating dari lapisan cromat di permukaan aluminium ekstruksi untuk
mendapatkan gaya adhesi yang bagus untuk coating berikutnya dan coatingyang
halus.
Cromating yang sempurna dapat dicapai jika permukaan benar
benar bersih. Waktu pemasukkan yang dilakukan adalah 1– 2 menit. Apabila
kadar dari cromat kurang maka waktu yang digunakan untuk perendaman juga
akan bertambah
b. Rinsing
Rinsing dilakukan sebanyak dua kali yang bertujuan untuk menghilangkan
kotoran dan kontaminasi yang masih tertinggal pada aluminium. Pada rinsing
yang kedua kali ini tangki berisi air demineralisasi sebanyak dua kali yang
fungsinya untuk memastikan agar tidak ada residu yang tertinggal sebelum proses
pengeringan dilakukan
c. Drying Pada tahap ini,
 profil Aluminium yang telah dibilas dengan oven pada suhu 80oC selama 25
menit. Pengeringan ini dilakukan
agar profil Aluminium bebas dari air. Air yang masih menempel pada profil
Aluminium dapat membentuk gumpalan pada proses coating
Proses Pengolahan Akhir
a. Coating
merupakan proses pengecatan berlangsung di ruangan tertutup yang memiliki
kipas pembuangan. Profil Aluminium dilapisi dengan cat powder menggunakan
alat penyemprot ( gun) yang menyemprot selurup permukaan profil Aluminium.
b. PemangganganPada proses ini, profil Aluminium yang telah mengalami
coating dipanggang dalan oven selama 35-45 menit dengan suhu 180-220oC.
Halini akan membuat cat menjadi keras dan melekat kuat pada profil Aluminium.

Anda mungkin juga menyukai