Anda di halaman 1dari 5

Bagas Rizki Rachmat

NPM: 240110180049

TEP A

REVIEW LOAD CELL


Load cell adalah sebuah alat uji perangkat listrik yang dapat mengubah suatu energi menjadi
energi lainnya yang biasa digunakan untuk mengubah suatu gaya menjadi sinyal listrik, selain itu load
cell merupakan komponen utama pada sistem timbangan digital. Bahkan tingkat ke-akurasian suatu
timbangan digital tergantung dari jenis dan tipe Load Cell yang dipakai. Untuk menentukan tegangan
mekanis didasarkan pada hasil penemuan Robert Hooke, bahwa hubungan antara tegangan mekanis
dan deformasi yang diakibatkan disebut regangan. Regangan ini terjadi pada lapisan kulit dari material
sehingga menungkinkan untuk diukur menggunakan sensor regangan atau Strain Gauge.

Sejarah

Sebuah load cell (atau loadcell) adalah transduser yang mengubah gaya atau massa menjadi
keluaran listrik terukur, paling sering dinyatakan sebagai ## milli volt per volt (mV / V).
Meskipun ada banyak jenis sensor gaya seperti hidrolik, piezo dan pneumatik strain gauge berbasis sel
beban adalah jenis yang paling umum digunakan.

Pada tahun 1843, fisikawan Inggris Sir Charles Wheatstone merancang sirkuit jembatan yang
bisa mengukur daya tahan listrik. Sirkuit jembatan Wheatstone sangat ideal untuk mengukur perubahan
ketahanan yang terjadi pada alat pengukur regangan. Meskipun alat pengukur regangan kawat berikat
pertama dikembangkan di 1940, tidak sampai elektronik modern berhasil menangkap bahwa teknologi
baru ini secara teknis dan ekonomis layak dilakukan.
Sirkuit Jembatan Wheatstone
Ilmu
SP Strain gauge loadcells mengubah beban yang bekerja pada sinyal listrik. Alat pengukur itu
sendiri terikat ke badan beban dalam posisi yang dihitung dengan hati-hati. Bila gaya diterapkan
deformasi bodi loadcell. Dalam kebanyakan kasus, empat alat pengukur regangan digunakan untuk
mendapatkan sensitivitas maksimum dan kompensasi suhu.

Teori Sirkuit DC Electron

Elektron adalah partikel bermuatan negatif yang merupakan bagian dari semua atom. Elektron
membentuk orbit di sekitar atom. elektron berad di orbit paling dekat ke pusat atom, atau inti, berada
didalam struktur atom lebih erat daripada elektron yang ada di orbit terluar. Konduktor seperti emas,
tembaga dan perak memiliki satu elektron di orbit luar mereka, yang juga disebut shell valensi. Elektron
valensi ini dapat dengan mudah keluar dari atom mereka dan bergerak secara acak ke atom lain.
Elektron ini disebut elektron bebas. Elektron bebas jika bertemu elektron valensi lainnya,akan
menimbulkan lebih banyak elektron bebas. Konduktor memiliki elektron bebas yang lebih banyak,
bergerak secara acak dari atom ke atom. Isolator adalah kebalikan dari konduktor. Mereka mengandung
banyak elektron shell valensi yang erat untuk atom-atom mereka. Insulator memiliki elektron bebas
sedikit dan sangat sedikit konduktor listrik.

Sirkuit Arus Lemah (DC)


Seorang fisikawan Jerman bernama GS Ohm mengembangkan hubungan Definite antara tegangan, arus
dan resistansi dalam sirkuit tertutup. Sirkuit terdiri dari sebuah sumber tegangan dan rangkaian lengkap
untuk aliran arus. Rangkaian harus mulai dari satu sisi sumber tegangan dan berakhir pada sisi lain.
Rangkaian ini menghasilkan

beda potensial antara sisisatu dan sisi lain karena salah satu sisi sumber memiliki potensial positif dan
yang lainnya memiliki potensial negatif. Mr Ohm menyatakan, "Keadaan ini berbanding lurus dengan
tegangan dan berbanding terbalik
dengan resistensi ". Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Ohm.

Secara Rumus Hukum Ohm adalah:

Arus(dalam ampere) = Tegangan(dalam volt)


Hambatan(dalam ohm)

Jika menggunakan symbol untuk arus, tegangan dan hambatan, hubungan ini bisa dinyatakan I = E/R
bisa juga dinyatakan dalam E = IR atau tegangan adalah arus dikali hambatan.

Dalam rangkaian DC kita menggunakan symbol ini untuk baterai atau sumber daya
Symbol ini dipakai untuk hambatan atau resistor.

Ukuran Penghantar (konduktor)

Penghantar atau kawat memiliki hambatan bergantung pada diameternya. Semakin besar
diameternya, semakin kecil hambatannya. Jika kita menarik kawat, diameter atau cross media nya
berkurang sehingga hambatannya meningkat. Demikian juga sebaliknya. Jika di press atau ditekan,
diameternya membesar sehingga hambatannya berkurang. Upaya menarik dan menekan ini
memerlukan gaya, sehingga kawat bisa digunakan untuk pengukuran gaya tersebut. Konfigurasi tarik
ulur kawat ini dikenal sebagai strain gauge.

Strain Gauge

Starin Gauge tersusun dari kawat yang sangat halus, yang dianyam secara berulang menyerupai
kotak dan ditempelkan pada plastic atau kertas sebagai medianya. Kawat yang dipakai dari jenis
tembaga lapis nikel berdiameter sekitar seper seribu (0.001) inchi. Kawat itu disusun bolak-balik untuk
meng-efektifkan panjang kawat sebagai raksi terhadap tekanan/gaya yang mengenainya. Pada ujungnya
dipasang terminal. Strain Gauge bisa dibuat sangat kecil, sampai ukuran 1/64 inchi. Untuk membuat
Load Cell, Strain Gauge dilekatkan pada logam yang kuat sebagai bagian dari penerima beban (load
receptor). Strain Gauge ini disusun sedemikian rupa membentuk Jembatan Wheatstone.

5. Jembatan Wheatstone (Wheatstone Bridge)

Rangkaian resistif yang dipakai untuk membuat Load Cell adalah Jembatan Wheatstone.
Catatan: Nilai semua resistor adalah sama. A adalah symbol untuk Ampere Meter

Ketika tegangan sumber tersambung ke rangkaian, arus yang mengalir pada cabang R1/R3 sama
dengan arus yang mengalir pada R2/R4. Hal ini terjadi karena nilai semua resistor sama. Arus yang
terukur pada Ampermeter adalah 0 karena tidak ada beda potensial pada titik 1 dan 2.
Ubahlah nilai resistor R1 dan R4 menjadi 350.5 ohm dan kurangi nilai resistor R2 dan R3 menjadi 349.5
ohm.

Load Cell

Dari teori diatas, kita bisa menyusun load cell dengan metode Strain Gauge dan Jembatan
Wheatstone. Dengan menggunakan sebuah kolom baja persegi, kita lekatkan Strain Gauge pada
keempat sisinya. Panjang kolom akan berkurang ketika di sisi atas kolom diberikan beban. Kolom baja
juga menjadi “gendut” atau gembung. Dua Strain Gauge yang terpasang berbalikan akan memberikan
respon pada perubahan panjang kolom secara proporsional.
Dua Strain Gauge yang terletak di sisi yang lain merespon perubahan kolom saat mengalami keadaan
“gendut/gembung”. Panjang pada sepasang Strain Gauge memendek, diameter kawatnya membesar
dan hambatannya berkurang. Sementara sepasang yang lain jadi memanjang, diameter kawatnya
mengecil dan hambatannya bertambah.
Jika posisi beban digantung pada bagian bawah kolom, kolom akan mengalami gaya tarik. Kolom
dan Strain gauge akan merespon kebalikan dari respon diatas tetapi Strain Gauge tetap memanjang dan
memendek dengan respon yang sama seperti respon diatas.

Teori Kelistrikan Load Cell

Jembatan Wheatstone yang tersusun seperti gambar diatas merupakan diagram sederhana load
cell. Resistor yang bertanda T1 dan T2 merupakan Strain Gauge yang menerima gaya tarik (Tension) saat
load cell menerima beban. Sedangkan resistor yang bertanda C1 dan C2 adalah Strain Gauge yang
menerima gaya tekan (Compression) ketika load cell dibebani.
Titik +In dan –In mengacu pada +Excitation(+Exc) dan –Excitation(-Exc). Melalui titik/terminal inilah
tegangan sumber diberikan oleh Indikator timbangan digital. Pada umumnya, tegangan excitation
bernilai 10VDC dan 15VDC bergantung pada indikator dan Load Cell yang dipakai. Titik +Out dan –Out
mengacu pada +Signal(+Sig) dan –Signal(-Sig). Sinyal yang diperoleh Load Cell dikirim ke Indikator
melalui signal input untuk selanjutnya diproses sebagai nilai berat dan ditampilkan di layar digital
indikator.
Ketika Load Cell menerima beban, Strain Gauge C1 dan C2 mengalami gaya tekan. Kawatnya
memendek dan diameternya membesar, sehingga nilai resistan C1 dan C2 membesar. Sebaliknya, Strain
Gauge T1 dan T2 mengalami gaya tarik, kawatnya memanjang dan diameternya mengecil sehingga nilai
resistan nya membesar. Perubahan nilai resistan ini menyebabkan arus yang melewati C1 dan C2 lebih
besar dibanding arus yang lewat pada t1 dan T2. Dan terjadilah beda potensial pada titik output atau
signal Load Cell.

Sambungan/Pengawatan

Pada umumnya, kabel pada Load Cell berjumlah empat atau enam kabel. Untuk enam kabel
Load Cell, disamping mempunyai – dan + Signal maupun – dan + Excitation juga memiliki jalur - dan +
sense. Jalur sense ini tersambung pada jalur sense Indikator yang berfungsi memonitor tegangan actual
pada Load Cell, dan mengirim balik ke Indikator untuk dianalisa apakah perlu menambah atau
menguatkan signal yang dikirim balik sebagai kompensasi daya pada load cell.
Untuk membantu agar pemasangannya tepat, kabel Load Cell memiliki kode warna tertentu. Data sheet
kalibrasi setiap Load Cell akan menyertakan juga kode warna untuk penyambungan Load Cell.

Data Kalibrasi

Setiap Load Cell dilengkapi dengan data kalibrasi atau sertifikat kalibrasi sebagai informasi
tentang Load Cell yang bersangkutan. Setiap data sheet harus cocok dengan nomor seri, nomor model
dan kapasitas. Informasi yang lain berupa karakteristik dalam mV/V, tegangan Excitasi, non-linearity,
hysteresis, zero balance, input resistance, output resistance, efek temperature pada output dan zero
balance, insulation resistance dan cable length. Kode warna untuk penyambungan juga disertakan.

Output

Hasil pengukuran load Cell selain ditentukan oleh besarnya beban, juga ditentukan oleh
besarnya tegangan Eksitasi, dan karakteristik (mV/V) Load Cell itu sendiri. Salahsatu karakteristik load
Cell yaitu 3mV/V. Yang berarti setiap satu volt tegangan Excitasi, pada saat Load Cell dibebani maksimal
akan mengeluarkan signal sebesar 3mV. Jika beban 100Kg diberikan pada Load Cell kapasitas 100Kg
dengan tegangan Excitasi 10V, maka signal yang terkirim dari Load Cell tersebut adalah sebesar 30mV.
Demikian juga apabila dibebani 50Kg dengan tegangan Excitasi tetap 10V, karena 50 Kg adalah setengah
dari 100Kg maka keluaran Load Cell menjadi 15mV.
Daftar pustaka

http://www.rajaloadcell.com/article/teori-dasar-load-cell-112

http://www.kitomaindonesia.com/article/23/load-cell-dan-timbangan

https://www.straightpoint.com/id/what-is-a-load-cell.html

Anda mungkin juga menyukai