TENTANG
5.1
Kedua Atas UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
1971 tentang Korps Pegawai Republik Indonesia;
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2010 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Korps Pegawai
Republik Indonesia;
6. Keputusan MUNAS VIII KORPRI Nomor. 02/MUNAS/2015
tanggal 4 Desember 2015 tentang Peraturan Tata Tertib
Musyawarah Nasional VIII KORPRI.
Memperhatikan : Saran, pendapat dan usul yang dikemukakan peserta dalam
Musyawarah Nasional VIII KORPRI tanggal 5 Desember 2015;
M E M U T U S K A N:
5.2
KEEMPAT : Perubahan Anggaran Dasar dan anggaran Rumah Tangga Korp
Pegawai Republik Indonesia sebagaimana tersebut dalam diktum
ketiga dilakukan melalui Musyawarah Nasional atau Musyawarah
Nasional Luar Biasa sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Desember 2015
5.3
ANGGARAN DASAR
KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA
PEMBUKAAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
5.4
Pasal 1
Pengertian
2. Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara republik Republik Indonesia
yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh Pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalam suatu Jabatan Negeri, atau diserahi tugas
negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Pegawai Badan Usaha Milik Negara dan /Badan Usaha Milik Daerah adalah setiap
warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
dan digaji oleh perusahaan Negara atau perusahaan Daerah.
4. Pegawai Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan adalah
setiap warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan dan digaji oleh suatu Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan
Hukum Pendidikan.
5. Pegawai Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Daerah adalah setiap warga
Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji
oleh suatu Lembaga Penyiaran Publik milik Pemerintah, baik Pusat maupun
Daerah.
5.5
6. Pegawai Badan Layanan Umum Pusat dan Daerah adalah setiap warga Negara
Republik Indonesia yang memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji oleh
suatu Badan Layanan Umum baik Pemerintah , baik Pusat maupun Daerah.pusat
maupun pemerintah daerah.
5.6
12. Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara,
Badan Layanan Umum, Lembaga Penyiaran Publik dan Badan Otorita/Kawasan
ekonomi khusus adalah suatu kepengurusan yang bersifat kolektif dan
berbentuk dewan yang diangkat berdasarkan musyawarah anggota KORPRI di
tingkat Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara, Badan
Layanan Umum, Lembaga Penyiaran Publik dan Badan Otorita/Kawasan
ekonomi khusus yang bertugas menjalankan roda organisasi KORPRI di tingkat
unit yang bersangkutan.
13. Dewan Pengurus KORPRI Provinsi adalah suatu kepengurusan yang bersifat
kolektif dan berbentuk dewan yang diangkat berdasarkan musyawarah anggota
KORPRI di tingkat provinsi dan bertugas menjalankan roda organisasi KORPRI di
tingkat provinsi.
14. Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi adalah suatu kepengurusan yang bersifat
kolektif dan berbentuk dewan yang diangkat berdasarkan musyawarah anggota
KORPRI di tingkat Unit provinsi dan bertugas menjalankan roda organisasi
KORPRI pada satuan kerja perangkat Daerah, Badan Usaha Milik Daerah,
Lembaga Penyiaran Publik Daerah, Badan Layanan Umum Daerah dan instansi
vertikal perangkat daerah yang ada di tingkat provinsi.
16. Dewan Pengurus KORPRI Unit Kabupaten/Kota adalah suatu kepengurusan yang
bersifat kolektif dan berbentuk dewan yang diangkat berdasarkan musyawarah
anggota KORPRI di tingkat Unit kabupaten/kota dan bertugas menjalankan roda
organisasi KORPRI pada satuan kerja perangkat daerah, Badan Usaha Milik
Daerah, Lembaga Penyiaran Publik Daerah, Badan Layanan Umum Daerah dan
instansi vertikal perangkat daerahyang ada di tingkat kabupaten/kota.
17. Dewan Pengurus KORPRI Kecamatan adalah suatu kepengurusan yang bersifat
kolektif dan berbentuk dewan yang diangkat berdasarkan musyawarah anggota
5.7
KORPRI di tingkat kecamatan dan bertugas menjalankan roda organisasi
KORPRI di tingkat kecamatan.
18. Sekretariat Jenderal Dewan Pengurus KORPRI Nasional adalah organ yang
bertugas melayani Dewan Pengurus KORPRI Nasional dalam rangka
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Ketua Dewan
Pengurus KORPRI Nasional dan melayani di bidang administrasi, kepegawaian,
dan keuangan yang dalam menjalankan tugasnya secara administratif dan
kegiatan bertanggungjawab kepada Ketua Dewan Pengurus KORPRI Nasional.
21. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi adalah organ yang bertugas
melayani Dewan Pengurus KORPRI Provinsi di bidang administrasi,
kepegawaian, dan keuangan yang dalam menjalankan tugasnya secara
kepegawaian dan keuangan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah,
sedangkan dalam melaksanakan kegiatan operasional organisasi bertanggung
jawab kepada Ketua Dewan Pengurus KORPRI Provinsi.
22. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi adalah organ yang bertugas
melayani Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi di bidang administrasi dan
5.8
keuangan yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Satuan Kerja Perangkat Daerah dan yang disamakan dengan instansi ini,
sedangkan dalam melaksanakan kegiatan operasional organisasi bertanggung
jawab kepada Ketua Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi.
24. Sekretariat Pengurus KORPRI Kecamatan adalah organ yang bertugas melayani
Dewan Pengurus KORPRI Kecamatan di bidang administrasi, kepegawaian, dan
keuangan yang dalam menjalankan tugasnya secara kepegawaian dan
keuangan bertanggung jawab kepada Camat serta dalam melaksanakan
kegiatan operasional organisasi bertanggung jawab kepada Ketua Dewan
Pengurus KORPRI Kecamatan.
25. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Unit Kabupaten/Kota adalah organ yang
bertugas melayani Dewan Pengurus KORPRI Unit Kabupaten/Kota di bidang
administrasi dan keuangan yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung
jawab kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dan yang disamakan
dengan instansi ini, sedangkan dalam melaksanakan kegiatan operasional
organisasi bertanggung jawab kepada Ketua Dewan Pengurus KORPRI Unit
Kabupaten/Kota.
Aparatur pemerintahan desa atau lembaga yang setara dengan desa yang menjadi
anggota KORPRI adalah mencakup Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Dusun, dan
pegawai pada desa dimaksud.
BAB II
NAMA, SIFAT, PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN
5.9
Pasal 2
Nama
Pasal 3
Sifat
Pasal 4
Pembentukan dan Kedudukan dan KedudukanKORPRI
(1) KORPRI didirikan dibentuk pada tanggal 29 Nopember 1971 dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 82 tahun 1971.
(2) Dewan Pengurus KORPRI Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik
Indonesia.
(4) Dewan Pengurus KORPRI pada instansi Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Republik Indonesia berkedudukan di instansi Markas Besar Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.
(5) Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara
dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan
Layanan Umum Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
berkedudukan di masing-masing instansi.
5.10
(6) Dewan Pengurus KORPRI Unit Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian berkedudukan di jajaran eselon I atau gabungan eselon I pada
instansi masing-masing.
(8) Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi berkedudukan di jajaran satuan kerja
perangkat daerah atau instansi yang disamakan perangkat daerah yang berada
di Ibukota Provinsi.
Pasal 5
Dasar
Pasal 6
Kedaulatan Organisasi
BAB IV
5.11
VISI, MISI, FUNGSI DAN PROGRAM
Pasal 7
Visi
Pasal 8
Misi
5.12
2. Membangun Pembangun jiwa korps (korsa);,
Pasal 10
Program
(1) Untuk mencapai visi dan misi serta penyelenggaraan fungsi sebagaimana
dimaksud pada pasal 7, 8 dan 9, KORPRI menyusun dan menetapkan program
umum nasional melalui Musyawarah Nasional.
5.13
BAB V
DOKTRIN, KODE ETIK, LAMBANG, PANJI,
LAGU, ATRIBUT DAN PAKAIAN SERAGAM
Pasal 11
Doktrin, Kode Etik, Lambang, Panji,
Lagu, Atribut dan Pakaian Seragam
(1) Dalam rangka membina pembinaan jiwa korsa, KORPRI mempunyai Doktrin,
Kode Etik, Lambang, Panji, Lagu, dan Atribut serta Pakaian Seragam.
(2) Ketentuan mengenai Doktrin, Kode Etik, Lambang, Panji, Lagu, Atribut, dan
Pakaian Seragam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional.
BAB VI
KEANGGOTAAN, HAK, DAN KEWAJIBAN
Pasal 12
Keanggotaan
b. Pegawai Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran
Publik Pusat dan Daerah, Badan Layanan Umum Pusat dan Daerah, dan
5.14
Badan Usaha Milik Daerah beserta anak perusahaannnya serta Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus,
2. Anggota Luar Biasa, yaitu para Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Republik
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha milik Daerah, Badan
Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran
Publik Pusat dan Daerah, Badan Layanan Umum Pusat dan Daerah, dan Badan
Usaha Milik Daerah beserta anak perusahaannya serta Badan Otorita/Kawasan
Ekonomi KhususBadan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
Badan Usaha Milik Daerah serta anak perusahaannya.
Pasal 13
Hak Anggota
5.15
b. Mendapat perlindungan dan pembelaan atas perlakuan yang tidak adil,
5.16
c. Membela dan menjunjung tinggi organisasi,
BAB VII
Pasal 15
Kepengurusan
(1) Pengurus KORPRI terdiri dari Dewan Pengurus KORPRI dan Sekretariatat Dewan
Pengurus KORPRI.
(2) Bentuk kDewan Pengurus KORPRI berbentuk dewan dan bersifat kDewan olektif
yang dipilih oleh anggota berdasarkan musyawarah sesuai dengan tingkat
kepengurusan.
5.17
b. Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian meliputi Kementerian/ Departemen, Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, dan Kesekretariatan Lembaga-Lembaga Negara;
c. Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik
Pusat, Badan Layanan Umum Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi
Khusus mempunyai wilayah kerja di masing-masing instansi;
5.18
b. Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non
Kementerian atau Kesekretariatan Lembaga Negara membawahi :
d. Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara
dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan
Layanan Umum Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus didukung
oleh Sekretariat yang bersifat tetap yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang
berkedudukan disamakan dengan jabatan struktural atau grade kepegawaian di
instansi masing-masing yang diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 17
5.20
Hubungan Kerja Kepengurusan KORPRI
5.21
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dan di tingkat kKecamatan serta
kepengurusan KORPRI pada instansi vertikal di Kabupaten/Kota sebagaimana
diatur dalam pasal 16 ayat (1) huruf d secara vertikal dibawahberada dalam
koordinasi langsung Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota.
BAB VIII
PENASIHATPENASEHATPENASIHAT, DEWAN PENGURUS, DAN
SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PENGURUS KORPRI NASIONAL
Pasal 18
PenasihatPenasehatPenasihat Nasional KORPRI
5.22
(2) PenasihatPenasehatPenasihat Nasional Harian KORPRI adalah Menteri Negara
yang membidangi Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
danserta Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
Pasal 19
Dewan Pengurus KORPRI Nasional
(1) Dewan Pengurus KORPRI Nasional bersifat kolektif dan dipilih oleh Musyawarah
Nasional.
(2) Dewan Pengurus KORPRI Nasional bertugas melaksanakan program umum yang
ditetapkan berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional.
5.23
Pasal 20
Sekretariat Jenderal Dewan Pengurus Nasional KORPRI Nasional
(2) Sekretariat Jenderal Dewan Pengurus KORPRI Nasional dipimpin oleh seorang
Sekretaris Jenderal yang dijabat oleh pejabat struktural Eselon I. yang
pengangkatannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
PENASIHATPENASEHATPENASIHAT, DEWAN PENGURUS, SEKRETARIAT
DEWAN PENGURUS KORPRI DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN/LPNKLEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN/
KESEKRETARIATAN LEMBAGA NEGARA
Pasal 21
PenasihatPenasehatPenasihat KORPRI Kementerian/LPNKLembaga
Pemerintah Non Kementerian
Pasal 22
Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/
LPNKLembaga Pemerintah Non Kementerian/Kesekretariatan Lembaga
Negara
5.24
a. Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non
Kementerian bersifat kolektif dan dipilih oleh musyawarah
Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non Kementerian.
a. Seorang Ketua;
5.25
Pasal 23
PenasehatPenasihat KORPRI Unit Kementerian/LPNKLembaga
Pemerintah Non Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara
Pasal 24
Dewan Pengurus KORPRI Unit Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah
Non Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara
a. Seorang Ketua;
5.26
c. Untuk pengelolaan keuangan dan aset organisasi dibantu oleh seorang
bendahara dan/atau pengelola keuangan dan aset.
Pasal 25
Dewan Pengurus KORPRI Kelompok/Komisariat
5.27
Pasal 26
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI dilingkungan
Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non
Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara.
5.28
menyelenggarakan fungsi dan tugasnya dilayanididukung oleh Sekretariat
Dewan Pengurus KORPRI Kelompok/Komisariat.
BAB X
PENASIHATPENASEHATPENASIHAT, DAN DEWAN PENGURUS DAN
SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS
KORPRI DI TINGKAT PROVINSI
Pasal 27
PenasihatPenasehatPenasihat KORPRI Provinsi
(3) .
Pasal 28
Dewan Pengurus KORPRI Provinsi
(1) Dewan Pengurus KORPRI Provinsi bersifat kolektif dan dipilih oleh musyawarah
provinsi.
5.29
a. Seorang Ketua;
c.
(4) Susunan Personalia Dewan Pengurus KORPRI Provinsi dikukuhkan oleh Dewan
Pengurus KORPRI Nasional.
Pasal 29
PenasehatPenasihat dan Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi
5.30
Pasal 30
(1) Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi bersifat kolektif dan dipilih oleh
musyawarah unit provinsi;
i. Seorang Ketua;
1. cd. Untuk pengelolaan keuangan dan aset organisasi dibantu oleh seorang
bendahara dan/atau pengelola keuangan dan aset.
Pasal 310
5.31
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Tingkat Provinsi
(2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Provinsi dipimpin oleh seorang Sekretaris
yang merupakan pejabat struktural eselon II;. yang merupakan pejabat
struktural Eselon II.b.
(3) Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi dalam menyelenggarakan fungsi dan
tugasnya dilayanididukung oleh Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Unit
Provinsi;.
(4) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi dipimpin oleh seorang
Sekretaris yang dijabat secara ex-officio oleh pejabat struktural Eselon III yang
ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi.
BAB XI
PENASIHATPENASEHATPENASIHAT, DEWAN PENGURUS DAN
SEKRETARIAT
DEWAN PENGURUS KORPRI DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Pasal 321
PenasihatPenasehatPenasihat KORPRI Kabupaten/Kota
5.32
(1) PenasihatPenasehatPenasihat KORPRI Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota
dan Wakil Bupati/Wakil Walikota; selaku Kepala dan Wakil Kepala Pemerintahan
Kabupaten/Kota.
Pasal 332
Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota
(1) Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota bersifat kolektif dan dipilih oleh
musyawarah kabupaten/kota.
a. Seorang Ketua;
5.33
(4) Susunan Personalia Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota dikukuhkan oleh
Dewan Pengurus KORPRI Provinsi.
Pasal 343
PenasihatPenasehatPenasihat dan Dewan Pengurus KORPRI Unit
Kabupaten/Kota
Pasal 35
(1) Dewan Pengurus KORPRI Unit Kabupaten/Kota bersifat kolektif dan dipilih oleh
Musyawarah Unit Kabupaten/Kota.
5.34
a. Seorang Ketua;
Pasal 364
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI di tingkat Kabupaten/Kota
5.35
(4) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Unit Kabupaten/Kota dipimpin oleh
seorang Sekretaris yang dijabat secara ex-officio oleh pejabat struktural Eselon
IV yang ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengurus KORPRI Unit Kabupaten/Kota.
BAB XII
PENASIHATPENASEHAT, DEWAN PENGURUS DAN
SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI TINGKAT KECAMATAN
Pasal 35
PenasihatPenasehat dan Dewan Pengurus KORPRI Kecamatan
5.36
(1) Seorang Ketua;
(3) Untuk pengelolaan keuangan dan aset organisasi dibantu oleh seorang
bendahara dan/atau pengelola keuangan dan aset.
Pasal 36
Pasal 37
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kecamatan
5.37
BAB XIII
PENASIHATPENASEHATPENASIHAT, DEWAN PENGURUS, DAN
SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI BADAN USAHA MILIK NEGARA
DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH, BADAN HUKUM MILIK NEGARA, DAN
ATAU BADAN HUKUM PENDIDIKAN, BADAN LAYANAN UMUM PUSAT DAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH, LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK PUSAT
DAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK DAERAH SERTA BADAN OTORITA DAN
PENGELOLA KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Pasal 378
PenasihatPenasehatPenasihat KORPRI Badan Usaha Milik Negara,
Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan,, Badan
Layanan Umum Pusat,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat
Badan Otorit dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus
(1) PenasihatPenasehatPenasihat KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum
Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, , Badan Layanan Umum Pusat,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
adalah Pimpinan/Direksi masing-masing lembaga;
5.38
Pasal 389
Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum
Milik Negara, dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum
Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat Badan Otorita dan Pengelola
Kawasan Ekonomi Khusus
(1) Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara, dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
bersifat kolektif dan dipilih oleh musyawarah unitdi lembaga masing-masing.
(2) Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara, dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
bertugas melaksanakan program umum KORPRI di lembaga masing-masing
Unit BUMN, Badan Hukum Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
berdasarkan keputusan musyawarah unit sebagai penjabaran program umum
nasional KORPRI.
(3) Susunan Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan
Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum
Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi
Khusus terdiri atas :
a. Seorang Ketua;
5.39
d. Dibantu oleh beberapa Ketua Bidang sesuai kebutuhan, sekurang-
kurangnya :
(4) Susunan Personalia Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara,
Badan Hukum Milik Negara, dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan
Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan
Ekonomi Khusus dikukuhkan oleh Dewan Pengurus KORPRI Nasional KORPRI.
Pasal 3940
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara,
Badan Hukum Negara, dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan
Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan Otorita dan
Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus
(1) Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
dalam menyelenggarakan fungsi dan tugasnya dilayanididukung oleh
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI di lembaga masing-masing; Unit Badan
Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus;
(2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan
Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum
5.40
Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi
Khusus dipimpin oleh seorang Sekretaris yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua
KORPRIPimpinan/Direksi yang kedudukan dan grade kepegawaiannya
disamakan dengan pejabat struktural Pegawai Negeri Sipil, pada lembaga
masing-masing.
Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara, Badan Layanan Umum
Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi
Khusus.
Pasal 401
Penasihat KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan Umum
Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah
(1) Penasihat KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan Umum Daerah,
dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah adalah Pimpinan/Direksi masing-masing
lembaga;
(2) Penasihat KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan Umum Daerah
dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah bertugas dan berwenang memberikan
nasihat kepada Dewan Pengurus KORPRI di lembaga masing-masing baik
diminta maupun tidak diminta.
Pasal 41
Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Daerah,
Badan Layanan Umum Daerah, dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah
5.41
(1) Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan Umum
Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah bersifat kolektif dan dipilih oleh
musyawarah di lembaga masing-masing;
(2) Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan Umum
Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah bertugas melaksanakan program
umum KORPRI di lembaga masing-masing berdasarkan keputusan musyawarah
sebagai penjabaran program umum KORPRI tingkat Provinsi atau
Kabupaten/Kota;
(3) Susunan Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan
Umum Daerah, Lembaga Penyiaran Publik Daerah terdiri atas :
a. Seorang Ketua;
(4) Susunan Personalia Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah dikukuhkan oleh
Dewan Pengurus KORPRI tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Pasal 42
Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah, dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah
5.42
(1) Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan Umum
Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah dalam menyelenggarakan fungsi
dan tugasnya didukung oleh Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI di lembaga
masing-masing;
(2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan
Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah dipimpin oleh seorang
Sekretaris yang ditunjuk dan diangkat oleh pimpinan/Direksi yang
kedudukannya disamakan dengan pejabat struktural atau grade kepegawaian
pada lembaga masing-masing.
Penasehat, Dewan Pengurus dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI di
lingkungan Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan Umum Daerah dan
Lembaga Penyiaran Publik Daerah
a. Di tingkat Badan Usaha Milik Daerah, Badan Layanan Umum Daerah dan
Lembaga Penyiaran Publik Daerah dapat dibentuk Pengurus Unit KORPRI.
c. Susunan personalia Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah, dikukuhkan oleh
Dewan Pengurus KORPRI Provinsi dan/atau Dewan Pengurus KORPRI
Kabupaten/Kota sesuai dengan kedudukan Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah tersebut.
5.43
BAB XIIIV
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA
Pasal 432
a. Musyawarah Nasional;
b. Musyawarah Pimpinan;
d. Musyawarah Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus;
g. Musyawarah Provinsi;
i. Musyawarah Kabupaten/Kota;
k. Musyawarah Kecamatan.
l. Musyawarah unit Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara,
Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus, serta Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah ditingkat
Provinsi atau Kabupaten/Kota..
5.44
(2) Rapat Kerja terdiri atas :
e. Rapat Kerja Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan atau
Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran
Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus;
m. Rapat Kerja Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara,
Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus, serta Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah.
(3) Selain musyawarah sebagaimana tersebut dalam ayat (1) dimungkinkan adanya
musyawarah luar biasa sesuai dengan tingkatannya;
5.45
Pasal 443
Musyawarah Nasional KORPRI
(2) Musyawarah Nasional KORPRI diadakan setiap lima tahun sekali dan dihadiri
oleh:
g. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan
Layanan Umum Pusat, Badan Hukum Milik Negara, Lembaga Penyiaran
Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus.
5.46
f. Menetapkan Doktrin, Kode Etik, Panji, Lambang, Lagu dan Atribut serta
pakaian seragam KORPRI;
(4) Dalam keadaan luar biasa Musyawarah Nasional KORPRI dapat dipercepat atas
permintaan tertulis sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah Dewan Pengurus
KORPRI Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non Kementerian, 1/3 dari
jumlah Dewan Pengurus KORPRI pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Republik IndonesiaTNI/POLRI, 1/3 dari jumlah Dewan Pengurus
KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat, Badan
Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendididkan, Lembaga Penyiaran
Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus, 1/3 dari jumlah
Dewan Pengurus KORPRI Provinsi dan ¼ jumlah Dewan Pengurus KORPRI
Kabupaten/Kota.
5.47
Pasal 454
Musyawarah Pimpinan KORPRI
d. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan
Layanan Umum Pusat, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum
Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan
Ekonomi Khusus;
(3) Musyawarah Pimpinan KORPRI dipimpin oleh Ketua Umum, apabila Ketua
Umum berhalangan maka Musyawarah Pimpinan KORPRI dapat dipimpin oleh
salah satu Wakil Ketua.
(4) Musyawarah Pimpinan KORPRI dilaksanakan satu kali dalam masa periode
kepengurusan, kecuali terjadi hal-hal yang sifatnya darurat dapat dilaksanakan
lebih dari satu kali.
5.48
menjalankan tugas organisasi karena atau berhalangan tetap atau
meninggal dunia.
Pasal 465
Musyawarah KORPRI Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non
Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara
5.49
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus KORPRI
Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non Kementerian yang
bersangkutan;
Pasal 47
Musyawarah KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil Pada Markas Besar
Tentara Nasional Indonesia dan Markas Besar Kepolisian Republik
Indonesia
(1) Musyawarah KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dilaksanakan lima tahun
sekali dan dihadiri oleh:
5.50
b. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil pada
Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia
yang bersangkutan;
(2) Musyawarah KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dapat ditunda paling
lama enam bulan dan bila telah lebih enam bulan harus ditunjuk caretaker oleh
Dewan Pengurus KORPRI satu tingkat diatasnya untuk menjalankan
kepengurusannya;
(3) Dalam keadaan luar biasa Musyawarah KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil
pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia
dapat dipercepat atas permintaan sekurang-kurangnya ½ dari jumlah Dewan
Pengurus KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia yang bersangkutan;
(4) Musyawarah KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia berwenang untuk:
5.51
(5) Musyawarah Luar Biasa KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil pada Instansi
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dapat
dilaksanakan apabila:
(6) Kewenangan Musyawarah Luar Biasa KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil
pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia
sama dengan Musyawarah KORPRI Komponen Pegawai Negeri Sipil pada
Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.
Pasal 48
Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum
Pusat, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan Otorita dan Pengelola Kawasan
Ekonomi Khusus
(1) Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat,
Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
dilaksanakan lima tahun sekali dan dihadiri oleh:
5.52
c. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan
Layanan Umum Pusat, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum
Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan
Ekonomi Khusus yang bersangkutan.
(2) Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat,
Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dapat
ditunda paling lama enam bulan dan bila telah lebih enam bulan harus ditunjuk
caretaker oleh Dewan Pengurus KORPRI satu tingkat diatasnya untuk
menjalankan kepengurusannya;
(3) Dalam keadaan luar biasa Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara,
Badan Layanan Umum Pusat, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan
Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dapat dipercepat atas permintaan sekurang-
kurangnya ½ dari jumlah Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara,
Badan Layanan Umum Pusat, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan
Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dan ½ dari pengurus unit KORPRI di lembaga
yang bersangkutan;
(4) Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat,
Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus berwenang
untuk:
(5) Musyawarah Luar Biasa KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan
Umum Pusat, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
dapat dilaksanakan apabila:
Pasal 496
Musyawarah KORPRI Unit Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non
Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara
5.54
a. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah
Non Kementerian yang bersangkutan;
5.55
d. Membentuk Tim Verifikasi apabila diperlukan.
Pasal 4750
Musyawarah KORPRI Provinsi
(1) Musyawarah KORPRI Provinsi dilaksanakan lima tahun sekali dan dihadiri oleh:
e. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah yang
bersangkutan;
5.56
(2) Musyawarah KORPRI Provinsi dapat ditunda paling lama enam bulan dan bila
telah lebih enam bulan harus ditunjuk caretaker oleh Dewan Pengurus KORPRI
satu tingkat diatasnya untuk menjalankan kepengurusannya;
(3) Dalam keadaan luar biasa Musyawarah KORPRI Provinsi dapat dipercepat atas
permintaan sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah Dewan Pengurus Kabupaten/
Kota dan 1/3 dari jumlah Dewan Pengurus KORPRI Unit Provinsi yang
bersangkutan, 1/3 dari jumlah Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik
Daerah, Badan Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah
yang bersangkutan;
Pasal 5148
Musyawarah KORPRI Unit Provinsi
5.57
(1) Musyawarah KORPRI Unit Provinsi dilaksanakan lima tahun sekali dan dihadiri
oleh:
(2) Musyawarah KORPRI Unit Provinsi dapat ditunda paling lama enam bulan dan
bila telah lebih enam bulan harus ditunjuk caretaker oleh Dewan Pengurus
KORPRI satu tingkat diatasnya untuk menjalankan kepengurusannya;
(3) Dalam keadaan luar biasa Musyawarah KORPRI Unit Provinsi dapat dipercepat
atas permintaan sekurang-kurangnya ½ 1/2 dari jumlah anggota KORPRI pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan;
(5) Musyawarah Luar Biasa KORPRI Unit Provinsi dapat dilaksanakan apabila:
(6) Kewenangan Musyawarah Luar Biasa KORPRI Unit Provinsi sama dengan
Musyawarah KORPRI Unit Provinsi.
5.58
Pasal 5249
Musyawarah KORPRI Kabupaten/Kota
e. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Publik Daerah yang
bersangkutan;
(2) Musyawarah KORPRI Kabupaten/Kota dapat ditunda paling lama enam bulan
dan bila telah lebih enam bulan harus ditunjuk caretaker oleh Dewan Pengurus
KORPRI satu tingkat diatasnya untuk menjalankan kepengurusannya;
5.59
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/
Kota yang bersangkutan;
Pasal 530
Musyawarah KORPRI Unit Kabupaten/Kota
(1) Musyawarah KORPRI Unit Kabupaten/Kota dilaksanakan lima tahun sekali dan
dihadiri oleh:
(2) Musyawarah KORPRI Unit Kabupaten/Kota dapat ditunda paling lama enam
bulan dan bila telah lebih enam bulan harus ditunjuk caretaker oleh Dewan
Pengurus KORPRI satu tingkat diatasnya untuk menjalankan kepengurusannya;
5.60
(3) Dalam keadaan luar biasa Musyawarah KORPRI Unit Kabupaten/Kota dapat
dipercepat atas permintaan sekurang-kurangnya ½ 1/2 dari jumlah anggota
KORPRI pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan;
Pasal 51
Musyawarah KORPRI Kecamatan
5.61
2. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Kecamatan yang bersangkutan;
2. Musyawarah KORPRI Kecamatan dapat ditunda paling lama tiga bulan dan bila
telah lebih tiga bulan harus ditunjuk caretaker oleh Dewan Pengurus KORPRI
satu tingkat diatasnya untuk menjalankan kepengurusannya;
5.62
Pasal 52
Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara, Badan Layanan Umum Pusat, Badan Penyiaran Publik Pusat, dan
Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
a. Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara,
Badan Layanan Umum Pusat, Badan Penyiaran Publik Pusat, dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dilaksanakan lima tahun sekali dan dihadiri
oleh:
2. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum
Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat, Badan Penyiaran Publik Pusat,
dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus yang bersangkutan;
b. Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara,
Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dapat ditunda paling lama enam bulan dan
bila telah lebih enam bulan harus ditunjuk caretaker oleh Dewan Pengurus
KORPRI satu tingkat diatasnya untuk menjalankan kepengurusannya;
c. Dalam keadaan luar biasa Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara,
Badan Hukum Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran
Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dapat dipercepat
atas permintaan sekurang-kurangnya ½ dari jumlah anggota KORPRI di Badan
Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
yang bersangkutan;
5.63
d. Musyawarah KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara,
Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus berwenang untuk:
e. Musyawarah Luar Biasa KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan
Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dapat dilaksanakan apabila:
(6) Kewenangan Musyawarah Luar Biasa KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan
Hukum Milik Negara, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik
Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus sama dengan Musyawarah
KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara, Badan Layanan
5.64
Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan
Ekonomi Khusus.
Pasal 543
Rapat Kerja Nasional KORPRI
(1) Rapat Kerja Nasional KORPRI adalah forum komunikasi, evaluasi, dan konsultasi
dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan
program organisasi di tingkat nasional.
f. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Negara, Badan
Hukum Milik Negara , dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan
Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus.
(3) Rapat Kerja Nasional dapat dilaksanakan sekali dalam dua tahun.
(4) Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Pengurus KORPRI
Nasional.
5.65
Pasal 554
Rapat Kerja KORPRI Kementerian/LPNKLembaga Pemerintah Non
Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara
Pasal 56
Rapat Kerja KORPRI Unit Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara
5.66
(1) Rapat Kerja KORPRI Unit Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian
adalah forum komunikasi dan evaluasi dalam rangka mengembangkan
keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan program organisasi,
(2) Rapat Kerja KORPRI Unit Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian
dihadiri oleh:
Pasal 57
5.67
Rapat Kerja KORPRI
Pada Markas Besar Tentara Nasional Indonesia dan
Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia
(1) Rapat Kerja KORPRI pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia adalah forum komunikasi dan evaluasi dalam rangka
mengembangkan keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan program organisasi;
(2) Rapat Kerja KORPRI pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia dihadiri oleh:
(3) Rapat Kerja KORPRI pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia diadakan sekali dalam dua tahun;
(4) Rapat Kerja KORPRI pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus KORPRI pada Instansi
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia yang
bersangkutan;
(5) Rapat Kerja KORPRI pada Instansi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia berwenang memberikan rekomendasi kepada Panglima
Tentara Nasional Indonesia dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk
melakukan langkah-langkah strategis yang bermanfaat bagi organisasi.
Pasal 58
5.68
Rapat Kerja KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum
Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan Otorita dan
Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus
(1) Rapat Kerja KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus adalah
forum komunikasi dan evaluasi dalam rangka mengembangkan keterpaduan
dan koordinasi pelaksanaan program organisasi;
(2) Rapat Kerja KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dihadiri
oleh:
b. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum
Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum
Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan
Ekonomi Khusus yang bersangkutan;
c. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit pada Badan Usaha Milik Negara,
Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan
Layanan Umum Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan
Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus yang bersangkutan.
(3) Rapat Kerja KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus diadakan
sekali dalam dua tahun;
(4) Rapat Kerja KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus dipimpin
5.69
oleh Ketua Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum
Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
yang bersangkutan;
(5) Rapat Kerja KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum Pusat, Lembaga
Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
berwenang memberikan rekomendasi kepada Pimpinan/Direksi pada lembaga
masing-masing untuk melakukan langkah-langkah strategis yang bermanfaat
bagi organisasi.
Pasal 595
Rapat Kerja KORPRI Provinsi
(1) Rapat Kerja KORPRI Provinsi adalah forum komunikasi, evaluasi, dan konsultasi
dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan
program di Provinsi.
5.70
(4) Rapat Kerja KORPRI Provinsi dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus KORPRI
Provinsi.
Pasal 60
Rapat Kerja KORPRI Unit Provinsi
(1) Rapat Kerja KORPRI Unit Provinsi adalah forum komunikasi, evaluasi, dan
konsultasi dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan program di Unit Provinsi.
(4) Rapat Kerja KORPRI Unit Provinsi dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus KORPRI
Unit Provinsi.
(5) Rapat Kerja KORPRI Unit Provinsi berwenang memberikan rekomendasi kepada
pimpinan satuan kerja perangkat daerah untuk melakukan langkah-langkah
strategis yang bermanfaat bagi organisasi.
Pasal 561
Rapat Kerja KORPRI Kabupaten/Kota
5.71
(1) Rapat Kerja KORPRI Kabupaten/Kota adalah forum komunikasi, evaluasi, dan
konsultasi dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan program kerja di Kabupaten/Kota;
(4) Rapat Kerja KORPRI Kabupaten/Kota dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus
KORPRI Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Pasal 62
Rapat Kerja KORPRI Unit Kabupaten/Kota
(1) Rapat Kerja KORPRI Unit Kabupaten/Kota adalah forum komunikasi, evaluasi,
dan konsultasi dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan program kerja di Unit Kabupaten/Kota;
5.72
b. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
(4) Rapat Kerja KORPRI Unit Kabupaten/Kota dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus
KORPRI Unit Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
Pasal 57
Rapat Kerja KORPRI Kecamatan
(1) Rapat Kerja KORPRI Kecamatan adalah forum komunikasi, evaluasi, dan
konsultasi dalam rangka mengembangkan keterpaduan dan koordinasi
pelaksanaan program KORPRI Kecamatan.
(4) Rapat Kerja KORPRI Kecamatan dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus KORPRI
Kecamatan yang bersangkutan.
5.73
BAB XIVV
KEUANGAN
Pasal 63
58
(2) Pembiayaan untuk kegiatan KORPRI di Badan Usaha Milik Negara dan Daerah,
Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan
Umum Pusat dan Daerah, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Daerah, serta
Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus bersumber dari anggaran tahunan
perusahaan/instansi/lembaga masing-masing.
(3) Selain Pembiayaan sebagaimana diatur dalam ayat 1 dan ayat 2 diatas, maka
untuk kegiatan KORPRI dapat juga bersumber dari :
b. Iuran anggota;
BAB XVI
LAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 6459
5.74
Laporan
(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada Dewan
Pengurus KORPRI yang berkedudukan satu tingkat di atasnya.
Pasal 650
Pertanggungjawaban
(2) Laporan sebagaimana tersebut ayat (1) disampaikan dalam musyawarah pada
tingkat kepengurusan masing-masing.
BAB XVII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 66
Staf Khusus dan Panitia Ad-Hoc
(1) Dewan Pengurus KORPRI Nasional dapat mengangkat Staf Khusus sebanyak-
banyaknya 5 (lima) orang;
(2) Dewan Pengurus KORPRI Nasional dapat membentuk Panitia Ad-Hoc untuk
menangani masalah-masalah yang krusial dan mendesak;
(3) Tata cara pengangkatan Staf Khusus dan pembentukan panitia Ad-Hoc
sebagaimana diatur pada ayat (1) dan ayat (2) akan diatur tersendiri di dalam
peraturan Dewan Pengurus KORPRI Nasional.
Pasal 67
5.75
Pengaturan Khusus Organisasi KORPRI
1
Pasal 682
Unit Satuan Pelaksana Kegiatan
(1) Badan Pembina Olah Raga (BAPOR) KORPRI dapat dibentuk pada setiap
tingkatan kepengurusan KORPRI sebagai satuan pelaksana kegiatan di bidang
keolahragaan, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
organisasi KORPRI sesuai dengan tingkat kepengurusan;.
(2) Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) KORPRI dapat dibentuk pada
setiap tingkatan kepengurusan KORPRI sebagai satuan pelaksana kegiatan di
bidang pendampingan dan bantuan hukum bagi anggota KORPRI, yang
5.76
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada organisasi KORPRI
sesuai dengan tingkat kepengurusan;.
(3) Badan Pembinaan Kesenian (BAPENI) KORPRI dapat dibentuk pada setiap
tingkatan kepengurusan KORPRI sebagai satuan pelaksana kegiatan di bidang
kesenian bagi anggota KORPRI, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada organisasi KORPRI sesuai dengan tingkat kepengurusan;.
(4) Badan Pembina Rohani (BABINROH) KORPRI dapat dibentuk pada setiap
tingkatan kepengurusan KORPRI sebagai satuan pelaksana kegiatan di bidang
pembinaan kerohanian baik yang muslim maupun non muslim untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi
anggota, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
organisasi KORPRI sesuai dengan tingkat kepengurusan;
(5) Yayasan KORPRI dapat dibentuk pada setiap tingkatan kepengurusan KORPRI
sebagai satuan pelaksana kegiatan di bidang pengabdian masyarakat yang
bersifat nirlaba untuk meningkatkan kesejahteraan bagi anggota KORPRI
beserta keluarganya, seperti kegiatan bidang pendidikan, kegiatan bidang
bantuan sosial, kegiatan dibidang pelayanan kesehatan dan lain sebagainya,
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada organisasi
KORPRI sesuai dengan tingkat kepengurusan;.
(6) KOPERASI KORPRI dapat dibentuk pada setiap tingkatan kepengurusan KORPRI
sebagai satuan pelaksana kegiatan di bidang usaha dan perdagangan untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi anggota KORPRI, yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada organisasi KORPRI sesuai dengan
tingkat kepengurusan;.
BAB XVIII
5.77
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 693
(2) Dengan berlakunya Anggaran Dasar KORPRI ini maka kepada seluruh
kepengurusan KORPRI pada masing-masing tingkatan agar melaksanakan
musyawarah guna menyesuaikan dengan Anggaran Dasar ini paling lambat
enam bulansatu tahun setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan dan disahkan
dengan Penetapan Peraturan Presiden Republik Indonesia.
BAB XVIIIXVIIIX
P E N U T U P
Pasal 7064
5.78
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Desember 2015
5.79
Lampiran II : Keputusan MUNAS VIII KORPRI
Nomor : KEP-05/MUNAS.VIII/XII/2015
Tanggal : 5 Desember 2015
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Anggota KORPRI
1. Anggota Biasa;
3. Anggota Kehormatan.
Pasal 2
a. Bagi Pegawai Negeri Sipil secara otomatis menjadi anggota KORPRI sejak
yang bersangkutan diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil;
b. Bagi Pegawai Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan
Layanan Umum Pusat, Badan Otorita dan Pengelolaan Kawasan Ekonomi
Khusus, yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil secara otomatis menjadi
anggota KORPRI sejak yang bersangkutan menjadi Pegawai;
c. Bagi pegawai Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan
atau Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, Badan
Layanan Umum Pusat, Badan Otorita dan Pengelola Kawasan Ekonomi
5.80
Khusus, yang berasal dari serikat pekerja dapat menjadi anggota KORPRI
dengan pengajuan secara individu maupun secara kolektif oleh pimpinan
Serikat Pekerjanya;
d. Bagi pegawai Badan Usaha Milik Daerah, Lembaga Penyiaran Publik Daerah,
Badan Layanan Umum Daerah, secara otomatis menjadi anggota;
e. Aparatur Pemerintahan Desa atau Lembaga yang setara dengan Desa yang
meliputi Kepala Desa dan Sekretaris Desa, secara otomatis menjadi anggota
sejak menjadi perangkat Desa;
Bagi para pensiunan Pegawai Negeri Sipil, Badan Usaha Milik Negara dan
Daerah, Badan Hukum Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan,
Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Daerah, Badan Layanan Umum Pusat dan
Daerah, serta Badan Otorita dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus dapat
menjadi anggota Luar Biasa dengan cara mengajukan permohonan pada Dewan
Pengurus KORPRI dari Instansi/Lembaga dimana yang bersangkutan pensiun.
5.81
BAB II
HAK SUARA DALAM MUSYAWARAH KORPRI
Pasal 3
Hak Suara Dalam Musyawarah Nasional KORPRI
(1) Yang mempunyai hak suara dalam Musyawarah Nasional KORPRI adalah:
c. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum
Milik Negara dan atau Badan Hukum Pendidikan, Badan Layanan Umum
Pusat, Lembaga Penyiaran Publik Pusat, dan Badan Otorita/Kawasan
Ekonomi Khusus;
5.82
e.Masing-masing Dewan Pengurus KORPRI Provinsi mempunyai tiga suara;
Pasal 4
(1) Musyawarah Luar Biasa KORPRI dapat dilakukan pada semua tingkat
kepengurusan;
(2) Musyawarah Luar Biasa KORPRI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;
(3) Musyawarah Luar Biasa KORPRI diselenggarakan oleh panitia Musyawarah Luar
Biasa KORPRI;
(4) Hak Suara dalam Musyawarah Luar Biasa KORPRI sama dengan hak suara
Musyawarah Nasional KORPRI.
Pasal 5
Hak Suara Dalam Musyawarah Pimpinan KORPRI
5.83
Pasal 6
Hak Suara Dalam Musyawarah KORPRI Kementerian/
Lembaga Pemerintahan Non Kementerian/Kesekretariatan Lembaga
Negara
(2) Hak suara yang dimiliki oleh masing-masing Utusan Dewan Pengurus KORPRI
sebagaimana tersebut pada ayat (1) di atas mempunyai satu suara.
Pasal 7
Hak Suara Dalam Musyawarah KORPRI Unit Kementerian/
Lembaga Pemerintahan Non Kementerian/Kesekretariatan Lembaga
Negara
5.84
(2) Hak suara yang dimiliki oleh masing-masing Utusan Dewan Pengurus KORPRI
sebagaimana tersebut pada ayat (1) di atas mempunyai satu suara.
Pasal 8
Hak Suara Dalam Musyawarah KORPRI Provinsi
(1) Yang mempunyai hak suara dalam musyawarah KORPRI Provinsi adalah:
5.85
Pasal 9
Hak Suara Dalam Musyawarah KORPRI Unit Provinsi
(1) Yang mempunyai hak suara dalam musyawarah KORPRI Unit Provinsi adalah:
Pasal 10
Hak Suara Dalam Musyawarah KORPRI Kabupaten/Kota
d. Utusan Dewan Pengurus KORPRI Unit Badan Usaha Milik Daerah, Badan
Layanan Umum Daerah dan Lembaga Penyiaran Daerah;
5.86
b. Setiap anggota Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten/Kota mempunyai satu
suara;
Pasal 11
Hak Suara Dalam Musyawarah KORPRI Unit Kabupaten/Kota
(1) Yang mempunyai hak suara dalam musyawarah KORPRI Unit Kabupaten/Kota
adalah:
5.87
BAB III
SAHNYA MUSYAWARAH KORPRI
Pasal 12
(2) Ketentuan sebagaimana tersebut ayat (1) berlaku juga untuk Musyawarah Luar
Biasa di setiap tingkatan kepengurusan.
Pasal 13
Pengambilan Keputusan Musyawarah
(2) Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
tercapai, maka pengambilan keputusan dilakukan dengan cara pemungutan
suara berdasarkan suara terbanyak.
(3) Setiap peserta yang hadir dan mempunyai hak suara yang sama.
Pasal 14
Kuorum Musyawarah
5.88
dinyatakan sah apabila memenuhi kuorum sebesar 50% ditambah 1(satu) dari
jumlah peserta yang hadir tambah satu dan mempunyai hak suara;
(2) Ketentuan sebagaimana tersebut ayat (1) berlaku juga untuk Musyawarah Luar
Biasa di setiap tingkatan kepengurusan.
BAB IV
PERSYARATAN JABATAN PENGURUS KORPRI
Pasal 15
Persyaratan Jabatan Pengurus KORPRI
(1) Syarat untuk dapat diangkat menjadi Pengurus KORPRI pada setiap tingkat
kepengurusan adalah berkedudukan sebagai anggota biasa KORPRI.
(2) Anggota KORPRI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memenuhi hal-hal
sebagai berikut:
BAB V
PEMBAGIAN TUGAS DAN TATA KERJA
Pasal 16
Pembagian Tugas dan Tata Kerja masing-masing Dewan Pengurus KORPRI diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Dewan Pengurus KORPRI sesuai dengan tingkat
kepengurusan.
5.89
BAB VI
TINDAKAN DISIPLIN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 17
Sanksi Pelanggaran Disiplin
b.pemberhentian sementara;
(3) Sanksi sebagaimana tersebut pada ayat (2), dikenakan setelah dilakukan
pemeriksaan oleh Rapat Dewan Pengurus KORPRI lengkap sesuai dengan
tingkat kepengurusan.
5.90
Pasal 18
Mekanisme Pemeriksaan
(3) Panitia Ad-Hoc melaporkan kepada Dewan Pengurus KORPRI untuk diputuskan
lebih lanjut mengenai hukuman yang akan dijatuhkan kepada anggota Dewan
Pengurus KORPRI yang melanggar;
(4) Dewan Pengurus KORPRI melakukan rapat pleno untuk menjatuhkan sanksi.
Pasal 19
Pembelaan Diri
(1) Anggota Dewan Pengurus KORPRI yang terkena sanksi, berhak untuk
melakukan pembelaan diri secara lisan dan atau tertulis yang disampaikan
kepada Ketua Dewan Pengurus KORPRI di masing-masing tingkatan
kepengurusan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak sanksi dikenakan;
(2) Untuk mengambil keputusan atas pembelaan diri tersebut pada ayat (1), perlu
dilakukan melalui mekanisme Rapat Pimpinan yang diselenggarakan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya surat pembelaan diri;
(3) Apabila diperlukan, kepada anggota Dewan Pengurus KORPRI yang akan dikenai
sanksi dapat dipanggil untuk dimintai keterangan secara langsung dalam Rapat
Pimpinan.
5.91
Pasal 20
Peringatan
Pasal 21
Pemberhentian Sementara
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Dewan Pengurus KORPRI di masing-masing tingkat kepengurusan berdasarkan
keputusan rapat yang diadakan khusus untuk itu.
Pasal 22
Pemberhentian Dengan Hormat
Anggota Dewan Pengurus KORPRI diberhentikan dengan hormat karena:
1. Permintaan sendiri;
2. Meninggal dunia;
3. Pensiun;
5. Pelanggaran disiplin.
5.92
Pasal 23
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
Pasal 24
Ketentuan mengenai kode etik dan disiplin organisasi, dan tata cara penjatuhan
sanksi akan diatur lebih lanjut dengan peraturan organisasi.
BAB VII
PENGGANTIAN JABATAN ANGGOTA DEWAN PENGURUS KORPRI ANTAR
WAKTU
Pasal 25
(1) Penggantian Jabatan Anggota Dewan Pengurus KORPRI Antar Waktu adalah
tindakan pengisian kekosongan jabatan Dewan Pengurus KORPRI dikarenakan
salah seorang anggota pengurus berhenti;
5.93
(3) Pergantian anggota Dewan Pengurus KORPRI selain tersebut pada ayat 2 dapat
dilakukan melalui rapat kerja atau musyawarah pimpinan sesuai dengan tingkat
kepengurusan;
(4) Pengisian kekosongan jabatan anggota Dewan Pengurus KORPRI antar waktu
dilakukan oleh Dewan Pengurus KORPRI yang bersangkutan dan dikukuhkan
oleh Dewan Pengurus KORPRI satu tingkat di atasnya;
(5) Pengisian kekosongan jabatan anggota Dewan Pengurus KORPRI antar waktu
dapat dilakukan dengan mengangkat calon dari Dewan pengurus KORPRI yang
sudah ada dengan mempertimbangkan kemampuan;
(7) Masa jabatan anggota Dewan Pengurus KORPRI yang diangkat melalui
pergantian antar waktu berakhir bersamaan dengan berakhirnya periode
kepengurusan Dewan Pengurus sesuai dengan tingkatannya.
BAB VIII
Pasal 26
Pengelolaan Keuangan KORPRI yang bersumber dari APBN/APBD
5.94
Pasal 27
Pengelolan Keuangan KORPRI yang bersumber dari Iuran Anggota
(3) Besaran iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta pengalokasian dan
penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan untuk
mendapat persetujuan pengurus satu tingkat di atasnya;
(4) Pembukuan dana yang terhimpun dari iuran anggota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan tersendiri dan pertanggungjawabannya disampaikan
dalam musyawarah tiap tingkat kepengurusan untuk mendapat pengesahan;
(5) Penggunaan iuran anggota hanya boleh untuk menunjang kegiatan Dewan
Pengurus KORPRI.
Pasal 28
Pengelolaan Keuangan KORPRI yang bersumber dari
Bantuan Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah/Pihak Lain
(2) Pembiayaan untuk kegiatan KORPRI yang berasal dari dana hibah atau bantuan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dikelola berdasarkan ketentuan
pengelolaan dana hibah atau bantuan pemerintah.
(3) Setiap bantuan dan sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diterima, wajib dicatat dan dipertanggungjawabkan sesuai peraturan organisasi;
(4) Bantuan dan sumbangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) hanya
dapat dipergunakan/dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi.
5.95
Pasal 29
Pengelolaan Aset Keuangan KORPRI yang bersumber dari Hasil Usaha
(1) Hasil usaha yang berasal dari aset-aset milik KORPRI di masing-masing
tingkatan dapat menjadi sumber keuangan untuk membiayai kegiatan KORPRI;
BAB IX
Pasal 30
(2) Satuan pelaksana kegiatan dimaksud ayat (1) antara lain: BAPOR KORPRI, LKBH
KORPRI, BAPENI KORPRI, Koperasi, BABINROH KORPRI, Yayasan, lembaga
pendidikan, rumah sakit, dan usaha-usaha lain yang sah dan tidak bertentangan
dengan perundang-undangan yang berlaku;
(3) Kepengurusan Satuan pelaksana kegiatan tersebut pada ayat (1) dan (2)
diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Pengurus KORPRI sesuai tingkatan
kepengurusan;
(4) Kepengurusan Satuan pelaksana kegiatan tersebut pada ayat (1), (2), dan (3)
bertanggungjawab kepada Dewan Pengurus KORPRI sesuai tingkatan
kepengurusan;
(5) Seluruh aset yang dimiliki oleh Satuan pelaksana kegiatan berupa barang
bergerak (kendaraan, surat berharga), barang tidak bergerak (tanah dan
bangunan), serta seluruh barang inventaris kantor (Barang Milik Negara dan
5.96
Barang Milik Organisasi) dikuasai dan dikelola oleh Dewan Pengurus . KORPRI
sesuai dengan tingkatan kepengurusan.
Pasal 31
Satuan Pelaksana Kegiatan Dewan Pengurus KORPRI yang bersifat usaha: ekonomi,
sosial, pendidikan, kesehatan dan keolahragaan serta perlindungan hukum diaudit
oleh internal auditor atau bila diperlukan oleh akuntan publik.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 32
(1) Dalam hal Dewan Pengurus KORPRI pada suatu tingkatan tidak berfungsi secara
efektif sebagaimana mestinya, baik karena hal yang bersifat teknis maupun
administratif serta sebab-sebab lainnya, Dewan Pengurus KORPRI setingkat di
atasnya wajib mengambil tindakan tertentu untuk menyelamatkan kepentingan
organisasi;
Pasal 33
(1) Untuk mengelola asset yang dimiliki KORPRI dan keuangan yang bukan berasal
dari APBN/APBD Dewan Pengurus KORPRI disemua tingkatan dapat menunjuk
pengelolaan/bendahara asset dan keuangan;
(2) Pedoman tentang pengelolaan asset yang dimiliki KORPRI dan keuangan yang
bukan berasal dari APBN/APBD akan diatur lebih lanjut dengan peraturan Dewan
Pengurus KORPRI Nasional.
5.97
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
(1) Hal-hal yang belum diatur maupun yang memerlukan pengaturan lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Petunjuk Operasional
Organisasi;
(2) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan
dengan Anggaran Dasar, sehingga hanya dapat diubah oleh dan dalam
Musyawarah Nasional KORPRI;
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Desember 2015
5.98