Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal mutlak dibutuhkan untuk mencapai

kemajuan suatu bangsa. Pendidikan akan dapat membentuk generasi pembangunan

yang tangguh dan berkualitas dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin

tangguh. Berdasarkan pendapat Ratumana (2003:12) Pendidikan merupakan

kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan

dan dimanapun ia berada. Pendidikan tidak akan pernah lepas dari kehidupan

masyarakat.

Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 yaitu sistem-sistem pendidikan sebagai pranata yang kuat dan berwibawa

untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang

selalu berubah (Handoyono, 2003:23). Untuk terciptanya manusia yang berkualitas,

pemerintah dalam hal ini Depdiknas, telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan

secara nasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan

melakukan perbaikan atau perubahan kurikulum dari jenjang pendidikan.

Hamalik (2001:59) berpendapat bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang

selalu memperhatikan keberhasilan pendidikan. Menarik kesimpulan dari perkataan

Ahmad (2003:11) bahwa pendidikan adalah bimbingan yang dilakukan secara sadar

oleh pendidik kepada peserta didik dengan tujuan membentuk kepribadian yang

1
2

utama secara jasmani dan rohani. Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat

penting dalam kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan, kecakapan, dan keterampilan menuju kearah yang lebih

baik sesuai dengan tujuan pembangunan dalam bidang pendidikan. Pendidikan

ditempatkan pada tingkat yang cukup menentukan, karena pendidikan merupakan

kunci kemajuan suatu bangsa.

Selanjutnya, Dewantara (1999:9) berpendapat bahwa pendidikan adalah

tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai

manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan

kebahagiaan setinggi-tingginya.

Abdurahman dan Bintoro (2003:74) mengemukakan bahwa keberhasilan

dalam pendidikan tidaklah lepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Dalam proses

belajar mengajar diperlukan suatuketerampilan atau keahlian tertentu untuk

menyampaikan materi pelajaranagar dapat diterima oleh peserta didik. Hal ini

dikarenakan tiap-tiap siswamempunyai tingkat pemahaman yang berbeda-beda.

Peserta didik yangtermasuk kategori kurang atau rendah perlu mendapatkan perhatian

khususagar dapat mengikuti pelajaran dengan baik.Salah satu mata pelajaran dalam

proses belajar mengajar adalah matematika.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang tidak terlepas dari

perubahan-perubahan kurikulum guna mencapai hasil pendidikan yang lebih maju.

Arends (2001:32) mengungkapkan bahwa matematika dikenalkan mulai dari kanak-

kanak sampai pada tingkat perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena matematika
3

dapat digunakan secara luas dalam segala bidang kehidupan manusia, seperti dalam

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Poejati (2004) menambahkan bahwa objek matematika adalah benda pikiran

yang sifatnya abstrak dan tidak dapat diamati dengan panca indera. Karena itu wajar

apabila matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa usia sekolah dasar

sampai SMP bahkan untuk sebagian siswa SMA. Slavin (2006:26) berpendapat

bahwa matematika adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan disekolah-sekolah

dengan frekuensi jam pelajaran yang lebih banyak dibandingdengan mata pelajaran

yang lainnya. Tetapi masih banyak siswa yang merasakurang mampu dalam

mempelajari matematika karena dianggap sulit.

Materi lingkaran merupakan salah satu pokok bahasan di kelas VIII SMP,

lingkaran itu merupakan kumpulan titik-titik pada garis bidang datar yang semuanya

berjarak sama dari titik tertentu. Titik ini disebut pusat lingkaran, kumpulan titik-titik

tersebut jika dihubungkan membentuk suatu garis lengkung. Titik-titik tersebut jika

disatukan akan membentuk garis lengkung tanpa ada lingkaran. istilah geometri

mengenai lingkaran, yaitu : titik pusat, jari-jari, tali busur, busur, keliling lingkaran,

diameter, apotema, juring tembereng, cakram.

Menurut Setiawan (2004:23), lingkaran merupakan salah satu materi yang

diperlukan siswa dalam menguasai berbagai kompetensi yang perhitungan teknisnya

berkaitan dengan matematika dan fisika lebih lanjut, yaitu jika siswa berhadapan

dengan masalah lingkaran dengan titik pusat dan jari-jari yang sudah ditentukan.

Karena itu pelatihan dalam rangka pembinaan keterampilan menggunakan konsep


4

lingkaran sangatlah penting. Untuk mengembangkan kemampuan memecahkan

masalah, keterampilan ini dapat dipadukan ke dalamnya.

Hudoyono (2000:79) menambahkan bahwa materi lingkaran merupakan

materi yang terus diajarkan turun temurun dan menjadi materi yang wajib dalam

pelajaran matematika. Karena itulah maka pembelajaran mengenai lingkaran yang

sangat perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena dalam kehidupan banyak

hal-hal atau permasalahan yang berkaitan erat dengan lingkaran. Pembelajaran materi

lingkaran harus dilaksanakan dengan keseriusan karena memahami materi ini tidak

mudah karena memerlukan tingkat pemahaman kuat.

Pelaksanaan pembelajaran lingkaran pada pada kesempatan dikhususnya pada

soal cerita, dalam soal cerita biasanya siswa dilatih untuk berpikir deduktif,

membiasakan siswa melihat hubungan kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan

matematika dan memperkuat penguatan siswa terhadap konsep matematika tertentu.

Maksudnya dalam menyelesaikan soal cerita siswa mengingat kembali konsep-

konsep yang telah dipelajari sehingga pemahaman terhadap konsep tersebut semakin

kuat, namun pada tingkat SMP masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam

menyelesaikan soal cerita terutama pada materi lingkaran (Hawa, 2005:23).

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dengan guru matematika pada

semester genap tahun 2018/2019 di SMP Negeri 2 Meukek terungkap bahwa

kemampuan siswa kelas VII dalam menyelesaikan soal lingkaran berbentuk cerita

masih rendah atau dibawah KKM (70), disamping itu terlihat para siswa masih

beranggapan bahwa pembelajaran matematika khususnya pada materi lingkaran

masih sulit diselesaikan apalagi tentang soal cerita. Oleh karena perlu diperhatikan
5

secara seksama tentang permasalahan ini, terutama guru mata pelajaran matematika

karena hal ini bukan merupakan hal yang hanya dilihat saja melainkan mencari

soluisi terhadap keadaan dan permasalahan yang dialami siswa.

Berdasarkan pengalaman dari guru tersebut, bahwa siswa sering melakukan

kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal cerita pada materi lingkaran, salah satunya

adalah kesalahan dalam memahami konsep secara benar. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2011) dengan hasil penelitiannya,pemahaman

siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran hanya 20%. Hal ini berarti siswa sulit

untuk menyelesaikan soal materi lingkaran.

Selanjutnya, Rifki (2015) juga melakukan penelitian,berdasarkan hasil

analisis data temuan penelitian Rifki dikemukakan sebagai berikut: (1) kesulitan

menggunakan konsep perbandingan lingkaran yaitu, kesulitan dalam menyebutkan

definisi sinus alpa, cotangon alpa, kosekan alpa, dan sekan alpa. (2) kesulitan

menggunakan prinsip, yaitu tidak mampu memahami konsep dasar dan menggunakan

prinsip sudut berelasi. (3) kesulitan memecahkan soal dalam bentuk verbal yaitu

kesulitan dalam memahami di setiap kata-kata dari soal dan tidak mampu menyusun

langkah penyelesaian selanjutnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk mengetahui

informasi secara lebih dalam mengenai kesulitan belajar siswa. Oleh karena itu

penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Lingkaran di SMP Negeri 2 Meukek

Kabupaten Aceh Selatan”.


6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apasaja kesulitan dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada materi

lingkaran di SMP Negeri 2 Meukek?

2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam menyelesaikan soal

cerita pada materi lingkaran di SMP Negeri 2 Meukek?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kesulitan dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal cerita

pada materi lingkaran di SMP Negeri 2 Meukek

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam

menyelesaikan soal cerita pada materi lingkaran di SMP Negeri 2 Meukek

1.4 Manfaat Penelitian

Secara umum ada beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini,

diantaranya:

1. Agar siswa dapat mengurangi kesulitannya dalam menyelesaikan soal cerita pada

materi lingkaran.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika, yaitu dalam

mengajarkan materi dapat mengetahui penyebab siswa mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan masalah khususnya pada materi lingkaran.


7

3. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan, sehingga penulis lain bisa menjadikan penelitian ini sebagai bahan

referensi.

Anda mungkin juga menyukai