Anda di halaman 1dari 2

MODUL TUTORIAL 2

BLOK 5 SEMESTER 3 2019-2020


Angela Evelyna, drg.,M.Kes; Dahlia Sutanto, drg., Sp.Pros;
Natallia Puri Handayani, drg., M.Pd. Ked.

PENDAHULUAN:
Dental ceramic merupakan suatu bahan restorasi kedokteran gigi yang paling menyerupai
gigi asli jika dibandingkan bahan lainnya. Dental porcelain merupakan keramik dental yang
paling awal diciptakan melalui proses sintering. Bahan restorasi ini masih memiliki berbagai
kekurangan. Untuk menutupi kekurangan dental porcelain dibuatlah berbagai jenis bahan
restorasi berbasis keramik baik pada substructure atau core maupun sebagai lapisan estetik.
Penggunaan keramik dental di bidang kedokteran gigi antara lain sebagai veneer, all
ceramic crown and bridge, sampai dental implant. Bahan restorasi yang banyak digunakan
untuk crown and bridge antara lain adalah PFM.
Dokter gigi harus mengetahui berbagai jenis keramik dental untuk dapat melakukan
pemilihan bahan berdasarkan indikasi kasus dan keunggulan serta kerugian masing-masing
bahan keramik dental.
Topik ini menitik beratkan pada keterampilan belajar mahasiswa dalam berpikir kritis dan
pengetahuan mengenai bahan restorasi dan rehabilitasi kedokteran gigi, khususnya keramik
dental.

PRASYARAT
Untuk dapat menguasai topik ini, mahasiswa terlebih dahulu harus mengetahui:
✤ Ilmu Fisika dan kimia dasar
✤ Sifat dasar bahan kedokteran gigi

REFERENSI:
1. Craig, R.G., Powers,J.M., Wataha, J.C. 2006. Dental Materials Properties and
Manipulation. 8th ed. India: Elsevier.
2. Manappallil, J.J. 2003. Basic Dental Materials 2nd ed. India: Jaypee.
3. Martanto,P. 1982. Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Jembatan. Jilid II. Bandung:
Alumni.
4. Martanto,P. 1982. Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Jembatan. Jilid II. Bandung:
Alumni.
5. O’Sullivan,M. 2005. Fixed Prosthodontics in Dental Practice.London: Quintessence
Publishing Co.Ltd.
6. Shillingburg,H.T., Hobo,S., Whitsett, L.D. 1980. Fundamentals of Fixed Prosthodontics.
Illinois: Quintessence Publishing Co.Ltd.
7. The Academy of Prosthodontic Foundation. 1999. The Glossary of Prosthodontic Terms.
7thed. Chicago: Mosby
8. SinghR, Singh J, Gambhir RS, Bhinder KS. Preventive aspect of prosthodontics: An
overview. European Journal of Prosthodontics 2015: 3(1): 10-15
9. Leles CR, Freire MdCM. A sociodental approch in prosthodontic treatment decision
making. J Appl Oral Sci 2004: 12(2): 127 – 132
SKENARIO:
Nona A, 25 tahun, datang ke tempat praktek dokter gigi G dengan keluhan, mahkota gigi
depan atas kanan berubah warna dan sedikit terkikis setelah digunakan selama 5 tahun. Ia
ingin mahkota yang menempel pada giginya itu diganti dengan bahan yang lebih kuat dan lebih
mirip dengan gigi asli sebelahnya dan harga yang relatif terjangkau.
Menurut pasien, gigi depannya patah karena terjatuh sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu.
Pasien langsung ke dokter gigi di tempat asalnya dan dibuatkan mahkota untuk menutupi
giginya yang tinggal 2/3 dari panjang giginya sebelum patah. Gigi tersebut tidak pernah
mengalami sakit selama tertutup oleh mahkota tersebut. Pasien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi teh setiap harinya. Pasien juga memiliki restorasi inlay dan onlay yang terbuat
dari metal yang sudah rusak dan ingin diperbaiki dengan restorasi yang sewarna dengan
giginya.
Pemeriksaan ekstra oral: TAK

Pemeriksaan intra oral:


- Oral hygiene baik
- Acrylic crown a/r gigi 12: warna kuning kecoklatan, ukuran lebih pendek dari gigi 11 nya
- Gigi 12: perkusi dan tekan (-),vitalitas (+), mobility (-)
- Overbite dan overjet : normal
- Gigi 24 restorasi inlay, gigi 25 restorasi onlay

Pemeriksaan Radiografik:
- Periapikal gigi 12, 24, 25 T.A.K

Dalam menentukan rencana perawatan, dokter gigi G mempertimbangkan prinsip-prinsip


pencegahan, dengan tingkatan pencegahan yang sesuai dengan kondisi rongga mulut pasien.

Anda mungkin juga menyukai