Anda di halaman 1dari 3

Memilih Jenis Kelamin Anak

Anggapan bahwa “ anak laki-laki dan perempuan sama saja “, rupanya masih belum berlaku
mutlak. Kenyataannya, dalam sebuah keluarga masih belum lengkap jika semua anaknya
lelaki atau perempuan. Keinginan untuk menambah anak dengan alasan demikian masih
dapat kita jumpai di mana-mana. Dan bukan tidak mungkin keinginan menambah itu terus
berulang karena jenis kelamin anak yang diharapkan tak muncul-muncul, kendati sudah
beranak empat atau lima.
Ditambah lagi adat dan budaya masyarakat yang masih membedakan anak berdasarkan jenis
kelamin. Misalnya saja pada masyarakat yang menganut paham patrilineal. Anak laki-laki
jelas menjadi dambaan karena diharapkan bisa meneruskan garis keturunan. Sebaliknya,
masyarakat dengan paham matrilineal, anak perempuanlah yang paling diharapkan
kelahirannya.

Yang menyedihkan, seringkali kaum ibulah yang disalahkan jika melahirkan anak yang tidak
sesuai dengan harapan. Wanita seperti itu dianggap tidak bisa memberi keturunan yang
diharapkan. Tak heran kondisi ini dijadikan alasan oleh para suami untuk mendapatkan istri
baru. Dengan satu harapan, memperoleh anak dengan jenis kelamin sesuai keinginan.

Jenis kelamin bayi pada dasarnya dipengaruhi oleh kromosom seks sperma ayah, dan
beberapa faktor pendukung lainnya seperti : jenis makanan, kualitas sperma dan kapan saat
terjadi pembuahan.

Seperti diketahui kromosom terdapat dalam sperma terdiri dari dua unsur yaitu kromosom X
dan kromosom Y. Untuk mendapatkan bayi laki-laki maupun perempuan harus ada pertemuan
antara sperma kromosom X atau Y dengan sel telur dari ibu.

Jika sperma berkromosom X bertemu dengan sel telur, akan menghasilkan kromosom XX,
karena sel telur tersebut mengandung kromosom X, maka bayi yang akan lahir bayi berjenis
kelamin perempuan. Sedang kalau sperma kromosom Y bertemu dengan sel telur, akan
menghasilkan individu yang berkromosom XY, sehingga akan lahirlah bayi yang berjenis
kelamin laki-laki.

Setelah terjadi pembuahan sperma dengan sel telur yang diikuti dengan tidak terjadi
menstruasi si ibu pada bulan berikutnya dan tes kehamilan positif maka sebenarnya telah
terbentuk jenis kelamin bayi.

“ Mendapatkan bayi laki-laki atau perempuan sama saja.” Kata-kata itu sering kita dengar
dari pasangan yang sedang menunggu datangnya buah hati. Tapi kadang-kadang dalam hati
mereka, ada keinginan yang tak bisa disangkal bahwa mereka punya harapan agar anak yang
lahir perempuan atau laki-laki.

Di bawah ini ada beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk menentukan jenis kelamin
pada calon buah hati Anda, diantaranya:
JIKA MENGINGINKAN SEORANG BAYI PEREMPUAN :

1. Faktor makanan
Suami harus makan makanan yang banyak mengandung alkaline, mineral kalsium dan
magnesium, sedangkan istri banyak makan makanan yang mengandung asam, mineral kalium
dan natrium.

2. Faktor waktu (kapan berhubungan)


Lakukan coitus (persetubuhan/senggama) 2–3 hari sebelum ovulasi (masa subur). Dengan
demikian, hanya kromosom X yang lebih bertahan lama sampai menunggu sel telur terlepas
dari ovarium. Ovulasi adalah saat terlepasnya sel telur dari indung telur dalam rahim.
Bagaimana mengetahui periode masa haid? Pada saat temperatur atau suhu tubuh meningkat.
Anda bisa menggunakan alat pengukur suhu tubuh dan mencatatnya sebagai record dan
alatnya dapat dibeli di apotek-apotek.

3. Faktor penetrasi
Suami harus menghindari penetrasi terlalu dalam pada saat berhubungan. Sehingga
diharapkan sel sperma kromosom X saja yang berkesempatan tetap hidup dan terus berenang
menuju sel telur.

4. Faktor Orgasme
Usahakan istri tidak mencapai orgasme selama berhubungan. Secresi cairan yang keluar dari
kemaluan wanita akan menjadi alkaline (basa) jika terangsang, hal ini akan mendorong
aktifitas spematozoa Y.

5. Faktor persiapan istri


Sebelum coitus, basuh vagina dengan 2 sendok makan larutan white vinegar/cuka yang sudah
dicampur dalam 1 liter air bersih. Hal ini dilakukan agar kondisinya menjadi asam sehingga
aktifitas spermatozoon Y menurun.

6. Faktor posisi
Disarankan posisi waktu berhubungan adalah yang klasik/berhadapan yaitu, posisi istri di atas
suami sehingga sperma tertampung di sekitar mulut rahim.

JIKA MENGINGINKAN SEORANG BAYI LAKI-LAKI :

1. Faktor makanan
Suami harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam, mineral, dan
magnesium. Sedangkan istri harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung alkaline, mineral kalsium dan magnesium (lihat jenis makanan diatas).

2. Faktor waktu (kapan berhubungan)


Waktu berhubungan dilakukan sedekat mungkin dengan ovulasi, sebaiknya tepat pada
ovulasi, berkisar antara 12 jam sebelumnya.

3. Faktor penetrasi
Suami disarankan untuk melakukan penetrasi yang dalam pada saat berhubungan, sehingga
sebagian besar dari sperma Y langsung masuk ke rahim.
4. Faktor Orgasme
Upayakan istri dapat orgasme lebih awal dari suami atau bersamaan.

5. Faktor persiapan istri


Cuci vagina dengan larutan dari dua sendok soda kue yang sudah dicampur dalam satu liter
air bersih, sehingga suasana menjadi basa.

6. Faktor posisi
Posisi suami pada waktu berhubungan berada di atas istri. Hal ini mengikuti sifat dari
spermatozoon Y akan cepat menuju sasaran (sel telur).

Anda mungkin juga menyukai