PENDAHULUAN
1
jari oleh sesuatu yang halus, fleksibel, berbentuk benang yang dinamakan tendon.
Otot-otot lengan bawah menarik tendon untuk memfleksikan sendi jari-jari tangan.2,4
Tendon-tendon fleksor ini halus, fleksibel, berupa benang yang tebal, terlihat
kekang seperti tali jemuran, bekerja seperti rantai sepeda sewaktu memfleksikan jari-
jari anda, meluncur keluar dan masuk selagi meluruskan dan menekuk jari-jari anda.
Susunan ini mengikuti bentuk jari-jari yang ramping, dan memiliki semua kekuatan
otot-otot lengan bawah yang besar.3,5
Untuk mengatasi semua itu diterapkan modalitas infra merah, terapi
manipulasi, terapi latihan, terapi injeksi, dan terapi pembedahan.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Tangan
I. Tulang dan sendi 10
Karpal
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung
distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara
tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut
adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan
hamate.
Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan
bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal.
Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan
menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang
karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan
seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam
sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat
tulang sesamoid.
Phalangs
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2 phalangs di
setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di masing-masing jari
lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi engsel yang terbentuk antara
tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk
menggenggam sesuatu.
3
Gambar 2. Tulang pada tangan
4
Seperti namanya, para agunan ulnaris ligamentum (UCL) adalah di
sisi ulnaris pergelangan tangan. Melintasi tepi ulnaris (sisi yang jauh dari ibu
jari) dari pergelangan tangan. Dimulai pada styloid ulnaris, benjolan kecil di
tepi pergelangan tangan (di sisi jauh dari ibu jari) di mana ulna memenuhi
pergelangan tangan.Ada dua bagian untuk kabel berbentuk UCL. Salah satu
bagian terhubung ke berbentuk kacang (salah satu tulang karpal kecil) dan
ke ligamentum karpal transversal, band tebal jaringan yang melintasi di depan
pergelangan tangan. Ligamen lainnya melintasi triquetrum (tulang karpal kecil
dekat sisi ulnaris pergelangan tangan). UCL menambahkan dukungan untuk
disk kecil dari tulang rawan di mana ulna bertemu pergelangan
tangan. Struktur ini disebut kompleks fibrocartilage segitiga (TFCC) dan
dibahas secara lebih rinci di bawah ini. UCL menstabilkan TFCC dan
menjaga pergelangan tangan dari membungkuk terlalu jauh ke samping (ke
arah ibu jari).2,3
5
jaringan yang terdapat pada seluruh tubuh manusia yang berguna untuk
pergerakan. Tulang dan otot tersebut dilekatkan oleh jaringan kuat
yang bernama tendon.2
6
tulang. Pertemuan tulang bersama dengan otot membentuk sendi. Ketika otot
berkontraksi, tendon akan menarik tulang, sehingga terjadi gerakan sendi.2,3
7
sensasi ke bagian belakang tangan dari ibu jari ke jari ketiga. Hal ini juga
pergi ke belakang ibu jari dan hanya di luar buku jari utama dari permukaan
belakang cincin dan jari tengah.
Saraf median perjalanan melalui sebuah terowongan dalam
pergelangan tangan disebut carpal tunnel . Saraf median memberikan sensasi
ke sisi telapak ibu jari, jari telunjuk, jari panjang, dan setengah dari jari
manis. Ini juga mengirimkan cabang saraf untuk mengontrol otot-otot
tenar jempol. Otot-otot tenar membantu memindahkan ibu jari dan
membiarkan Anda menyentuh pad jempol ke ujung setiap jari masing-masing
di sisi yang sama, gerakan yang disebut oposisi.
8
Gambar 4. Persarafan Pada Tangan
9
suatu tendo fleksor, dalam kombinasi dengan adanya penebalan di dalam selubung
tendon pada tempat yang sama.2
10
C. Epidemiologi
Pada Umumnya penebalan selubung tendon fleksor synovial dapat
mengganggu pergerakan tendon. Hal ini biasanya terkait dengan rheumatoid arthritis,
diabetes, pekerjaan berat.Kemungkinan untuk terjadi pada wanita adalah lebih besar
daripada pada laki-laki yaitu sebesar 75%.1,4
Jari macet dapat menjadi sumber rasa sakit yang signifikan. Selain itu, Ruang
gerak yang terbatas pada jari dapat mengganggu. Ativitas fungsional (seperti
menggenggam dan mengetik). Namun tidak ada kematian yang terkait dengan
kondisi ini. Tidak ada kecenderungan rasial diketahui terkait dengan trigger
finger. Jari macet paling sering terjadi pada orang dewasa, dengan kisaran usia rata-
rata adalah 52-62 tahun.2,4
D. Etiologi
Penyebab potensial trigger finger telah dapat dijelaskan, tetapi etiologi tetap
idiopatik, artinya penyebabnya tidak diketahui. Kemungkinan disebabkan oleh
trauma lokal dengan stres dan gaya degeneratif. Ada yang menghubungkan penyebab
trigger finger karena penggunaan fleksi tangan yang terus-menerus dan pada tiap
individu sering dengan penyebab multifaktor. Oleh karena itu sering disebut dengan
tenosinovitis stenosing (stenosans tenovaginitis khusus pada jari). Stenosing berarti
penyempitan terowongan atau tabung-seperti struktur (selubung tendon).
Tenosynovitis berarti radang tendon.2
Pasien dengan riwayat penyakit collagen vascullar seperti rheumatoid artritis,
diabetes mellitus, arthitis psoriatis, amyloidosis, hipotiroid, sarkoidosis, dan
pigmented vilonodular synovitis memiliki faktor resiko lebih besar terkena trigger
finger dibandingkan orang yang yang tidak memiliki riwayat tersebut.3
11
artritis. Pengumpulan cairan disekitar tendon ini menyebabkan terjadinya penebalan
nodule tendon (biasanya pada tendon m.flexor digitorum profundus) sehingga tendon
yang bengkak ini bisa mengganggu gerakan normal pada tendon. Adanya
pembengkakan ini mudah sekali tendon terjepit sehingga jari susah untuk difleksikan
(macet) atau terkunci pada posisinya dan mengakibatkan jari terasa sakit dan
mengeluarkan suara “klik” apabila usaha lebih keras diberikan.3
E. Patofisiologi
Tendon adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Setiap otot
memiliki dua tendon, yang masing-masing melekat pada tulang. Pertemuan tulang
bersama dengan otot membentuk sendi. Ketika otot berkontraksi, tendon akan
menarik tulang, sehingga terjadi gerakan sendi. Tendon pada jari-jari melewati
ligamen, yang bertindak sebagai katrol.2
12
Pada trigger finger terjadi peradangan dan hipertrofi dari selubung tendon
yang semakin membatasi gerak fleksi dari tendon. Selubung ini biasanya membentuk
sistem katrol yang terdiri dari serangkaian sistem yang berfungsi untuk memaksimal
kekuatan fleksi dari tendon dan efisiensi gerak di metakarpal. Nodul mungkin saja
dapat membesar pada tendon, yang menyebabkan tendon terjebak di tepi proksimal
katrol ketika pasien mencoba untuk meluruskan jari, sehingga menyebabkan kesulitan
untuk bergerak. Ketika upaya lebih kuat dibuat untuk meluruskan jari, dengan
menggunakan kekuatan lebih dari ekstensor jari atau dengan menggunakan kekuatan
eksternal (dengan mengerahkan kekuatan pada jari dengan tangan lain), jari macet
yang terkunci tadi terbuka dengan menimbulkan rasa sakit yang signifikan pada
telapak distal hingga ke dalam aspek proksimal digit. Hal yang kurang umum terjadi
antara lain nodul tadi bergerak pada distal katrol, mengakibatkan kesulitan pasien
meregangkan jari.1,2
Sebuah nodul dapat meradang dan membatasi tendon dari bagian bawah jalur
yang melewati katrol. Jika nodul terdapat pada distal katrol, maka jari dapat macet
dalam posisi yang lurus. Sebaliknya, jika benjolan terdapat pada proksimal dari
katrol, maka jari pasien dapat macet dalam posisi tertekuk.3
13
Sebuah nodul dapat meradang dan membatasi tendon dari bagian bawah jalur
yang melewati katrol A-1. Jika nodul terdapat pada distal katrol A-1 (seperti yang
ditunjukkan dalam gambar ini), maka jari dapat macet dalam posisi yang lurus.
Sebaliknya, jika benjolan terdapat pada proksimal dari katrol A-1, maka jari pasien
dapat macet dalam posisi tertekuk. 1,6
F. Manifestasi Klinis
Diagnosa dibuat secara eksklusif dengan anamnesa yang menyeluruh dan
pemeriksaan fisik. Trigger finger dapat mengenai lebih dari satu jari pada satu waktu,
meskipun biasanya lebih sering terjadi pada ibu jari, tengah, atau jari manis. Trigger
finger biasanya lebih menonjol di pagi hari, atau saat memegang obyek dengan
kuat.1,3
Gejala ini muncul biasanya dimulai tanpa adanya cidera. Gejala-gejala ini
termasuk adanya benjolan kecil, nyeri di telapak tangan, pembengkakan, rasa tidak
nyaman di jari dan sendi. Kekakuan akan bertambah jika pasien tidak melakukan
aktifitas, misalnya saat anda bangun pagi. Dan kadang kekakuan akan berkurang saat
melakukan aktifitas. Kadang-kadang jika tendon terasa bebas bisa bergerak tegak
akan dirasakan sendi seperti terjadi "dislokasi" / pergeseran sendi.Pada Kasus kasus
yang berat jari tidak dapat diluruskan bahkan dengan bantuan. Pasien dengan diabetes
biasanya akan terkena lebih parah.1,2
14
Gambar 6. Trigger Finger
15
G. Faktor Resiko
Pergerakan berulang (repeated gripping)
Misalnya : pada pemain alat musik
Penyakit peserta (Certain health problems)
Misalnya : rheumatoid arthritis, diabetes,hypothyroidism, amyloidosis dan
infeksi(tuberculosis).
Jenis Kelamin
Lebih sering pada wanita
H. Diagnosis
Secara umum penegakan diagnosis pada Trigger Finger cukup dengan
pemeriksaan fisisk saja, tidak ada tes laboratorium yang diperlukan dalam diagnosis
jari macet. Jika ada kecurigaan tentang kondisi, adanya diagnosis yang terkait,
seperti diabetes, rheumatoid arthritis, atau penyakit lain pada jaringan ikat, antara
lain, hemoglobin glikosilasi (HgbA1c), gula darah puasa, atau faktor rheumatoid
harus diperiksa. Secara umum, tidak ada pencitraan yang diperlukan dalam kasus
jari macet. Tidak ada tes lebih lanjut yang biasanya diperlukan.1,4
H. Pemeriksaan Penunjang
HgbA1c
GDA
Rheumatoid faktor
I. Diagnosis Banding
Trigger Finger
De Quervain syndrom
Nyeri yang terasa di pergelangan tangan sering disebabkan oleh
tenosinovitis. Pada sisi radial terjadi tendovaginitis otot abductor polocis
longus, yang dikenal dengan sebagai tenosinovitis De Quervein, dan pada sisi
ulnar dapat dijumpai tendovagintis otot ekstensor karpi ulnaris. Kedua jenis
peradangan itu merupakan manisfestasi arthritis rheumatoid. Pada bagian
16
dorsal pergelangan tangan sinovitis rheumatoid dapat membangkitkan
benjolan di tengah-tengah ligamentum karpi dorsal di atas os navikular dan
lunatum.
Sinovitis di pergelangan tangan selalu menimbulakan nyeri tekan,
nyeri gerak aktif dan nyeri gerak isometrik. Karena itu, maka pergelangan
tangan tidak dapat distabilkan secara kuat, sehingga tenaga pengepalan tidak
kuat dan tangan sukar diluruskan pada pergelangan tangan.
Pada tenosinovitis De Quervein nyeri tekan di dapat pada penekanan
diprosesus stiloideus radii. Gerakan pasif ibu jari tidak membangkitkan nyeri.
Sebaliknya gerakan aktif dan isometrik menimbulkan nyeri yang hebat.
Deviasi radial secara pasif tidak menimbulkan nyeri. Sebaliknya defiasi ulnar
secara aktif menimbulkan nyeri yang hebat
Carpal tunnel syndrome
Carpal tunnel syndrome (CTS) atau sindroma terowongan karpal (STK)
adalah salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan
pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan tersebut
maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi
penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan. Carpal Tunnel
Syndrome diartikan sebagai neuropati tekanan saraf medianus dalam
terowongan karpal di pergelangan tangan dengan kejadian yang paling sering,
bersifat kronik, dan ditandai dengan nyeri tangan pada malam hari, parestesia
jari-jari yang mendapat innervasi dari saraf medianus, kelemahan dan atrofi
otot thenar.3
Gejala klinis CTS menurut Grafton (2009) adalah sebagai berikut:
1. Mati rasa, rasa terbakar, atau kesemutan di jari-jari dan telapak tangan.
2. Nyeri di telapak, pergelangan tangan, atau lengan bawah, khususnya selama
penggunaan.
3. Penurunan cengkeraman kekuatan.
17
4. Kelemahan dalam ibu jari
5. Sensasi jari bengkak, ( ada atau tidak terlihat bengkak)
6. Kesulitan membedakan antara panas dan dingin.
J. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologi
Pengobatan NSAID
Berikan pengobatan non steroid seperti aspirin, ibuprofen, naprosyn, atau
ketoprofen. 1,4
Injeksi Korstikosteroid
Injeksi kortikosteroid untuk pengobatan trigger finger telah dilakukan sejak
1953. Tindakan Ini harus dicoba sebelum intervensi bedah karena sangat
efektif (hingga 93%), terutama pada pasien non-diabetes dengan onset baru-
baru ini terkena gejala dan satu digit dengan nodul teraba. Hal ini diyakini
bahwa injeksi kortikosteroid kurang berhasil pada pasien dengan penyakit
18
lama (durasi > 6 bulan), diabetes mellitus, dan keterlibatan beberapa digit
karena tidak mampu untuk membalikkan perubahan metaplasia chondroid
yang terjadi pada katrol A1. Injeksi diberikan secara langsung ke dalam
selubung tendon, Namun, laporan menunjukkan bahwa injeksi extrasynovial
mungkin efektif, sambil mengurangi risiko tendon rupture(pecah). Pecah
Tendon adalah komplikasi yang sangat jarang, hanya satu kasus yang
dilaporkan. Komplikasi lain termasuk atrofi kulit, nekrosis lemak,
hipopigmentasi kulit sementara elevasi glukosa serum pada penderita
diabetes, dan infeksi. Jika gejala tidak hilang setelah injeksi pertama, atau
muncul kembali setelah itu, suntikan kedua biasanya lebih mungkin untuk
berhasil sebagai tindakan awal. 1,5,9
b. Terapi nonfarmakologi
Kompreskan es selama lima sampai lima belas menit pada daerah yang
bengkak dan nyeri. 1,4
Hindari aktifitas yang mengakibatkan tendon mudah teriritasi, seperti latihan
jari yang berulang-ulang. 5
Splinting
Tujuan splinting adalah untuk mencegah gesekan yang disebabkan oleh
pergerakan tendon fleksor melalui katrol A1 yang sakit sampai hilangnya
peradangan. Secara umum splinting merupakan pilihan pengobatan yang tepat
pada pasien yang menolak atau ingin menghindari injeksi kortikosteroid.
Sebuah studi pekerja manual dengan interfalangealis distal (DIP) di splint
dalam ekstensi penuh selama 6 minggu menunjukkan pengurangan gejala
pada lebih dari 50% pasien.
Dalam studi lain, splint sendi MCP di 15 derajat fleksi (meninggalkan sendi
PIP dan DIP bebas) yang ditampilkan untuk memberikan resolusi gejala di
65% dari pasien pada 1-tahun tindak lanjut. Untuk pasien yang paling
terganggu oleh gejala mengunci di pagi hari, splinting sendi PIP pada malam
19
hari dapat menjadi efektif. splinting menghasilkan tingkat keberhasilan yang
lebih rendah pada pasien dengan gejala trigger finger yang berat atau lama. 1,5,8
Pembedahan
Tindakan pembedahan dinilai sangat efektif pada trigger finger. Indikasi
untuk perawatan bedah umumnya karena kegagalan perawatan konservatif
untuk mengatasi rasa sakit dan gejala. Waktu operasi agak kontroversial
dengan data yang menunjukkan pertimbangan bedah setelah kegagalan baik
tunggal maupun beberapa suntikan kortikosteroid. 6,7
Tindakan pembedahan ini pertama kali diperkenalkan oleh Lorthioir pada
tahun 1958. Fungsi operasi biasanya bertujuan melonggarkan jalan bagi
tendon yaitu dengan cara membuka selubungnya. Dalam penyembuhannya,
kedua ujung selubung yang digunting akan menyatu lagi, tetapi akan
memberikan ruang yang lebih longgar, sehingga tendon akan bisa bebas
keluar masuk. Dalam prosedur ini, sendi MCP adalah hyperextensi dengan
telapak ke atas, sehingga membentang keluar katrol A1 dan pergeseran
struktur neurovaskular bagian punggung. Setelah klorida dan etil
20
disemprotkan lidokain disuntikkan untuk manajemen nyeri, jarum
dimasukkan melalui kulit dan ke katrol A1. Tingkat keberhasilan telah
dilaporkan lebih dari 90% dengan prosedur ini, namun penggunaan teknik ini
berisiko cedera saraf atau arteri. 2,6,7
Gambar 9. Pembedahan
Fisioterapi
Fisioterapi membantu menghilangkan masalah-masalah bengkak, nyeri, dan
kekakuan gerak pada bagian-bagian tangan yang lain, dimana tidak bisa
dihilangkan dengan tindakan operasi. 7
K. Komplikasi 1,2,3
Komplikasi potensial utama jari memicu adalah nyeri dan penurunan
penggunaan fungsional dari tangan yang terkena. Potensi komplikasi injeksi
kortikosteroid adalah sebagai berikut:
21
Pendarahan, ini dapat diminimalkan dengan menerapkan tekanan
langsung segera setelah prosedur tersebut. Perhatian harus dilakukan
sebelum suntik pasien dengan gangguan perdarahan.
Melemahnya tendon, ini meningkatkan risiko ruptur tendon
berikutnya, kemungkinan yang menjadi perhatian khusus jika suntikan
dilakukan salah (khusus, jika injeksi ini dikelola ke tendon itu sendiri
bukan hanya dalam selubung tendon). Risiko dapat meningkat dengan
beberapa suntikan, namun setidaknya beberapa peneliti klinis
(misalnya, Anderson dan Kaye) tidak menemukan episode rupture
tendon setelah injeksi kortikosteroid untuk kondisi ini, bahkan dengan
suntikan ulang.
Atrofi lemak yang terjadi secara lokal di tempat suntikan - atrofi
semacam itu dapat terjadi jika kortikosteroid yang disuntikkan ke
dalam jaringan subkutan. komplikasi ini dapat menyebabkan depresi
kosmetik di kulit.
infiltrasi saraf dan cedera saraf berikutnya. Komplikasi ini jarang
terjadi, bisa dipantau oleh sensasi menilai seluruh digit.
L. Prognosis
Prognosis pada trigger finger sangat baik, kebanyakan pasien merespon
terhadap injeksi kortikosteroid dengan atau tanpa bebat terkait. Beberapa
kasus jari macet mungkin dapat sembuh secara spontan dan kemudian terulang
kembali tanpa korelasi yang jelas dengan pengobatan atau faktor memperburuk.2,3
Pasien yang membutuhkan tindakan bedah umumnya memiliki hasil yang
sangat baik. Prognosis juga sangat baik untuk ibu jari macet kongenital yang dapat
diperbaiki dengan reseksi dari nodul tendon.
22
BAB III
KESIMPULAN
Trigger finger adalah penyakit yang terjadi pada jari yaitu sesudah jari
dibengkokkan tiba-tiba tidak dapat diluruskan kembali tapi setelah manufer sedikit
jari tersebut tiba-tiba mampu kembali ke ekstensi lagi. Hal ini biasanya disebabkan
oleh adanya penebalan setempat pada suatu tendo fleksor, dalam kombinasi dengan
adanya penebalan didalam selubung tendo pada tempat yang sama. Penyakit ini dapat
menimbulkan permasalahan kapasitas fisik berupa nyeri, dan keterbatasan LGS serta
permasalahan kemampuan fungsional seperti memegang benda, mengetik, menulis,
memotong kuku, dan menggosok gigi.
Trigger finger (jari macet) merupakan suatu tipe tendinitis yang terjadi pada
tendon-tendon yang berfungsi untuk fleksi jari-jari tangan. Untuk mengatasi semua
itu diterapkan modalitas infra merah, terapi manipulasi, terapi latihan, terapi injeksi,
dan terapi pembedahan.
23