Anda di halaman 1dari 8

Filsafat Hukum

Dosen : Prof. Dr. H. R. Otje Salman, S.H

Pengertian Teori Hukum, Filsafat Hukum dan Yurisprudence

Teori hukum

adalah disiplin hukum yang secara kritikal dalam perspektif interdisipliner menganalisis
berbagai aspek dari hukum secara tersendiri dan dalam keseluruhannya, baik dalam
konsepsi teoritikalnya maupun dalam pengolahan praktikalnya dengan tujuan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan penjelasan yang lebih jernih tentang
bahan-bahan hukum tersaji.

Pokok kajian teori hukum :

Analisis hukum yaitu upaya pemahaman tentang struktur sistem hukum, sifat dan kaidah
hukum, pengertian dan fungsi asas-asas hukum, unsure-unsur khas dari konsep yuridik
(subyek hukum, kewajiba hukum, hak, hubungan hukum, badan hukum, tanggunggugat,
dsb)
Ajaran metode yaitu metode dari ilmu hukum (dogmatik hukum), metode penerapan hukum
(pembentukan hukum dan penemuan hukum), teori perundang-undangan, teori argumentasi
yuridik (teori penalaran hukum).
Ajaran ilmu (epistemologi) dari hukum dengan mempersoalkan karakter keilmuan ilmu
hukum
Kritik ideology yaitu kritik terhadap kaidah hukum positif, menganalisis kaidah hukum positif,
menganalisis kaidah hukum untuk menampilkan kepentingan dan ideologi yang
melatarbelakangi aturan hukum positif (undang-undang)
Filsafat hukum adalah filsafat yang objeknya khusus hukum

Pokok kajian filsafat hukum :

Ontologi hukum yaitu ilmu tentang segala sesuatu (Merefleksi hakikat hukum dan
konsep-konsep fundamental dalam hukum, seperti konsep demokrasi, hubungan hukum dan
kekuasaan, hubungan hukum dan moral).
Aksiologi hukum yaitu ilmu tentang nilai (Merefleksi isi dan nilai-nilai yang termuat dalam
hukum seperti kelayakan, persamaan, keadilan, kebebasan, kebenaran, dsb)
Ideologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang mengangkut cita manusia (Merefleksi
wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan melegitimasi kaidah hukum,
pranata hukum, sistem hukum dan bagian-bagian dari sistem hukum).
Teleologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu sendiri
(Merefleksi makna dan tujuan hukum)
Epistemologi yaitu ilmu tentang pengetahuan hukum (Merefleksi sejauhmana pengetahuan
tentang hakikat hukum dan masalah-masalah fundamental dalam filsafat hukum mungkin
dijalankan akal budi manusia)
Logika hukum yaitu ilmu tentang berpikir benar atau kebenaran berpikir (Merefleksi
atran-aturan berpikir yuridik dan argumentasi yuridik, bangunan logical serta struktur sistem
hukum)
Ajaran hukum umum
Yurisprudence adalah ilmu yang mempelajari pengertian dan sistem hukum secara
mendalam

Pokok kajian yurisprudence :

– Logika hukum

– Ontologi hukum (penelitian tentang hakekat dari hukum)

– Epistemologi hukum (ajaran pengetahuan)

– Axiologi (penentuan isi dan nilai)

Filsafat Hukum Dalam Kaitan Dengan Hakekat Hukum

Filsafat hukum merupakan ilmu pengetahuan yang berbicara tentang hakekat hukum atau
keberadaan hukum. Hakekat hukum meliputi :

1. Hukum merupakan perintah (teori imperatif)

Teori imperatif artinya mencari hakekat hukum. Keberadaan hukum di alam semesta adalah
sebagai perintah Tuhan dan Perintah penguasa yang berdaulat

Aliran hukum alam dengan tokohnya Thomas Aquinas dikenal pendapatnya membagi
hukum (lex) dalam urutan mulai yang teratas, yaitu :

Lex aeterna (Rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh manusia, yang disamakan
hukum abadi)
Lex divina (Rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh manusia)
Lex naturalis (Penjelmaan dari Lex aeterna dan Lex divina)
Lex positive (hukum yang berlaku merupakan tetesan dari Lex divina kitab suci
Aliran positivisme hukum Jhon Austin beranggapan bahwa hukum berisi perintah,
kewajiban, kedaulatan dan sanksi. Dalam teorinya yang dikenal dengan nama “analytical
jurisprudence” atau teori hukum yang analitis bahwa dikenal ada 2 (dua) bentuk hukum yaitu
positive law (undang-undang) dan morality (hukum kebiasan).

2. Kenyataan sosial yang mendalam (teori indikatif)

Mahzab sejarah : Carl von savigny beranggapan bahwa hukum tidak dibuat melainkan
tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat.

Aliran sociological jurisprudence dengan tokohnya Eugen Eurlich dan Roscoe Pound
dengan konsepnya bahwa “hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yang hidup
dalam masyarakat (living law) baik tertulis malupun tidak tertulis”.

Hukum tertulis atau hukum positif


Hukum posistif atau Ius Constitutum yaitu hukum yang berlaku di daerah (negara) tertentu
pada suatu waktu tertentu.

Contoh : UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Hukum tidak tertulis


– Hukum kebiasaan yaitu kebiasaan yang berulang-ulang dan mengikat para pihak yang
terkait

– Hukum adat adalah adat istiadat yang telah mendapatkan pengukuhan dari penguasa
adat

– Traktat atau treaty adalah perjanjian yang diadakan antar dua negara atau lebih dimana
isinya mengikat negara yang mengadakan perjanjian tersebut.

– Doktrin adalah pendapat ahli hukum terkemuka

– Yurisprudensi adalah kebiasaan yang terjadi di pengadilan yang berasaskan “azas


precedent” yaitu pengadilan memutus perkara mempertimbangkan putusan kasus-kasus
terdahulu yang di putus (common law)

3. Tujuan hukum (teori optatiif)

Keadilan
Menurut Aristoteles sebagai pendukung teori etis, bahwa tujuan hukum utama adalah
keadilan yang meliputi :

– Distributive, yang didasarkan pada prestasi

– Komunitatif, yang tidak didasarkan pada jasa

– Vindikatif, bahwa kejahatan harus setimpal dengan hukumannya

– Kreatif, bahwa harus ada perlindungan kepada orang yang kreatif

– Legalis, yaitu keadilan yang ingin dicapai oleh undang-undang

Kepastian
Hans kelsen dengan konsepnya (Rule of Law) atau Penegakan Hukum. Dalam hal ini
mengandung arti :

– Hukum itu ditegakan demi kepastian hukum.


– Hukum itu dijadikan sumber utama bagi hakim dalam memutus perkara.

– Hukum itu tidak didasarkan pada kebijaksanaan dalam pelaksanaannya.

– Hukum itu bersifat dogmatic.

Kegunaan
Menurut Jeremy Bentham, sebagai pendukung teori kegunaan, bahwa tujuan hukum harus
berguna bagi masyarakat untuk mencapai kebahagiaan sebesar-besarnya.

Filsafat Hukum Dalam Kaitan Dengan Perundang-undangan

1. Pembukaan UUD 1945

Pembukaan alenia pertama, secara substansial mengandung pokok prikeadilan, konsep


pemikiran yang mengarah kepada kesempurnaan dalam menjalankan hukum didalam
kehidupan.
Pembukaan alenia kedua, adil dan makmur, merupakan implementasi dari tujuan hukum
yang pada dasarnya yaitu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Pembukaan alenia ketiga, mengatur mengenai hubungan manusia dengan Tuhan atau
penciptanya yang telah mengatur tatanan di dunia ini.
Pembukaan alenia keempat, mengenai lima sila dari Pancasila yang merupakan cerminan
dari nilai-nilai bangsa yang diwariskan turun-temurun dan abstrak yang Pancasila
merupakan kesatuan sistem yang berkaitan erat tidak dapat dipisahkan.
2. Undang-undang yaitu terdapat dalam Konsideran (pertimbangan) atau
isinya(pasal-pasalnya)

Aliran Hukum Dalam Filsafat Hukum

1. Aliran Hukum Alam

Yaitu aliran yang konsepsinya bahwa hukum berlaku universal dan abadi.

Tokohnya Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Grotius.

Plato
Aristoteles dalam teori dualisme bahwa manusia bagian dari alam dan manusia adalah
majikan dari alam
Thomas Aquinas
Grotius dengan kosepnya “mare liberium
Kelebihan aliran hukum alam : mengembangkan dan membangkitkan kembali orang untuk
berfilsafat hukum dalam mencari keadilan, mengembangkan perlindungan terhadap HAM,
mengembangkan hukum internasional.

Kekurangan aliran hukum alam : anggapan bahwa hukum berlaku universal dan abadi itu
tidak ada karena hukum selalu disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan perkembangan
zaman.

2. Aliran Positivisme Hukum

Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum merupakan perintah dari penguasa berdaulat
(Jhon Austin) dan merupakan kehendak dari pada Negara (Hans Kelsen).

3. Mahzab Sejarah (historical jurisprudence)

Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan
berkembang bersama-sama dengan masyarakat. Tokoh : Carl von Savigny

4. Aliran Sociological Jurisprudence

Yaitu aliran hukum yag konsepnya bahwa huku yang dibuat agar memperhatikan hukum
yang hidup dalam masyarakat atau living law baik tertulis maupun tidak tertulis. Tokoh :
Eugen Ehrlich

5. Aliran Pragmatic Legal Realism

Yaitu aliran hukum yang konsepnya bahwa hukum dapat berperan sebagai alat
pembaharuan masyarakat. Tokoh : Roscoe Pound

6. Aliran Marxis Yurisprudence

Yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum harus memberikan perlindungan terhadap
golongan proletar atau golongan ekonomi lemah. Tokoh : Lenin, Bernstein, Gramsci,
Horkheimer, Marcuse.

7. Aliran Anthropological Jurisprudence

Yaitu airan yang konsepnya bahwa hukum mencerminkan nilai sosial budaya (Northrop),
hukum mengandung system nilai (Mac Dougall)

8. Aliran Utilitariannism

yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum memberikan kebahagiaan yang


sebesar-besarnya bagi orang sebanyak-banyaknya (the greatest happines for ter greatest
number).

Tokoh : Jhon Lucke

9. Mahzab Unpad, yaitu aliran yang konsepnya bahwa hukum dapat berfungsi sebagai
sarana pembaharuan masyarakat. Tokoh : Mochtar Kusumaatmadja.
Hukum tidak meliputi asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam
masyarakat termasuk lembaga dan proses didalam mewujudkan kaedah itu dalam
kenyataan.
Hukum adalah keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam
masyarakat, termasuk lembaga dan proses dalam mewujudkan berlakunya hukum.

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment
Name *
Email *
Website
Post Comment
Notify me of new comments via email.

Top Rated

Blog Stats

2,273,958 hits
ARTIKEL

ABOUT
KULIAH HUKUM
Delik-delik Khusus
Filsafat Hukum
Hukum Agraria
Hukum Humaniter
Hukum Internasional
Hukum Penitensier
Hukum Perdata
Hukum Perijinan
Hukum Perikatan
Hukum Perpajakan
Hukum Perusahaan
Hukum Pidana
Hukum Pidana Internasional
Metode Penulisan Hukum
Penemuan Hukum
Perbandingan Hukum Pidana
Sosiologi Hukum
Yurisprudensi Hukum Pidana
MAKALAH HUKUM
Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Indonesia
Analisis Hukum Terhadap Kasus Sengketa Tanah Proyek Pemukiman TNI-AL Di Pasuruan
Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Agraria
Arbitrase dan Arbiter
Beberapa Cara Penyelesaian Sengketa Perburuhan
Eksistensi Pengadilan Niaga dan Perkembangannya Dalam Era Globalisasi
Etika dan Tanggungjawab Profesi Hukum
Hak Asasi Tersangka Untuk Mendapat Bantuan Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana
Hubungan Kausalitas Antara Politik dan Hukum Di Indonesia
Hukum Pengangkutan
Kedudukan dan Fungsi Hakim Ad Hock Dalam Pengadilan Niaga
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Ditinjau Dari Penerapan Yuridiksi Universal
Komentar dan Dasar Hukum Mengenai Pengadilan Hak Azasi Manusia, Pengadilan Ad
Hock serta Konseliasi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Korelasi Hukum Nasional dan Internasional
Lisensi Sebagai Salah Satu Mekanisme Alih Teknologi
Malpraktek dan Pertanggungjawaban Hukumnya
Merek (Suatu Pengantar)
Pandangan Hukum Islam Terhadap Harta dan Ekonomi
Paten (Suatu Pengantar)
Pengadilan Niaga Sebagai Penyelesai Sengketa Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang
Pengantar Hukum Pidana Internasional
Penjabaran Hak Azasi Manusia Dalam UUD 1945
Penyelewengan Prinsip-Prinsip Hukum
Peranan Asuransi Dalam Tanggungjawab Pengangkutan Udara Domestik Atas Terjadinya
Kecelakaan
Perbuatan Melawan Hukum
Perlindungan Hukum Terhadap Pemanfaatan Merek Terkenal
Pertanggungjawaban Tindak Pidana Korporasi
Rahasia Dagang dan Kaitannya Dengan Undang-Undnag Nomor 4 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
Sejarah Peradilan Militer Di Indonesia
Tindak Pidana Perbankan dan Pertanggungjawabannya
Tinjauan Hukum Mengenai Perbuatan Melawan Hukum Dalam Transaksi Jual-Beli Melalui
Internet (E-Commerce) Dihubungkan Dengan Buku III KUHPerdata
Tinjauan Mengenai Gugatan Class Actions dan Legal Standing Di Peradilan Tata Usaha
Negara
Tinjauan Yuridis Mengenai Peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia
Upaya Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Jual-Beli Barang
Yustisiabel dan Yurisdiksi Peradilan Militer Serta Perubahan Paradigma Dalam Sistem
Peradilan Militer Menuju Keterbukaan
OPINI dan DISKUSI
Antara Cinta dan Kekuasaan
Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat
Wajah Hukum Indonesia
View Full Site
Blog at WordPress.
:)

Anda mungkin juga menyukai