Anda di halaman 1dari 4

ANEMIA DEFISIENSI BESI

No. Dokumen : SOP.140/UKP-


Pusk.jgs
SOP No. Revisi : 1
Tanggal Terbit : 19/01/2019
Halaman : 3

UPT PUSKESMAS
dr. Hj. Wasilah Dinijati, M.H.
JAGASATRU NIP.19710724 200604 2 011

1. Definisi Anemia defisiensi besi adalah penurunan jumlah massa eritrosit sehingga
tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah
cukup ke jaringan perifer.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis/paramedis dalam
melaksanakan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan primer
khususnya dalam penatalaksanaan anemia defisiensi besi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 5/UKP-Pusk.jgs Tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer. Edisi 1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta. 2017.
2. Panduan Praktik Klinis UPT Puskesmas Jagasatru. Cirebon. 2017
5. Alat-alat 1. Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin

6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien dengan ramah


2. Petugas melakukan anamnesa
a. Keluhan : badan lemah, lesu, mudah lelah, mata berkunang-kunang,
tampak pucat, telinga mendenging, penurunan konsentrasi Pica :
keinginan untuk makan bahan bahan yang tidak lazim
b. Faktor risiko : ibu hamil, remaja putri, status gizi kurang, faktor
ekonomi kurang, infeksi kronik, vegetarian
3. Petugas mencuci tangan dan melakukan pemeriksaan fisik
a. Gejala umum : Pucat dapat terlihat pada: konjungtiva, mukosa mulut,
telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku.
b. Gejala anemia defisiensi besi
i. Disfagia
ii. Atrofi papil lidah
iii. Stomatitis angularis
iv. Koilonikia
4. Melakukan pemeriksaan penunjang :
a. Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit,
trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi),
MCV, MCH, MCHC, feses rutin, dan urin rutin.
b. Pemeriksaan Khusus (dilakukan di layanan sekunder): Serum iron,
TIBC, saturasi transferin, dan feritin serum.
5. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang
6. Pada orang dewasa dapat diberikan sulfas ferrosus 3 x 200 mg. Sulfas
ferrosus 200 mg mengandung 66 mg besi elemental. Pada anak-anak
dapat diberikan 6 mg/kgBB besi elemental.
7. Rencana tindak lanjut : Untuk penegakan diagnosis definitif anemia
defisiensi besi memerlukan pemeriksaan laboratorium di layananan
sekunder dan penatalaksanaan selanjutnya dapat dilakukan di layanan
tingkat pertama.
8. Konseling dan edukasi :
a. Edukasi tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya
b. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa mual,
muntah, heartburn, konstipasi, diare, serta BAB kehitaman.
c. Bila terdapat efek samping obat maka segera ke pelayanan
kesehatan
9. Kriteria rujukan :
a. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/dL.
b. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera dirujuk.
c. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb <7 g/dL).
d. Anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter di
layanan tingkat pertama misalnya anemia aplastik, anemia hemolitik
dan anemia megaloblastik.
e. Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau distres
pernafasan) pasien segera dirujuk.
7. Bagan Alir
Petugas Petugas melakukan anamnesa
menerima pasien a. Keluhan : badan lemah, lesu, mudah lelah, mata berkunang-
dengan ramah
kunang, tampak pucat, telinga mendenging, penurunan
konsentrasi Pica : keinginan untuk makan bahan bahan yang tidak
lazim
b. Faktor risiko : ibu hamil, remaja putri, status gizi kurang, faktor
ekonomi kurang, infeksi kronik, vegetarian

Melakukan pemeriksaan penunjang : Petugas mencuci tangan dan melakukan


a. Pemeriksaan darah: hemoglobin pemeriksaan fisik
(Hb), hematokrit (Ht), leukosit, a. Gejala umum : Pucat dapat terlihat pada:
trombosit, jumlah eritrosit, morfologi konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan,
darah tepi (apusan darah tepi), dan jaringan di bawah kuku.
b. Gejala anemia defisiensi besi
MCV, MCH, MCHC, feses rutin, dan
i. Disfagia
urin rutin. ii. Atrofi papil lidah
b. Pemeriksaan Khusus (dilakukan di iii. Stomatitis angularis
iv. Koilonikia
layanan sekunder): Serum iron,
TIBC, saturasi transferin, dan feritin
serum.

Pada orang dewasa dapat diberikan sulfas


ferrosus 3 x 200 mg. Sulfas ferrosus 200 mg
Petugas menegakkan diagnosa mengandung 66 mg besi elemental. Pada
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan anak-anak dapat diberikan 6 mg/kgBB besi
fisik, dan pemeriksaan penunjang elemental.

Konseling dan edukasi :


a. Edukasi tentang perjalanan penyakit Rencana tindak lanjut : Untuk penegakan

dan tata laksananya diagnosis definitif anemia defisiensi besi


b. Pasien diinformasikan mengenai efek memerlukan pemeriksaan laboratorium di
samping obat berupa mual, muntah, layananan sekunder dan penatalaksanaan
heartburn, konstipasi, diare, serta selanjutnya dapat dilakukan di layanan tingkat
BAB kehitaman. pertama.
c. Bila terdapat efek samping obat
maka segera ke pelayanan
kesehatan

Kriteria rujukan :
a. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/dL.
b. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera dirujuk.
c. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb <7 g/dL).
d. Anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter di layanan tingkat
pertama misalnya anemia aplastik, anemia hemolitik dan anemia megaloblastik.
Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau distres pernafasan) pasien
segera dirujuk.

8. Unit terkait 1. BP Umum


2. BP Anak
3. BP Gigi
4. KIA
5. Laboratorium

9. Dokumen terkait 1. Rekam medis

10. Rekaman historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai


perubahan 1. Tata Naskah Penambahan bagan alir 04 / 02 / 2017

Anda mungkin juga menyukai