Anda di halaman 1dari 27

De Quervain’s Syndrome

A. Pendahuluan
De Quervain’s syndrome dikenal dengan beberapa macam cara
penulisan. Pada beberapa referensi, seperti pada kamus Dorland tertulis de
Quervain’s disease, pada kamus Stedman tertulis de Quervain disease, pada
kamus M-W medical dictionary tertulis de Quervain’s disease dan pada
kamus Wikipedia tertulis de Quervain’s syndrome. Sebagian besar referensi
menuliskan penyakit ini dengan de Quervain’s disease. Penyakit ini disebut
juga dengan de Quervain’s tenosynovitis atau de Quervain’s syndrome.
Ada pula yang menyebut penyakit ini dengan nama washerwoman’s sprain
karena lebih banyak menyerang wanita daripada pria.1,2,3
De Quervain’s syndrome dinamakan sesuai dengan nama orang yang
pertama kali mendeskripsikan penyakit ini, yaitu Fritz de Quervain (1868-
1940). De Quervain’s syndrome merupakan penebalan reaktif atau
peradangan dari selaput tendon yang berada di sarung sinovial yang
menyelubungi ekstensor policis brevis dan abduktor policis longus.1,2
Angka kejadian di USA untuk penyakit ini relatif diantara orang-
orang dengan aktivitas yang menggunakan tangan berulang-ulang, seperti
pekerja pemasangan bagian-bagian mesin tertentu dan sekretaris. Mortalitas
tidak berhubungan dengan kondisi penyakit ini. Beberapa morbiditas yang
dilaporkan mungkin terjadi pada pasien dengan riwayat nyeri progresif di
mana berhubungan dengan aktivitas yang memerlukan penggunaan tangan
yang terkena. De Quervain’s syndrome lebih banyak diderita oleh orang
dewasa dibanding pada anak-anak.4
Penyakit ini sering terjadi pada kedua tangan. Ada 11.332 kasus
tenosinovitis de Quervain di Amerika Serikat dalam populasi berisiko
12.117.749 orang per tahun. Wanita memiliki tingkat signifikan lebih tinggi
terkena tenosinovitis de Quervain sebesar 2,8 kasus per 1.000 orang per
tahun, dibandingkan dengan laki-laki di 0,6 per 1.000 orang per tahun. Usia
lebih dari 40 merupakan faktor risiko yang signifikan, dengan kategori usia

1
2

ini menunjukkan tingkat 2,0 per 1.000 orang per tahun dibandingkan dengan
0,6 per 1.000 orang dengan usia di bawah 20 tahun. Ada juga perbedaan ras,
kulit hitam menunjukkan pada 1,3 per 1.000 orang per tahun dibandingkan
dengan orang kulit putih (0,8 per 1.000 orang per tahun).1,3
Hingga saat ini belum ditemukan adanya korelasi yang nyata antara
insiden de Quervain’s syndrome dengan sejumlah ras tertentu. Meskipun
penyakit seperti ini sering dijumpai pada pria dan wanita, tetapi de
Quervain’s syndrome menunjukkan jumlah yang signifikan di mana lebih
banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Beberapa sumber
bahkan memperlihatkan rasio yang sangat tinggi pada wanita dibandingkan
pada pria, yaitu 8:1. Menariknya, banyak wanita yang menderita de
Quervain’s syndrome selama kehamilannya atau selama periode post
partum.5,6
B. Anatomi Tangan
1. Tulang dan Sendi
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi
dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari
tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi
geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunatum, triquetrum,
piriformis, trapezium, trapezoid, capitatum, dan hamatum.7
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan
tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal
tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan
metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi
pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan
ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan
memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang
metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang
sesamoid.6,7
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2
phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di
3

masing-masing jari lainnya (phalangs proksimal, medial, distal). Sendi


engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan
menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.7

Gambar 1. Tulang dan otot tangan anterior [Diambil dari Kepustakaan 7]

Gambar 2. Tulang dan otot tangan posterior.


[Diambil dari Kepustakaan 7]

2. Ligamen dan Tendon


Ligamen adalah struktur jaringan lunak yang menyambungkan
tulang ke tulang. Ligamen di sekitar sendi biasanya bergabung untuk
membentuk kapsul sendi . Sebuah kapsul sendi adalah kantung kedap air
yang mengelilingi sendi dan berisi cairan pelumas yang disebut cairan
4

sinovial . Pada pergelangan tangan, delapan tulang karpal dikelilingi dan


didukung oleh kapsul sendi. Dua ligamen penting mendukung sisi
pergelangan tangan. Ini adalah ligamen agunan . Ada jaminan ligamen
yang menghubungkan dua lengan ke pergelangan tangan, satu di setiap
sisi pergelangan tangan. Seperti namanya, para agunan ulnaris
ligamentum (UCL) adalah di sisi ulnaris pergelangan tangan. Melintasi
tepi ulnaris (sisi yang jauh dari ibu jari) dari pergelangan tangan. Dimulai
pada styloid ulnaris , benjolan kecil di tepi pergelangan tangan (di sisi
jauh dari ibu jari) di mana ulna memenuhi pergelangan tangan.Ada dua
bagian untuk kabel berbentuk UCL. Salah satu bagian terhubung ke
berbentuk kacang (salah satu tulang karpal kecil) dan ke ligamentum
karpal transversal , band tebal jaringan yang melintasi di depan
pergelangan tangan. Ligamen lainnya melintasi triquetrum (tulang karpal
kecil dekat sisi ulnaris pergelangan tangan). UCL menambahkan
dukungan untuk disk kecil dari tulang rawan di mana ulna bertemu
pergelangan tangan. Struktur ini disebut kompleks fibrocartilage
segitiga (TFCC) dan dibahas secara lebih rinci di bawah ini. UCL
menstabilkan TFCC dan menjaga pergelangan tangan dari membungkuk
terlalu jauh ke samping (ke arah ibu jari).1 Ligamen kolateral
radial (RCL) adalah pada sisi ibu jari pergelangan tangan. Ini dimulai
pada tepi luar dari jari-jari pada benjolan kecil yang disebut styloid
radial . Ini menghubungkan ke sisi skafoid, tulang karpal bawah
jempol. RCL mencegah pergelangan tangan dari membungkuk terlalu
jauh ke samping (jauh dari ibu jari). Seperti ada banyak tulang yang
membentuk pergelangan tangan, terdapat banyak ligamen yang
menghubungkan dan mendukung tulang. Cedera atau masalah yang
menyebabkan ligamen ini untuk meregangkan atau merobek akhirnya
dapat menyebabkan radang sendi di pergelangan tangan.7
Tendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat, yang
menghubungkan otot dengan tulang. Tendon ada yang dibungkus dengan
pembungkus tendon (tendon sheath), ada pula yang tidak dan langsung
5

melekat pada tulang. Di mana tulang merupakan bagian tubuh yang


menyokong atau memberi bentuk pada tubuh manusia. Sedangkan, otot
merupakan jaringan yang terdapat pada seluruh tubuh manusia yang
berguna untuk pergerakan. Tulang dan otot tersebut dilekatkan oleh
jaringan kuat yang bernama tendon. Tendon pada jari-jari melewati
ligamen, yang bertindak sebagai katrol.7
Pergelangan tangan bagian dorsal yang terdiri dari otot-otot
ekstensor dibungkus oleh sebuah retinakulum ekstensor yang berjalan
melalui tulang-tulang karpal. Retinakulum ini terdiri dari jaringan
fibrosa. Bagian medial dari retinakulum ini melekat pada os pisiform dan
os hamate sementara bagian lateralnya melekat pada bagian distal dari os
radius. Ada enam kompartemen jaringan fibrosa yang melalui otot-otot
ekstensor ini. Kompartemen ini dipisahkan satu sama lain oleh jaringan
fibrosa. Setiap kompartemen dibungkus oleh tendon sheath yang berisi
cairan sinovial dan semuanya dibungkus oleh retinakulum tadi. 7,8,9

Gambar 3. Permukaan dorsal tangan yang menunjukkan tendon


ekstensor panjang dengan selubung synovial.
[Diambil dari Kepustakaan 7]
6

Gambar 4. Insersi tendon ekstensor dan fleksor panjang pada jari.


[Diambil dari Kepustakaan 7]

Gambar 5. Retinakulum otot-otot ekstensor, tendon sheath,


dan potongan transversal tendon sheath.
[Diambil dari Kepustakaan 7]

Struktur kompartemen dari radial ke ulnar adalah kompartemen


pertama yang terdiri dari tendon otot ekstensor polisis brevis dan tendon
otot abduktor polisis longus, kompartemen kedua yang terdiri dari tendon
otot ekstensor karpi radialis brevis dan tendon otot ekstensor karpi
radialis longus, kompartemen ketiga yaitu tendon otot ekstensor polisis
7

longus, kompartemen keempat yaitu tendon otot ekstensor digitorum dan


otot ekstensor indicis, kompartemen kelima adalah tendon otot ekstensor
digiti minimi, dan kompartemen keenam adalah tendon otot ekstensor
karpi ulnaris.7,8,910

Gambar 6. Kompartemen pertama sampai kompartemen keenam


[Diambil dari Kepustakaan 7]

Selubung digital Fibro-osseous menyediakan efisiensi biomekanik


dan sumber nutrisi bagi tendon fleksor. Selubung fleksor ke jari telunjuk,
jari tengah, dan jari manis membentang dari leher metakarpal ke sendi
DIP. Selubung fleksor jari kecil dapat terhubung dengan bursa ulnaris,
secara proksimal. Tendon fleksor diselimuti oleh lapisan paratenon
visceral. Sistem katrol / retinacular dilapisi oleh lapisan paratenon
parietal. Kondensasi selubung sinovial, atau katrol fleksor, terbentuk
pada titik-titik strategis sepanjang angka untuk bekerja bersama dengan
ligamentum karpal transversal dan katrol aponeurosis palmar untuk
memaksimalkan efisiensi rotasi sendi dan transmisi gaya.7,9
8

Lima katrol annular dan tiga kateter salib secara khas yaitu
katrol A1, A3, A5 berasal dari pelat palmar dari MCP, PIP, dan sendi
DIP, masing-masing. Katrol A2 dan A4 masing-masing berasal dari
falang proksimal dan tengah.A2 panjangnya 17 mm (katrol terpanjang).
Katrol A2 dan A4 adalah katrol terkuat dan terpenting, secara
biomekanis; ekskursi tendon diperlukan untuk digital aktif penuh dan
fleksi pergelangan tangan ditingkatkan minimal selama katrol A2 A4
utuh.7

Gambar 7. Ilustrasi selubung fleksor dan sistem katrol digital jari.


[Diambil dari Kepustakaan 7]

3. Persarafan
Semua saraf yang bepergian ke tangan menyeberangi pergelangan
tangan. Tiga saraf utama mulai bersama di bahu: saraf radial, saraf
median, dan saraf ulnaris . Saraf ini membawa sinyal dari otak ke otot-
otot yang menggerakkan lengan, tangan, jari, dan ibu jari. Saraf juga
membawa sinyal kembali ke otak tentang sensasi seperti sentuhan, nyeri,
dan suhu.9
Saraf radialis berjalan di sepanjang tepi jempol-sisi lengan
bawah. Ini wraps sekitar akhir tulang jari-jari ke bagian belakang
9

tangan. Ini memberi sensasi ke bagian belakang tangan dari ibu jari ke
jari ketiga. Hal ini juga pergi ke belakang ibu jari dan hanya di luar buku
jari utama dari permukaan belakang cincin dan jari tengah.7,9
Saraf median perjalanan melalui sebuah terowongan dalam
pergelangan tangan disebut carpal tunnel . Saraf median memberikan
sensasi ke sisi telapak ibu jari, jari telunjuk, jari panjang, dan setengah
dari jari manis. Ini juga mengirimkan cabang saraf untuk
mengontrol otot-otot tenar jempol. Otot-otot tenar membantu
memindahkan ibu jari dan membiarkan Anda menyentuh pada jempol ke
ujung setiap jari masing-masing di sisi yang sama, gerakan yang
disebut oposisi.7,8
Saraf ulnaris bergerak melalui terowongan terpisah, yang
disebut kanal Guyon . Terowongan ini dibentuk oleh dua tulang karpal
(yang berbentuk kacang dan bengkok ), dan ligamentum yang
menghubungkan mereka.Setelah melewati kanal, cabang-cabang saraf
ulnar keluar untuk memasok perasaan ke jari kelingking dan setengah jari
manis. Cabang-cabang saraf ini juga memasok otot kecil di telapak dan
otot yang menarik ibu jari ke arah telapak tangan.8,9
Saraf yang melakukan perjalanan melalui pergelangan tangan
tunduk masalah. Konstan membengkokkan dan meluruskan dari
pergelangan tangan dan jari dapat menyebabkan iritasi atau tekanan pada
saraf di dalam terowongan dan menyebabkan masalah seperti nyeri,
kesemutan, dan kelemahan pada tangan, jari, dan ibu jari.7,8,9
10

Gambar 8. Persarafan tangan.


[Diambil dari Kepustakaan 7]
C. Definisi
De Quervain’s syndrome merupakan penebalan reaktif atau
peradangan dari selaput tendon yang berada di sarung sinovial, yang
menyelubungi ekstensor policis brevis dan abduktor policis longus dalam
kompartemen ekstensor pertama. Awalnya, Fritz de Quervain
mendeskripsikan penyakit ini dengan apa yang kita kenal
sebagai tenovaginitis, yaitu proliferasi jaringan fibrosa retinakulum otot-otot
ekstensor dan tendon sheath dari otot ekstensor polisis brevis dan otot
abduktor polisis longus. Beberapa tahun kemudian, terjadi stenosis
tenosynovitis dari kedua tendon tersebut (kompartemen dorsal pertama)
sehingga kemudian penyakit ini juga dikenal dengan nama de Quervain’s
tenosynovitis.1,2,3,4
De Quervain’s syndrome atau tenosinovitis stenosans ini merupakan
tendovaginitis kronik yang disertai penyempitan sarung tendon. Sering juga
ditemukan penebalan tendon. Lokasi de Quervain’s syndrome ini adalah
pada kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan. Kompartemen
11

dorsal pertama pada pergelangan tangan termasuk di dalamnya adalah


tendon otot abduktor polisis longus (APL) dan tendon otot ekstensor polisis
brevis (EPB). Pasien dengan kondisi yang seperti ini, biasanya datang
dengan nyeri pada aspek dorsolateral dari pergelangan tangannya dengan
nyeri yang berasal dari arah ibu jari dan / atau lengan bawah bagian lateral.
Kondisi seperti ini mempunyai respon yang baik terhadap penanganan non
bedah.1,2

Gambar 9. Kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan


pada daerah tepi lateral dari snuffbox.
[Diambil dari Kepustakaan 6]

Gambar 10. Tampak kompartemen dorsal pertama pada


daerah stiloid radius menonjol.
[Diambil dari Kepustakaan 11]

D. Epidemiologi
De Quervain’s syndrome atau de Quervain’s tenosynovitis lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan rasio 8:1, terutama terjadi
pada wanita usia pertengahan. Pasien biasanya mempunyai riwayat sering
12

menggunakan pergelangan tangan yang lama dan kegiatan yang


menggunakan ibu jari.11
Angka kejadian di USA untuk penyakit ini relatif, terutama diantara
orang-orang yang menunjukkan aktivitas yang menggunakan tangan
berulang-ulang, seperti pekerja pemasangan bagian-bagian mesin tertentu
dan sekretaris. Mortalitas tidak berhubungan dengan kondisi penyakit ini.
Beberapa morbiditas yang dilaporkan mungkin terjadi pada pasien dengan
riwayat nyeri progresif di mana berhubungan dengan aktivitas yang
memerlukan penggunaan tangan yang terkena. De Quervain’s
syndrome lebih banyak diderita oleh orang dewasa dibanding pada anak-
anak.4,10
E. Etiologi
De Quervain’s syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada
daerah processus styloideus akibat inflamasi kronik pembungkus tendon
otot abduktor policis longus dan ekstensor policis brevis setinggi radius
distal dan jepitan pada kedua tendon tersebut. De Quervain’s syndrome atau
tenosinovitis stenosans ini merupakan tendovaginitis kronik yang disertai
penyempitan sarung tendon. Sering juga ditemukan penebalan tendon.
Trauma minor yang berulang-ulang umumnya memberikan kontribusi
terhadap perkembangan penyakit de Quervain’s syndrome. Hal tersebut bisa
ditimbulkan dari5:
1. Trauma yang berulang atau over use (terutama pada ibu jari), seperti
tukang kayu, pelayan, tugas-tugas sekretaris, olahraga golf, atau
permainan olahraga yang menggunakan raket.
2. Luka langsung pada pergelangan tangan atau tendon.
3. Penyakit rheumatoid arthritis.
4. Posisi pergelangan tangan dan tangan yang tidak biasa biasanya
mengenai wanita paruh baya, posisi orang tua baru yang menggendong
anaknya atau selama kehamilan.
Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi inflamasi tendon yang
terjadi berhubungan dengan gesekan yang berlebihan atau berkepanjangan
13

antara tendon dan pembungkusnya, terjadi misalnya pada wanita yang


pekerjaannya memeras kain. 4,7
F. Patofisiologi
De Quervain’s syndrome mengenai kompartemen pertama yang terdiri
dari tendon otot ekstensor policis brevis dan tendon otot abduktor policis
longus yang mengalami penebalan reaktif atau peradangan dari selaput
tendon yang berada di sarung sinovial yang memiliki fungsi sebagai
abduktor radial. Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan
berlebih pada jari-jari tangan (over use) menyebabkan malfungsi dari tendon
sheath.9
Tendon sheath yang memproduksi cairan sinovial mulai menurun
produksi dan kualitas cairannya. Akibatnya, pada penggunaan jari-jari
selanjutnya terjadi pergesekan otot dengan tendon sheath karena cairan
sinovial yang berkurang tadi berfungsi sebagai lubrikasi sehingga terjadi
proliferasi jaringan ikat fibrosa yang tampak sebagai inflamasi dari tendon
sheath. Proliferasi ini menyebabkan pergerakan tendon menjadi terbatas
karena jaringan ikat ini memenuhi hampir seluruh tendon sheath. Terjadilah
stenosis atau penyempitan pada tendon sheath tersebut dan hal ini akan
mempengaruhi pergerakan dari kedua otot tadi. Pada kasus-kasus lanjut,
akan terjadi perlengketan tendon dengan tendon sheath. Pergesekan otot-
otot ini merangsang nervus yang ada pada kedua otot tadi sehingga terjadi
perangsangan nyeri pada ibu jari apabila digerakkan yang sering merupakan
keluhan utama pada penderita penyakit ini.9
G. Diagnosa
Kelainan ini sering ditemukan pada wanita berusia 40-50 tahun yang
mengeluh nyeri di sisi radial pergelangan tangan (area styloidus radii).
Gejala yang timbul berupa nyeri bila menggunakan tangan dan
menggerakkan kedua otot tersebut, yaitu bila menggerakkan ibu jari,
khususnya tendon otot abduktor polisis longus dan otot ekstensor policis
brevis. Perlu ditanyakan juga kepada pasien riwayat terjadinya nyeri.
Sebagian pasien akan mengungkapkan riwayat terjadinya nyeri dengan
14

trauma akut pada ibu jari mereka dan sebagian lainnya tidak menyadari
keluhan ini sampai terjadi nyeri yang lambat laun makin menghebat.12
Nyeri terjadi saat digerakkan ke arah ulnar deviasi wrist joint, fleksi
yang disertai adduksi ibu jari atau adduksi ibu jari. Nyeri juga terjadi akibat
kelelahan dengan kurangnya kekuatan untuk menggenggam serta
kemampuan menjepit. Pembengkakan biasanya terlihat pada kondisi yang
bersifat kronik. Terdapat riwayat kegiatan yang berulang, seperti
pemangkasan mawar atau memeras pakaian. Kadang dapat dijumpai
pembengkakan di ujung distal radius (sekitar 1-2 cm proksimal dari styloi
radius), selubung tendon terasa tebal serta keras dan rasa baal pada dorsal
ibu jari dan telunjuk (oleh karena iritasi saraf di atas tendon sheath).
Terdapat sensasi catching atau snapping saat menggerakkan ibu jari. Untuk
itu perlu ditanyakan kepada pasien apa pekerjaan mereka karena hal tersebut
akan memberikan kontribusi sebagai onset dari gejala tersebut khususnya
pada pekerjaan yang menggunakan jari-jari tangan. Riwayat penyakit lain,
seperti pada rheumatoid arthritis dapat menyebabkan pula deformitas dan
kesulitan menggerakkan ibu jari. Pada kasus-kasus dini, nyeri ini belum
disertai edema yang tampak secara nyata (inspeksi), tapi pada kasus-kasus
lanjut tampak edema terutama pada sisi radial dari polluks.13
Lokasi De Quervain’s syndrome ini adalah pada kompartemen dorsal
pertama pada pergelangan tangan. Kompartemen dorsal pertama pada
pergelangan tangan termasuk di dalamnya adalah tendon otot abduktor
policis longus (APL) dan tendon otot ekstensor policis brevis (EPB). Pasien
dengan kondisi yang seperti ini biasanya datang dengan nyeri pada aspek
dorsolateral dari pergelangan tangannya dengan nyeri yang berasal dari arah
ibu jari dan/atau lengan bawah bagian lateral.13
Pada pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada daerah prosesus
stiloideus radius, kadang-kadang dapat dilihat atau dapat teraba nodul akibat
penebalan pembungkus fibrosa pada sedikit proksimal prosesus stiloideus
radius, serta rasa nyeri pada adduksi pasif dari pergelangan tangan dan ibu
jari.13
15

Gambar 11. Lokasi De Quervain’s Syndrome (Anonim, 2012)


[Diambil dari Kepustakaan 13]

Gambar 12. Lokasi De Quervain’s Syndrome (Anonim, 2012)


[Diambil dari Kepustakaan 13]
Tanda patognomonik yang khas dapat ditemukan dengan melakukan
tes Finkelstein dengan cara menyuruh pasien untuk mengepalkan tanganya
di mana ibu jari diletakkan di bagian dalam dari jari-jari lainnya. Si
pemeriksa kemudian melakukan deviasi ulnar pasif pada pergelangan
tangan si pasien yang dicurigai di mana dapat menimbulkan keluhan utama
berupa nyeri pergelangan tangan daerah dorsolateral. Apabila tangan dan
seluruh jari-jari dilakukan deviasi ulnar, penderita merasa nyeri oleh karena
16

jepitan kedua tendo di atas disebut tes Finkelstein positif. Tes ini dilakukan
untuk menentukan ada atau tidaknya penyempitan di terowongan
ligamentum dorsal pergelangan tangan yang dilintasi selubung tendon
abduktor policis longus dan ekstensor policis brevis.12,13
Lakukan tes Finskelstein secara bilateral untuk membandingkan
dengan bagian yang tidak terkena. Hati-hati memeriksa ”the first
carpometacarpal (CMC) joint” sebab bagian ini dapat menyebabkan tes
Finskelstein positif palsu.6 Selain dengan tes Finkelstein harus diperhatikan
pula sensorik dari ibu jari, refleks otot-otot, dan epikondilitis lateral
pada tennis elbow untuk melihat sensasi nyeri apakah primer atau
merupakan referred pain. 11,12,13,14

Gambar 13. Tes Finkelstein (Anonim, 2012)


[Diambil dari Kepustakaan 13]

Gambar 14. Posisi tangan saat dilakukan Tes Finkelstein (Anonim, 2012)
[Diambil dari Kepustakaan 13]
17

Gambar 15. Daerah yang nyeri pada De Quervain’s syndrome


[Diambil dari Kepustakaan 9]

Gambar 16. Tes Finkelstein. Panah menunjukkan tes finkelstein positif.


[Diambil dari Kepustakaan 9]

Manuver lain disebut tanda hitchhiker, melibatkan pasien aktif radial


menculik jempol terhadap resistensi.

Gambar 17. Hitchhiker sign


[Diambil dari Kepustakaan 9]
18

Gambar 18. Brunelli test


[Diambil dari Kepustakaan 9]

Brunelli menggambarkan sebuah manuver serupa yang dilakukan


dengan memiliki pasien aktif radial menculik ibu jari dengan pergelangan
tangan pada deviasi radial. Untuk secara khusus mengevaluasi untuk
memicu, pasien melakukan manuver dengan penculikan palmaris menolak
ibu jari diikuti dengan adduksi dan fleksi. ujian juga harus mencakup
manuver untuk membedakan penyebab umum lainnya sakit pergelangan
tangan radial sisi. Pasien dengan radang sendi ibu jari carpometacarpal
(CMC) akan memiliki kelembutan lokal lebih distal pada sendi
CMC. Sebuah jempol CMC menggiling akan mereproduksi rasa sakit pasien
dengan ibu jari CMC arthritis. Manuver ini melibatkan menggenggam dan
memutar jempol metakarpal sementara plucing beban aksial. Krepitasi dan
nyeri int sendi CMC akan terjadi. Persimpangan sindrom, sebuah
tendosynovitis kompartemen ekstensor kedua, menyebabkan rasa sakit
hanya proksimal ke daerah terlibat dalam tenosynovitis Quervain
de. Sindrom persimpangan terjadi di wilayah 4 cm proksimal sendi karpal
radial. Di wilayah ini, otot kompartemen ekstensor pertama menyeberangi
dangkal ke ekstensor carpi radialis brevis dan longus tendon dari
kompartemen ekstensor kedua. Pada pemeriksaan, krepitasi akan dicatat di
wilayah ini saat melakukan manuver Finkelstein. Pasien dengan radang
19

sendi karpal radial akan memiliki rentang pergelangan tangan terbatas gerak
dan nyeri tekan pada sendi karpal radial dan bukan kompartemen ekstensor
punggung pertama.11
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk menunjang
diagnosis penyakit ini. Kadang dilakukan pemeriksaan serum untuk melihat
adanya faktor rheumatoid untuk mengetahui penyebab penyakit ini, tetapi
hal ini juga tidak spesifik karena beberapa penyakit lain juga menghasilkan
faktor rheumatoid di dalam darahnya. 3,10,14
Pemeriksaan radiologi secara umum juga tidak ada yang secara
spesifik menunjang untuk mendiagnosis penyakit ini. Akan tetapi,
penemuan terbaru dalam delapan orang pasien yang dilakukan
ultrasonografi dengan transduser 13 MHz resolusi tinggi diambil potongan
aksial dan koronal didapatkan adanya penebalan dan edema pada tendon
sheath. Pada pemeriksaan dengan MRI terlihat adanya penebalan
pada tendon sheath tendon otot ekstensor polisis brevis dan otot abduktor
polisis longus. Pemeriksaan radiologis lainnya hanya dipakai untuk kasus-
kasus trauma akut atau diduga nyeri oleh karena fraktur atau
osteonekrosis.10,11
H. Diagnosis Banding
1. Intersection síndrome, di mana tenosynovitis terjadi pada tendon dari
kompartemen dorsal pertama (tendon otot ekstensor polisis brevis dan
otot abduktor polisis longus) sampai ke tendon dari kompartemen
dorsal kedua (otot ekstensor karpi radialis longus dan otot ekstensor
karpi radialis brevis) dengan gejala nyeri dan inflamasi pada bagian
distal pada daerah dorsolateral dari lengan bawah. Nyeri pada penyakit
ini lebih kurang di daerah lateral dibandingkan pada De Quervain’s
syndrome.1,2,8
2. Carpal Tunnel Syndrome, di mana pada penyakit ini dirasakan nyeri
pada ibu jari tangan. Nyeri ini tidak hanya dirasakan pada ibu jari
tangan, akan tetapi dapat ke seluruh pergelangan tangan bahkan dapat
sampai ke lengan. Carpal Tunnel Syndrome adalah kumpulan gejala
20

yang disebabkan oleh kompresi pada nervus medianus akibat inflamasi


pada pergelangan tangan. Penyebab inflamasi dapat karena suatu
infeksi, trauma, atau penggunaan berlebihan pada pergelangan tangan
(over use). Gejala lain pada penyakit ini adalah adanya rasa panas dan
kelemahan pada otot-otot pergelangan tangan.
3. Osteoarthritis pada persendian di pergelangan tangan.
4. Kienbock disease yaitu osteonekrosis pada os lunate.
5. Degenerative arthritis pada sendi radioscaphoid, cervical radiculopathy
terutama pada segmen C5 atau C6.
6. Cheiralgia paresthetica atau neuropati pada sensorik dari nervus radial.
7. Fraktur scaphoid yang tampak sebagai nyeri pada daerah snuff box pada
kompartemen dorsal pertama.
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan terapi konservatif dan
intervensi bedah. Pada terapi konservatif kasus-kasus dini, sebaiknya
penderita menghindari pekerjaan yang menggunakan jari-jari mereka. Hal
ini dapat membantu penderita dengan mengistirahatkan (immobilisasi)
kompartemen dorsal pertama pada ibu jari (polluks) agar edema lebih lanjut
dapat dicegah. Idealnya, imobilisasi ini dilakukan sekitar 4-6
minggu. Kompres dingin pada daerah edema dapat membantu menurunkan
edema (cryotherapy). Jika gejala terus berlanjut, dapat diberikan obat-obat
anti inflamasi baik oral maupun injeksi. Beberapa obat oral dan injeksi yang
diberikan sebagai berikut: 3,10,11
1. Non steroid anti-inflammatory drug, misalnya ibuprofen yang merupakan
drug of choice untuk pasien dengan nyeri sedang. Bekerja sebagai
penghambat reaksi inflamasi dan nyeri dengan jalan menghambat sintesa
prostaglandin. Terapi dini berupa pemberian obat anti inflamasi
(NSAIDs) dapat membantu mengurangi pembengkakan dan meringankan
rasa sakit. Dosis dewasa 200-800 mg, sedangkan dosis untuk anak-anak
usia 6-12 tahun 4-10 mg/kgBB/hari. Untuk anak > 12 tahun sama dengan
dewasa. Adapun kontraindikasi pemberian obat ini adalah adanya riwayat
21

hipersensitif, ulkus peptikum, perdarahan gastrointestinal atau perforasi,


insufisiensi ginjal, atau resiko tinggi terjadinya perdarahan. Interaksi obat
dengan aspirin dapat meningkatkan efek samping dari obat ini,
kombinasi dengan probenesid dapat meningkatkan konsentrasi obat di
dalam darah. Pada pasien-pasien dengan hipertensi, dapat diberikan
kombinasi antara obat ini dengan obat anti hipertensi, seperti captopril,
beta blocker, furosemid, dan thiazid. Obat ini tidak aman diberikan untuk
wanita hamil, terutama kehamilan pada trimester ketiga (berpotensi untuk
menyebabkan menutupnya duktus arteriosus).10,14
2. Kortikosteroid dapat digunakan sebagai anti inflamasi karena dapat
mensupresi migrasi dari sel-sel polimorfonuklear dan mencegah
peningkatan permeabilitas kapiler. Pada orang dewasa, dapat diberikan
dosis 20-40 mg metilprednisolon atau dapat juga diberikan hidrokortison
yang dicampur dengan sedikit obat anestesi lokal misalnya
lidokain. Campuran obat ini disuntikkan pada tendon sheath dari
kompartemen dorsal pertama yang terkena. Harus diperhatikan agar
jangan sampai menyuntikkan campuran obat ini langsung pada
tendonnya karena dapat menyebabkan kelemahan pada tendon dan
potensial untuk terjadinya ruptur. Penyuntikan campuran obat ini juga
hendaknya dicegah jangan sampai terlalu superfisial dari jaringan
subkutan karena dapat menyebabkan depigmentasi pada kulit. Untuk
pasien-pasien yang menderita diabetes melitus, sebaiknya dilakukan
pengontrolan glukosa darah karena pemberian kortikosteroid lokal dapat
menyebabkan peningkatan glukosa darah sementara.10,14,15
Pada tahap awal, diberikan analgetik atau injeksi lokal kortikosteroid
serta mengistirahatkan pergelangan tangan, tetapi kadang-kadang
penyembuhan hanya bersifat sementara. Operasi dilakukan pada penderita
yang resisten atau untuk meredakan nyeri secara permanen dengan
membuka bagian sarung tendon yang sempit. Operasi dilakukan secara hati-
hati untuk mencegah cedera pada cabang sensorik dorsal saraf radial, yang
dapat menyebabkan gangguan sensorik di distal lesi.10,14
22

Terapi rehabilitatif yang pada De Quervain’s syndrome, yaitu10:

- Fisioterapi
Dengan memberikan modalitas terapi berupa stimulasi listrik
TENS untuk mengurangi nyeri dan terapi panas SWD yang juga
digunakan untuk mengurangi nyeri, serta mengurangi inflamasi yang
terjadi.
- Ortotik-Prostetik
Dengan memberikan splint untuk mengistirahatkan ibu jari dan
pergelangan tangan.

Gambar 19. Splintage pergelangan tangan


[Diambil dari Kepustakaan 13]

Gambar 20. Cross section tendon sheath


[Diambil dari Kepustakaan 7]
23

Splint tidak diperkenankan dipakai sepanjang hari secara terus


menerus, pasien perlu membuka splint minimal 2 kali dalam sehari.
Saat splint dilepas, pasien dapat melakukan latihan-latihan yang dapat
membantu meringankan kondisi sindrom De Quervain’s syndrome,
antara lain8,9,13:
 Opposition stretch: Letakkan tangan anda di atas meja, angkat
pergelangan tangan. Kemudian, ujung ibu jari
menyentuh ujung jari kelingking. Tahan posisi
tersebut selama kurang lebih 6 detik. Ulangi
10 kali.

Gambar 21. Opposition stretch


[Diambil dari Kepustakaan 5]

 Wrist stretch : Dengan tangan yang lain, bantu tangan sisi


yang lain untuk menahan dalam posisi fleksi
selama 15-30 detik. Kemudia dengan cara
yang sama, tahan dalam posisi ekstensi dalam
rentang waktu yang sama. Lakukakan masing-
masing 3 kali untuk tiap tangan. Sendi siku
tetap dalam kondisi lurus.
24

Gambar 22. Wrist stretch


[Diambil dari Kepustakaan 5]

 Wrist flexion : Genggam sebuah benda atau kepalkan tangan


dalam posisi tangan supinasi. Lakukan gerakan
fleksi pada sendi pergelangan tangan secara
perlahan. Lakukan 10 kali. Beban dapat secara
perlahan ditingkatkan.

Gambar 23. Wrist flexion


[Diambil dari Kepustakaan 13]

 Wrist radial deviation strengthening:


Tangan diposisikan miring sehingga ibu jari berada di bagian atas.
Lakukan gerakan deviasi ke arah radial tanpa menggerakkan lengan.
Lakukan 10 kali.
25

Gambar 24. Wrist radial deviation strengthening


[Diambil dari Kepustakaan 13]

 Wrist extension : Genggam sebuah sabun atau kepalkan tangan


dalam posisi tangan pronasi. Lakukan gerakan
fleksi pada sendi pergelangan tangan secara
perlahan. Lakukan 10 kali. Beban dapat secara
perlahan ditingkatkan.

Gambar 25. Wrist extension


[Diambil dari Kepustakaan 13]

 Grip strengthening: Genggam sebuah bola. Lalu, remas-remas


selama 5 detik. Lakukan hingga 10 kali.

Gambar 26. Grip strengthening


[Diambil dari Kepustakaan 13]
26

 Finger spring : Letakkan karet gelang sehingga melingkari


semua jari-jari tangan. Lakukan gerakan
abduksi dan aduksi. Ulangi hingga 10 kali.

Gambar 27. Finger spring


[Diambil dari Kepustakaan 13]

Intervensi bedah diperlukan jika terapi konservatif tidak efektif lagi,


terutama pada kasus-kasus lanjut di mana telah terjadi perlengketan pada
tendon sheath. Prosedur operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut
3,10,12,13
:
Digunakan anestesi lokal dan turniket. Setelah kulit disterilkan,
gunakan turniket dan infiltrasi kulit pada daerah kompartemen dorsal
pertama dengan menggunakan anestesi lokal secukupnya. Lalu, dibuat insisi
pada kulit mulai dari dorsal ke volar dalam arah transversal-oblik, sejajar
dengan lipatan-lipatan kulit melewati daerah yang lunak dari kompartemen
dorsal pertama. Insisi longitudinal dianjurkan untuk membuat area yang
lebih panjang di mana skar kulit mungkin saja melekat pada nervus
kutaneus dan tendon. Tindakan diseksi tajam hanya sampai pada lapisan
dermis dan tidak sampai ke lapisan lemak subkutaneus, menjauhi cabang-
cabang nervus radialis superfisialis. Setelah menarik tepi kulit, gunakan
diseksi tumpul pada lemak subkutaneus. Kemudian, cari dan lindungi
cabang-cabang sensoris dari nervus radialis superfisialis, biasanya terletak
27

di bagian dalam dari vena-vena superfisialis. Kenali tendon proksimal


sampai penyempitan ligamen dorsal dan tendon sheath, kemudian buka
kompartemen dorsal pertama pada sisi dorsoulnar. Dengan ibu jari yang
abduksi dan pergelangan tangan yang fleksi, angkat tendon otot abduktor
polisis longus dan otot ekstensor polisis brevis dari tempatnya. Jika tendon
otot-otot tersebut sulit untuk dibebaskan, carilah additional “aberrant”
tendons dan kompartemen-kompartemen yang terpisah. Kemudian, tutup
insisi kulit dan gunakan balutan dengan tekanan yang rendah.12,13

Gambar 28. Teknik operasi pada De Quervain’s Syndrome


[Diambil dari Kepustakaan 12]

J. Prognosis
Prognosis penyakit ini umumnya baik. Pada kasus-kasus dini,
biasanya berespon dengan baik pada terapi konservatif. Sedangkan, pada
kasus-kasus lanjut dan tidak memberikan respon yang baik dengan terapi
konservatif, dilakukan tindakan bedah untuk dekompresi pada kompartemen
dorsal pertama dari pergelangan tangan. Umumnya, berlangsung dengan
baik, morbiditas dapat terjadi jika terjadi komplikasi pasca operasi misalnya
adhesi tendo atau subluksasi volar tendon.1,6,8,9

Anda mungkin juga menyukai