Anda di halaman 1dari 2

ANEMIA DEFISIENSI BESI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SOP/ / /2022 00 1/2
Klinik Pratama
Puri Adisty

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


Pimpinan Klinik Pratama
Puri Adisty
SOP

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan


jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi
PENGERTIAN
fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah cukup ke
jaringan perifer.
Sebagai pedoman di dalam memberikan penatalaksanaan
TUJUAN terhadap Anemia defisiensi besi agar pasien mendapatkan
tindakan dan terapi yang cepat dan tepat.
SK Pimpinan Klinik Puri Adisty Nomor…………………..
KEBIJAKAN

REFERENSI
PROSEDUR 1. Anamnesa
1.1 Keluhan berupa lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan
berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging,
penurunan konsentrasi, dan sesak nafas.
1.2 Faktor risiko :
a. Ibu hamil
b. Remaja putri
c. Status gizi kurang
d. Faktor ekonomi kurang
e. Infeksi kronik
f. Vegetarian

2 Pemeriksaan Klinis
2.1 Gejala Umum
Pucat dapat terlihat pada: konjungtiva, mukosa mulut,
telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku.
2.2 Gejala Defisiensi Besi
a. Disfagia
b. Atrofi papil lidah
c. Stomatitis angularis
d. Koilonikia

3 Pemeriksaan Penunjang
3.1 Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht),
leukosit, trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi
(apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC, feses rutin,
dan urin rutin.
3.2 Pemeriksaan Khusus (dilakukan di layanan sekunder)
: Serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin
serum.

4 Diagnosis
Anemia Defisiensi Besi

5 Diagnosis Banding
5.1 Anemia defisiensi vitamin B12
5.2 Anemia aplastik
5.3 Anemia hemolitik
5.4 Anemia pada penyakit kronik

6 Penatalaksanaan
6.1 Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan
diagnosis definitif yang telah ditegakkan. Setelah
penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus 3
x 200 mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental).
6.2 Konseling dan edukasi
1. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga
tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya,
sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup
pasien.
2. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat
berupa mual, muntah, heartburn, konstipasi, diare,
serta BAB kehitaman.
3. Bila terdapat efek samping obat maka segera ke
pelayanan kesehatan.

7 Komplikasi
7.1 Penyakit jantung anemia
7.2 Pada ibu hamil: BBLR dan IUFD
7.3 Pada anak: gangguan pertumbuhan dan
perkembangan

8 Prognosis
8.1 Ad vitam : dubia ad bonam
8.2 Ad functionam : dubia ad bonam
8.3 Ad Sanationam : dubia ad bonam

9 Kriteria Rujukan
9.1 Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/dL.
9.2 Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera
dirujuk.
9.3 Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb <7 g/dL).
9.4 Anemia karena penyebab yang tidak termasuk
kompetensi dokter layanan primer misalnya anemia
aplastik, anemia hemolitik dan anemia megaloblastik.
Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau
distres pernafasan) pasien segera dirujuk.
UNIT TERKAIT Poli Umum

Anda mungkin juga menyukai