Anda di halaman 1dari 3

Kerajaan Balok (Belitung)

August 8, 2012 | astinurdiah

A. Letak Kerajaan Balok

Sekitar abad ke-17 berdirilah sebuah kerajaan di daerah sekitar Balok, atau lebih dikenal dengan Kerajaan
Balok. Kerajaan Balok merupakan Kerajaan pertama di Pulau Belitung.Kerajaan Balok bertempat diantara
Sungai Balok dan Sungai Gombak. Jarak antara Sungai Balok dengan Sungai Gombak Kurang lebih kira-kira
500M. Luas lokasi Kerajaan Balok ini kurang lebih 40 hektar.Sungai Gombak merupakan anak dari sungai
Balok. Tetapi jika dibandingkan dengan sungai Gombak, sungai Balok lah yang sangat penting karena letak
kerajaan Balok ini ada dipinggir sungai Balok dan sungai ini ada sampai di sepanjang Balok baru (Tebing
Tinggi).Pendatang dari luar Pulau Belitung biasanya sering mencari sungai yang bisa dilalui seperti, sungai
Brang (sungai Cerucok), sungai Kubu, Sungai Buding, Sungai Manggar, Sungai Lenggang, Sungai Semuluk dan
Sungai Balok.Di pinggir sungai Balok mulai dari tempat Kerajaan sampai ke tempat paling ujung sungai Balok
masih terdapat sisa-sisa masyarakat bertempat tinggal, mereka juga mencari penghidupan di sekitar
pemukimannya. Pencariaan masyarakat balok waktu itu adalah Bertani(berladang). Padi Inilah yang paling
diunggulkan, selain itu mereka juga berkebun lada dan Palawija. Selain mengurus ladang dan kebun-kebunnya
mereka juga mencari hasil hutan seperti rotan, damar, dan Gaharu. Sebagian masyarakat juga ada yang
melakukan kegiatan menambang untuk mencari Satam, Biji Timah, Intan dan lain-lain.Jadi, Belitung termasuk
salah satu pulau yang mempunyai potensi hasil alam yang baik, maka dari itu ada dari beberapa bangsa asing
yang datang ke Belitung untuk membeli hasil-hasil hutan, bumi dan lain-lain. Bangsa yang pertama kali datang
ke Belitung adalah Bangsa Belanda yang dipimpin oleh Van hoq..

B. Pendiri Kerajaan Balok


Kerajaan Balok berdiri pada tahun 1616-1619, yang didirikan oleh:
a. Datuk Mayan Gresik (Ki Rungo Yudo)
b. K.A.Gedeh Ja’kub (Cakraningrat I)
c. Raja Palembang yang didukung Pajang, Mataram, dan Demak.

C. Periode Pemerintahan Kerajaan Balok


* Periode Pemerintahan di Balok Lama
1. K.A Gedeh Ja’kub Cakraninggrat I (1618-16610)
K.A Gedeh Ja’kub menikah atau dinikahkan dengan putri Ki Rungo Yudo yang bernama N.A Siti Kusuma,
dengan mas kawin 200 rupiah dan seorang budak. Pernikahan ini demeriahkan 7 hari 7 malam, dan pada saat
itulah ditampilkan semua kesenian yang ada di Belitung, seperti Pencak silat, Hadera, Rebab, Gambus, Betiong
(Bepantun), Begasing dan lain-lain.Setelah 7 hari, maka diundanglah seluruh masyarakat Belitung di Balai
penghadapan (di Balok lama sekarang). Kemudian setelah seluruhnya berkumpul, maka Ki Rungo Yudo
mengumumkan bahwa K.A Gedeh Ja’kub sebagai Raja Balok (Belitung) atas perintah Raja Palembang,
Mataram dan Demak.Setelah beberapa lama kemudian K.A Gedeh Ja’kub disuruh mertuanya yaitu Ki Rungo
Yudo menghadap Raja Mataram. Oleh pejabat Mataram K.A Gedeh Ja’kub diberi penghargaan yaitu Payung
Mas, Meriam besar dan kecil, Tombak Berambu, Bendere bermacam warna dan Cap Kerajaan. Lebih dari itu
beliau di beri gelar, yaitu “Depati Cakraningrat” itulah cikal bakal gelar untuk silsilah keturunan Raja Balok.

2. K.A Mending Cakraningrat II (1661-1675)Menikah dengan N.A Siti dikaruniai 2 orang anak, yaitu:
– K.A Bastam (Depati Galong)
– N.A Mudak
Pada pada masa pemerintahan K.A Mending mengalami pamindahan kekuasaan dari Balok lama ke Balok
baru, dengan alasan serangan dari lanun (Bajak Laut).
* Periode Pemerintahan di Balok Baru
1. K.A Mending Cakraningrat II
Berkuasa di Balok baru selama 21 tahun (1675-1696).

2. K.A Gending Cakraningrat III


Menjalankan pemirintahan selama 4 tahun (1696-1700) beliau dikaruniai 2 orang anak , yaitu:
– K.A Syasif
– N.A Ma’ijah
K.A Syasif ini tidak ingin menjadi seorang raja melainkan beliau ingin mendalami ilmu islam dan akhirnya
beliau menjadi seorang pengguluh dan beliau merupakan pengguluh pertama si Pulau Belitung.
Itulah sebabnya pada saat K.A Gending wafat yang menggantikannya bukan anak beliau melainkan anak dari
K.A Mending yaitu K.A Bastam.
K.A Gending meninggal di Pulau Jawa saat beliau menuntut ilmu Ketatanegaraan di Mataram dan
dimakamkan di pemakaman Jawa Barat.

3. K.A Bastam Cakraningrat IV


Memerintah selama 40 tahun yaitu 1700-1740. Beliau menikah dengan seorang putri yaitu Putri Junung Lapuk
Jangar dan menurut sejarah beliaulah Raja yang paling sakti dari sekian banyak Raja Balok. Dengan
kesaktiannya beliau dapat menundukkan makhluk2 halus.

4. K.A Abudin Cakraningrat V


Memerintah selama 15 tahun (1740-1755)

5. K.A usman Cakraningrat VI


Memerintah di balok baru selama 1 tahun. Pada masa pemerintahan beliau pusat pemerintahan dan kerajaan
mengalami pemindahan dari Balok baru ke Cerucuk. (Tidak diketahui secara pasti pada saat itu apa yang
menyebabkan terjadinya pemindahan pusat kerajaan).

* Periode Pemerintahan di Cerucuk (92 tahun)


1. K.A Usman Cakraningrat VI (1756-1786)
2. K.A Hatam Cakraningrat VII (1785-1815)
3. K.A Rahad Cakraningrat VIII (1817-1854)

* Periode Pemerintahan di Tanjung Pandan (28 tahun)


1. K.A Mohammad Saleh Cakraningrat IX (1856-1873)
2. K.A Indek Kepala Distrik (1879-1890)

Setelah K.A Indek Kepala Distrik sebenarnya masih ada raja-raja lainnya tapi, karena pada saat itu Belitung
(Indonesia) di jajah Belanda maka pemerintahan tersebut tidak lagi dalam bentuk Kerajaan. D. Penyebab
Runtuhnya Kerajaan BalokKerajaan Balok runtuh disebabkan oleh pengaruh penjajahan Belanda, kerena pada
saat itu gelar K.A dan Cakraningrat tidak diakui lagi, kemudian diganti dengan sebutan Kepala Distrik.

E. Masa Kejayaan Kerajaan Balok


Kerajaan Balok mengalami masa kejayaan yaitu pada masa pemerintahan K.A Bastam Cakraningrat IX (1700-
1740).Beliau ini terkenal dekat dengan masyarakat sehingga beliau disenangi oleh masyarakat dan karena
kesaktiaannya pada masa itu masyarakatnya mengalami kemakmuran.Pada masa beliau ini beliau membagi
beberapa wilayah kerajaan, atas beberapa “Ngabehi”:
1. Ngabehi Badau (Tanah Yuda)
2. Ngabehi Sijuk (Magsa Yuda)
3. Ngabehi Belantu (Sura Yuda)
4. Ngebehi Buding (Istana Yuda)
“Ngebehi” merupakan pembagian kekuasaan setingkat dengan kecamatan.Seiring dengan berjalannya waktu,
ngabehi tersebut tidak mau lagi di bawah kekuasaan Balok dan pada akhirnya membuat kerajaan sendiri

F. Penyebaran Agama
Penyebaran agama pada masa kerajaan Balok sangat pesat pada masa pemerintahan K.A Bastam
Cakraningrat IV. Dengan datangnya beberapa ulama dari Pasai (Aceh) seperti Syeh Hasim Bin Abdullah atau
Syeh Abu Bakar Abdullah melalui sungai Buding. Syeh Abu Bakar Abdullah ini mempunyai seorang murid yaitu
Tuk Kundo. Kedatangannya ini tidak mendapat sambutan yang baik oleh masyarakat Buding. Karena hal itu
kemudian beliau pindah ke Badau dan mendirikan Mesjid petama di Badau. Setelah bertahun-tahun
menyebarkan agama islam di Belitung beliau selalu mendapat sambutan baik dan pada akhirnya K.A Bastam
tidak begitu di pandang lagi oleh masyarakat, akhirnya K.A Bastam membunuh Syeh Abdullah, tepatnya di Air
Batu, Buding dan jenazahnya dimakamkan di hulu sungai Air Batu Buding.Kemudian dipindahkan di Gunung
Tajam oleh masyarakat, kerena sebelumnya beliau pernah berwasiat kepada Tuk Kundo yaitu jika beliau
meninggal beliau ingin dikuburkan diantara bumi dan langit.

G. Masa Kemudruran Kerajaan Balok


Pada masa K.A Abudin Cakraningrat V (1740-1755) Kerajaan Balok mengalami kemunduran karena K.A Abudin
terkenal congkak dan angkuh, dan pada akhirnya beliau tidak disenangi oleh rakyatnya, sehingga jabatannya
ditarik oleh Raja Palembang.

H. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Balok


-Badau -Buding
-Belantu -Tanjung Pandan
-Sijuk

I. Golongan Masyarakat pada Masa Kerajaan Balok


Pada masa Kerajaan Balok diperkirakan ada 3 suku yang mendiami Pulau Belitung, yaitu Darat, Sekak, dan
Jurun. Darat merupakan penduduk asli yang ada di Belitung, sedangkan Sekak dan Jurun merupakan
penduduk yang datang dari luar Belitung, akan tetapi sudah lama tinggal/berdiam di Belitung, dan mereka
merasa Belitung juga merupakan tanah nenek moyang mereka.
Tidak ada catatan pasti menegnai jumlah orang darat pada masa pemerintahan kerajaan Balok, kecuali yang
tertulis dalam catatan Depati tahun 1851 dalam catatan tersebut tertulis bahwa orang Darat berjumlah 3.531.
yang tersebar di Tanjung Pandan, Buding, Badau, dan Belantu.
Kedua orang laut berlawanan dengan orang darat. Orang laut yang dikenal juga dengan sebutan Sekak, sekat
atau Sika (Orang Belanda menyebutnya Sekah) yang tinggal di dalam rumah perahu di perairan Belitung, baik
di Sungai maupun di tepi laut. Mereka sebenarnya menolak dengan sebutan sekak, karena berkonotasi
negatif, (Primitif atau terbelakang) dan lebih suka menyebut diri mereka sebagai Manih Bajah (Keturunan
Bajak laut). Meskipun akhirnya sering disebut Suku Sawang.

J. Keterlibatan Para Pedagang dari Luar Negeri terhadap Kerajaan Balok


Pada masa kerajaan Balok keterlibatan pedagang dari luar negeri sudah sangat pesat yaitu dari Cina dan Arab,
dengan ditemukannnya tembikar dari masa Dinasti Ming abad ke-17 disekitar daerah Kepenai, Buding,
Kampit, dan lain-lain.Pada masa Depati Cakraningrat VII 1785-1815 (K.A Hatam) wilayah Belitung lebih banyak
lagi disinggahi bangsa Cina yang banyak membawa Tembikar kemudian ditukar dengan hasil alam dan hasil
tambang Belitung. Dan kemudian masyarakat Belitung telah mengenal penukaran dengan mata uang Cina.K.
Hubungan Kerajaan Balok dengan Palembang, Mataram, dan DemakKerajaan Balok memepunyai hubungan
yang erat dengan raja Palembang, Mataram, Demak. Salah satu contohnya adalah dengan menggunakan gelar
K.A (Ki Agus) dan N.A (Nyi Ayu). Hubungan yang lainnya adalah kerajaan Palembang yang sering membantu
Kerajaan Balok dalam beberapa hal seperti, Ketata kerajaan, Ekonomi, Pasukan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai