Anda di halaman 1dari 5

SINTAKSIS

DESKRIPSI BAHASA IBU


FRASA VERBA DALAM BAHASA JAWA NGOKO
OLEH
PUTRI WAHYU ILLAHI
(I1B118009)

WEEK 5 ‘‘FRASA VERBA’’

a. Verba intransitive dengan prefix ber- (makna memiliki, menggunakan, mengendarai,


memproduksi, menandai hubungan resiprokal, merujuk pada profesi atau pekerjaan)
Verba intransitive adalah verba yang tidak membutuhkan objek.
Dalam bahasa jawa ngoko imbuhan-imbuhan yang digunakan berbeda dengan
imbuhan dalam bahasa indonesia sehingga tidak ada contoh dengan prefiks ber-,
namun di bahasa jawa ngoko memiliki cara lain dalam penyampaian maksudnya.
1. Untuk penyampaian makna memiliki:
Verba intransitive dengan prefix ber- dalam bahasa Indonesia memiliki
contohnya: bersuami ()

2. Untuk penyampaian makna menggunakan:


Verba intransitive dengan prefix ber- dalam bahasa Indonesia menggunakan
contohnya: bercelana (khatokan)
Contoh konstruksi:
Dheweke khatokan
Dia bercelana
Dia bercelana hitam “dheweke khatokan”
Ket: dalam bahasa jawa ngoko untuk menyatakan makna menggunakan dengan
prefix ber- tidak ada, namun digantikan dengan suffix –an. Contohnya kata
bercelana yang menjadi khatokan -> khatok + an
3. Untuk penyampaian makna mengendarai:
Verba intransitive dengan prefix ber- dalam bahasa Indonesia mengendarai
contohnya: bersepada (ngontel)
Contoh konstruksi:
mbok lagi ngontel
ibu sedang bersepeda
ibu sedang bersepeda “mbok lagi ngontel”
ket: dalam bahasa jawa ngoko untuk menyatakan makna mengendarai dengan
prefix ber- tidak ada, namun digantikan dengan prefix ng-. Contohnya bersepeda
menjadi ngontel -> ng + ontel
4. Untuk penyampaian makna memproduksi:
Verba intransitive dengan prefix ber- dalam bahasa Indonesia menggunakan
contohnya: berkeringat (keringetan)
Contoh konstruksi:
Kowe keringetan akeh
Kamu berkeringat banyak
Kamu berkeringat banyak “kowe keringetan akeh”
Ket: dalam bahasa jawa ngoko untuk menyatakan makna memproduksi dengan
prefix ber- tidak ada, namun digantikan dengan suffix –an. Contohnya
berkeringat menjadi keringetan -> keringet + an
5. Untuk penyampaian makna menandai hubungan resiprokal:
Verba intransitive dengan prefix ber- dalam bahasa Indonesia menggunakan
contohnya: bertabrakan (nubrukan)
Contoh konstruksi:
Ojo tekan nubrukan
Jangan sampai bertabrakan
Jangan sampai betabrakan “ojo tekan nubrukan”
Ket: dalam bahasa jawa ngoko untuk menyatakan makna menandai hubungan
resiprokal dengan prefix ber- tidak ada, namun digantikan dengan suffix –an.
Contohnya bertabrakan menjadi nubrukan -> nubruk + an
6. Untuk penyampaian makna merujuk pada profei atau pekerjaan:
Verba intransitive dengan prefix ber- dalam bahasa Indonesia menggunakan
contohnya: berternak (ngangon)
Mas fatur lagi ngangon
Kak fatur sedang berternak
Kak fatur sedang berternak “mas fatur lagi ngangon”
Ket: dalam bahasa jawa ngoko untuk menyatakan makna menandai hubungan
resiprokal dengan prefix ber- tidak ada, namun digantikan dengan prefix ng-.
Contohnya berternak menjadi ngangon -> ng + angon

b. Verba intransitive dengan prefix meN-


Verba intransitive dengan prefiks men adalah verba yang tidak membutuhkan objek
yang dimana kata dasar verba tersebut mendapat prefiks men-.
Contoh: mencuci (misuh)
Contoh konstruksi:
Dia sedang mencuci
Dheweke lagi misuh
Dia sedang mencuci “dheweke lagi misuh”

c. Afiksasi verba transitive (suffix -kan, suffix –i, suffix –i bermakna repetitive
Afiksasi verba transitive adalah proses morfologi dimana kata kerja yang
membutuhkan objek (verba transitive) diberikan afiksasi baik prefiks (awalan), sufiks
(akhiran) dan sirkumfiks (awalan juga akhiran).
Contoh : rungokake (dengarkan), daktekani (datangi), gebugi(pukuli)
Contoh konstruksi:
Suffix –kan:
tolong dengarkan curhatku
tulung rungokake curhatku
tolong dengarkan curhatku “tulung rungokake curhatku”
suffix –i:
sudah banyak tempat yang aku datangi
wis akeh panggon sing aku daktekani
sudah banyak tempat yang aku datangi “wis akeh panggon sing aku daktekani”
suffix –i makna repetitive:
Pukuli kasur yang di jemur itu
gebugi paturon sing nang jemur kuwi
pukuli kasur yang di jemur itu “gebugi paturon sing nang jemur kuwi”
d. Perbandingan suffix –i dan –kan
Perbandingan sufiks –i dan –kan adalah proses memadankan atau membandingkan
kata yang diberi sufiks –i dengan kata yang diberi sufiks –kan, apakah keduanya lazim
atau masih memiliki konteks yang sama apabila dipadankan.
Contoh: datangi -> datangkan
Suffix –i:
Dia datangi rumah saya sekarang
dheweke tekani omah aku saiki
dia datangi rumah saya sekarang “dheweke tekani omah aku saiki”
suffix –kan:
tolong datangkan narasumber terkenal
tulung tekakne narasumber kenal
tolong datangkan narasumber terkenal “tulung tekakne narasumber kenal”
Ket: Saat sufiks –i dan –kan dibandingkan memiliki konteks yang berbeda, sufiks –i
lebih mengarah kepada subjek dan sufiks-kan lebih mengarah pada kalimat suruhan.
Sehingga makna yang ditimbulkan dari keduanya berbeda.

e. Verba transitive dengan prefix per-


Ialah kata kerja yang membutuhkan objek yang dalam katanya mendapat awalan
per-.
Contoh: cepetake (percepat)
Contoh konstruksi: percepat laju mobil ini. (cepetake laju mobil iki)

f. Verba dengan sirkumfiks ber-…-an


Ialah kata kerja yang mendapat awalan ber- dan akhiran –an.
Contoh : dodolan (berjualan)
Contoh konstruksi: dia berjualan di kampus (dheweke dodolan neng kampus)

g. Verba ber-…-an dengan makna resiprokal


Ialah kata kerja yang maknanya bersangkutan dengan perbuatan timbal balik.
Contoh: bertabrakan (nubrukan)
Contoh konstruksi:
Budi nubrukan karo ani
budi bertabrakan dengan ani
Budi bertabrakan dengan ani “budi nubrukan karo ani”

h. Verba ber-…-an dengan makna melakukan aksi yang acak


Ialah kata kerja yang maknanya berangkutan dengan perbuatan (aksi) yang acak/
tidak beraturan.
Contoh: berserakan (kasebar)
Contoh konstruksi:
Akeh sampah kasebar neng dalan
Banyak sampah berserakan di jalan
Banyak sampah berserakan di jalan “akeh sampah kasebar neng dalan”
i. Verba dengan prefiks ter- (Verba ter- stative, Verba ter- accidental, Verba ter-
abilitative)

Anda mungkin juga menyukai