Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Penyajian Data dalam Bentuk Diagam

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Statistik Penelitian Pendidikan


Dosen Pengampu: Indira Asih Vivi Yandari, M.Pd.

Disusun Oleh :

Ihfatun Sholihat (2227170049)

Vivi Nurul Sofia (2227170061)

Muhammad Rijlan K. (2227170071)

Nabila Nur Hidayati (2227170074)

Salsabiya Azki (2227170091)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul “Penyajian Data dalam Bentuk Diagram”

Adapun maksud dibuatnya makalah ini tidak lain adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Satatistik Penelitian Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa semester 5.

Makalah ini disusun sebagai bentuk proses belajar mengembangkan


kemampuan mahasiswa. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak agar bisa menjadi bekal dalam
pembuatan makalah kami di kemudian hari dengan lebih baik lagi. Kami berharap
semoga dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan tean-
teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan Ilmu Pengetahuan
tentang“Penyajian Data dalam Bentuk Diagram”

Atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan makalah


ini bermanfaat bagi pembaca, paling tidak sebagai studi banding dengan makalah
yang lain. Aamiin

Serang, 5 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………...…………………………………....…i

DAFTAR ISI................................... ......................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………......1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................2

C. Tujuan Pembuatan Makalah .........................................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIK ……………………… …..…………………........3

A. Penyajian Data Tidak Terkelompok dalam Bentuk Diagram .....................3

1. Diagram Batang .....................................................................................3


2. Diagram Lingkaran ...............................................................................6
3. Diagram Titik ........................................................................................8
4. Diagram Garis ........................................................................................9
5. Diagram Lambang...............................................................................10

B. Penyajian Data Terkelompok dalam Bentuk Diagram ..............................12

1. Histogram .............................................................................................12
2. Poligon Frekuensi ...............................................................................16
3. Ogive (Ozaiv) .......................................................................................18

C. Diagram Peta (Kartogram) .........................................................................20

BAB III PENUTUP ..............................................................................................21

A. Kesimpulan ...............................................................................................21
B. Saran ..........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam membuat karya ilmiah biasanya kita dituntut untuk dapat
menyajikan data secara gamblang atau jelas. Data berupa angka-angka akan
sangat sulit tentunya untuk disajikan dalam bentuk paragraf. Oleh
karenannya kita perlu menggunakan fungsi tabel, grafik, ataupun diagram
untuk mendapatkan data secara cepat dan akurat. Dan sebelum kita belajar
menggunakannya alangkah lebih baiknya jika kita pelajari terlebih dahulu
apa sih yang dimaksud tabel, diagram, dan grafik. Tabel adalah kumpulan
data yang disusun berdasarkan baris dan kolom. Baris dan kolom ini
berfungsi untuk menunjukkan data terkait keduanya. Dimana titik temu
antara baris dan kolom adalah data yang dimaksud. Grafik adalah gambaran
dinamika data yang ada (bisa naik, turun, atau naik turun. Awal yang harus
kita lakukan dalam membaca data pada grafik adalah dengan melihat judul
grafik kemudian baru melihat data yang ada. Ada banyak macam grafik
diantaranya adalah grafik batang dan grafik garis.
Diagram adalah gambaran tentang suatu data yang lebih
memntingkan hasil penelitian. Biasanya diagram diurutkan dari data sedikit
ke banyak atau sebaliknya. Berbeda dengan grafik yang lebih
mementingkan dinamika pada data yang disajikan. Diagram ini dapat
berupa diagram lingkaran ataupun diagram batang.Data yang disajikan di
dalam tabel, grafik dan diagram ini dapat kita sajikan atau kita rubah ke
dalam bentuk kalimat atau paragraf dengan memperhatikan data yang ada.
Berikut ini langkah-langkah untuk membaca tabel, grafik, dan diagram.dan
di sini kita akan membahas tentang Grafik saja, dikarenakan makalah ini
hanya menyajikan definisi serta penjelasan tentang grafik-grafik yang selalu
kita butuhkan dalam penyajian data dalam karya ilmiah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud penyajian data terkelompok?
2. Apa yang dimaksud penyajian data tidak terkelompok terkelompok?
3. Ada berapa macm-macam diagram?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Untuk mengetahui penyajian data terkelompok.
2. Untuk mengetahui penyajian data tidak terkelompok terkelompok.
3. Untuk mengetahui macm-macam diagram.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penyajian Data Tidak Terkelompok dalam Bentuk Diagram


Data yang tidak terkelompok umumnya digunakan bagi data yang
berasal dari ukuran yang kecil, dimana tanpa kita mengelompokannya, hal
itu tidak akan menganggu teknik pengelolaan selanjutnya. Misalnya data
tentang banyaknya murid perempuan dan laki-laki ynag terdapat pada setiap
kelas sebuah sekolah dasar tertentu. Teknik penyajian data dalam bentuk
diagram berdasarkan data tidak terkelompok artinya data yang belum
disusun dalam tabel distribusi frekuensi.
1. Digram Batang
Diagram batang adalah diagram yang berdasarkan data berbentuk
kategori. Diagram batang pada umumnya digunakan untuk
menggambarkan perkembangan nilai-nilai suatu objek penelitian dalam
kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukan berbagai keterangan
dengan batang-batang tegak ataupun mendatar dan sama lebar dengan
batang-batang terrpisah.
1) Diagram batang tunggal

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
40 kg 41 kg 42 kg 43 kg 44 kg

3
2) Diagram batang majemuk
Berikut ini adalah jumlah siswa di kota “X” berdasarkan
tingkat pendidikannya tahun 2014

Siswa
Jenjang Jumlah
Putra Putri
SD 2000 3000 5000
SMP 1000 1500 2500
SMA 500 1000 1500

3) Diagram batang daun


Diagram batang daun (steam and leaf diagram) menyajikan
penyebaran dari suatu data sehingga secara keseluruhan data
individu-individu dapat terlihat apakah ada kecenderungan data
tersebut menyebar atau memusat pada suatu nilai tertentu, atau
nilai manakah yang paling sering muncul dan yang jarang muncul.
Data kuantitatif (berbentuk angka) akan disajikan dengan
menggunakan diagram batang daun serta ditata menjadi dua
bagian. Angka pertama ditempatkan pada bagian diagram yang
disebut batang, dan angka kedua dan seterusnya (kalau ada)
ditempatkan pada bagian yang disebut daun. Jadi, suatu data yang

4
merupakan suatu bilangan, misalnya 95, akan dipisahkan sebagai 9
dan 5, sedangkan 256 akan dipisahkan sebagai 2 dan 56 atau 25
dan 6. Untuk lebih memahami diagram batang daun, perhatikan
contoh berikut.

Nilai ulangan umum fisika dari 36 siswa adalah sebagai berikut.

Jika datai ini tidak disusun dalam suatu diagram maka tidak segera
terlihat kecenderungan penyebarannya. Gambar berikut ini
menyajikan diagram batang daun untuk data yang tersedia.

Jika kita hanya memperhatikan daftar nilai matematika


yang belum disusun dalam suatu diagram maka tidak begitu jelas
bagi kita untuk mengetahui nilai manakah yang paling banyak
muncul. Namun secara kasar kita hanya dapat mengatakan bahwa
nilai-nilai tersebut berkisar di antara 40 dan 90. Artinya ada nilai
40-an, 50-an, 60-an, 70-an, 80-an, dan 90-an. Untuk membuat
suatu diagram batang daun untuk data nilai-nilai ulangan fisika
yang masing-masing terdiri dari dua angka seperti pada situasi di

5
atas, kita tetapkan angka puluhan sebagai bagian batang dan angka
satuan sebagai bagian daun.

Setelah mengamati angka-angka puluhan itu, maka


tempatkan angka-angka itu pada kolom khusus untuk batang dan
angka-angka satuan pada kolom daun. Angka-angka puluhan dapat
ditempatkan secara berurutan sejak awal, namun angka satuan
(bagian daun) mungkin bisa diurutkan sejak awal tetapi kemudian
dapat diatur agar angka-angka satuan pada bagian daun juga dapat
tersusun seperti pada gambar di bawah. Berikut ini disajikan suatu
diagram batang daun tentang nilai dari dua kali ulangan fisika.

2. Digram Lingkaran
Digaram Lingkaran diartikan sebagai cara penyajian sekumpulan
data ke dalam lingkaran, lingkaran dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan pengklasifikasian data. Untuk membuat diagram
lingkaran, maka lingkaran-lingkaran dibagi-dibagi menjadi beberapa
sektor. Setiap sektor melukiskan kategori data yang terlebih dahulu
diubah ke dalam derajat menggunakan busur derajat. Berikut adalah cara
membuat diagram lingkaran:
 Ubahlah dahulu ke dalam bentuk persen.

6
Berat 40 kg = 60 𝑥100% = 10%

12
Berat 41 kg = 60 𝑥100% = 20%

6
15
Berat 42 kg = 60 𝑥100 = 25%

18
Berat 43 kg = 60 𝑥100% = 30%

9
Berat 44 kg = 60 𝑥100% = 15%

 Diagram lingkaran dalam derajat. Perhitungan banyaknya data ke


dalam derajat:

6 10
Berat 40 kg = 60 𝑥360 = 36° atau 𝑥360 = 36°
100

12 20
Berat 41 kg = 60 𝑥360 = 72° atau 𝑥360 = 72°
100

15 25
Berat 42 kg = 60 𝑥360 = 90° atau 𝑥360 = 90°
100

18 30
Berat 43 kg = 60 𝑥360 = 108° atau 𝑥360 = 108°
100

9 15
Berat 44 kg = 60 𝑥360 = 54° atau 𝑥360 = 54°
100

Hasil surve berat badan siswa

15%

30% 44 kg
10% 40 kg
41 kg
42 kg
20% 43 kg

25%

3. Diagram Titik
Diagram titik dapat juga dikatakan sebagai diagram koordinat
karena penyajian data melalui diagram ini hanya merupakan titik-titik

7
koordinat yang memberikan gambaran antara data atau variabel yang
terdapat di sumbu datar (horizontal) dengan yang terdapat di sumbu
tegak (vertikal). Langkah-langkah menggambarkannya tidak berbeda
jauh dengan langkah-langkah seperti menggambar diagram batang,
namun pada setiap kategori, yang terlihat bukan merupakan batang-
batang, melainkan berupa titik-titik yang merupakan koordinat antara
absis dan ordinat.
Untuk kumpulan data yang terdiri dari dua variabel, dengan nilai
kuantitatif, diagramnya dapat dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan
gambarnya akan merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar.
Karenanya, diagram demikian dinamakan diagram pencar. Pada gambar
diagram garis di atas, apabila garis penghubung antara titik-titik
dihilangkan, terjadilah diagram pencar. Bentuk tersebut merupakan
diagram pencar sederhana.

Contoh:

Gambar . Jumlah Mahasiswa Baru Pendidikan Biologi Universitas X


Tahun 2010-2014

Dalam hal ini, antara tahun dengan jumlah siswa lainnya terpisah
(disjoint). Oleh sebab itu. Kita tidak boleh menghubungkan garis antara
dua titik yang berdekatan sehingga menjadi diagram garis. Kecuali

8
sumbu horizontal merupakan “waktu”, dimana waktu tersebut
merupakan variabel yang kontinu.

4. Diagram Garis
Diagram garis adalah diagram yang digambarkan berdasarkan data
waktu. Biasanya waktu yang digunakan adalah tahun atau bulan lalu.
Langkah-langkah dalam membuat diagram garis adalah sebagai berikut.
a. Buatlah dua buah sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak .
pada sumbu datar biasanya menunjukan waktu, sedangkan pada
sumbu tegak menunjukan bilanganfrekuensinya. Dalam pembagian
skkala pada masing-masing sumbu sebaiknya mengambil skala
yang proporsional.
b. Sesuaikan data pada masing-masing sumbu, artinya data tahun
pada sumbu datar dibuat garis bantu ke atas sehingga berpotongan
dengan garis bantu dari sumbu tegak yang merupakan frekuensi
kategori tersebut.
c. Jika semua data sudah disesuaikan pada masig-masing sumbu,
maka akan tedapat sekumpulan titik-titik.
d. Hubungkan titik-titik tersebut sehingga akan diperoleh diagram
garis.
e. Di bawah diagram diberi judul diagram dengan paragraf tengah
(center). Judul diagram terdiri dari nomor, masalah apa, di mana
masalah itu terjadi, dan kapan masalah itu terjadi. Nomor diagram
dibuat agar lebih mudah dalam pencairan diagram.

Contoh : berikut ini diberikan data mengenai jumlah mobil yang


terjual di sebuah showroom dari Tahun 1995 – 2004
 Tahun 1995 mobil yang sudah terjual berjumlah 15
 Tahun 1996 mobil yang sudah terjual berjumlah 17
 Tahun 1997 mobil yang sudah terjual berjumlah 27
 Tahun 1998 mobil yang sudah terjual berjumlah 27
 Tahun 1999 mobil yang sudah terjual berjumlah 20
 Tahun 2000 mobil yang sudah terjual berjumlah 30

9
 Tahun 2001 mobil yang sudah terjual berjumlah 31
 Tahun 2002 mobil yang sudah terjual berjumlah 20
 Tahun 2003 mobil yang sudah terjual berjumlah 17
 Tahun 2004 mobil yang sudah terjual berjumlah 15

Diagram garis dari mobil yang terjual dari tahun 1995 – 2004

Dari diagram tersebut, tampak penjualan mobil terbanyak pada


tahun 2001. Dari tahun 1995–1997, penjualan mobil cenderung
mengalami kenaikan dan tahun 2002–2004 cenderung mengalami
penurunan.

5. Diagram Lambang
Diagram lambang (Piktogram) adalah penyajian data dalam bentuk
gambar-gambar yang mewakili nilai-nilai tertentu. Gambar-gambar yang
digunakan biasanya adalah gambar-gambar yang relevan dengan
permasalahan. Diagram lambang sangat cocok untuk menyajikan data
kasar sesuatu hal dan sebagai alat visual bagi orang awam. Setiap satuan
yang dijadikan lambing disesuaikan dengan macam datanya. Misalnya
untuk data jumlah manusia yang dibuatkan gambar orang. Satu gambar
orang menyatakan sekian jiwa tergantung kebutuhannya. Kelemahannya
ialah jika data yang dilaporkan tidak penuh (bulat) sehingga lambangnya
pun menjadi tidak utuh.

10
Diagram gambar atau piktogram adalah bagan yang menampilkan
data dalam bentuk gambar. Menyajikan data dalam bentuk piktogram
merupakan cara yang paling sederhana. Pada dasarnya, penyajian data
dalam bentuk piktogram memang menarik. Akan tetapi, penggunaan
piktogram sangatlah terbatas. Salah satu contoh data menggunakan
diagram lambing misalkan diketahui tabel yang menyatakan data jumlah
siswa di kota “X” berdasarkan tingkat pendidikannya tahun 2007.

Tingkat Pendidikan Jumlah siswa


SD 1500

SMP 2500
SMA 2000

Bentuk piktogram dari data tersebut adalah sebagai berikut:

Tingkat Pendidikan Lambang Jumlah siswa


SD 1500

SMP 2500

SMA 2000

Keterangan: = 500

Contoh Soal Diagram Lambang

Penjualan bunga hias bulan mei “Toko Bunga Jaya”

Jenis Bunga Mawar Melati Kamboja


Jumlah 200 250 150
(batang)

Jawaban

11
B. Penyajian Data Terkelompok dalam Bentuk Diagram
1. Histogram
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan
distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu nilai yang
berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data. Histogram juga
merupakan salah satu alat dari 7 alat pengendalian kualitas (QC 7
Tools). Manfaat dari penggunaan Histogram adalah untuk memberikan
informasi mengenai variasi dalam proses dan membantu manajemen
dalam membuat keputusan dalam upaya peningkatan proses yang
berkesimbungan (Continous Process Improvement). Langkah-langkah
Membuat Histogram:
1) Mengumpulkan data Pengukuran
Data yang untuk membuat Histogram adalah data pengukuran yang
berbentuk Numerik.Sebagai contoh:
Seorang Engineer ingin mengumpulkan data pengukuran untuk
panjangnya kaki komponen A seperti tabel dibawah ini :

12
2) Menentukan besarnya Range
Sebelum menentukan Besarnya nilai Range, kita perlu
mengetahui Nilai terbesar dan Nilai Terkecil dari seluruh data
pengukuran kita. Cara untuk menghitung Nilai Range (R)
adalah :
R = Xmaks – Xmins atau Range = Nilai terbesar – Nilai
terkecil
Catatan :
Jika anda menggunakan Excel , anda bisa memakai Function :
 Mencari Nilai Terbesar : @MAX( nomor cell awal :
nomor cell akhir)
 Mencari Nilai Terkecil : @MIN(nomor cell awal :
nomor cell akhir)

Untuk contoh diatas, Besarnya Nilai Range adalah 0.6


dengan perhitungan dibawah ini:

Range = 3.2 – 2.6

Range = 0.6

3) Menentukan Banyaknya Kelas Interval


Sebagai Pedoman, terdapat Tabel yang menentukan Kelas
Interval-nya sesuai dengan banyaknya Jumlah Sample Unit
pada Data Pengukuran.

13
Untuk contoh kasus diatas, banyaknya sampel data
pengukuran adalah 50 data, maka kita memilih banyaknya
kelas interval adalah 7 buah (menurut tabel adalah 6 sampai
10).

4) Menentukan Lebar Kelas Interval, Batas Kelas, dan Nilai


Tengah Kelas
 Menentukan Lebar Kelas Interval :
Yang menentukan Lebar setiap kelas Interval adalah
pembagian Range (Langkah 2) dan Banyaknya Interval
Kelas (Langkah 3). Kasus yang sama, untuk cara
menghitung Lebar Kelas Interval adalah :
Lebar = Range / Kelas Interval
Lebar = 0.6 / 7
Lebar = 0.1 (dibulatkan)
 Menentukan Batas untuk setiap Kelas Interval :
Untuk menentukan Batas untuk setiap kelas Interval,
kita memakai rumus :
Nilai terendah – ½ x unit pengukuran
(dalam kasus ini kita memakai unit pengukuran 0.1)
Batas Kelas Pertama :
Menentukan Batas bawah Kelas pertama : 2.6 – ½ x
0.1= 2.55
Selanjutnya Batas Bawah kelas pertama ditambah
dengan Lebar Kelas Interval untuk menentukan Batas
atas kelas pertama : 2.55 + 0.1 = 2.65
Batas Kelas Kedua : Menentukan Batas bawah Kelas
Kedua :
Batas Bawah Kedua adalah Batas Atas Kelas Pertama,
yaitu : 2.65
Batas Atas Kedua adalah Batas Bawah Kedua ditambah
dengan Lebar Kelas Interval yaitu : 2.65 + 0.1 = 2.75
Batas Kelas Ketiga dan seterusnya :

14
Dilanjutkan ke kelas ketiga dan seterusnya seperti cara
untuk menentukan Batas Kelas Kedua.
 Menentukan Nilai Tengah setiap Kelas Interval :
Nilai Tengah Kelas Pertama :
Nilai Tengah Kelas Pertama = batas atas + batas bawah
kelas Pertama / 2
= 2.55 + 2.65 / 2
= 2.6

Nilai Tengah Kelas kedua dan seterusnya


mempergunakan. cara yang sama seperti menghitung
Nilai Tengah Kelas Pertama.

5) Menentukan Frekuensi dari Setiap Kelas Interval


Untuk mempermudah perhitungan, pakailah tanda “Tally”
pengelompokkan 5 (lima) untuk menghitung satu per satu
jumlah frekuensi yang jatuh dalam kelas Interval. Masih kasus
yang sama, berikut ini tabel hasil perhitungannya

15
6) Membuat Grafik Histogram
 Membuat Garis Horizontal dengan menggunakan skala
berdasarkan pada unit pengukuran data
 Membuat Garis Vertikal dengan menggunakan skala
frekuensi
 Menggambarkan Grafik Batang, tingginya sesuai
dengan Frekuensi setiap Kelas Interval
 Jika terdapat batasan Spesifikasi yang ditentukan oleh
Customer (Pelanggan) maka tariklah garis vertikal
sesuai dengan spesifikasi tersebut.

2. Poligon Frekuensi
Poligon Frekuensi merupakan grafik garis yang menghubungkan nilai
tengah tiap sisi atas yang berdekatan dengan nilai tengah jarak frekuensi
mutlak masing-masing. Perbedaan antara histogram dengan poligon
frekuensi adalah Histogram menggunakan batas kelas sedangkan
poligon menggunakan titik tengah. Grafik histogram berwujud
segiempat atau menyerupai diagram batang, sedangkan poligon
berwujud garis atau kurva yang saling berhubungan satu sama lain.
Langkah-langkah membuat polygon frekuensi
 Buat titik tengah kelas dengan cara : (nilai ujung bawah kelas + nilai
ujung atas kelas) x ½
 Buat tabel distribusi frekuensi yang mutlak disertai dengan kolom
tambahan berupa kolom titik tengah kelas tsb.

16
 Buat grafik poligon frekuensi dengan melihat data pada tabel
distribusi frekuensi mutlak
a. Buat titik tengah kelas
 Titik tengah kelas ke-1 : (45 + 51) x ½ = 48
 Titik tengah kelas ke-2 : (52 + 58) x ½ = 55
 Titik tengah kelas ke-3 : (59 + 65) x ½ = 62
 Titik tengah kelas ke-4 : (66 + 72) x ½ = 69
 Titik tengah kelas ke-5 : (73 + 79) x ½ = 76
 Titik tengah kelas ke-6 : (80 + 86) x ½ = 83

b. Buat Tabel Distribusi Frekuensi Mutlak dengan menambah


kolom titik tengah kelas

c. Buat grafik poligon frekuensi

17
3. Ogive (Ozaiv)
Grafik ogive dibuat dari daftar sebaran “frekuensi kumulatif
kurang dari” dan “frekuensi lebih dari”.
Contoh:
Perhatikan daftar distribusi frekuensi berikut ini:

Berat Frekuensi
40 – 44 4
45 – 49 6
50 – 54 10
55 – 59 20
60 – 64 7
65 – 69 3
Jumlah 50

Untuk membuat ogive dari data di atas, diperlukan bantuan sebagai


berikut:

Berat (batas bawah) Fkum < Fkum >


39,5 0 50
44,5 4 46
49,5 10 40
54,5 20 30
59,5 40 10
64,5 47 3
69,5 50 0

Grafiknya sebagai berikut:


Frekuensi kumulatif “kurang dari” pada distribusi frekuensi berat
badan 50 siswa.
18
Fkum<
60
50
40
30
Fkum<
20
10
0
39.5 44.5 49.5 54.5 59.5 64.5 69.5

Frekuensi kumulatif “lebih dari” pada distribusi frekuensi berat


badan 50 siswa.

fkum>
60
50
40
30
fkum>
20
10
0
39.5 44.5 49.5 54.5 59.5 64.5 69.5

Ogive merupakan bentuk penyajian data dalam grafik


berdasarkan data yang sudah disusun dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi kumulatif. Ogive sering disebut sebagai grafik
frekuensi meningkat. Hal ini dikarenakan cara pembuatannya
dengan menjumlahkan pada setiap kelas sebelumnya atau
setelahnya. Bentuk ogive seperti poligon, sehingga sering disebut
juga sebagai poligon distribusi frekuensi kumulatif. Terdapat dua
jenis ogive, yaitu ogive positif dan negatif.

19
C. Diagram Peta (Kartogram)

Diagram katogram atau diagram peta yaitu diagram yang melukiskan


fenomena atau keadaan dihubungkan dengan tempat kejadian itu berada.
Teknik pembuatannya digunakan peta geografis sebagai dasar untuk
menerangkan data dan fakta yang terjadi. Salah satu contoh ketika kita melihat
peta bumi yang terdapat peta daerah/pulau dengan mencantumkan gambar-
gambar kelapa, jagung, kuda, sapi, dan lain-lain.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Sudijono (2008: 61) grafik atau diagram adalah alat penyajian
statistik yang tertuang dalam bentuk lukisan, baik lukisan grafik, lukisan
gambar, maupun lambang. Dan menurut Riduwan (2003:83) diagram adalah
gambaran untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu data yang akan
disajikan.Jadi diagram atau grafik adalah alat penyajian data statistik yang
berupa lukisan baik lukisan garis, gambar, atupun lambang.
kegunaan diagram atau grafik antara lain untuk :

 Mempertegas dan memperjelas penyajian data,


 Mempercepat pengertian
 Mengurangi kejenuhan melihat angka,
 Menunjukkan arti secara menyeluruh.

B. Saran

Dari pembahasan di atasdapat diketahui bahwa penyajian data dalam


bentuk diagram sangat berguna, sala satunya bagi yang bergelut dalam bidang
pendidikan. oleh karena itu, disarankan agar setiap guru ataupun para calon
guru dapat menguasai dan memahami penyajian data dalam bentuk diagram
demi menunjang profesi kita sebagai para pendidik dan calon pendidik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Heryanto, Nar, 2014. Statistika Pendidikan. Tangerang: Universitas Terbuka.

Sudjono, A, 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. IJakarta: Raja Grafindo


Persada.

Bustam, Ama, Metode penyajian data statistika..

https://www.slideshare.net/AmaBustam/metoda-statistika-penyajian-data

Pendidikan, 2016. Mcam-macam Jenis Diagram beserta Penyajiannya

https://www.berpendidikan.com/2016/09/pengertian-dan-macam-macam-
jenis-diagram-beserta-cara-penyajian-data-dalam-bentuk-diagram-dan-
contoh-soalnya.html. Diunduh pada 1 September 2019 pukul 20.00 W.I.B

Susanto, Hendra, 2016. Pengertian dan Macam-macam Jenis Diagram.

http://hendrasusanto1992.blogspot.com, Diunduh pada 1 September 2019


pukul 20.00 W.I.B

22

Anda mungkin juga menyukai