Anda di halaman 1dari 18

PERATURAN,KEBIJAKAN DAN PERUNDANG UNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN

PRAKTIK KEPERAWATAN

(MAKALAH)

DI SUSUN

OLEH KELOMPOK :

1. AULIA FITRI RAHMASARI : 1814401051


2. RATNA APRIYANTI : 1814401062
3. NABILA SYAFIRA : 1814401066
4. RIRIS NOVRIYANI : 1814401068

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Pencipta Alam semesta ini, serta
bersyukur atas segala nikmat yang diberikannya, sehinga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERATURAN,KEBIJAKAN DAN PERUNDANG UNDANGAN YANG BERKAITAN
DENGAN PRAKTIK KEPERAWATAN”Makalah ini kami buat bertujuan untuk menambah
pengetahuan para pembaca, dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika.Kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kami meminta kritik dan saran guna
kemajuan kami.Serta tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Bandar Lampung, 12 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PRAKTEK KEPERAWATAN..........................................................................3


2.2 PENTINGNYA UNDANG-UNDANG PRAKTEK KEPERAWATAN....................4
2.3 KEPMENKES 1239 : REGRISTRASI PERAWAT...............................................6
2.4 TUJUAN REGISTRASI...................................................................................7
2.5 PENERAPAN PERATURAN KEBIJAKAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN........................................8

BAB III KESIMPULAN SARAN

Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan,berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif serta
ditunjukan kepada imdividu,keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.

Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui


kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan yang
lain dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai wewenang dan
tanggung jawab nya.

Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan dibutuhkan.


Yaitu: Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam
peningkatan derajat kesehatan.
Kedua, alasan yuridis. UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden memegang
kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Ketiga, alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan keperawatan semakin meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan praktik keperawatan ?

1.2.2 Apa pentingnya undang-undang tentang praktik keperawatan ?

1.2.3 Apa itu kepmenkes 1239 : regristrasi keperawatan

1.2.4 Apa itu penerapan peraturan kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku

dalam praktik keperawatan?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui tentang praktik keperawatan

1.3.2 Mengetahui pentingnya undang-undang tentang praktik keperawatan

1.3.3 Mengetahui tentang kepmenkes 1239 : registrasi keperawatan

1.3.4 Mengetahui tentang penerapan kebijakan dan perundang-undangan yang


berlaku dalam praktik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PRAKTEK KEPERAWATAN

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian


integral dari pelayanan kesehatan. Didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Praktek keperawatan adalah tindakan
mandiri perawat melalui kolaborasi dengan system klien dan tenaga kesehatan lain
dalam membrikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual
dan berkelompok. UU kesehatan No. 23 tahun 1992 merupakan UU yang banyak
memberi kesempatan bagi perkembangan termasuk praktik keperawatan professional
karena dalam UU ini dinyatakan tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan,
maupun perlindungan hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan.
Beberapa pernyataan UU kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan
pembuatan UU praktik keperawatan adalah :
a. Pasal 32 ayat 4
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
b. Pasal 53 ayat I
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesui dengan profesinya.
c. Pasal 53 ayat 2
Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.

1. Praktik keperawatan bertujuan untuk:


a. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberi jasa
pelayanan keperawatan.
3
b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
oleh perawat.

2. Lingkup praktik keperawatan:


a. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.
b. Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling,
dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dalam upaya memandirikan sistem klien
c. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan tatanan lainnya.
d. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi,
pertolongan persalinan normal dan menulis permintaan obat/resep.
e. Melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter

f. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 KEPMENKES NO.1239/2001

3. Registrasi & praktik perawat Mengatur :

a. SIP (Surat Ijin Perawat)

b. SIK (Surat Ijin Kerja)

c. SIPP (Surat Ijin Praktik Perawat)

2.2 PENTINGNYA UNDANG-UNDANG PRAKTEK KEPERAWATAN

Ada beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik Keperawatan dibutuhkan. Yaitu:


1. Pertama, alasan filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam
peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan
kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga
pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi pengabdian tersebut pada
kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan hukum, bahkan
cenderung menjadi objek hukum. Perawat juga memiliki kompetensi keilmuan, sikap
rasional, etis dan profesional, semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif,
terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi. Disamping itu,

4
Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan profesi,
kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak
terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas,
efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian
interprofesional (WHO, 2002).

2. Kedua, alasan yuridis. UUD 1945, pasal 5, menyebutkan bahwa Presiden memegang
kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat. Demikian Juga UU Nomor 23 tahun 1992, Pasal 32, secara eksplisit
menyebutkan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan
ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.Sedang pasal 53,
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Ditambah lagi, pasal 53 bahwa
tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien. Disisi lain secara teknis telah berlaku
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi
dan Praktik Perawat.

3. Ketiga, alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya


pelayanan keperawatan semakin meningkat.Hal ini karena adanya pergeseran paradigma
dalam pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal yang menitikberatkan
pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan, ke paradigma sehat yang lebih
holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus
pelayanan (Cohen, 1996). Disamping itu, masyarakat membutuhkan pelayanan
keperawatan yang mudah dijangkau, pelayanan keperawatan yang bermutu sebagai
bagian integral dari pelayanan kesehatan, dan memperoleh kepastian hukum kepada
pemberian dan penyelenggaraan pelayanan keperawatan.

2.3 Kepmenkes 1239 : Regristrasi perawat

5
Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1239/MENKES/SK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktek Perawat (sebagai revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)
BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 : Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun
di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berlaku.

2. Surat Izin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh Indonesia (garis
bawah saya).

3. Surat Ijin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis untuk menjalankan
pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia (garis bawah saya).

Ketentuan Pidana yang diatur dalam Pasal 359, 360, 351, 338 bahkan bisa juga
dikenakan pasal 340 KUHP. Salah satu contohnya adalah pelanggaran yang menyangkut Pasal
32 Ayat (4) Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Dalam ketentuan
tersebut diatur mengenai pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pelanggaran atas pasal tersebut dapat
dikenakan sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat (1a) Undang-Undang No.
23 tahun 1992 tentang Kesehatan :

“barang siapa yang tanpa keahlian dan kewenagan dengan sengaja : melakukan
pengobatan dan atau peraywatan sebagaimana dimaksud pasal 32 ayat (4), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah).” perorangan/berkelompok (garis bawah saya).
Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam
menjalankan profesi secara baik.

Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar diizinkan
memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat terdaftar,perawat harus telah

6
menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai
yang diterima. Izin praktik maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu atau dua tahun.

2.3.1 Tujuan registrasi :


a. Menjamin kemamapuan perawat untuk melakukan praktik keperawatan
sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya.
b. Mempertahankan prosedur penatalaksanaan secara objektif terhadap kasus
kelalaian tugas atau ketidak mampuan melaksanakan tugas sesuai dengan
standar kompetensi.
c. Mengidenttifikasi jumlah dan kualifikasi perawat professional dan
vokasional yang akan melakukan praktik keperawatan sesuai dengan
kewenangan dan kompetensi masing-masing.

2.3.2 Registrasi meliputi 2 kegiatan berikut :


1. Registrasi administrasi adalah kegiatan mendaftarkan diri yang dilakukan
setiap tahun, berlaku untulk perawat professional dan vokasional.
2. Registrasi kompetensi adalah registrasi yang dilkakukan setiap 5 tahun
untuk memperoleh pengakuan ,mendapatkan kewenangan dalam
melakukan praktik keperawatan ,berlaku bagi perawat professional.
Perawat yang sudah teregistrasi mendapat Surat Izin Perawat(SIP) dan nomer
register.
Perawat yang sudah melakukan registrasi akan memperoleh kewenangan
dan hak berikut :
1. Melakukan pengkajian
2. Melakukan terapi keperawatan.
3. Melakukan observasi.
4. Memberikan pendidikan dan konseling kesehatan.
5. Melakukan intervensi medis yang didelegasikan.
6. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan.

7
Perawat yang tidak teregistrasi, secara hukum tidak memiliki kewenangan dan hak
tersebut. Registrasi berlaku untuk semua perawat professional yang bermaksud melakukan
praktik keperawatan di wilayah Negara republik Indonesia, termasuk perawat berijasah luar
negeri.
Mekanisme registrasi terdiri dari mekanisme registrasi administrative danmekanisme
registrasi kompetensi yang dilakukan melalui 2 jalur,yaitu :
1. Ujian registrasi nasional, dan
2. Pengumpulan kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Registrasi yang dilakukan perawat yang baru lulus disebut regustrasi awal dan registrasi
selanjutnya di sebut registrasi ulang.

2.4 Penerapan peraturan kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku dalam


praktik keperawatan

Pasal 36

Praktik keperawatan dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan antara perawat dengan


klien dalam upaya untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan

Pasal 37

Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (NR) dan perawat vokasional (PVL).

Perawat dapat mendelegasikan dan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain yang
setara kompetensi dan pengalamannya.

Pasal 38

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang tidak memiliki
STRP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan tersebut.

Pasal 39

(Hak Klien)

Klien dalam menerima pelayanan pada praktik keperawatan, mempunyai hak:


8
1. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.

2. meminta pendapat perawat lain

3. mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar

4. menolak tindakan keperawatan

Pasal 40

(Kewajiban Klien)

Klien dalam menerima pelayanan pada praktik keperawatan, mempunyai kewajiban:

1. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;

2. mematuhi nasihat dan petunjuk perawat

3. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan dan

4. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Pasal 41

(Pengungkapan Rahasia Klien)

Pengungkapan rahasia klien hanya dapat dilakukan atas dasar:

1. Persetujuan tertulis dari klien

2. Perintah hakim pada sidang pengadilan

3. Ketentuan perundang-undangan yang berlaku

Pasal 42

(Hak Perawat)

Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat mempunyai hak :

9
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi,
standar pelayanan keperawatan, standar praktik keperawatan, standar asuhan
kepeawatan dan Standar Operasional Prosedur (SOP)

2. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan /atau keluarganya;

3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan otonomi profesi;

4. Memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi dan dedikasi

5. Memperoleh fasilitas kerja yang mendukung pekerjaan perawat profesional

6. Memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan


tugasnya;

7. Menerima imbalan jasa profesi

Pasal 43

(Kewajiban Perawat)

Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat mempunyai kewajiban:

1. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi standar pelayanan


keperawatan, standar praktik keperawatan, standar asuhan keperawatan dan SOP

2. Merujuk klien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau

kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
tindakan

3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan atau pasien kecuali
untuk kepentingan hukum

4. Menghormati hak-hak klien sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku

5. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan untuk menyelamatkan jiwa

6. Menambah dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan


keperawatan dalam upaya peningkatan profesionalisme.

10
Pasal 44

(Praktik Mandiri)

Praktik mandiri dapat dilakukan secara perorangan dan atau berkelompok dan atau
pelayanan keperawatan dan atau kesehatan di rumah

Perawat yang melakukan praktik mandiri mempunyai kewenangan sesuai yang tercantum
pada pasal 5 dan pasal 6

Perawat dalam melakukan praktik mandiri sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan:

1. Memiliki tempat praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan;

2. Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi untuk melakukan asuhan atau


pelayanan keperawatan

3. Persyaratan perlengkapan sesuai dengan yang ditetapkan oleh organisasi profesi.

4. Perawat yang telah mempunyai SIPP dan menyelenggarakan praktik mandiri wajib
memasang papan nama praktik keperawatan.

Pasal 45

(Penghargaan)

1. Perawat yang berprestasi, berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus
berhak memperoleh penghargaan.

2. Perawat yang gugur dalam melaksanakan tugas di daerah khusus memperoleh


penghargaan dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat

Pasal 46

Penghargaan kepada perawat dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat
istimewa, finansial, piagam, dan/atau bentuk penghargaan lain.

11
Penghargaan kepada perawat dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun
kemerdekaan Republik Indonesia, hari ulang tahun provinsi, hari ulang tahun
kabupaten/kota, hari ulang tahun satuan pendidikan, hari pendidikan nasional, hari perawat
nasional, dan/atau hari besar lain.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan diatur dengan Peraturan


Pemerintah.

Pasal 47

(Perlindungan)

Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau institusi sarana


kesehatan wajib memberikan perlindungan terhadap perawat dalam melaksanakan tugas.

Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan hukum,


perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan hukum
terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan
tidak adil dalam melaksanakan pekerjaan profesinya.

Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap
pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan,
pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat
perawat dalam melaksanakan tugas.

Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

13
Dalam peraturan perundang undangan yang mengatur mengenai penyelenggaraan
praktik keperawatan saat ini di dominasikan oleh kebutuhan formil dan kepentingan
pemerintahan sedangkan peran profesi masih kurang.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang keperawatan yang saat pesat
harus diimbangi pula dengan perangkat hokum yang ada,sehingga dapat memberikan
perlindungan yang menyeluruh kepada tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan
maupun masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan. Dalam melakukan
perubahan atau dalam membentuk suatu undang – undang yang diharapkan dapa sesuai
dengan kebutuhan hokum masyarakat,maka keberadaan naskah akademis menjadi saat
penting.

3.2 SARAN

Sebaiknya ada berbagai pendekatan yang bersifat persuasif,konsultatif dan


partisipatif semua pihak yang berkaitan dalam penyelanggaraan praktik keperawatan
berorientasi kepada pelayanan yang bermutu. Perlu adanya peraturan perudang-
undangan dibidang keperawatan yang di selenggarakan oleh tenaga keperawatan dapat
mengayomi dan bersikap mendidik sekaligus bersifat menghukum yang mudah di pahami
dan dilaksanakan karena penyelenggaraam praktik keperawatan menyangkut berbagai
pihak sehingga yang terkait hendaknya bersifat proaktif dalam melaksanakan peraturan
perundang-undangan tersebut.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sumber; A. Aziz Alimul Hidayat (2007),Pengantar Konsep Dasar


Keperawatan,Salemba Medika,Jakarta.
Priharjo Robert. Konsep dan Prespektif Praktik Keperawatan Profesional, Jakarta
EGC,2008
Kusnanto, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC :
Jakarta.
http://pondokmerana.blogspot.com/2013/03/makalah-praktik-keperawatan.html

http://ekorudianta.blogspot.com/2015/03/makalah-peraturan-kebijakan-
dan.html

15

Anda mungkin juga menyukai