I. PENDAHULUAN
Penyelidikan Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah panas bumi Tehoru
secara administratif daerah survei termasuk Kecamatan Tehoru, Kabupaten
Maluku Tengah. Secara geografis terletak pada koordinat 129° 23' 45" – 129° 34'
3.3" BT dan 3° 18' 39.85"– 3° 28' 24.94"LS atau 544.000 – 563.000 mT dan
9.616.000 – 9.634.000 mS, dengan luas sekitar 19 km X 18 km .
Daerah survei dapat dicapai dari kota Ambon memakai jalan darat menggunakan
kendaran roda 4 (empat) ke Pelabuhan Tolehu dengan jarak ± 40 km dan
menyeberang ke Masohi (Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah) di Pulau Seram
menggunakan kapal cepat (penyeberangan reguler), lama perjalanan ± 2 jam.
Dari Masohi dilanjutkan ke kota Toheru dengan jarak ± 90 km menggunakan
kendaraan roda empat dengan lama perjalanan ± 3 jam.
II. GEOLOGI
Manifestasi panas bumi di daerah Tehoru terdiri dari mata air panas dengan
temperatur sektar 40-100 0C dan batuan ubahan yang dapat dikelompokkan ke
dalam tipe ubahan argilik.
Geomorfologi daerah panas bumi Tehoru terdiri dari satuan geomorfologi
perbukitan bergelombang dengan luas ± 95 %, dan satuan pedataran dengan luas ±
5 % dari luas daerah survei. Stratigrafi daerah Tehoru disusun oleh 4 satuan batuan
yang merupakan batuan malihan, dan satu endapan permukaan (aluvium), yaitu
satuan filit, (PTf), sekis biotit (PTsb), sekis mika (PTsm), dan sekis hijau (PTsh),
serta satu satuan endapan permukaan berupa aluvium (Qal) seperti di perlihatkan
gambar.1.
Gambar 1 . Peta geologi daerah panas bumi Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah,
Provinsi Maluku
Struktur geologi yang berkembang di daerah survei terdiri dari struktur
lipatan (antiklin) dan patahan. Struktur geologi yang berperan dalam mengontrol
kemunculan manifestasi panas bumi adalah sesar mendatar sinistral berarah relatif
barat-timur di sepanjang sungai Yapana.
Perhitungan kehilangan energi panas alamiah (natural heat loss) terhadap
manifestasi panas bumi berupa mata air panas yang terdapat di daerah Tehoru
menunjukkan kehilangan panas di permukaan (heat loss) di daerah Tehoru yaitu
sekitar 700 kWth.
Sumber panas diperkirakan berupa sisa panas dari dapur magma yang
berasosiasi dengan aktivitas plutonik muda berumur Kuarter.
Mata Air Panas Tehoru-2 (APTR-2) berada di wilayah Dusun Tehoru, Desa
Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM)
X= 559061 mE, Y=9625460 mN dengan ketinggian 30 m dpl. Mata air panas ini
mengalir membentuk kolam air panas yang memanjang berarah relatif barattimur
dengan luas sekitar 10 x 30 m2 .
Temperatur mata air panas terukur di lapangan sangat tinggi mencapai 99,6
0
C pada temperatur udara setempat 27,8 0C dan pH 7,93 dengan daya hantar
listrik yang relatif tinggi sekitar 3760 µmhos dan debit sekitar 0,5 liter/detik.
Kondisi fisik dari air panas tersebut jernih, sedikit berbau belerang, berasa
kesat, hembusan uap cukup kuat disertai bualan gas, terdapat endapan air panas
berupa sinter karbonat dan endapan oksida besi warna coklat kekuning-kuningan.
Mata Air Panas Tehoru-3 (APTR-3) berada di wilayah Dusun Tehoru, Desa
Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM)
X= 559061 mE, Y=9625460 mN dengan ketinggian 30 m dpl. Sumber mata air
panas ini muncul melalui rekahan batuan sekis yang mengalir menuju sungai
Yapana dengan luas sekitar 10 x 20 m2 .
Temperatur mata air panas terukur di lapangan cukup tinggi sekitar 98 –
99,8 C pada temperatur udara setempat 28,4 oC, pH 7,61 dengan daya hantar
0
listrik yang relatif tinggi sekitar 3570 µmhos dan debit sekitar 0,5 liter/detik.
Kondisi fisik dari air panas tersebut jernih, sedikit berbau belerang, berasa
kesat, hembusan uap cukup kuat disertai bualan gas, terdapat endapan air panas
berupa sinter karbonat warna keputih-putihan dan endapan oksida besi warna
merah kecoklatan.
Dijumpai adanya tanah panas dengan temperatur terukur mencapai 80,6 0C
dan batuan ubahan yang menyebar ke arah sungai Yapana.
Mata Air Panas Tehoru-4 (APTR-4) berada di wilayah dusun Tehoru, Desa
Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM)
X= 559179 mE, Y=9625360 mN dengan ketinggian 74 m dpl. Mata air panas ini
muncul melalui rekahan batuan sekis yang menyebar dan memanjang dengan luas
sekitar 10 x 50 m2 di sungai Yapana Temperatur mata air panas terukur di lapangan
cukup tinggi sekitar 68 – 71,3 0C pada temperatur udara setempat 28,4 o C, pH
6,587 dengan daya hantar listrik yang relatif tinggi sekitar 1590 µmhos dan debit
sekitar 0,5 liter/detik.
Kondisi fisik dari air panas tersebut jernih, sedikit berbau belerang, berasa
kesat, hembusan uap cukup kuat disertai bualan gas, terdapat endapan air panas
berupa sinter karbonat dan endapan oksida besi warna merah kecoklatan.
Mata Air Panas Tehoru-5 (APTR-5) berada di wilayah dusun Tehoru, desa
Tehoru, Kecamatan Tehoru dan secara geografis terletak pada koordinat (UTM)
X= 559061 mE, Y=9625460 mN dengan ketinggian 80 m dpl. Sumber mata air
panas ini muncul melalui rekahan batuan sekis yang menyebar dengan luas sekitar
10 x 20 m2 sepanjang sungai Yapana .
Peta sebaran manifestasi panas bumi di daerah panas bumi Tehoru,
Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku di perlihatkan dalam gambar 2.
berikut.
Gambar. 2 Peta sebaran manifestasi panas bumi di daerah panas bumi Tehoru,Kabupaten
Maluku Tengah, Provinsi Maluku
Selain manifestasi berupa mata air panas, di daerah survei juga ditemukan
batuan ubahan dengan sebaran yang tidak terlalu luas di daerah sekitrar mata air
panas Tehoru. Secara megaskopis batuan telah terubah menjadi mineral lempung
(montmorilonit dan haloysit).
GEOKIMIA
Hal ini menggambarkan kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari
kedalaman dengan temperatur cukup tinggi serta menunjukkan bahwa kondisi
mata air panas relatif sedikit sekali dipengaruhi air permukaan atau pengenceran
air meteorik.
Dari kadar boron yang relatif besar (5 – 19 ppm) dan hasil pengeplotan
dalam diagram segitiga ClLi-B mata air panas APTR1, APTR-2, APTR-3, APTR-4
dan APTR-5 seluruhnya berada di tengahtengah dan cenderung kearah Cl-B. Hal
ini menunjukkan lingkungan pemunculan mata air panas pada umumnya berada
diantara batuan sedimen dan sedimen marin. Pada gambar 5 di bawah ini
Absorption of
forip
btso
n
A
Gambar 5. Diagram segitiga Cl-Li-B mata air panas Tehoru Low B/Cl steam
m
osC
eBw
atl/
Pendugaan Temperatur Bawah Permukaan
L
Geotermometer kimia (SiO2 dan Na-K) umumnya digunakan untuk
mengestimasi temperatur bawah permukaan di daerah kenampakan panas bumi.
Metode tersebut di atas diaplikasikan hanya untuk air panas yang mempunyai pH
normal. Perkiraan temperatur bawah permukaan daerah panas bumi Tehoru dan
sekitarnya yang memungkinkan adalah menggunakan metode geotermometer SiO2
danNa-K (Giggenbach) dimana untuk daerah panas bumi Tehoru dengan
menggunakan geotermometer SiO2 (conductive cooling) sebesar 115-143oC,
tie tl
hyol asa
sedangkan dengan geotermometer Na-K Giggenbach menunjukkan estimasi
no
p
tio
rsb
aC
lo
rsseil
B
temperatur sebesar 182 – 209 oC dan termasuk kedalam entalpi sedang
R
(intermediate enthalphy).
umumnya cenderung menjauhi garis air meteorik (Meteoric Water Line) (Gambar 20
6.) yang mengindikasikan telah terjadinya pengkayaan 18O karena adanya interaksi
fluida panas dengan batuan di kedalaman, hal ini mencerminkan bahwa mata air Li 20
Gambar .6 Grafik
O+
isotop δ18O terhadap δ2 H (Deuterium)
bikarbonat dengan derajat keasaman yang relatif netral. Hal ini mengindikasikan
adanya uap yang naik dari kedalaman sebagai air bawah permukaan yang
bertemperatur tinggi (umumnya daerah vulkanik) dan mengalami proses
pendinginanDdikarenakan
=
penurunan temperatur dengan gas CO2 dan gas klorida
yang tersisa di dalam uap yang naik melalui batuan membentuk ionkarbonat dan
klorida.
δ
O)
2
D(H
20
Sebaran Hg tanah dan CO2 udara tanah
10
-20
-30
δ
-40
-50
-60
-70
-80
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4
18
δO (O
H)
2
Gambar 7. Peta distribusi Hg tanah daerah panas bumi Tehoru
Gambar 8. Peta distribusi CO2 udara tanah daerah panas bumi Tehoru
III. PEMBAHASAN
Gambar 9. Model system panas bumi tentatif daerah panas bumi Tehoru,
kabupaten Maluku Tengah ,Provinsi Maluku
Gambar 10. Peta kompilasi geologi dan geokimia daerah panas bumi Tehoru,
Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku
Estimasi potensi panas bumi Daerah panas bumi Tehoru yang mempunyai
luas wilayah prospek sekitar 6 km2. Temperatur reservoir diduga sebesar 210°C
yang membentuk reservoir bertemperatur/entalpi sedang, sehingga temperatur cut-
off diasumsikan sebesar 150°C.
Dengan menggunakan metode penghitungan volumetrik, melalui beberapa asumsi
yaitu tebal reservoir = 1 km, recovery factor = 50%, faktor konversi = 10%, dan
lifetime = 30 tahun, maka potensi sumber daya hipotetis dari sistem panas bumi
daerah Tehoru adalah sebesar 40 MWe.
KESIMPULAN
Manifestasi panas bumi di daerah Tehoru terdiri dari mata air panas dengan
temperatur sektar 40-100 0 C dan batuan ubahan yang dapat
dikelompokkan ke dalam tipe ubahan argilik.
Geomorfologi daerah survei terdiri dari satuan geomorfologi perbukitan
bergelombang dengan luas ± 95 %, dan satuan pedataran dengan luas ± 5 % dari
luas daerah survei dan stratigrafi daerah Tehoru disusun oleh 4 satuan batuan, yaitu
satuan filit, sekis biotit, sekis mika, dan sekis hijau, serta satu satuan endapan
permukaan berupa aluvium.
Struktur geologi yang berkembang di daerah survei terdiri dari struktur
lipatan (antiklin) dan patahan. Struktur geologi yang berperan dalam mengontrol
kemunculan manifestasi panas bumi adalah sesar mendatar sinistral berarah relatif
barat-timur di sepanjang sungai Yapana.
Kehilangan panas di permukaan (heat loss) di daerah Tehoru yaitu sekitar
700 kWth. Sumber panas diperkirakan berupa sisa panas dari dapur magma yang
berasosiasi dengan aktivitas plutonik muda berumur Kuarter.
Tipe air panas (diagram segitiga Cl-SO 4-HCO3) daerah panas bumi Tehoru
termasuk ke dalam tipe air bikarbonat, lingkungan berada diantara batuan sedimen
dan sedimen laut pemunculannya (diagram segitiga Cl-LiB) dan umumnya berada
pada zona partial equilibrium (diagram segitiga
Na/1000-K/100-√Mg).
Temperatur bawah permukaan yang diperkirakan berhubungan dengan
reservoir panas bumi Tehoru sekitar 210oC (entalpi sedang), berdasarkan
perhitungan geotermometer Na-K.
Anomali konsentrasi tinggi Hg tanah dengan nilai lebih dari 250 ppb terletak di
sekitar lokasi air panas Tehoru dan menyebar ke arah timurlaut dan selatan daerah
survei. Anomali konsentrasi tinggi CO2 udara tanah dengan nilai lebih dari 2%
terletak di sekitar lokasi air panas Tehoru dan menyebar ke arah selatan dan timur
daerah survei. Konsentrasi Hg tanah relatif tinggi dan konsentrasi CO 2 udara tanah
relatif tinggi mendukung posisi zona upflow daerah Tehoru yang ada di sekitar
manifestasi mata air panas Tehoru.
Data hasil isotop 18O dan Deuterium mengindikasikan bahwa mata air
panas di daerah Tehoru kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dan
kemungkinan pengenceran oleh air meteorik sangat kecil. Kandungan gas
CO2 yang sangat dominan dan terdapatnya kandungan gas HCl dan SO 2
mengindikasikan adanya uap yang naik dari kedalaman sebagai air bawah
permukaan yang bertemperatur tinggi (umumnya daerah vulkanik) dan mengalami
proses pendinginan dikarenakan penurunan temperatur.
Sistem panas bumi di daerah panas bumi Tehoru terbentuk dengan adanya
panas dari sisa panas dari dapur magma yang yang berasosiasi dengan aktivitas
plutonik muda. Aktivitas ini mengakibatkan terjadinya terobosan batuan beku
berupa batuan intrusi pada rekahan-rekahan (zona lemah). Sistem panas bumi
daerah Tehoru termasuk ke dalam tipe sistem heat sweep pada setting tabrakan
lempeng yang berasosiasi dengan pembentukan batuan intrusi.
Lokasi penyelidikan memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik dan pemanfatan langsung, dengan mempertimbangkan
peluang dan hambatan pengembangan di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA