Perlakuan Akustik
Desain arsitektural yang baik diperlukan pertimbangan volume ruang, bentuk ruang,
dan kombinasi penggunaan treatment akustik yang sesuai dengan fungsinya. Kombinasi dan
peletakkan absorber, diffuser, dan reflector sangat diperlukan untuk mengendalikan akustik
ruang.
Secara arsitektural akustik, jenis ruang dibagi menjadi ruang produksi dan ruang
reproduksi. Ruang produksi adalah ruang yang digunakan untuk mengakomodir suara
didalamnya dimana sumber suara tersebut tanpa menggunakan sistem tata suara atau pengeras
suara ( Unamplified Room ). Contohnya : Ruang konser klasik, Recital Hall, Opera House,
Theatre, dll. Sebaliknya dengan ruang reproduksi adalah ruang yang digunakan untuk
mengakomodir suara didalamnya dimana sumber suara tersebut menggunakan sistem tata suara
atau pengeras suara ( Amplified Room ). Contohnya : Recording Studio, Broadcast Studio,
Video Conferencing Room, Home Theatre, dll.
Pada ruang produksi, penggunaan diffuser dan reflektor merupakan treatment utama
untuk mengendalikan akustik didalam ruang.
Hal sebaliknya pada ruang reproduksi, seperti studio musik, home theatre harus
menghasilkan suara yang natural. Semua spektrum, warna suara ( timbre ), informasi yang
berkaitan dengan ruang ( spatial information ) direkam didalam suatu media dan akan
diperdengarkan didalam suatu ruang. Pendengar diharuskan hanya mendengar sebagaimana
materi yang direkam. Didalam ruang reproduksi absorber dan diffuser memegang peranan
penting, dan reflektor hanya sedikit memberi kontribusi.
Programing
Menurut Doelle, theater dengan bentuk dasar berupa kipas lebih cocok untuk
digunakan sebagai ruang pertunjukkan dengan kapasitas penonton yang berjumlah
banyak (Doelle, Leslie L dalam akustik Lingkungan, 1990) Kondisi theater berbentuk
kipas berupa pandangan dari ruang penonton tertuju pada satu pusat ( panggung
pertunjukkan). Hal tersebut dapat mengurangi gangguan visual dari ruang penonton,
ruang disekitar panggung pertunjukkan dapat digunakan sebagai ruang penonton yang
terletak melingkari panggung pertunjukkan (bisa berupa seperempat lingkaran,
setengah lingkaran, atau tiga perempat lingkaran). Dengan demikian, ruang penonton
dapat menampung jumlah lebih banyak dibanding jika theater berbentuk segiempat.
Bentuk ini sering digunakan sebagai pementasan teater, orkestre, sendratari, dan
sebagainya.
Salah hal yang mempengaruhi pengaturan tempat duduk adalah sirkulasi dan regulasi
keamanan bangunan. Didalam rencana penempatan tempat duduk menurut building code US
tidak boleh lebih dari 6 kursi jika dalam 1 baris hanya memiliki 1 lorong jalan ( gambar 4 ).
Lebar lorong yang diijinkan untuk melayani dua sisi adalah 1000mm atau 1meter.
Sumber : akustika.co.id/desain-auditorium/
Jumlah maksimal kursi yang diijinkan adalah 14 kursi dalam satu baris dan harus
memiliki 2 lorong ( gambar 5 ). 2 lorong ini berguna untuk melayani 1 baris yang terdiri dari
14 kursi. Lebar lorong yang digunakan untuk sirkulasi adalah 900mm atau 90cm. Mendesain
lebih dari 14 kursi dalam satu baris dapat menyebabkan kesulitan proses evakuasi ketika terjadi
kondisi yang berbahaya didalam gedung bahkan dapat menimbulkan korban jiwa.
Sumber : akustika.co.id/desain-auditorium/
Jarak normal antar kursi dari baris ke baris adalah 920mm – 970mm sedangkan untuk
standar internasional adalah 1010mm – 1070mm ( gambar 6 ). Perlu dipertimbangkan juga agar
pengguna dapat melintas antar kursi ketika kegiatan sedang berlangsung.
Sumber : akustika.co.id/desain-auditorium/
Sedangkan bentuk dasar panggung pertunjukkan dapat dibedakan menjadi empat
macam berdasarkan letaknya terhadap ruang penonton, yakni:
- Proscenium (picture frame stage)
Daerah panggung pertunjukkan berada di salah satu sudut ruang pertunjukkan
dengan pandangan penonton melewati kerangka/bingkai bukaan proscenium. Dikenal
pula dengan nama panggung tipe Italia karena teater-teater yang dibangun zaman
Romawi Kuno berbentuk seperti ini.
Panggung Proscenium
Sumber : akustika.co.id/desain-auditorium/
Panggung jenis ini memiliki beberapa area yang membedakannya dari bentuk
panggung yang lain. Beberapa area tersebut adalah sebagi berikut,
o Fore Stage
Merupakan bagian panggung antara garis seting panggung dengan belakang
panggung depan layar (bagian ini dapat dinaik-turunkan sesuai kebutuhan). Saat
butuh ruang lebih, maka fore stage dinaikkan dan menjadi sebuah tambahan
panggung.
o Arppon Stage
Panggung diperlebar menjorok ke arah tempat duduk penonton. Bagian ini
dapat diturunkan sebagai orchestra pit. Bagi penonton yang duduk di balkon
akan merasa terganggu (kurang puas) karena tidak nyaman dalam hal visual.
- Proscenium (picture frame stage)
Daerah panggung pertunjukkan berada di salah satu sudut ruang pertunjukkan
dengan pandangan penonton
Panggung terbuka
Sumber : akustika.co.id/desain-auditorium/
Sumber : akustika.co.id/desain-auditorium/
Waktu Dengung (Reverberation Time)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai RT ruangan, yaitu : Volume ruang, nilai
absorpsi material, dan luas permukaan material. Semakin besar volume ruangan maka nilai RT
nya akan semakin besar pula. Rekomendasi waktu dengung dipengaruhi oleh faktor volume
ruang dan fungsi ruang. Pada tabel dibawah ini bisa dilihat keterkaitan antara nilai waktu gema
yang direkomendasikan, volume ruang dan fungsi ruang.
Sumber : akustika.co.id/desain-auditorium/