Anda di halaman 1dari 12

BAB II

DASAR-DASAR EKOLOGI
A. Ekologi dan Ekosistem
1. Ekologi
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, dua suku kata oikos yang
berarti rumah ( house, place to the live) dan logos yang berarti ilmu
(pengetahuan –studi).jadi secara harfiah berarti “ilmu tentang rumah “.
Maksud “rumah disini adalah alam semesta dengan segala isinya ,baik
makhluk hidup maupun benda tidak hidup ,yang satu sama lain terkait
dalam suatu sistem kehidupan tertentu (sarlito wirawan sarwono,
1992).
Ekologi adalah suatu ilmu atau studi tentang hubungan makhluk
hidup dengan lingkungannya sebagai suatu rumah tangga (Nursid
sumaatmadja,1989).
Ekologi adalah ilmu mengenai hubungan antara organisme
sendiri dan antara organisme dengan lingkungannya (Otto
sumartowo,1991:4).
Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup ,yakni
ilmu tentang kehidupan makhluk hidup di rumahnya .
Karena ekologi mempelajari seluk beluk rumah tangga itu ,maka
ekologis juga berarti : ” Totalitas pola tatanan dan peranan pengada
insani (makhluk hidup) dan ragawi (benda mati) secara secara timbal
balik dengan lingkungannya. (Moh. Soerjani ,1988:21).
Dari defenisi-defenisi tersebut ,jelas ekologis dirumuskan
sebagai ilmu yang mempelajari Hubungan-hubungan antar makhluk
hidup dalam alam ini dan hubungan antara makhluk-makhluk hidup
dengan lingkungannya. Hubungan-hubungan itu disebut “ekosistem”.
Oleh karena itu, ekologi pada hakekatnya adalah ilmu tentang
ekosistem.
Pendekatan ekologi tersebut, dapat diadaptasi dalam menelaah
kehidupan manusia yang melahirkan “ekologi manusia” (“human

14
ecology”) yang secara umum dikonsepkan sebagai ilmu yang mengkaji
hubungan timbal balik antara populasi, penyebaran dan aktivitas
manusia dengan lingkungannya. (nursib, ibid) juga telah dipakai untuk
keperluan ekologi kota, ekologi desa, ekologi pertanian, ekologi
pemerintahan, dan sebagainya.

Asas-asas Ekologi
Dalam ilmu lingkungan yang merupakan ekologi terapan dikenal
beberapa asaS yang bersifat umum .salah satu asas yang sering
dijadikan titik tolak dalam mengkaji masalah lingkungan terutama
mengenai sumberdaya alam adalah “asas 3” yang menyatakan
bahwa ,materi, energi, ,ruang, waktu dan keanekaragaman ‘semua
termasuk kategori sumberdaya” (Soeriatmadja 1989:2) Khusus dalam
ekologi (ekologi sebagai ilmu murni )beberapa asas yang penting ialah
sebagai berikut:
1. Asas Keanekaragaman
Asas ini mengajarkan ,bahwa makhluk hidup ,baik nabati
maupun hewani sangat beranekaragam .tumbuh-tumbuhan
binatang yang hidup pada suatu kawasan tertentu (dalam suatu
ekosistem) sangat beranekaragam yang memiliki fungsi dan
peranannya masing-masing sebagai produsen ,konsumen dan
pengontrol atau dikontrol terhadap atau oleh suatu makhluk hidup
lainnya .kesinambungan yang stabil dan dinamis .Asas ini berlaku
dalam alam ekosistem alamiah .
2. Asas Kerjasama
Menurut asas ini ,terciptanya kesinambungan alamiah dalam
suatu ekosistem adalah adaptasi makhluk- makhluk hidup dengan
lingkungannya yang menyediakan sumber-sumber daya (SD)
,antara lain disebabkan karena adanya asas kerjasama antara
kondisi kehidupan berlangsung terus-menerus atau terjadi proses

15
yang berkesinambungan itu, stabilisasi dan kesinambungan
ekosistem dapat pertahankan (Sumaatmadya,1989 :32 -38)
Salah satu faktor pendukung berlangsungnya asas(asas-
asas) tersebut adalah hutan yang merupakan unsur ekosistem
yang amat penting peranannya .Khusus dalam upaya
mempertahankan keanekaragaman unsur-unsur ekosistem,baik
hewani maupun tumbuhan maka hutan tidak dapat diabaikan
.penelitian (Yunus ,1994 )menunjukkan ,berkurangnya hutan akibat
eksploitasi oleh masyarakat setempat menyebabkan hilangnya
jenis paling tidak telah menjadi sangat kurang untuk tanaman
tertentu.

2. Ekosistem
Suatu ‘ekosistem’ yang berlangsung secara alamiah akan
memperoleh kestabilan dan keseimbangannya juga secara alamiah.
Dalam ekosistem ini berlaku azas bahwa keanekaragaman menjadi
dasar kestabilan. Ekosistem ini dapat berlangsung oleh karena
didukung oleh dua kelompok atau komponen yaitu “abiotic community”
dan “biotic community” dengan segenap unsurnya masing-masing.
Selama masing-masing komponen itu berfungsi dan bekerja sama
dengan baik, maka keteraturan dan keseimbangan yang berada dalam
kestabilan dan keseimbangan (keseimbangan ekologi), suatu
organisme (jasad/makhluk-makhluk hidup) tidak akan lekas
punah/musnah atau tidak akan mengganggu/mendesak kehidupan
organisme-organisme lainya.
Pada prinsipnya, dalam ekosistem semua unsur/bagian
merupakan bagian esensial bagi keseluruhan dan gangguan terhadap
suatu unsur dalam tatanan tersebut akan dirasakan oleh keseluruhan
unsur lainnya. Tegasnya, ekosistem akan terganggu. Hilangnya fungsi
ekologis hutan misalnya menyebabkan erosi tanah bagian dulu,

16
bahaya banjir dan pendangkalan bagian hilir dan seterusnya, yang
saling terkait (Yunus, 1994).
Pada garis besarnya, ekosistem terbentuk dari dua komponen,
yaitu komponen “benda-benda mati” (udara, air dsb) yang merupakan
suatu kelompok yang saling terkait-abiotik community, dan komponen
jasad-jasad hidup yang pada kondisi tertentu merupakan juga suatu
komunitas (biotic community) yang saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Ekosistem dipelajari dalam ekologi, yang
menggunakan pendekatan holistik. Salah satu asasnya adalah : metrri,
energi, ruang, waktu dan keanekaragaman ,semuanya termasuk
kategori sumber alam.
Sosio sistem : Suatu sistem kekerabatan manusia dengan
teknologi ,ilmu pengetahuan, Ekonomi, kelembagaan / institusi , nilai-
nilai kependudukan, kesehatan ,sosial budaya, gizi , dsb.( sugeng
martopo,1990,A.T.Rambo,1980) EKOSISTEM: Tatanan dan sistem
yang utuh menyeluruh dari makhluk hidup dengan Unsur lingkungan
hidup lainnya yang saling mempengaruhi dan saling ketergantungan
dalam satu kesatuan perikehidupan (sugeg Martopo,1990).
Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi
dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup (UU NO.23/1997)
Ekologi merupakan ilmu yang murni yang mempelajari
pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup, yang menerapkan
berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas ,yang
menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya .dalam
ekologi ,jasad hidup pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi
.populasi yang dimaksudkan adalah kumpulan individu suatu spesies
yang sama . Dalam ekologi ,dikenal beberapa asas yang bersifat
umum ,salah satu diantaranya adalah “asas 3” yamg menyatakan

17
,bahwa “materi”, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman ,semuah
termasuk kategori sumberdaya alam” (Soeriatmadja ,1989 ;3 dan 24).
Dalam hubungan tersebut ,soerjani (1988:21 ) mengemukakan
bahwa ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup, yakni
ilmu tentang kehidupan makhluk hidup di rumahnya ,yakni di ekosfir
dan biosfir ,oleh karena itu .ekologi juga berarti “totalisme pola tatanan
dan peranan pengada insasi dan ragawi secara timbal balik dengan
lingkunganya” Adapun “dasar ajaran” ekologi adalah prinsip rantai
makanan dan pengaturan populasi.
Berdasarkan pengertian tentang rumah tangga .hubungan
timbal balik, saling ketergantungan dan sebagainya antar
komponennya ,maka ekologi telah dipakai untuk berbagai keperluan
seperti ekologi kota , ekologi desa , ekologi pemerintahan, ekologi
pertanian, ekologi pikiran , dan sebagainya sehingga pengertian dasar
ekologi memang bisa menjadi kabur .
Dikemukakan pula (ibid): 23 ) bahwa dalam ekologi ,dikenal
pula “ekologi manusia” .Ia adalah “autekologi” (ekologi satu
jenis)makhluk hidup yang berbeda dengan sinekologi” ekologi
beberapa jenis makhluk hidup)
Ekologi manusia memusatkan perhatian kerjanya pada manusia
.Rambo ,1981 dalam Soerjani (1988:23) mengemukakan bahwa dalam
ekologi manusia yang dipelajari bukanlah perilaku manusia “per se”
(karena ii adalah kajian ilmu-ilmu sosial lainnya seperti sosiologi,
ekonomi dsb) tetapi ditekankan pada hubungan interaktif antara
masyarakat manusia (sosiosistem) dengan ekosistem.
Dapat ditegaskan ,bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
,yakni tentang interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk
lainnya ,dan antara makhluk hidup dengan benda mati.
Dari segi bahasa (etimologi) ekologi (ecology) berasal dari dua
suku kata dari bahasa Yunani, yaitu “OIKOS” yang berarti rumah

18
(house, place to live ) yaitu (Logos) yang berarti ilmu/penelaahan (studi
,study), sehingga dapat didefinisikan sebagai ilmu (studi0 mengenai
hubungan antara organisme sendiri dengan organisme dan antara
organisme dengan lingkungannya ( Somarwoto, 1985: 40. Pada
konsep ekologi tersebut terdapat dua komponen utama ,yaitu makhluk
hidup organisme )lingkungan abiotik .diantara kedua komponen ini
,terjadilah jalinan hidup yang berlangsung pada suatu wadah atau
tempat yang membentuk suatu ekosistem(ecosystem)atau sistem
kehidupan (Sumaatmadya ,1989:21) dalam ekosistem ini terjadi
persaingan, kerjasama, simbiose mutualistis (keadaan hidup bersama
secara erat berbagai organisme yang berbeda)Pertumbuhan dan
pertambahan komponen-komponen ekosistem tersebut .Penelaahan
ini lebih lanjut dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan
jalinan dan jaringan kehidupan yang meliputi kesinambungan
,pertumbuhan , pertambahan, keseimbangan ,dan ketimpangan yang
terjadi dalam ekosistem tertentu.
Pendekatan ekologi yang menelaah hubungan antara makhluk
hidup tang satu dengan yang lainnya pada suatu ekosistem ,dapat
diadaptasikan dalam menelaah kehidupan manusia ,sehingga
pendekatan ini dapat diterapkan pada ilmu-ilmu khususnya bidang
sosiologi yang menghasilkan konsep ekologi manusia (human ecology)
yang secara umum dapat dikonsepsikan sebagai bidang penelaahan
atau bidang ilmu yang mengkaji hubungan timbal balik antara populasi,
penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungannya .Ia
merupakan cabang khusus ekologi ,disamping ekologi tumbuhan
ekologi hewan, ekologi jasad renik dan sebagainya .(ibid:13)
Ekologi menjadi sangat penting (dalam pelaksanaan
pembangunan dewasa ini oleh karena inti pelaksanaan pembangunan
hidup (termasuk didalamnya masalah kehutanan) adalah hubungan
makhluk hidup ,khususnya manusia dengan lingkunganya yang

19
merupakan kajian ekologi ,oleh karena itu ,permasalahan lingkungan
hidup pada hakekatnya adalah permasalahan ekologi.
Ekologi dalam kajiannya senantiasa mempersoalkan arus
materi energi dan informasi dalam suatu komunitas atau antara
beberapa komunitas sebagai perhatian utama ekologi (Ibid :15). Suatu
konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem ,yaitu suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik antara makhluk
dengan lingkungannya .Menurut pengertian ini ,suatu sistem terdiri dari
komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu
kesatuan .
Ekositem terbentuk oleh komponen hidup biotik dan komponen
tak hidup atau benda mati (abiotik) di suatu tempat yang berinteraksi
membentuk suatu kesatuan yang teratur .Keteraturn ini disebabkan
oleh adanya “arus materi dan energi” yang terkendalikan oleh “arus
informasi” antara komponen dalam ekosistem itu .
Masing-masing komponen dalam ekosistem tersebut
mempunyai atau relung masing-masing komponen itu melakukan
fungsinya dan bekerjasama dengan baik ,keteraturan ekosistem itupun
tetap terjaga (Soemarwoto 1985 : 16-17)
Batas ekosistem dapat disebut dalam bentuk yang kecil seperti
kolam atau aquarium dan dalam bentuk yang besar seperti sebuah
(kawasan) hutan yang terdiri dari beribu-ribu hektar ,dapat dianggap
sebagai suatu ekosistem .seluruh bumi ini juga dapat dianggap suatu
ekosistem yang besar .
Dalam hal kolam atau akuarium ,ekosistem itu terdiri dari ,ikan,
tumbuhan air, dan plankton yang terapung dan melayang dalam air
sebagai komponen biotik serta pasir /batuan ,air, mineral, dan oksigen
,yang terlarut dalam air sebagai komponen abiotik (benda mati ) yang
secara bersama dapat menjamin kelangsungan kehidupan pasda
kolam tersebut –ekosistem kolam tersebut .

20
Suatu ekosistem dapat dibagi kedalam sub-sub ekosistem
.Ekosistem bumi misalnya dapat dibagi ke dalam ekosistem lautan,
danau dan sebagainya .Ekosistem daratan sendiri dapat dibagi ke
dalam ekosistem hutan ,ekosistem padang pasir, belukar, pasang surut
dan sebagainya (Ibid: 18) .
Materi yang dimaksud dalam ekosistem tersebut ialah bahwa
tubuh manusia ,hewan, tumbuhan ,batu dan lain-lain tersusun oleh
materi yang atas unsur-unsur kimia seperti C, H, O, N, dan P (Fosfor).
Materi yang dibutuhkan untuk menyusun tubuh diperoleh melalui/dari
makanan berupa karbohidrat, lemak, protein dan lain-lain. Demikian
pula hewan. Dalam ekologi, manusia dan hewan disebut konsumen,
dan tumbuhan disebut sebagai produsen.
Sejalan dengan uraian tersebut, maka dinyatakan bahwa
ekosistem adalah tatanan dan sistem yang utuh menyeluruh dari
makhluk hidup dengan unsur lingkungan hidup lainnya yang saling
mempengaruhi dan saling ketergantungan dalam suatu kesatuan
perikehidupan.
Dalam proses interaksi tersebut, ekosistem selalu memerlukan
masukan (input) energi dan materi dan sebaliknya ekosistem
memberikan keluaran (out put) materi dan energi kepada ekosistem
(atau sub ekosistem) lainnya. Ekosistem juga disebut “biogeocoenosis,
yakni sistem yang merupakan kesatuan makhluk hidup dan makhluk
hidup lainnya dengan benda mati
Dalam suatu ekosistem (atau yang sering juga disebut
lingkungan alamiah) atau sistem kehidupan alam senantiasa terdiri
atas atau didukung oleh dua komponen dengan berbagai unsurnya
masing-masing komponen dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Komponen Benda-benda Mati (abiotik)
Komponen abiotik ini terdiri atas beberapa unsur
udara/hawa, air, batu-batuan/tanah, mineral, panas dan
sebagainya. Benda-benda mati ini memiliki kaitan satu sama lain, ia

21
merupakan satu kelompok atau “Community” yang lazim disebut
dengan nama asing ‘abiotic community”. Benda-benda ini besar
pengaruhnya atas jenis, jumlah dan cara hidup bersama antara
jasad-jasad hidup yang berada padanya (lingkungan), karena
bahan-bahan makanan pokok (basic needs) dari berbagai jenis
jasad-jasad hidup itu, baik secara langsung maupun tidak
langsung, berasalkan dari abiotik community tersebut.

2. Komponen Jasad-jasad Hidup


Jasad –jasad hidup yang berada dalam suatu lingkungan
tertentu dan pada moment atau saat tertentu merupakan juga suatu
Community yang lazim disebut “biotik community”.
Antara kedua komponen tersebut ,yakni adalah abiotik
community dengan biotik community terdapat hubungan atau relasi
timbal balik. Relasi timbal balik dan saling mempengaruhi atau
interaksi antara seluruh unsur (unsur-unsur) jasad hidup dan
benda-benda mati tersebut, disebut ekosistem (sistem kehidupan).
Dengan demikian, ekosistem jadinya merupakan tatanan kesatuan
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi
(secara yuridis formal) telah dirumuskan dalam pasal 1 butir 3
UULH)
Kehidupan dalam suatu ekosistem (tata lingkungan/diatur
dan dikendalikan secara alamiah) tertentu dan untuk masa tertentu
merupakan suatu interaksi antara abiotik community dengan biotik
community yang cenderung ke arah keharmonisan atau
keseimbangan ekologi. Di dalam suatu lingkungan yang berada
dalam suasana keseimbangan ekologis, suatu organisme (jasad-
jasad makhluk hidup) tidak akan lekas musnah atau tidak akan
mendesak kehidupan organisme-organisme lainnya.

22
B. Sosiosistem
Sosiosistem adalah suatu sistem kekerabatan antara Manusia
dan teknologi ,ilmu pengetahuan ,ideologi ,kependudukan, ekonomi,
kesehatan ,gizi, nilai-nilai, hukum dan sebagainya (Martopo, 1990).
Dengan demikian manusia sebagai unsur sosiosistem ,senantiasa
berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan dalam waktu yang
(relatif) bersamaan ,baik mengenai sumber daya lam (SDA) ,maupun
sumber daya buatan.
Sosiosistem, dalam kajian ekologi berkaitan dengan ekologi
manusia sosial yang merupakan suatu pendekatan kehidupan manusia
dengan lingkungannya secara “ komprehensif-integral”. Pendekatan ini
sangatlah penting artinya dalam menghadapi pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan manusia di permukaan bumi ini yang dalam
kenyataannya penuh dengan berbagai masalah dan tantangan .oleh
karena itu ,perlintasan penerapan ilmu ,terutama ilmu sosial dan ilmu
alamiah yang menyangkut hidup dan kehidupan manusia dengan lam
lingkungannya, bukan hanya tidak dapat dihindarkan melainkan telah
menjadi tuntunan kemajuan peradaban manusia dewasa ini .
Permasalahan manusia tersebut ,tidak hanya menyangkut
manusia sebagai makhluk biologis ,tetapi juga sebagai makhluk sosial
budaya dengan lingkungannya yang memberikan jaminan atas
sumber-sumber kehidupan tersebut secara materil .bukan hanya
kebutuhan biologis (makan dsb) ,tetapi juga kebutuhan sosial dan
budaya .Jalinan hidup antara manusia sebagai makhluk biososial
dengan lingkungannya itu telah menimbulkan masalah yang kuantitatif
dan kualitatif bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya yang
menuntun analisis secara mendalam dan sungguh-sungguh .untuk
itulah , manusia sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek
permasalahan tersebut wajib memahami ,menghayati dan berupaya
mencari pemecahan dan atau penanggulangannya terutama yang
berhubungan dengan ekosistem atau lingkungan alami.

23
Alam lingkungan (lingkungan alam-ekosistem yang prosesnya
berlangsung secara alamiah , akan memperoleh keseimbangan juga
secara alamiah .Salah satu “asas” yang berlaku di alam ini adalah
“keanekaragaman menjadi dasar kestabilan “ tentu saja ,dengan
campur tangan manusia keanekaragaman tersebut akan
disederhanakan sesuai dengan kebutuhan manusia dalam
memanfaatkan alam yang bersangkutan .kenyataan mengenai hal
tersebut dapat diamati pada komposisi alam “abiotik” dan “biotik”yang
unsur-unsurnya demikian kaya yang mampu menciptakan dan
mempertahankan keseimbangan secara berkesinambungan . Disisi
lain ,lingkungan lam yang telah diubah menjadi lingkungan budidaya
(pemukiman, pertanian, dsb) cenderung menampakkan sifat-sifat
kelabilan akibat adanya unsur-unsur tertentu yang hilang .
Dalam rangkaian proses alamiah suatu unsur atau komponen
menjadi pengontrol dan dikontrol oleh unsur atau komponen lainnya
Akan tetapi ,campur tangan manusia dalam bentuk proses budaya
“keanekaragaman dan kepelikan alam itu disederhanakan .hutan
heterogen dijadikan hutan homogen atau setidak-tidaknya menjadi
lebih sederhana dari keadaan semula akibat dari penyederhanaan itu
antara lain adalah sbb:
1. Jumlah dan jenis hewan mulai dari yang mikro sampai kepada yang
makro yang asalnya demikian kaya, oleh proses budaya menjadi
lebih sederhana dari keadaan semula.
2. Lingkungan lam “abiotik” yang terdiri dari lereng ,lembah, puncak,
ngarai, daratan dan sebagainya demikian pelik dan kayanya , oleh
proses budaya manusia disederhanakan sesuai dengan kebutuhan
manusia .Pacul, bajak, traktor, bulldozer, dan sebagainya yang
dapat membantu /mempermudah proses tersebut .
(Sumaatdya ,1993:1215)

24
C. Sosioekosistim dan Lingkungan hIdup
Ada beberapa istilah yang selalu ditemukan dalam kajian
ekologis yaitu “ekologi” sendiri dan “ekosistem”. Disamping itu, dikenal
pula istilah “sosiostem”,“ sosioekosistem” ,dan “lingkungan hidup”serta
istilah –istilah lain yang berkaitan dengan ekologi .
Ekosistem dipelajari dalam ekologi .Ekosistem disebut juga
“biogeocoenosis” . kehidupan (manusia) berlangsung dalam ekosistem
dan sosiosistem . Ekosistem dan sosiosistem menyatu menjadi satu
sistem ,satu tatanan atau satu kesatuan ruang yang utuh menyeluruh
yang disebut “ sosoiekosistem” atau yang dikenal dengan “lingkungan
hidup ”(Martopo; 1990) .Ekosistem sering disebut lingkungan hidup
alami (dalam konteks PLH) yang dipelajari oleh ekologi secara netral
dan lingkungan hidup dipelajari dalam lingkungan yang berarti
memasukkan faktor manusia dan perilakunya sebagai bagian dan
kajiannya.
Secara yuridis ,dalam UULH pasal 1 butir 3 dikatakan bahwa
ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh atas
segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi .Adapun
unsur lingkungan hidup menurut pasal 1 butir 1 UULH adalah semua
benda, daya, keadaan; dan makhluk hidup ;termasuk manusia dan
perilakunya ;yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya, dalam satu kesatuan ruang
secara helistik. Tegasnya mencakup sosioistem dan ekosistem
.Dengan demikian rumusan ekosistem dalam pasal 1 butir 3 UULH
tersebut diatas adalah dalam pengertian luas, oleh karena mencakup
semua unsur lingkungan hidup.

25

Anda mungkin juga menyukai