PRAKTIK KEPERAWATAN
(MAKALAH)
DI SUSUN
OLEH KELOMPOK :
2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Pencipta Alam semesta ini, serta
bersyukur atas segala nikmat yang diberikannya, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERATURAN,KEBIJAKAN DAN PERUNDANG UNDANGAN YANG BERKAITAN
DENGAN PRAKTIK KEPERAWATAN”Makalah ini kami buat bertujuan untuk menambah
pengetahuan para pembaca, dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika.Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kami meminta kritik dan saran guna
kemajuan kami.Serta tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.4 Apa itu penerapan peraturan kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi,
kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak
terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas,
efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian
interprofesional (WHO, 2002).
2. Kedua, alasan yuridis. UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden memegang
kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat. Demikian Juga UU Nomor 23 tahun 1992, Pasal 32, secara eksplisit
menyebutkan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan
ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.Sedang pasal 53,
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Ditambah lagi, pasal 53 bahwa
tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien. Disisi lain secara teknis telah berlaku
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi
dan Praktik Perawat.
5
Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1239/MENKES/SK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktek Perawat (sebagai revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)
BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 : Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun
di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.
2. Surat Izin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh Indonesia (garis
bawah saya).
3. Surat Ijin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis untuk menjalankan
pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia (garis bawah saya).
Ketentuan Pidana yang diatur dalam Pasal 359, 360, 351, 338 bahkan bisa juga
dikenakan pasal 340 KUHP. Salah satu contohnya adalah pelanggaran yang menyangkut Pasal
32 Ayat (4) Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Dalam ketentuan
tersebut diatur mengenai pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pelanggaran atas pasal tersebut dapat
dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat (1a) Undang-Undang No.
23 tahun 1992 tentang Kesehatan :
“barang siapa yang tanpa keahlian dan kewenagan dengan sengaja : melakukan
pengobatan dan atau peraywatan sebagaimana dimaksud pasal 32 ayat (4), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).” perorangan/berkelompok (garis bawah saya).
Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi secara baik.
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar diizinkan
memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat terdaftar,perawat harus telah
6
menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai
yang diterima. Izin praktik maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu atau dua tahun.
7
Perawat yang tidak teregistrasi, secara hukum tidak memiliki kewenangan dan hak
tersebut. Registrasi berlaku untuk semua perawat professional yang bermaksud melakukan
praktik keperawatan di wilayah Negara republik Indonesia, termasuk perawat berijasah luar
negeri.
Mekanisme registrasi terdiri dari mekanisme registrasi administrative danmekanisme
registrasi kompetensi yang dilakukan melalui 2 jalur,yaitu :
1. Ujian registrasi nasional, dan
2. Pengumpulan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Registrasi yang dilakukan perawat yang baru lulus disebut regustrasi awal dan registrasi
selanjutnya di sebut registrasi ulang.
Pasal 36
Pasal 37
Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (NR) dan perawat vokasional (PVL).
Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain yang
setara kompetensi dan pengalamannya.
Pasal 38
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak memiliki
STRP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan tersebut.
Pasal 39
(Hak Klien)
Pasal 40
(Kewajiban Klien)
Pasal 41
Pasal 42
(Hak Perawat)
9
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi,
standar pelayanan keperawatan, standar praktik keperawatan, standar asuhan
kepeawatan dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan /atau keluarganya;
Pasal 43
(Kewajiban Perawat)
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
tindakan
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan atau pasien kecuali
untuk kepentingan hukum
10
Pasal 44
(Praktik Mandiri)
Praktik mandiri dapat dilakukan secara perorangan dan atau berkelompok dan atau
pelayanan keperawatan dan atau kesehatan di rumah
Perawat yang melakukan praktik mandiri mempunyai kewenangan sesuai yang tercantum
pada pasal 5 dan pasal 6
4. Perawat yang telah mempunyai SIPP dan menyelenggarakan praktik mandiri wajib
memasang papan nama praktik keperawatan.
Pasal 45
(Penghargaan)
1. Perawat yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus
berhak memperoleh penghargaan.
Pasal 46
Penghargaan kepada perawat dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat
istimewa, finansial, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain.
11
Penghargaan kepada perawat dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun
kemerdekaan Republik Indonesia, hari ulang tahun provinsi, hari ulang tahun
kabupaten/kota, hari ulang tahun satuan pendidikan, hari pendidikan nasional, hari perawat
nasional, dan/atau hari besar lain.
Pasal 47
(Perlindungan)
Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan hukum
terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan
tidak adil dalam melaksanakan pekerjaan profesinya.
Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap
pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan,
pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat
perawat dalam melaksanakan tugas.
Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
13
Dalam peraturan perundang undangan yang mengatur mengenai penyelenggaraan
praktik keperawatan saat ini di dominasikan oleh kebutuhan formil dan kepentingan
pemerintahan sedangkan peran profesi masih kurang.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang keperawatan yang saat pesat
harus diimbangi pula dengan perangkat hokum yang ada,sehingga dapat memberikan
perlindungan yang menyeluruh kepada tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan
maupun masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan. Dalam melakukan
perubahan atau dalam membentuk suatu undang – undang yang diharapkan dapa sesuai
dengan kebutuhan hokum masyarakat,maka keberadaan naskah akademis menjadi saat
penting.
3.2 SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
http://ekorudianta.blogspot.com/2015/03/makalah-peraturan-kebijakan-
dan.html
15