Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober hingga Maret, yaitu pada
saat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi selatan, penyinaran
matahari di Benua Australia lebih tinggi dibandingkan Benua Asia. Hal ini
menyebabkan udara di Benua Australia bertekanan minimum sedangkan di Benua
Asia bertekanan maksimum. Angin dari Benua Asia menuju Benua Australia
membawa banyak uap air sehingga mengakibatkan terjadinya musim penghujan di
Indonesia.
Angin muson timur bertiup mulai bulan April hingga September. Pada saat
kedudukan semu matahari berada di belahan bumi utara, penyinaran matahari di
Benua Asia lebih tinggi dibandingkan dengan Benua Australia. Hal ini
menyebabkan udara di Benua Asia bertekanan minimum sedangkan di Benua
Australia bertekanan maksimum. Angin dari Benua Australia menuju benua
Benua Asia membawa sedikit uap air sehingga mengakibatkan terjadinya musim
kemarau di Indonesia.
Angin muson timur memberi dampak positif, yaitu petani dapat panen karena
lahan pertaniannya tidak tergenang oleh air. Selain itu, air laut dapat menguap
sehingga menjadi surut dan nelayan bisa berlayar ke laut untuk mencari ikan.
Namun, angin muson timur juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan
masyarakat di Indonesia, yaitu warga kesulitan dalam memperoleh air bersih.
Ketika musim kemarau datang, maka beberapa daerah akan mengalami kehabisan
stok air bersih. Selain itu, banyaknya tanaman yang kering atau mati karena
kekurangan air sehingga meningkatkan resiko kebakaran hutan karena cuaca yang
panas dan kondisi tanaman yang kering.
Dengan mengetahui waktu atau periode angin muson, maka kita dapat
mengantisipasi datangnya dampak dari kedua angin muson tersebut. Sehingga,
kita bisa memanfaatkan dampak positifnya secara maksimal. Selain itu, kita dapat
mempersiapkan diri dan lingkungan untuk mengantisipasi dampak negatif dari
angin tersebut.