pelayanan medis dasar adalah suatu cara untuk menstandarkan pelayanan kehatan dasar. pelayanan medis dasar ini dilatihkan kepada bidan yang bekerja dipos kesehatan desa dengan harapan agar bidan dapat lebih bermutu dalam memberikan tata laksana pengobatan terkait dengan keterbatasan tenaga medis yang tersedia di desa. pelayanan medis dasar akan memberikan hasil yang diharapkan apabila telah dipersiapkan hal-hal sebagai berikut : 1. Pelayanan harus sepengetahuan dokter atau ada dokter yang melakukan supervise 2. pelayanan ini hanya digunakan bila tidak ada dokter atau dokter berhalangan memberikan pelayanan pengobatan 3. dokter yang akan memberikan wewenang fungsi pelayanan pengobatan kepada bidan yang bekerja dipos kesehatan desa harus membuat pelimpahan wewenang yang mencakup batasan wewenang yang dilimpahkan 4. untuk dapat melaksanakan pelayanan ini dengan baik, peralatan puskesamas standar harus tersedia. 5. petugas yang boleh melakukan pelayanan medis dasar adalah perawat atau bidan. 6. bidan yang akan melaksanakan pelayanan medis dasar ini harus senantiasa dipandu oleh dinas kabupaten kota B. Untuk dapat melaksanakan Pelayanan Medik Dasar pada Poskesdes, maka harus dipenuhi persyaratan sbb: 1. Petugas yang boleh melaksanakan Pelayanan Medik Dasar Sederhana adalah Perawat dan Bidan 2. Petugas (Bidan) yang akan melaksanakan Pelayanan Medik Dasar harus mendapatkan Pelatihan dahulu oleh Tenaga Terlatih 3. Petugas yang akan melaksanakan Pelayanan Medik dasar harus mendapatkan pelimpahan wewenang tertulis dari Dokter (Dokter Puskesmas) 4. Pemberian Pelayanan Medik Dasar Sederhana harus Dipandu oleh Dinas Kesehatan 5. Ada tempat yang memenuhi syarat untuk Pelayanan dan Penyediaan/pengelolaan Obat. C. Tata Laksana Pelayanan Medis Dasar yang meliputi : 1. Batuk pilek (TBC, Bronkitis, Faringitis, Asma Bronkiale, akut, Influensa) Tonsilitis 2. Demam < 5 hari (susp. Tipoid, Malaria, DHF, Apendisitis, Demam sebab lain) 3. Demam > 5 hari (Kemungkinan DHF dg KU buruk) 4. Gangguan pendengaran (Serumen prop, Benda asing, kemasukan air, OMSK, otitis Eksterna, Mastoiditis, Kelainan telinga penyebab lain) 5. Mata merah (benda asing, konjungtivitis, katarak) 6. Diare (diare, kolera, disentri, radang usus besar) 7. Mual mulas (sindroma pra haid, kehamilan, gastritis, hepatitis, vertigo) 8. Pegal linu (artritis, kelelahan otot, osteoporosis) 9. Sakit kepala (migren, hipertensi, gegar otak, anemia) 10. Sakit ulu hati (jantung, pankreatitis, kolestitis, tukak lambung) • Sesak napas (gagal pernafasan, pneumonia, kelainan hati, gagal 11. ginjal, koma diabetikum, kelainan di otak) 12. Demam dengan sesak nafas (flu burung, flu babi) 13. Penyakit –penyakit lain (filariasis, cacingan)
D. Pengolahan obat sederhana
1. kategori obat secara umum dikelompokan menjadi dua golongan a. Obat yang dapat diperoleh secara bebas (tanpa resep dokter) Artinya bahwa masyarakat (pasien dan keluarganya) dapat membeli secara langsung obat-obat yang dimaksud, dengan dan tanpa resep dokter (gambar logo obat) b. Obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter (ethical), meliputi : 1) daftar G atau obat keras seperti antibiotika, anti diabetes, anti hipertensi dan lainnya 2) Narkotika, seperti pethidine, codein, dan lainnya. 3) Psikotropika seperti obat penenang, obat sakit jiwa, obat tidur dan lainnya. 4) Obat wajib apotek yaitu obat keras yang dibeli dengan resep dokter, namun dapat juga diserahkan oleh apoteker. 2. Penyimpanan obat a. pilih ruangan atau tempat yang aman sebagai gudang 1) dengan adanya tempat atau ruang khusus untuk menyimpan persediaan obat. akan memudahkan mengetahui persediaan (stok) yang ada dan menyimpan persediaan secara aman. 2) ruangan atau tempat penyimpanan obat harus cukup untuk menampung seluruh persediaan 3) tempat penyimpanan obat dapat berupa ruangan atau lemari. baik ruangan maupun lemari baiknya terkuci 4) cara mengamankan ruangan a) Ruangan/ tempat penyimpanan obat harus dikunci ganda. b) ruangan tempat penyimpanan obat selalu dikunci bila tidak dipakai. b. jaga ruangan tempat penyimpanan obat dalam kondisi yang aman dan baik. c. atur suhu ruangan d. atur sinar dalam ruangan tempat penyimpanan obat. e. atur kelembapan dan cegah kerusakan oleh air f. jaga ruangan tempat penyimpanan obat bebas hama 3. Pengaturan persediaan obat Pengaturan persediaan harus sesuai dengan pelayanan yang diberikan difasilitas kesehatan. obat-obat harus dikelompokan diatur menurut abjad generiknya. Obat yang mudah kadaluarsa harus disimpan di tempat paling depan. a. Mengatur obat dan persediaan di tempat penyimpanan 1) Simpan obat-obatan yang mempunyai kesamaan secara bersamaan di atas rak. 2) simpan obat sesuai tanggal kadaluarsanya dengan menggunakan prosedur FEFO (First expiry First Out) 3) Simpan obat yang tidak mempunyai kadaluarsa dengan prosedur FEFO 4) Pisahkan obat yang kadaluarsa dan rusak.