A. Pendahuluan
De Quervain’s syndrome dikenal dengan beberapa macam cara
penulisan. Pada beberapa referensi, seperti pada kamus Dorland tertulis de
Quervain’s disease, pada kamus Stedman tertulis de Quervain disease, pada
kamus M-W medical dictionary tertulis de Quervain’s disease dan pada
kamus Wikipedia tertulis de Quervain’s syndrome. Sebagian besar referensi
menuliskan penyakit ini dengan de Quervain’s disease. Penyakit ini disebut
juga dengan de Quervain’s tenosynovitis atau de Quervain’s syndrome.
Ada pula yang menyebut penyakit ini dengan nama washerwoman’s sprain
karena lebih banyak menyerang wanita daripada pria.1,2,3
De Quervain’s syndrome dinamakan sesuai dengan nama orang yang
pertama kali mendeskripsikan penyakit ini, yaitu Fritz de Quervain (1868-
1940). De Quervain’s syndrome merupakan penebalan reaktif atau
peradangan dari selaput tendon yang berada di sarung sinovial yang
menyelubungi ekstensor policis brevis dan abduktor policis longus.1,2
Angka kejadian di USA untuk penyakit ini relatif diantara orang-
orang dengan aktivitas yang menggunakan tangan berulang-ulang, seperti
pekerja pemasangan bagian-bagian mesin tertentu dan sekretaris. Mortalitas
tidak berhubungan dengan kondisi penyakit ini. Beberapa morbiditas yang
dilaporkan mungkin terjadi pada pasien dengan riwayat nyeri progresif di
mana berhubungan dengan aktivitas yang memerlukan penggunaan tangan
yang terkena. De Quervain’s syndrome lebih banyak diderita oleh orang
dewasa dibanding pada anak-anak.4
Penyakit ini sering terjadi pada kedua tangan. Ada 11.332 kasus
tenosinovitis de Quervain di Amerika Serikat dalam populasi berisiko
12.117.749 orang per tahun. Wanita memiliki tingkat signifikan lebih tinggi
terkena tenosinovitis de Quervain sebesar 2,8 kasus per 1.000 orang per
tahun, dibandingkan dengan laki-laki di 0,6 per 1.000 orang per tahun. Usia
lebih dari 40 merupakan faktor risiko yang signifikan, dengan kategori usia
1
2
ini menunjukkan tingkat 2,0 per 1.000 orang per tahun dibandingkan dengan
0,6 per 1.000 orang dengan usia di bawah 20 tahun. Ada juga perbedaan ras,
kulit hitam menunjukkan pada 1,3 per 1.000 orang per tahun dibandingkan
dengan orang kulit putih (0,8 per 1.000 orang per tahun).1,3
Hingga saat ini belum ditemukan adanya korelasi yang nyata antara
insiden de Quervain’s syndrome dengan sejumlah ras tertentu. Meskipun
penyakit seperti ini sering dijumpai pada pria dan wanita, tetapi de
Quervain’s syndrome menunjukkan jumlah yang signifikan di mana lebih
banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria. Beberapa sumber
bahkan memperlihatkan rasio yang sangat tinggi pada wanita dibandingkan
pada pria, yaitu 8:1. Menariknya, banyak wanita yang menderita de
Quervain’s syndrome selama kehamilannya atau selama periode post
partum.5,6
B. Anatomi Tangan
1. Tulang dan Sendi
Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi
dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari
tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi
geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunatum, triquetrum,
piriformis, trapezium, trapezoid, capitatum, dan hamatum.7
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan
tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal
tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan
metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi
pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan
ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan
memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang
metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang
sesamoid.6,7
Tulang-tulang phalangs adalah tulang-tulang jari, terdapat 2
phalangs di setiap ibu jari (phalangs proksimal dan distal) dan 3 di
3
Lima katrol annular dan tiga kateter salib secara khas yaitu
katrol A1, A3, A5 berasal dari pelat palmar dari MCP, PIP, dan sendi
DIP, masing-masing. Katrol A2 dan A4 masing-masing berasal dari
falang proksimal dan tengah.A2 panjangnya 17 mm (katrol terpanjang).
Katrol A2 dan A4 adalah katrol terkuat dan terpenting, secara
biomekanis; ekskursi tendon diperlukan untuk digital aktif penuh dan
fleksi pergelangan tangan ditingkatkan minimal selama katrol A2 A4
utuh.7
3. Persarafan
Semua saraf yang bepergian ke tangan menyeberangi pergelangan
tangan. Tiga saraf utama mulai bersama di bahu: saraf radial, saraf
median, dan saraf ulnaris . Saraf ini membawa sinyal dari otak ke otot-
otot yang menggerakkan lengan, tangan, jari, dan ibu jari. Saraf juga
membawa sinyal kembali ke otak tentang sensasi seperti sentuhan, nyeri,
dan suhu.9
Saraf radialis berjalan di sepanjang tepi jempol-sisi lengan
bawah. Ini wraps sekitar akhir tulang jari-jari ke bagian belakang
9
tangan. Ini memberi sensasi ke bagian belakang tangan dari ibu jari ke
jari ketiga. Hal ini juga pergi ke belakang ibu jari dan hanya di luar buku
jari utama dari permukaan belakang cincin dan jari tengah.7,9
Saraf median perjalanan melalui sebuah terowongan dalam
pergelangan tangan disebut carpal tunnel . Saraf median memberikan
sensasi ke sisi telapak ibu jari, jari telunjuk, jari panjang, dan setengah
dari jari manis. Ini juga mengirimkan cabang saraf untuk
mengontrol otot-otot tenar jempol. Otot-otot tenar membantu
memindahkan ibu jari dan membiarkan Anda menyentuh pada jempol ke
ujung setiap jari masing-masing di sisi yang sama, gerakan yang
disebut oposisi.7,8
Saraf ulnaris bergerak melalui terowongan terpisah, yang
disebut kanal Guyon . Terowongan ini dibentuk oleh dua tulang karpal
(yang berbentuk kacang dan bengkok ), dan ligamentum yang
menghubungkan mereka.Setelah melewati kanal, cabang-cabang saraf
ulnar keluar untuk memasok perasaan ke jari kelingking dan setengah jari
manis. Cabang-cabang saraf ini juga memasok otot kecil di telapak dan
otot yang menarik ibu jari ke arah telapak tangan.8,9
Saraf yang melakukan perjalanan melalui pergelangan tangan
tunduk masalah. Konstan membengkokkan dan meluruskan dari
pergelangan tangan dan jari dapat menyebabkan iritasi atau tekanan pada
saraf di dalam terowongan dan menyebabkan masalah seperti nyeri,
kesemutan, dan kelemahan pada tangan, jari, dan ibu jari.7,8,9
10
D. Epidemiologi
De Quervain’s syndrome atau de Quervain’s tenosynovitis lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pria dengan rasio 8:1, terutama terjadi
pada wanita usia pertengahan. Pasien biasanya mempunyai riwayat sering
12
trauma akut pada ibu jari mereka dan sebagian lainnya tidak menyadari
keluhan ini sampai terjadi nyeri yang lambat laun makin menghebat.12
Nyeri terjadi saat digerakkan ke arah ulnar deviasi wrist joint, fleksi
yang disertai adduksi ibu jari atau adduksi ibu jari. Nyeri juga terjadi akibat
kelelahan dengan kurangnya kekuatan untuk menggenggam serta
kemampuan menjepit. Pembengkakan biasanya terlihat pada kondisi yang
bersifat kronik. Terdapat riwayat kegiatan yang berulang, seperti
pemangkasan mawar atau memeras pakaian. Kadang dapat dijumpai
pembengkakan di ujung distal radius (sekitar 1-2 cm proksimal dari styloi
radius), selubung tendon terasa tebal serta keras dan rasa baal pada dorsal
ibu jari dan telunjuk (oleh karena iritasi saraf di atas tendon sheath).
Terdapat sensasi catching atau snapping saat menggerakkan ibu jari. Untuk
itu perlu ditanyakan kepada pasien apa pekerjaan mereka karena hal tersebut
akan memberikan kontribusi sebagai onset dari gejala tersebut khususnya
pada pekerjaan yang menggunakan jari-jari tangan. Riwayat penyakit lain,
seperti pada rheumatoid arthritis dapat menyebabkan pula deformitas dan
kesulitan menggerakkan ibu jari. Pada kasus-kasus dini, nyeri ini belum
disertai edema yang tampak secara nyata (inspeksi), tapi pada kasus-kasus
lanjut tampak edema terutama pada sisi radial dari polluks.13
Lokasi De Quervain’s syndrome ini adalah pada kompartemen dorsal
pertama pada pergelangan tangan. Kompartemen dorsal pertama pada
pergelangan tangan termasuk di dalamnya adalah tendon otot abduktor
policis longus (APL) dan tendon otot ekstensor policis brevis (EPB). Pasien
dengan kondisi yang seperti ini biasanya datang dengan nyeri pada aspek
dorsolateral dari pergelangan tangannya dengan nyeri yang berasal dari arah
ibu jari dan/atau lengan bawah bagian lateral.13
Pada pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada daerah prosesus
stiloideus radius, kadang-kadang dapat dilihat atau dapat teraba nodul akibat
penebalan pembungkus fibrosa pada sedikit proksimal prosesus stiloideus
radius, serta rasa nyeri pada adduksi pasif dari pergelangan tangan dan ibu
jari.13
15
jepitan kedua tendo di atas disebut tes Finkelstein positif. Tes ini dilakukan
untuk menentukan ada atau tidaknya penyempitan di terowongan
ligamentum dorsal pergelangan tangan yang dilintasi selubung tendon
abduktor policis longus dan ekstensor policis brevis.12,13
Lakukan tes Finskelstein secara bilateral untuk membandingkan
dengan bagian yang tidak terkena. Hati-hati memeriksa ”the first
carpometacarpal (CMC) joint” sebab bagian ini dapat menyebabkan tes
Finskelstein positif palsu.6 Selain dengan tes Finkelstein harus diperhatikan
pula sensorik dari ibu jari, refleks otot-otot, dan epikondilitis lateral
pada tennis elbow untuk melihat sensasi nyeri apakah primer atau
merupakan referred pain. 11,12,13,14
Gambar 14. Posisi tangan saat dilakukan Tes Finkelstein (Anonim, 2012)
[Diambil dari Kepustakaan 13]
17
sendi karpal radial akan memiliki rentang pergelangan tangan terbatas gerak
dan nyeri tekan pada sendi karpal radial dan bukan kompartemen ekstensor
punggung pertama.11
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk menunjang
diagnosis penyakit ini. Kadang dilakukan pemeriksaan serum untuk melihat
adanya faktor rheumatoid untuk mengetahui penyebab penyakit ini, tetapi
hal ini juga tidak spesifik karena beberapa penyakit lain juga menghasilkan
faktor rheumatoid di dalam darahnya. 3,10,14
Pemeriksaan radiologi secara umum juga tidak ada yang secara
spesifik menunjang untuk mendiagnosis penyakit ini. Akan tetapi,
penemuan terbaru dalam delapan orang pasien yang dilakukan
ultrasonografi dengan transduser 13 MHz resolusi tinggi diambil potongan
aksial dan koronal didapatkan adanya penebalan dan edema pada tendon
sheath. Pada pemeriksaan dengan MRI terlihat adanya penebalan
pada tendon sheath tendon otot ekstensor polisis brevis dan otot abduktor
polisis longus. Pemeriksaan radiologis lainnya hanya dipakai untuk kasus-
kasus trauma akut atau diduga nyeri oleh karena fraktur atau
osteonekrosis.10,11
H. Diagnosis Banding
1. Intersection síndrome, di mana tenosynovitis terjadi pada tendon dari
kompartemen dorsal pertama (tendon otot ekstensor polisis brevis dan
otot abduktor polisis longus) sampai ke tendon dari kompartemen
dorsal kedua (otot ekstensor karpi radialis longus dan otot ekstensor
karpi radialis brevis) dengan gejala nyeri dan inflamasi pada bagian
distal pada daerah dorsolateral dari lengan bawah. Nyeri pada penyakit
ini lebih kurang di daerah lateral dibandingkan pada De Quervain’s
syndrome.1,2,8
2. Carpal Tunnel Syndrome, di mana pada penyakit ini dirasakan nyeri
pada ibu jari tangan. Nyeri ini tidak hanya dirasakan pada ibu jari
tangan, akan tetapi dapat ke seluruh pergelangan tangan bahkan dapat
sampai ke lengan. Carpal Tunnel Syndrome adalah kumpulan gejala
20
- Fisioterapi
Dengan memberikan modalitas terapi berupa stimulasi listrik
TENS untuk mengurangi nyeri dan terapi panas SWD yang juga
digunakan untuk mengurangi nyeri, serta mengurangi inflamasi yang
terjadi.
- Ortotik-Prostetik
Dengan memberikan splint untuk mengistirahatkan ibu jari dan
pergelangan tangan.
J. Prognosis
Prognosis penyakit ini umumnya baik. Pada kasus-kasus dini,
biasanya berespon dengan baik pada terapi konservatif. Sedangkan, pada
kasus-kasus lanjut dan tidak memberikan respon yang baik dengan terapi
konservatif, dilakukan tindakan bedah untuk dekompresi pada kompartemen
dorsal pertama dari pergelangan tangan. Umumnya, berlangsung dengan
baik, morbiditas dapat terjadi jika terjadi komplikasi pasca operasi misalnya
adhesi tendo atau subluksasi volar tendon.1,6,8,9