Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Daerah Ekstremitas Atas dan Bawah
a.Ekstremitas Atas

Bagian gelang bahu mengikat lengan ke rangka aksial. Masing- masing


terdiri atas scapula(bidang bahu) dan klavikula ( collarbone). Skapula
merupakan tulang pipih, lebar yang berfungsi untuk tempat
melekatnya beberapa otot yang menggerakkan lengan atas.Skapula terdiri dari beberapa
bagian yaitu :
 Fossa glenoidalis : cekungan yang membentuk sendi putar dengan humerus
 Spina : tonjolan panjang posterior untuk melekatnya otot
 Prosesus Akromialis : berartikulasio dengan klavikula.

Pada saat klavikula membentuk artikulasio pada bagian lateralnya dengan scapula d
an pada
bagian medial dengan manubrium sterni.Dalam posisi ini klavikula berperan sebagai pe
ngikat bagi scapula dan mencegah bahu bergerak lebih jauh ke depan.
Klavikula terdiri atas beberapa bagian yaitu :
 Ekstremitas Akromialis : berartikulasio dengan scapula.
 Sternal : berartikulasio dengan manubrium sterni.

Humerus adalah tulang panjang lengan atas.


Bagian humerus dengan scapula membentuk sendi peluru.
Pada bagian distal humerus dengan ulna membentuk sendi engsel,sendi ini hanya mem
ungkinkan gerakan pada satu bidang,yaitu gerakan ke depan dan ke belakang tanpa ger
akan ke samping. Humerus terjadi atas beberapa bagian yaitu :
 Kaput : tonjolan bundar yang berartikulasio dengan scapula
 Fossa olekrani : cekungan oval posterior untuk prosesus olekrani ulna
 Kapitulum : tonjolan bundar superior bersendi dengan radius
 Troklea : permukaan konkaf yang berartikulasio dengan ulna
Tulang lengan bawah terdiri dari ulna dan radius. Radius dan ulna pada bagian
proksimal membentuk sendi putar
yang memungkinkan gerakan membalik telapak tangan ke atas dan ke bawah.
Radius menyilang ulna sehingga memungkinkan melakukan gerakan yang bervariasi.
Pada bagian radius terdapat kaput,kaput ini berartikulasi dengan ulna.
Sedangkan,pada bagian ulna terdiri atas dua bagian yaitu prosesus
olekrani dan insisura semilunaris.

Karpal merupakan tulang kecil yang terletak pada pergelangan tangan,pada karpal te
rdapat sendi geser diantara ke-8 tulang,kedelapan

tulang tersebut yaitu


Os skafoideum, Os triquetrum, Os trapezium,Os kapitatum, Os lunatum,
Os pisiforme, Os trapezoideum, Os homatum.
Karpal membentuk artikulasio dengan ujung distal radius dan ulna,dengan ujung proksi
mal metacarpal.

Falang merupakan tulang yang menyusun jari-jari.


Ada dua buah falanges pada ibu jari dan tiga buah pada jari lainnya. Di antara falanges
terdapat sendi engsel,sedangkan pada ibu jari terdapat sendi karpometakarpal yang mem
ungkinkan ibu jari menyilang di depan telapak tangan dan menggenggam.

b.Extremitas Bawah
Gelang panggul terdiri atas dua tulang koksa yang bersatu dibagian anterior pada si
mfisis pubis. Posterior melekat pada sakrum kolumna vertebralis yang membentuk sakr
oiliaka. Setiap koksa terdiri dari :
 Ilium : bagian atas tulang panggul yang melebar, yang membentuk
sendi sakroiliaka.
 Iskium : bagian bawah posterior
 Pubis : bagian anteromedial.
Dua os pubis membentuk artikulasio pada simfisis pubis dengan kartilago fibrosa.

Pada orang dewasa koksa melekat erat yang dilekatkan oleh kartilago fibrosa dibagi
an simfisis pubis. Sudut pubis dibentuk diantara kedua tulang pubis.
Sudut pubis wanita lebih besar dari pria karena digunakan sebagai jalan lahir.
Asetabulum adalah soket yang membentuk sendi peluru antara femur dan tulang pi
nggul.
Soket yang terbentuk dibagian pelvis lebih dalam dan besar karena persendian digunak
an untuk menahan berat tubuh.
Dengan hal ini maka femur tidak mudah untuk dislokasi meskipun untuk aktivitas bera
t.
Bagian distal femur (kondilus) berhubungan dengan tibia dan fibula kemudian me
mbentuk lutut. Pada tibia terdapat malleolus medialis yang merupakan tonjolan distal (t
ulang pergelangan
kaki) medial. Dibagian depan lutut ditemukan patela atau tulang lutut. tibia yang bisa
dirasakan dipermukaan kulit,sedangkan bagian distal tibia
adalah maleolus medialis.Fibula ada dibelakang tibia. Pada fibula terdapat malleolus m
edialis yang merupakan tonjolan distal lateral.

Fibula tidak membentuk sendi lutut sehingga fibula tidak berfungsi untuk menopang
seluruh berat badan, namun fibula sangat penting karena digunakan sebagai tempat m
elekatnya otot dan untuk menstabilkan pergelangan kaki.

Tulang tarsal adalah tujuh tulang yang membentuk tumit (kalkaneus).


Tulang ini lebih besar dan kuat daripada tulang di telapak tangan. Pada tarsal terdapat
talus yang merupakan bagian yang berartikulasio dengan kalkaneus dan tibia. Metatars
al adalah lima tulang yang membentuk telapak kaki.
Falangs adalah tulang yang membentuk jari kaki.

2.2 Pemeriksaan Fisik Daerah Ekstremitas


Inspeksi dan Palpasi Ekstremitas Atas
1. Lihat warna kulit kedua tangan, catat jika ada persebaran warna kuliit yang tidak mer
ata.
2. Periksa kondisi sendi, tanda – tanda radang, dan deformitas. Periksa apakah ada atropi
, hipertrofi, atau hipotrofi otot.
3. Perhatikan kelengkapan jari pada masing - masing tangan. Jumlah jari normal adalah l
ima. Jika lebih dari lima disebut polikdaktili, sedangkan jika ada jari yang menyatu di
sebut sindiktali.
4. Perhatikan bentuk ukuran lengan dan tangan, bandingkan proporsisinya dengan tubuh.
Lengan yang lebih pendek akibat gangguan pertumbuhan disebut dwarfism.
5. Periksa adanya tumor, jaringan parut, dan lesi pada kedua tangan. Nodul yang teraba
keras, tidak terasa nyeri dan ditemukan pada persendian bagian distal interfalangeal di
bagian dorsolateral ( nodul Heberden )
adalah tanda utama adanya penyakit sendi degeneratif atau osteoarthritis.
6. Periksa adanya edema pada tangan. Edema akan ampak pada
jari - jari. Tekan daerah di antara telunjuk dan ibu jari. Jika ada edema pada daerah
yang ditekan akan tampak cekungan yang akan kembali pada waktu lebih dari dua det
ik ( pitting edema ).
7. Periksa Capillary Refil Time (
CRT ). Warna normal di bawah kuku adalah merah muda karena ada banyak pembulu
h darah kapiler. Jika aliran darah ke kapiler terganggu, pengisian darah kapiler akan te
rjadi dalam waktu yang lama. Lakukan palpasi pada ujung jari. Saat dipalpasi, warna
ujung jari akan memucat.
Saat dilepas, darah akan masuk lagi dan menyebabkan warna kemerahan. Normalnya w
arna kemerahan akan kembali dalam waktu kurang dari dua detik.
8. Raba kedua ujung tangan. Normalnya akan terasa hangat dan tidak lembap. Perhatikan
adanya produksi keringat yang berlebihan pada kedua telapak tangan yang menyebabka
n tangan ada dalam keadaan selalu basah.
9. Periksa kemampuan ekstensi dan fleksi pada jari. Kontraktur fleksi jari di jari kelingki
ng, jari manis, dan jari tengah ( kontraktur Dupuytren ) dapat menghambat ekstensi pe
nuh jari - jari tangan. Artritis ditandai dengan adanya keterbatasan gerak pada semua j
ari.
10. Kaji kemampuan tangan klien untuk menggenggam. Letakkan jari telunjuk dan jari ten
gah dominan Anda pada tangan dominan klien, lalu minta klien untuk meremas kedua
jari tangan Anda sekeras mungkin. Ada dua cara lain, cara pertama minta klien berjab
at tangan dengan Anda lalu minta untuk menarik sambil meremas tangan Anda. Cara
kedua, minta klien untuk memegang tangan Anda lalu mendorong tangan Anda sekuat
- kuatnya. Rasakan kekuatan tangan klien saat menggenggam jari Anda, lalu minta kli
en melepaskan remasan tangannya.
Kelemahan oposisi jari dan kelemahan jari ipsilateral terhadap tahanan
menandakan kelainan pada nervus medialis.

11. Palpasi sendi metakarpofalangeal bagian medial dan lateral jari - jari. Rasakan adanya
pembengkakan, tulang yang menonjol dan teraba keras, serta deformitas. Jika ditemuka
n pembesaran paa bagian distal sendi interfalangeal, kemungkinan besar ada penyakit s
endi degeneratif. Pembesaran tulang yang disertai dengan pembengkakan sendi interfala
ngeal proksimal diasosiasikan dengan rematoid artritis akut.
12. Lakukan palpasi pada sendi jari di bagian distal, rasakan apakah ada pembesaran, defo
rmitas, nyeri, dan nyeri. Jika
ditemukan pembengkakan, deformitas, pada daerah ulnar, dan nyeri, kemungkinan klien
menderita rheumatoid artritis kronis.
13. Lakukan dengan pengkajian pada siku. Topang lengan klien dan biarkan siku menekuk
dan sedikit fleksi. Lakukan inspeksi dan palpasi pada masing - masing siku, permuka
an ekstensor, tulang ulna dan olecranon. Catat adanya nyeri, pembengkakan, atau nodul
. Palpasi sisi pada cekungan olecranon, catat adanya nyeri atau pembengkakan. Periksa
rentang gerak klien. Normalnya, jika siku diangkat ketinggiannya akan sama dan tidak
ada tahanan saat digerakkan.
Jika ketinggian siku tidak sama ketika diangkat, kemungkinan terjadi disl
okasi pada tempat tersebut. Jika ditemukan bengkak, kemerahan, dan disertai nyeri
, kemungkinan besar klien menderita osteoarthritis. Bengkak yang terlokalisasi dan
rasa nyeri yang ditimbulkan saat siku digerakkan mengindikasi epikondilitis, seb
agai akibat dari melakukan gerakan yang sama secara berulang - ulang.
14. Lakukan inspeksi pada bagian depan bahu. Catat dan perhatikan kesimerisan kedua bah
u, adanya luka, bengkak, atropi, distropi jarngan, atau rasa nyeri saat disentuh.
Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah scapula dan rasakan otot yang ada di sekita
rnya. Normalnya sendi bahu dapat dengan bebas digerakkan dan tidak timbul nyeri, tid
ak tampak menonjol, dan tidak bengkak saat dipalpasi. Bahu yang menonjol dan nyeri
saat dipalpasi mungkin terjadi jika ada dislokasi sendi glenohumerus ( sendi glenoher
mus keluar dari mangkok sendi ).

Inspeksi dan Palpasi Ekstremitas Bawah


1. Pengkajian kaki dan tumit dilakukan dengan posisi berbaring. Inspeksi
dengan adanya pembengkakan, kalus, tulang dikaki yang menonjol,
nodul atau deformitas. Catat jika ada abnormalitas.
Lakukan palpasi pada bagian anterior sendi pada tumit dan palpasi pada tendon Ach
illes.
2. Lakukan palpasi pada sendi – sendi jari kaki. Catat jika menemukan abnormalitas.
Lakukan inspeksi pada telapak kaki. Dan perhatikan daerah penonjolan ditumit.
3. Kaji kemampuan gerak daerah tumit dan kaki.
Normalnya kaki dan tumit saat bergerak tidak terasa nyeri.
4. Kaji kekuatan otot kaki dengan meminta klien untuk mengangkat kakinya dan tahan d
engan tangan kita dan klien mendorong sekuat - kuatnya.
5. Kaji lutut klien inspeksi dengan adanya perubahan bentuk atau abnormalitas pada patel
a. Lakukan palpasi pada semua sisi patela.
Normalnya lutut dan patela itu sejajar dengan kaki bagian atas dan bawah, tidak meno
njol dibagian lateral atau medial.
6. Lakukan pengkajian pada punggung dan pinggul dengan posisi klien berdiri sendiri. N
ormalnya adalah bisa berjalan tegak dan kedua kaki berayun simetris.
7. Minta klien berbaring,
lalu lakukan palpasi pinggul. Tekan pinggul ke arah dalam, minta klien untuk memb
eri tahu jika terasa nyeri.

Jangan mengulangi prosedur ini jika klien mengeluh nyeri


atau curiga terjadi pelvis.
Lakukan palpasi pada daerah pretibial untuk mencari adanya edema.
Jika ada edema, daerah yang ditekan tidak akan kembali dalam waktu yang cepat dan
terbentuk cekungan pada daerah tersebut ( pitting edema ).
2.3 Daerah Genitalia
a. Daerah genitalia Pria

Organ Seks Interna


1.Testis
Testis berfungsi untuk memproduksi spermatozoa dan testosterone.Testis adalah genitalia
pria yang terletak di skrotum, ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan
volume 15 – 25 ml berbentuk avoid. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika
albuginea yang melekat pada testis. Pada janin laki-laki,testis tumbuh dekat ginjal kemudian
turun dan menyebabkan turun ke skrotum tepat sebelum lahir.Kriptorkidisme adalah kondisi
testis yang gagal turun dan menyebabkan kemandulan,kecuali bila testis dibedah dan
ditempatkan di dalam skrotum.
Di luar tunika albuginea terdapat tunika vagainalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan
parietalis serta tunika dortos. Secara histologis, testis terdiri atas ± 250 lobuli dan tiap lobulus
terdiri atas tubuli seminiferi,di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan
sel sertoli (sel sustenkular) yang berfungsi untuk memproduksi hormone inhibin yang
distimulasi oleh testosteron. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel leydig yang
menghasilkan testosteron ketika distimulasi LH dari kelenjar hipofisis anterior.

Selain berperan dalam pematangan sperma,testosterone juga bertanggungjawab untuk


karakteristik kelamin sekunder pria.
Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami
pematangan/maturasi di epididimis.
Organ Seks Eksterna
1.Penis
Penis adalah alat untuk melakukan persetubuhan pada laki-laki.Penis berfungsi sebagai alat
senggama (kopulasi)..Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil
yang berspons.Masing-masing terdiri dari serangkaina otot polos dan jaringan ikat yang berisi
sinus-sinus darah yang lebar dan tidak teratur. Dua rongga yang terletak di tengah dinamakan
korpus kavernosa. Sedangkan satu rongga yang berada di bawah korpus kavernosa dinamakan
korpus spongiosum. Di dalam korpus spongiosum terdapat saluran reproduksi yakni uretra, di
bagian ujung penis terdapat bagian yang dinamakan kepala penis (gland penis). Kepala penis
ini tertutup oleh lipatan kulit yang disebut preputium.
Sirkumsisi adalah suatu tindakan pembedahan untuk membuang kulup. Ini merupakan
prosedur umum untuk dilakukan pada anak laki-laki.

Di dalam rongga penis terdapat jaringan erektil yang berisi banyak pembuluh darah dan saraf.
Saat terjadi rangsangan seksual, rongga tersebut akan penuh terisi darah. Akibatnya, terlihat
penis mengembang dan menegang. Keadaan penis demikian dinamakan ereksi. Apabila
rangsangan ini terus-menerus terjadi, sperma akan keluar melalui uretra. Keadaan ini disebut
ejakulasi. Jumlah sperma yang dikeluarkan saat terjadi ejakulasi sekitar 2 hingga 5 mL semen,
yang setiap mililiternya mengandung sekitar 50 sampai 130 juta sperma.
2.Skrotum
Scrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum berjumlah sepasang,
yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri dibatasi oleh
sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos. Skrotum berbentuk seperti kantung yang berisi
testis. Oleh karena temperatur tubuh yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan perkembangan
sperma,suhu di dalam skrotum kurang lebih 35,5 celcius.Otot dartos merupakan otot polos
yang menyusun sekat skrotum sehingga bisa mengendur dan mengerut. Selain itu, pada
skrotum terdapat otot kremaster bertindak sebagai pengatur kondisi suhu testis agar stabil.

Saluran Reproduksi
1.Epididimis
Epididimis adalah saluran penghubung antara testis dengan vas deferens dan tempat
penyimpanan sperma sementara hingga menjadi matang. Epididimis juga merupakan sebuah
saluran yang berada dalam skrotum dan keluar dari kedua testis. Oleh karena itu, saluran ini
jumlahnya sepasang. Epididimis memiliki struktur yang berkelak-kelok. Sementara,
panjangnya mencapai 6 meter. Di dalam saluran ini, sel sperma disimpan sementara hingga
matang. Setelah matang, sel sperma bergerak meninggalkan saluran epididimis menuju vas
deferens.
2.Vas deferens
Merupakan saluran lanjutan epididimis. Saluran ini tidak menempel pada testis dan ujung
salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Fungsi saluran ini adalah sebagai saluran
tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen (kantung mani/ vesikula
seminalis).
3.Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
4.Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.
Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau ekskresi maupun
pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran
pengeluaran air mani. Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.
Uretra pada pria dibagi menjadi empat bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya, yaitu:
 Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
 .Pars prostatica, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini terdapat pembukaan kecil, di mana
terletak muara vas deferens.
 Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 cm dan di bagian lateral terdapat kelenjar bulbo
uretralis. d.Pars spongiosa/ cavernosa, panjang sekitar 15 cm dan melintas di corpus
spongiosum penis.
Kelenjar Kelamin
1. Vesikula seminalis
Berfungsi mensekresi cairan cadangan makanan bagi sperma berupa fruktosa dan
bahan lain (kental dan kekuningan).Vesikula seminalis atau kantung mani merupakan
kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan berada di belakang kantung kemih. Dindingnya
menghasilkan cairan kental kekuning-kuningan dan bersifat basa. Cairan ini mengandung
mukus, gula fruktosa, enzim koagulasi, asam askorbat,
dan prostaglandin. Gula fruktosa yang disekresikan tersebut menyediakan sumber energ
y bagi sperma.
2. Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kantung kemih dan merupakan pertemuan antara
uretra dengan vas deferens. Kelenjar prostat merupakan penghasil getah kelamin. Getah ini
bersifat encer, mengandung enzim antikoagulan, penyuplai nutrisi, dan berasa agak asam.
Bentuk kelenjar prostat bulat dan melingkari bagian atas uretra serta di bawah kantung
kemih.
3. Kelenjar cowper
Merupakan penghasil getah sebelum ejakulasi untuk melumasi penis agar mudah
masuk ke vagina.
Kelenjar cowper dinamakan pula kelenjar bulbouretralis. Kelenjar bulbouretralis memiliki
bentuk kecil dengan jumlahnya sepasang. Letak kelenjar ini berada di sepanjang uretra,
tepatnya di bawah kelenjar prostat. Hasil sekresinya berupa cairan bening yang menetralkan
setiap urine asam yang berada pada uretra. Di samping itu, cairan ini membawa sejumlah
sperma bebas sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh.
b. Daerah Genitalia Wanita
Genitalia wanita secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu genitalia interna dan
genitalia eksterna. Genitalia interna letaknya ada dalam rongga pelvis. Genetalia interna
sebagai berikut.
OVARIUM
Organ seks primer wanita adalah ovarium. Organ seks sekunder pada wanita akan
berkembang dengan sempurna saat pubertas dibawah kendali estrogen yang diproduksi oleh
ovarium.
Ovarium tidak hanya menghasilkan hormone estrogen, tetapi juga hormone progesteron.
Selain itu, ovarium juga menghasilkan ovum. Ovarium berbentuk bulat kecil dan padat seperti
buah almond, panjangnya sekitar 3,5 cm, lebar sekitar 2,5 cm, dan tebal sekitar 1 cm. wana dan
struktur ovarium berbeda-beda pada tiap tingkat usia.
Pada wanita muda, ovarium berwarna merah muda cerah dan halus. Saat mencapai pubertas,
warnanya menjadi merah muda keabu-abuan dan permukaannya mulai kasar karena gesekan
saat terlepasnya ovum yang matang.
Pada bagian medial ovarium terdapat hilus, yaitu tempat masuknya pembuluh darah dan
saraf. Bagian lateral ovarium menghadap kearah tuba fallopi. Ovarium yang normal dan sehat
tidak bisa di palpasi pada abdomen ataupun vaginal. Jika ovarium membesar atau berpimdah
posisi, biasanya dapat dirasakan saat melakukan palpasi vaginal. Ada bebeapa macam tumor
pada ovarium, bisa jinak atau ganas sehingga menyebabkan pembesaran dan nyeri terlokalisasi
pada daerah ovarium. Pada wanita menopause ovarium akan mengalami atropi. Pembesaran
ovarium pada wanita pasca menopause memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada embrio wanita, sel yang berada di ovarium akan membelah diri sehingga pada usia
janin wanita lima bulan di dalam ovariumnya sudah ada nam sampai tujuh juta sel primordial
oosit (disebut oogonia). Produksi oogonia akan berhenti pada usia ini dan tidak akan bertambah
lagi jumlahnya. Pada akhir masa gestasi, oogonia akan membelah secara meosis. Saat bayi
wanita dilahirkan, dalam ovariumnya aa kurang lebih dua juta oosit.
Namun pada saat memasuki masa pubertas, oosit yang tersisa hanya tiga ratusribu sampai
empat ratus ribu sel. Selama hidup seorang wanita, kurang lebih dilepaskan 400 oosit selama
masih dalam masa subur. Pada beberapa wanita pelepasan sel ovum yang matang tidak
menimbulkan gejala. Akan tetapi pada tiga puluh persen wanita, pelepasan ovum pada saat
masa subur menimbulkan gejala seperti kram dan nyeri tajam pada perut sebelah kanan (jika
ovarium kanan yang melepaskan ovum masak) yang miip dengan gejala apendisitis.
TUBA FALLOPI
Ada dua buah tuba fallopi, yaitu sebelah kanan dan kiri uterus. Panjangya sekitar 10 cm
dan diameternya sekita 0,7cm. bentuknya seperti cerobong, salah satu ujungnya terbuka untuk
menerima ovum yang dilepaskan dari ovarium, sedangkan ujung yang lain behubungan dengan
uterus. Bagian yang paling dekat dengan ovarium disebut infundibulum, ujungya berbentuk
seperti jari-jari yang melambai disebut fimbria. Fimbria bergerak seperti gelombang, gerakan
ini befungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium supaya masuk ke tuba
fallopi. Bagian selanjutnya adalah ampula tuba fallopi. Ampula adalah bagian yang terpanjang
dan terluas.
Dinding tuba uterine terdiri atas tiga lapisan, yaitu seperti berikut.
1. Lapisan mukosa interna adalahlapisan yang paling dalam, tersusun dari lipatan sel kolumnar
bersilia
2. Lapisan moskularis adalah lapisan yang ada dibagian tengah, tersusun dari lapisan seotot polos
silkule yang tebal dan lapisan sel otot polos longitudinal yang tipis. Gerakan peistaltik lapisan
muskularis dan adanya silia pada lapisan terdalam inilah yang menggerakan ovum menuju
uterus.
3. Lapisan terluar adalah lapisan serosa yang merupakan bagian teritonium viseralis.
Oosit memerlukan empat sampai lima hari untuk mencapai uterus. Jika saat tersebut
dilakaukan koitus dan ada sperma yang mampu mencapai tuba uteina, pembuahan akan terjadi.
Ovum yang sudah dibuahi (zigot) akan dibawa ke uterus dan dilanjutkan dengan proses
implantasi. Tuba uterine mendapat aliran darah dari arteri ovaria dan uterine.Tuba uterine
dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis dari pleksus hipogastikus dan pelvis splancnic.
Persarafan ini berfungsi untuk mengatur gerakan otot halus dan pembuluh darah.

UTERUS
Uterus menerima ovum yang sudah dibuahi oleh sperma(blastosit) dan memberikan
tempat untuk menempel. Zigot akan terus menempel di uterus hingga usia kehamilannya
matang dan siap untuk di lahirkan. Uterus adalah struktur berotot yang tebal, bentuknya seperti
buah pir terbalik. Uterus terletak dilantai pelvis, bagian anterior rectum dan posterosuperior
kandung kemih. Uterus memiliki panjang sekitar 7 cm lebar sekitar 5 cm pada bagian yang
terluas dan berdiameter sekitar 2,5 cm. ukuran ini akan berubah drastic saat ada janin
didalamnya. Bagian uterus yang besar an luas disebut fundus uteri, pada bagian ini terletak
tuba uterine. Bagian tengahnya disebut badan uterus dan bagian inferior yang mengecil dan
berhubungan dengan vagina disebut serviks uterus.
Kafum uterus adalah ruang diantara fundus dan badan uterus. Kanal servikal adlah
bagian sempit yang berubungan dengan vagina di bagian luar. Perbatasan diantara kafum uteri
dengan kanal servikal disebut ismus uterin dan bagian-bagian kanal servikal dan terbuka
hingga vagina disebut ostiumuterin.
Uterus terdiri atas tiga lapisan berikut.
1. Perimetrium yaitu lapisan terluar merupakan bagian dari peritoneum
2. Miometrium yaitu lapisan tengah tersusun dari sel otot polos
3. Endometrium yaitu lapisan paling dalam yang tersusun dari dua lapisan :
a. Stratum basalis yaitu lapisan terdalam dan banyak mengandung pembuluh darah
b. Stratum fungsionalis yaitu lapisan terluar dan ikut keluar saat menstruasi.
VAGINA
Vagina adalah struktur yang berbentuk seperti pipa. Fungsinya untuk menerima sperma
dari penis yang ereksi saat koitus, sebagai saluran pembuangan saat menstruasi, dan sauran saat
melahirkan. Panjang vagina sekitar 9 cm dan tersusun dari jaringan fibromuskular. Vagina
berhubungan dengan serviks dan membentuk sudut kurang lebih 90 derajat.
Genitalia ekterna wanita terkumpul menjadi satu dalam bagian yang disebut dengan
vulva. Struktur dalam vulva antara lain, monspupis, labia majora, labia minora, klitoris,
vestibules vaginalis, bulbus vestibule, dan kelenjar vestibul.
Labia majora adalah lipatan dari monpupis yang akan bertemu pada garis tengah
perineum yang terkadang ditumbuhi rambut. Labia majora identik dengan skrotum pada pria.
Labia minora ada diantara labia majora, tampak sebagai bibir halus yang akan bertemu
dibagian posterior dalam bentuk lipatan yang tajam (fourchette). Dibagian anterior, labia
minora terlipat untuk menutupi klitoris, membentuk prepusium anterior dan vrenulum
posterior. Vestibule adalah daerah yang tertutup oleh labia minora terdapat struktur orifisium
uretra (dibawah klitoris) dan orifisium vagina.
Orifisium vagina tertutup oleh lapisan tipis yang disebut himen. Himen tidak utuh,
tetapi berlubang-lubang untuk mengeluarkan darah menstruasi. Bentuknya bisa anular,
semilunar, bersekat, atau kribiformis. Jarang sekali ada hymen yang tertutup sempurna
(imperforata) sehingga menyebabkan darah menstruasi tidak bisa mengalir keluar
(haematocolpos).
Jika darah menstruasi tidak bisa keluar, darah akan masuk kedalam kavum abdomen dan
menyebabkan peritonitis. Pada saat koitus pertama kali, hymen akan sobek dan sobekan
biasanya pada bagian posterior atau posterolateral. Setelah melahirkan, hymen akan hilang dan
meninggalkan sedikit sisa lipatan yang disebut karunkula himenalis.
Kelenjar Bartolini (kelenjar vestibule yang lebih besar) jumlahnya ada sepasang
bentuknya seperti kacang. Kelenjar bartolini adalah kelenjar yang melepaskan secret dan
berada dibagian posterior labia majora. Pada kondisi normal kelenjar bartolini tidak bisa
dipalpasi, tetapi akan tampak jelas saat mengalami infeksi atau membengkak. Tiap kelenjar
dihubungkan oleh saluran yang bermuara di daerah antara hymen dengan labia minora. Pada
bagian anterior, tiap kelenjar tertuutup oleh bulbus vestibule, sebuah jaringan elektir, identik
dengan bulbus spongiosom pada pria.
2.4 Pemeriksaan Fisik Daerah Genitalia
a. Pemeriksaan Fisik pada Genetalia Wanita
1. Posisikan klien secara litotomi,minta klien untuk relaks dan tidak laku.
2. Jika klien terpasang kateter,catat ukuran kateter,karakteristik urine,dan volume urine dalam
kantong urine.
Buang urine dalam kantong urine sebelum melakukan pemeriksaan.Tanyakan kemampuan
berkemih klien.Pada orang tua dan klien yang menderita gangguan persarafan kemungkinan
besar tidak bisa merasakan keinginan untuk berkemih dan mengompol(inkontinensia
urine).Produksi urine normal 1- 2 cc/kg BB/jam.
3. Jika klien tidak terpasang kateter,tanyakan apakah klien bisa buang air kecil dengan
lancar,adakah rasa perih atau panas atau terbakar saat buang air kecil,dan apakah klien
memiliki hasratbuntuk berkemih tetapi tidak bisa keluar atau keluar hanya sedikit-
sedikit(anyang- anyangan).Jika klien mengalami gejala tersebut,periksakan urine klien ke
laboratorium,kemungkinan klien menderita infeksi saluran kemih.
4. Inspeksi pada bagian mons pubis dan vulva,catat jika ada bekas luka,tumor,atau kelarnya
produksi sekret yang abnormal.Lihat warna dan persebaran rambut pada mons pubis dan
perineum.
5. Sebelum memalpasi perineum,sentuh dengan perlahan daerah paha supaya klien tidak terkejut.
6. Pisahkan labia majora dengan ibu jari dan telunjuk tangan dominan.Lihat kesimetrisan labia
majora,palpasi daerah tersebut. Catat jika massa,nyeri tekan,atau perlukaan.
Inspeksi labia minora,lihat kesimetrisannya,persebaran warna,adanya bercak kemerahan,atau
ada sekret abnormal yang dihasilakan(warna,bau,beberapa lama dihasilkan,serta rasa
gatal),Normalnya labia minora bewarna merah muda cerah.
7. Retraksikan labia minora ke samping,lihat klitoris klien.Normalnya berdiameter +/- 0.5
cm.Normalnya bewarna merah pucat,Catat jika tampak lesi atau perlukaan.
8. Tetap retraksikan labia minora,lihat kondisi meatus uretralis,Normalnya bewarna merah
muda.Jangan sentuh meatus uretralis karena dapat menimbulkan rasa nyeri.
9. Lihat kondisi meatus vaginalis klien.Normalnya tampak bewarna merah muda,bisa dalam
kondisi yang lembab dan mengeluarkan cairan yang atas sel epitel. Kondisi ini normal selama
cairan yang terdiri atas sel epitel. Kondisi ini normal selama cairan yang dihasilkan tidak
berbau dan bewarna putih putih susu atau bening. Jika ada sekret yang nampak abnormal atau
keputihan yang berlebihan,tanyakan beberapa lama dan catat karekteristik sekret yang
dikeluarkan.
10. Lihat kondisi perineum dan anus.Normalnya perineumdalam kondisi utuh dan halus.Warna
kulit perineum cenderung lebih gelap dari daerah disekitarnya.Lihat apakah ada bekas luka
episiotomi,catat kondisinya
11. Lihat kondisi anus.Anus dalam kondisi retraksi(kulit sekitarnya mengkerut) dan warnanya jauh
lebih gelap dari sekitarnya.Lihat adanya hemoroid eksterna atau interna.
12. Jika wanita tersebut baru saja melahirkan,maka keluar darah dari vagina dengan karekteristik
berikut.
a. Lokia rubra dihasikan hingga tiga hari postpartum,warnanya merah segar dan berbau khas
daerah.
b. Lokia alba dihasilkan pada sembilan hari postpartum,warnanya putih agak kuning,tidak berbau
dan gatal.
13. Sekret vagina abnormal.
a. Cokelat: mungkin ada infeksi monilia atau candida
b. Putih mukoid: infeksi stafilokus,streptokokus
c. Kuning kehijauan,lengket,gonorea.

Pemeriksaan Fisik pada Genetalia Pria Inspeksi


1. posisi pemeriksaan dapat di lakukan dalam posisi supine dengan kaki sedikit terbuka
atau dalam posisi berdiri.
2. inspeksi persebaran rambut pubis dan warnanya . perhatikan kebersihan penis dan
daerah sekitarnya.
3. perhatikan apakah klien terpasang kateter atau tidak ,jika ia catat ukuran kateter , produksi
urine , dan karakteristik urinenya ,. Sebelum melaksanakan pemeriksaan fisik , buang terlebih
dahulu urine yang tertampung di kantong urine . jika klien tidak menggunakan kateter , minta
klien untuk BAK terlebih dahulu.
4. perahatikan letak ujung uretra . normalnya meatus uretra ada di ujung glans penis. Pada
beberapa kondisi ujung meatus uretra bisa terletak di bagian bawah penis (hipospedia) atau di
atas penis (epispadia) kelainan ini adalah kelainan kongential.
5. tanyakan kemampuan berkemih klien . apakah klien mampu BAK dengan normal dan
mandiri . pada klien yang berusia lanjut atau menderita penyakit saraf mungkin ditemukan
ketidakmampuan untuk mengendalikan proses berkemih , klien mungkin masih bisa merasakan
keinginan untuk berkemih atau bahkan tidak merasakan sama sekali saat mengompol
(inkonintinensia urine).
6. tanyakan apakah ada hambatan saat berkemih . jika merasa ada gangguan saat berkemih
seperti ada tahanan saat berkemih , rasa urgensi untuk berkemih , urine menetes , sering
berkemih terutama saat malam hari , mungkin klien menderita BPH.
7. perhatikan skrotum dan penis , catat jika ada bekas luka atau secret yang keluar dari penis.
Lihat meatus uretralisnya , jika ada secret yang keluar dari meatus uretralis , segera periksakan
ke laboratorium. Jika ada secret bernanah yang keluar dari penis , mungkin klien menderita
gonorrhea (termasuk penyakit menular seksual)
8. perhatikan adanya ulkus atau benjolan abnormal yang ada di sekitar penis dan skrotum.
9. jika klien belum disirkumsisi , retrasikan prepusium ke belakang . periksa daerah sekitar
lipatan kulit , periksa apakah ada kerak yang berwarna kekuningan , adanya pembengkakan ,
massa , lesi , atau adanya ulkus pada korona glandis.
10. perhatikan jumlah testis yang ada pada skrotum , posisikan penis kearah samping. Secara
perlahan , palpasi kedua testis dimulai dari testis sebelah kanan. Normalnya testis berjumlah
dua buah dan bisa bergerak dengan bebas dalam skrotum. Tanyakan pada klien apakah ada
nyeri yang di rasakan. Nyeri pada skrotum menendakan bahwa kemungkinan klien menderita
orkitis atau radang pada testis.
11. jika pada saat palpasi hanya teraba satu testis atau tidak sama sekali, klien menderita
kriptorkimus (testis tidak masuk ke dalam skrotum dan tetap ada dalam rongga abdomen).
12. pada anak kecil perhatikan adanya fimosis. Fimosis adalah infeksi yang menyebabkan
pembenkakan pada prepusium. Hal ini bisa terjadi karena kurang dijaganya personal higine.
Tata laksana fimosis adalah sirkumsisi.
Palpasi
1. Minta klien untuk berdiri. Setelah berdiri , posisikan tangan dibawah skrotum , palpasi
hingga pangkal pita sperma di cincin eksternal inguinal.
2. Minta klien untuk mengedan atau batuk, lihat apakah ada penonjolan pada daerah inguinal.
Jika ada benjolan pasti akan terseentuh oleh jari pemeriksa (hernia inguinalis).
3. Pakai sarung tangan , lapisi ujung sarung tangan dengan pelumas. Minta klien untuk
berbaring dengan posisi miring dan rileks.
4. Pada saat menghembuskan nafas, masukkan jari telunjuk ke anus. Arahkan ujung jari kea
rah umbilicus. Rasakan mukosa dinding anus , apakah teraba massa , atau timbul pendarahan
pada saat dlpalpasi.
5. Arahkan ujung jari kearah dinding atas bagian medial untuk menilai besar kelenjar prostat.
Normalnya kelenjar prosta hanya sebesaar kacang. Jika teraba membesar , maka klien
menderita Benign Prostat Hyperplasia (BPH)
6. Pemeriksaan mandiri.
a. Lakukan tes ini sebulan sekali untuk mendeteksi kanker testis.
b. Struktur testis adalah bulat oval dan terba kenyal , sedangkan epididymis terletak di belakang
testis berbentuk melingkar-lingkar seperti tali.
c. Berdirilah didepan cermin dan perhatikan adanya tanda yang tidak normal atau adanya
pembengkakan.
d. Lakukan pemeriksaan ini setelah mandi dengan air hangat. Sangga testis dengan jari tengah ,
jari manis , dan jari kelingking.
Dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari , secara perlahan palpasi kedua testis.
Normalnya permukaan testis teraba halus dan epididymis terasa lembut.
e. Testis harus bisa bergerak bebas dalam skrotum , jika ditemukan kelainan selama pemeriksaan
ini segera pergi ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai