a. Patologi Klinik
5. Konsultasi
b. Internis
6. Indikasi Rawat Inap Hanya jika terjadi penyulit dan perlu tindakan transfusi
7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan
janin dengan memantau pertambahan ukuran janin
2. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia,
berikan tablet tambah darah yang berisi 60 mg besi
elemental dan 250 μg asam
folat. Pada ibu hamil dengan anemia, tablet besi diberikan
3 kali sehari.
3. Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan
penyebab anemia berdasarkan hasil pemeriksaan darah
perifer lengkap dan apus darah tepi. Bila tidak tersedia,
pasien bisa di rujuk ke pelayanan sekunder untuk
penentuan jenis anemia dan pengobatan awal.
4. Anemia mikrositik hipokrom dapat ditemukan pada
keadaan:
a. Defisiensi besi: lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila
ditemukan kadar ferritin < 15 ng/ml, berikan terapi besi
dengan dosis setara 180 mg besi elemental per hari.
Apabila kadar ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI
dan TIBC.
b. Thalassemia: Pasien dengan kecurigaan thalassemia
perlu dilakukan tatalaksana bersama dokter spesialis
penyakit dalam untuk perawatan yang lebih spesifik
c. Anemia normositik normokrom dapat ditemukan pada
keadaan:
Perdarahan: tanyakan riwayat dan cari tanda dan gejala
aborsi, mola, kehamilan ektopik, atau perdarahan pasca
persalinan infeksi kronik
d. Anemia makrositik hiperkrom dapat ditemukan pada
keadaan:
Abortus
Partus Prematurus
Partus lama karena inertia uteri
8. Penyulit Perdarahan lama karena atonia uteri
Syok
Infeksi ; baik intrapartum atau postpartum.
Anemia Berat : Dekompensasi Kordis.
9. Edukasi Konseling dan Edukasi
1. Prinsip konseling pada anemia defisiensi besi adalah
memberikan pengertian kepada pasien dan keluarganya
tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat
serta meningkatkan kualitas hidup pasien untuk
mencegah terjadinya anemia defisiensi besi.
2. Diet bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari
protein hewani (daging,ikan,susu, telur,sayuran hijau)
3. Pemakaian alas kaki untuk mencegah infeksi cacing
tambang.
10. Tingkat Evidens I / II / III / IV
11. Tingkat Rekomendasi A/B/C
12. Penelaah Kritis 1. dr. Mukhlis Lubis, Sp.OG (K)
2. dr. Ismail Yahya, Sp.OG
3. dr. E. Rohati, Sp.OG
4. dr. Wiropan, Sp.OG
5. dr. Irwan Eka Putra, Sp.OG
6. dr. Medissa Diantika, Sp.OG
13. Kepustakaan 1. Supandiman I., Sumantri, R., Fadjari, TN., Firanza, PI.,
Oehadian, A., 2003. Pedoman Diagnosis dan Terapi
HEMATOLOGI ONKOLOGI MEDIK. Bandung : Q-
Communication.
2. Sudoyo , AW., et al. 2006. Buku Ajar ILMU PENYAKIT
DALAM Jilid II Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI
3. McCance, KL., Huether, SE., 2006. PATHOPHYSIOLOGY
The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. 5 th
edition. USA : Elsevier Mosby.
4. O’Connor, S., Kaplan, S., Final Diagnosis – Anemia. Available
at path.upmc.edu.