PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu,
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.1
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu
dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.2
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi
perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan
perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan
oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas).2
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau
dan mampu mempraktikkan PHBS. Salah satunya adalah mencuci tangan dengan sabun. Hal ini
disebabkan perilaku PHBS masih sangat rendah, dimana baru 12% masyarakat yang mencuci
tangan pakai sabun setelah buang air besar, hanya 9% ibu-ibu mencuci tangan pakai sabun
setelah membersihkan tinja bayi dan balitanya, hanya sekitar 7% masyarakat yang mencuci
tangan dengan sabun sebelum memberi makan kepada bayinya, sedangkan masyarakat yang
mencuci tangan pakai sabun sebelum makan hanya 14%. Mencuci tangan sebelum makan sudah
menjadi keharusan supaya kita terlindung dari bahaya kuman yang ikut masuk kedalam tubuh
kita. Kuman inilah yang ditularkan dan menyebabkan kita menjadi sakit. Penularannya itu dapat
melalui beberapa cara yaitu melalui percikan ludah pada saat batuk atau bersin. Melalui benda-
benda yang terkontaminasi oleh kuman. Melalui cairan tubuh si penderita misalnya air seni.
Melalui tangan yang kotor dan makanan atau minuman yang terkontaminasi.3
1
Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal tersebut pada hakikatnya
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika.
Kalangan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa determinan utama dari derajat kesehatan
masyarakat tersebut, selain kondisi lingkungan, adalah perilaku masyarakat. Dari hasil Riskesdas
2007 memang diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%. Oleh sebab itu, Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah
mempraktikkan PHBS pada tahun 2014. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS memang
merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian Kesehatan.1
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal
usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin
(tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
5
o Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan
cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit.
o Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa sabun,
kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
5) Menggunakan air bersih
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur,membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari
penyakit.
6) Menggunakan jamban sehat
Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dan
tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung akhir.
7) Rumah bebas jentik
Adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik berkala tidak
terdapat jentik nyamuk.
6
1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
1. PHBS Di Pasar
Menggunakan jamban
Menggunakan jamban
4. PHBS Di Angkutan Umum (Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut, dll)
Menggunakan jamban
8
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3. Melakukan olahraga secara teratur/ aktifitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
10
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan
berinduknya bibit penyakit menular (missal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila
tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dll maka bibit
penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam
tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada seseorang dan bahkan menjadi
wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.
Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat
dalam hal-hal sebagai berikut:6
1) Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau
2) Tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau air
untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
3) Tidak mengundang serangga dan binatang yang dapat menyebarluaskan bibit
penyakit, sehingga dapat emncegah penyakit menular
11
sembarangan oleh orang tuanya, misal kehalaman rumah, kebun, dll. Hal ini perlu
diluruskan, bahwa tinja bayi dan anak-anak juga harus dibuang ke jamban, karena tinja
bayi dan anak-anak tersebut sama bahayanya dengan tinja orang dewasa.8
12
Gambar 2.1 Bagan Alur Penyakit Perut dan Diare2
2) Kecacingan
Tinja manusia dan kotoran hewan banyak mengandung telur cacing yang dapat
tertelan masuk ke dalam tubuh manusia sehingga menjadi kecacingan. Satu ekor
cacing dapat bertelur lebih dari 100.000 telur. Cacing dalam tubuh perlu makan
yang diambil dari sari makanan yang ada di usus manusia.
Penyakit kecacingan selain disebabkan masuknya telur cacing kedalam mulut
dapat pula disebabkan karena masuknya larva cacing (cacing yang baru menetas) ke
dalam tubuh melalui kulit. Biasanya larva cacing menembus kulit kaki yang tidak
memakai alas kaki atau sepatu
Alur penularan penyakit kecacingan melalui tinja dapat dijelaskan seperti
diagram dibawah ini.
17
5) Jarak sumber air (missal sumur) tidak boleh berdekatan dengan tangki jamban
keluarga, tidak boleh ada berdekatan dengan kandang ternak.
18
Gambar 2.3 Bagan Alur Penyakit Perut dan Diare2
2) Sakit kulit
Sakit kulit disebabkan karena menggunakan air yang telah tercemar kotoran,
baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan untuk mandi atau mencuci
baju, sehingga kotoran menempel di badan.
Alur penularan penyakit kulit melalui air dapat dijelaskan pada diagram
dibawah ini.
3) Sakit mata
Sakit mata disebabkan oleh masuknya kuman penyakit ke mata yang salah
satunya melalui air yang kotor, yang digunakan untuk mandi atau mencuci muka.
Alur penularan penyakit mata melalui air dapat dijelaskan pada diagram
dibawah ini.
4) Kecacingan
Kecacingan dapat terjadi karena mengkonsumsi air yang telah tercemar
kotoran manusia atau binatang karena didalam kotoran tersebut terdapat telur cacing.
Alur penularan penyakit kecacingan melalui air dapat dijelaskan pada
diagram dibawah ini.
19
Gambar 2.6 Bagan Alur Penyakit Cacingan2
5) Malaria
Nyamuk malaria berkembang biak di air yang tergenang, oleh karena itu bila
ada air yang menggenang harus dialirkan agar tidak ada nyamuk yang bertelur di
tempat tersebut. Tempat bertelur nyamuk malaria antara lain di sawah, kolam, danau,
terutama di daerah pantai.
Alur penularan penyakit malaria melalui air dapat dijelaskan pada
diagram dibawah ini
20
dibawah ini
21
Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk
(organic) dan tidak membusuk (anorganik) yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan masyarakat.
Namun demikian anggapan bahwa sampah itu tidak berguna kini mulai memudar,
karena ternyata kini sampah justru mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi
sehingga “sampah” bisa menjadi barang rebutan, untuk diolah atau digunakan kembali,
dan kemudian dijual sebagai bahan komoditas yang sangat menggiurkan.
Sampah yang dihasilkan di pedesaan relative sedikit dibandingkan dengan lahan di
desa tersebut. Jenis sampah pada umumnya berupa bahan-bahan organik yang mudah
hancur secara alami oleh alam-lingkungan
b. Mengapa sampah perlu dikelola
Sampah harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat
menjadi tempat perindukan vektor bibit penyakit penyakit. Sampah akan menarik
binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit,
seperti misal lalat, kecoa , tikus, dan anjing. Penyakit-penyakit yang berkaitan erat
dengan sampah yang tidak dikelola dengan benar antara lain : demam berdarah, disentri,
thypus, dan lain-lain
c. Jenis-jenis sampah
Sampah digolongkan menjadi dua jenis yaitu sampah basah (organic) dan sampah
kering (non-organik). Sampah basah biasanya akan mudah mengalami pembusukan,
seperti misal sisa makanan, sisa sayuran, buah-buahan, daun, dan lain-lain
Sampah kering relative sukar dan bahkan tidak dapat mebusuk, separti misal kayu,
sisa kertas, botol, plastik, sisa-sisa bangunan ( pecahan batu, batu bata) seng, logam,
kaca, dan lain-lain
e. Apa itu 3R
Namun dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, kini
sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan istilah
pendekatan 3R ( reduce, reuse dan recycle)
Reduce, adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mungurangi volume
sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misal
kalo beli sayuran pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin dibuang, kalo ambil makanan
jangan berlebihan, sehingga akan mengurangi makanan yang menjadi sampah.
Reuse, yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk
keperluan yang sama atau fungsinya yang sama. Misal botol sirop digunakan kembali
untuk botol sirop, atau untuk botol kecap. Tentunya proses ini harus dilakukan dengan
baik, missal dengan dicuci yang benar.
Recycle, atau daur ulang, adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik
atau kimia, untuk menghasilkan produk yang sama atau produk yang lain. Misal sampah
organik diolah menjadi kompos, besi bekas diolah kembali menjadi barang-barang seni
dari besi, dll
23
Sakit perut dan diare disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau
minum air yang telah tercemar kotoran dari sampah, baik yang berasal dari sampah.
Alur penularan penyakit perut dan diare melalui sampah dapat dijelaskan
pada diagram dibawah ini.
2) Sakit kulit
Sakit kulit disebabkan karena menggunakan air yang telah tercemar
kotoran, baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan untuk mandi atau
mencuci baju, sehingga kotoran menempel di badan.
Alur penularan penyakit kulit melalui air dapat dijelaskan pada diagram
dibawah ini.
24
Gambar 2.11 Bagan Alur Penyakit Kulit2
3) Sakit mata
Sakit mata disebabkan oleh masuknya kuman penyakit ke mata yang salah
satunya melalui air yang kotor, kena sampah dan digunakan untuk mandi atau
mencuci muka.
Alur penularan penyakit mata melalui air dapat dijelaskan pada diagram
dibawah ini.
4) Kecacingan
Kecacingan dapat terjadi karena mengkonsumsi air yang telah tercemar
kotoran manusia atau binatang karena didalam kotoran tersebut terdapat telur cacing.
Alur penularan penyakit kecacingan melalui air dapat dijelaskan pada
diagram gambar dibawah ini.
5) Demam berdarah
Tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah yaitu di air yang
tergenang dan jernih. Untuk mencegahnya bila ada air yang menggenang harus
dialirkan agar tidak ada nyamuk yang bertelur di tempat tersebut.
25
Menutup tempat penyimpanan air dan mengurasnya minimal seminggu sekali
agar telur yang berada di tempat air tersebut tidak sempat menetas menjadi nyamuk.
Mengubur barang bekas yang dapat menampung air. Upaya pencegahan tersebut di
atas dikenal dengan istilah 3M+, yaitu menutup, menguras, mengubur dan
menggunakan racun serangga bila diperlukan.
Alur penularan penyakit demam berdarah dapat dijelaskan pada diagram
dibawah ini
2) Sakit kulit
Sakit kulit disebabkan karena menggunakan air yang telah tercemar kotoran,
baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan untuk mandi atau mencuci
baju, sehingga kotoran menempel di badan.
Alur penularan penyakit kulit melalui air limbah dapat dijelaskan pada
diagram dibawah ini.
3) Sakit mata
Sakit mata disebabkan oleh masuknya kuman penyakit ke mata yang salah
satunya melalui air yang kotor, baik digunakan untuk mandi atau mencuci muka.
Alur penularan penyakit mata melalui air limbah dapat dijelaskan pada
diagram dibawah ini.
5) Malaria
Nyamuk malaria berkembang biak di air yang tergenang, oleh karena itu bila
ada air yang menggenang harus dialirkan agar tidak ada nyamuk yang bertelur di
tempat tersebut. Tempat bertelur nyamuk malaria antara lain di sawah, kolam, danau,
terutama di daerah pantai.
Alur penularan penyakit malaria melalui air limbah dapat dijelaskan pada
diagram dibawah ini
6) Filariasis
Filariasis atau sering disebut penyakit kaki gajah (Elephantiasis) karena kaki
menjadi bengkak seperti kaki gajah, disebabkan oleh cacing filaria yang menyumbat
29
pembulur darah balik, sehingga mengakibatkan pembengkakan. Cacing filaria
terdapat didalam tubuh nyamuk culex yang biasa berkembang biak di air kotor yang
tergenang seperti got, comberan, dan rawa. Untuk mencegahnya yaitu mengalirkan
air atau menutup agar tidak ada nyamuk yang bertelur di tempat tersebut.
Sedangkan alur penularan penyakit kaki gajah dapat dijelaskan pada diagram
dibawah ini
BAB III
KESIMPULAN
30
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat yang bertujuan meningkatkan
rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Manajemen PHBS terdiri dari 4 bidang, yaitu PHBS bidang gizi dan farmasi, bidang KIA
dan KB, bidang penyakit dan kesehatan lingkungan dan bidang pemeliharaan kesehatan. PHBS
terdiri ata 5 tatanan yang memiliki kekhasan tersendiri, sehingga dengan demikian pembinaan
PHBS harus disesuaikan untuk masing-masing tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan
PHBS memiliki 10 indikator yang terdiri dari 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya
Hidup Sehat sebagai berikut :
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
b. Bayi diberi ASI eksklusif
c. Penimbangan bayi dan balita
d. Mencuci tangan dengan air dan sabun
e. Menggunakan air bersih
f. Menggunakan jamban sehat
g. Rumah bebas jentik
Dan 3 Indikator Gaya Hidup Sehat:
a. Makan buah dan sayur setiap hari
b. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
c. Tidak merokok dalam rumah
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous. Pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat. KEMENKES RI;
Jakarta. 2011
31
2. Anonymous. Perilaku hidup bersih dan sehat aspek hygiene dan sanitasi. Pamsimas 2013;
(online), (www.pamsimas.org, diakses 3 Agustus 2019)
3. Kusumawati O, Nugroho HA dan Hartono R.Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat
dengan kejadian diare pada balita 1-3 tahun studi kasus di desa tegowanu wetan kecamatan
tegowanu grobogan.
4. Sitinjak LH. Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare di desa
pardede onan kecamatan balige tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara; Medan 2011
5. Anonymous. Perilaku hidup bersih dan sehat dan penyakit berbasis lingkungan. Pamsimas
2013; (online), (www.pamsimas.org, diakses 3 Agustus 2019)
6. Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
7. Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres
8. Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC
9. Anik, M. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans Info Media.
10. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
11. Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta:
Nuha Medika.
32