Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PARAMETER STATISTIK BUTIRAN SEDIMEN

DASAR PADA SUNGAI ALAMIAH


(Studi Kasus Sungai Krasak Yogyakarta)
Junaidi1), Restu Wigati 2)
1)
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. H.Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telepon 081325768904
Email : jun_tspoli@yahoo.com
2)
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jend Sudirman km 3 Cilegon, Banten 42435
Email : jurnalfondasi@ft-untirta.ac.id

Abstract
Natural rivers are characterized by a meandering channel with multiple grain-size
bed and unsteady flow. Among some of the properties of the sediment grains, the
size of the sediment is one of nature's most important and widely used in
sedimentation engineering. Grain size greatly affects the easy presence and extent of
sediment transported. To study the characteristics of bed material on the sediment
transport, various studies have been conducted. This paper examines statistical
parameters of grain on the sediment transport from a natural river (River Krasak,
Yogyakarta). Variables studied include the classification of grain size, mean
(average), standard deviation (sorting), skewness, and kurtosis. Based on the
statistical parameters of grain size, the results from three stations showed that bed
materials of Krasak 1 are characterized by gravel mode, very poorly sorted, and
distributed platikurtic negative skewness. Types of samples are polymodal. Bed
materials of Krasak 2 are characterized by the mode of sand, and poorly sorted, and
distributed platikurtic very positive skewness. Type of samples are bimodal. While
the bed material of Krasak 3 are characterized by sand mode and poorly sorted, and
distributed platikurtic very positive skewness. Types of samples are polymodal

Kata kunci : sungai alamiah, parameter statistik butiran, mean, sorting, skewness,
kurtosis, platikurtic, bimodal, polymodal

PENDAHULUAN penyusun material dasar sungai juga


Sungai-sungai alamiah dicirikan oleh sangat tidak teratur, dari yang
alur yang berkelok dengan berbagai berbentuk mendekati bulat sampai
ukuran butiran sedimen dasar dan aliran dengan bentuk yang sangat pipih,
yang tidak tetap. Diantara beberapa sehingga tidak mudah untuk
sifat butiran sedimen, ukuran sedimen mendefinisikan ukuran dari butiran
merupakan salah satu sifat yang paling yang mempunyai bentuk sangat tidak
penting dan banyak digunakan dalam teratur tersebut.
bidang teknik sedimen. Ukuran butiran Untuk mempelajari pengaruh
sangat mempengaruhi mudah tidaknya karakteristik material dasar tersebut
serta banyak sedikitnya sedimen yang pada angkutan sedimen, berbagai kajian
ditranspor. Bentuk butiran sedimen telah dilakukan, diantaranya dengan

46
menawarkan konsep ukuran material sedimen dasar dari sungai
representatif material dasar. Ukuran alamiah (Sungai Krasak, Yogyakarta).
representatif yang secara umum Variasi yang diuji dalam penelitian
digunakan berdasar pada : (1) diameter meliputi klasifikasi ukuran butiran,
median material dasar, d50; (2) diameter mean (rata-rata), standar deviasi
material dasar, d35, sebagaimana (sorting), skewness, dan kurtosis.
diusulkan Einstein (1950) dan Acker Melalui penelitian ini diharapkan dapat
and White (1973); (3) diameter rata-rata meningkatkan wawasan dan
yang didefinisikan oleh Meyer-Peter memberikan masukan pada ilmu
and Muller (1948) sebagai dm = pengetahuan dimana karakter fisik
∑∆Pbidi, dimana ∆Pbi adalah fraksi dari material sedimen merupakan salah satu
material dasar untuk ukuran fraksi i, variabel yang sangat mempengaruhi
dan di adalah diameter representatif dari perilaku aliran sedimen sehingga dapat
material dasar pada ukuran fraksi i; dan memberikan masukan berharga dalam
(4) kecepatan jatuh rata-rata yang upaya pengelolaan sungai.
didefinisikan oleh Han (1980) sebagai Klasifikasi ukuran butiran yang
ωm = (∑∆Pbiωim)1/m, dimana ωi adalah digunakan oleh para ahli hidraulika
kecepatan jatuh partikel ukuran di, dan menurut AGU (American Geophysical
Faktor ketidakseragaman Union) adalah seperti ditunjukkan pada
sedimen yang ditunjukkan sebagai Tabel 1 di bawah. Material sedimen
d90/d30 telah digunakan oleh Jaeggi yang mempunyai penyebaran kecil dan
(1995) untuk menghitung pengaruh mempunyai ukuran yang dianggap
distribusi ukuran butiran. Sementara sama dalam sebuah fraksi sering
itu, koefisien gradasi yang didefinisikan dinamakan sebagai material uniform
sebagai G = 0,5(d84/d50+d50/d16) telah (seragam), sedangkan material sedimen
digunakan oleh Shen and Rao (1991), yang mempunyai penyebaran besar
dimana dp adalah diameter dimana p dinamakan sebagai material non
persen dari material dasar adalah lebih uniform (tidak seragam).
halus. Faktor d90/d30, G, dan lainnya Kurva frekuensi dari beberapa
yang menggambarkan gradasi sampel material sedimen biasanya
campuran dipercaya menjadi signifikan memiliki satu puncak kurva (unimodal)
pada angkutan sedimen karena dan sebagian yang lain memiliki dua
menunjukkan luasnya ragam bentuk puncak kurva (bimodal). Dalam
dan rentang ukuran partikel dimana beberapa kasus tertentu kadang-kadang
secara signifikan ada pada material dijumpai distribusi frekuensi dengan
dasar. jumlah puncak (nilai maksimum) lebih
Dalam penelitian ini, dipelajari dari dua, dimana kurva semacam ini
parameter statistik butiran pada disebut kurva polymodal.
angkutan sedimen dasar dengan

Analisis Parameter Statistik Butiran Sedimen…(Junaidi1), Restu Wigati2)) 47


Tabel 1. Klasifikasi ukuran butiran menurut AGU (American Geophysical Union).
Interval/range Nama Interval/range Nama
(mm) (mm)
4096 - 2048 Batu sangat besar 1/2 - 1/4 Pasir sedang
(Very Large Boulders) (Medium Sand)
2048 - 1024 Batu besar 1/4 - 1/8 Pasir halus
(Large Boulders) (Fine Sand)
1024 - 512 Batu sedang 1/8 - 1/16 Pasir sangat halus
(Medium Boulders) (s/d 0.0625 mm) (Very Fine Sand)
512 - 256 Batu kecil 1/16 - 1/32 Lumpur kasar
(Small Boulders) (Coarse Silt)
256 - 128 Kerakal besar 1/32 - 1/64 Lumpur sedang
(Large Cobbles) (Medium Silt)
128 - 64 Kerakal kecil 1/64 - 1/128 Lumpur halus
(Small Cobbles) (Fine Silt)
64 - 32 Kerikil sangat kasar 1/128 - 1/256 Lumpur sangat halus
(Very Coarse Gravel) (Very Fine Silt)
32 - 16 Kerikil kasar 1/256 - 1/512 Lempung kasar
(Coarse Gravel) (Coarse Clay)
16 - 8 Kerikil sedang 1/512 - 1/1024 Lempung sedang
(Medium Gravel) (Medium Clay)
8-4 Kerikil halus 1/1024 - 1/2048 Lempung halus
(Fine Gravel) (Fine Clay)
4-2 Kerikil sangat halus 1/2048 - 1/4096 Lempung sangat halus
(Very Fine Gravel) (Very Fine Clay)
2-1 Pasir sangat kasar Koloid
(Very Coarse Sand)
1 - 1/2 Pasir kasar
(Coarse Sand)
(Sumber : Garde & Raju, 1985)

Untuk material kasar (coarse yang terbentuk karena karakteristik


gravel) kurva distribusinya biasanya transpor yang berbeda.
mempunyai tipe bimodal, sedangkan Parameter-parameter ukuran
untuk material pasir (sand) kurva butir meliputi d5, d16, d25, d50, d75, d84,
distribusinya mempunyai tipe d85, d90 dan d95. Penentuan besaran
unimodal. Dalam hal kurva frekuensi nilai-nilai parameter ini dihitung
berupa bimodal maupun polymodal berdasarkan kurva distribusi ukuran
pada umumnya ukuran butiran pada partikel komulatif pada kertas
puncak pertama selalu 16 sampai 32 probabilitas antara dua pasangan data
kali lebih besar dibandingkan dengan yang diketahui pada ukuran ayakan
ukuran butiran pada puncak berikutnya. dalam satuan ϕ dan nilai persentilnya.
Salah satu kemungkinan penyebabnya Untuk ukuran kelas partikel dalam
adalah karena sampel terdiri dari dua satuan mm, perhitungannya
atau lebih populasi butiran berbeda membutuhkan interpolasi logaritmik.

48 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 46-57


Perhitungannya adalah sebagai berikut Grafik rata-rata geometrik
(Jackson and Richardson, 2007) : pendekatan akar kuadrat adalah akar ke
n dari perkalian n bilangan. Untuk
(1) distribusi ukuran partikel, rata-rata
geometrik secara umum dihitung dari
akar kuadrat dua persentil dalam mm
(2) (Yang, 1996) sebagai berkut.

(5)
dimana y2 and y1 adalah dua nilai dari
frekuensi persen kumulatif di bawah
2. Standar Deviasi (Sorting)
dan di atas frekuensi kumulatif yang
Sedimen alamiah mempunyai
dicari yx. x2 and x1 adalah ukuran
suatu rentang ukuran partikel.
partikel dalam satuan φ yang sesuai
Penyebaran ukuran di sekitar ukuran
dengan frekuensi kumulatif y2 and y1.
rata-ratanya disebut sorting. Sedimen
Parameter-peremeter di dapat
dengan well-sorted menunjukkan
dihitung dalam satuan mm maupun ϕ.
penyebaran ukuran yang sempit, dan
Hitungan untuk konversi satuan dari
sedimen dengan poorly-sorted
mm ke ϕ adalah sebagai berikut.
menunjukkan penyebaran ukuran yang
lebar. Dalam praktek teknik sipil,
istilah-istilah ini memiliki arti yang
(3) berlawanan. Sedimen dengan well-
sorted adalah bergradasi jelek, dan
Sedangkan untuk konversi dari satuan sedimen dengan poorly-sorted adalah
ϕ ke mm dihitung dengan : bergradasi baik. Sedimen dengan well-
sorted cenderung makin seragam,
(4) sedangkan sedimen dengan poorly-
sorted cenderung makin tidak seragam
Distribusi ukuran partikel secara Folk & Ward (1957)
umum ditunjukkan dengan empat memasukkan range yang lebih luas dari
parameter (Yang, 1996) yaitu : kurva ukuran distribusi komulatif ke
1. Mean (Rata-rata) dalam analisis sorting dan menghitung
Mean (rata-rata) dapat dianggap sorting sebagai berikut :
sebagai pusat matematis dari
sekumpulan data. Mean / rata-rata dapat (6)
dihitung dengan berbagai pendekatan.
Mode, median dan mean adalah sama Folk & Ward (1957)
dalam sekumpulan data berdistribusi mengklasifikasikan derajat sorting
normal simetris (tidak miring), tetapi
sedimen dalam 7 kategori seperti dalam
tidak sama pada sedimen kerikil fluvial Tabel 2 berikut ini.
yang memiliki distribusi yang miring.

Analisis Parameter Statistik Butiran Sedimen…(Junaidi1), Restu Wigati2)) 49


sementara distribusi dengan kemiringan
Tabel 2. Klasifikasi derajat sorting positif adalah miring ke arah sisi tinggi
Sorting coefficient Characterization dari ekor distribusi. Derajat kemiringan
>4 Extremely poor distribusi dapat dilihat sebagai derajat
2–4 Very poor penyimpangan dari normalitas.
1-2 Poor Nilai terhitung untuk skewness
0,71 – 1 Moderate didasarkan pada persamaan dari Folk &
0,50 – 0,71 Moderately well Ward (1957) yang dikombinasikan
0,35 – 0,5 well dengan persamaan dari Inman (1952)
< 0,35 Very well sebagai berikut :
(Sumber : Folk & Ward, 1957)

3. Skewness
Distribusi normal adalah (7)
simetris di sekitar rata-rata dan tidak
miring ke arah sisi yang lain dari Koefisien skewness dari Folk & Ward
distribusi. Distribusi dengan (1957) dapat dikelompokkan ke dalam
kemiringan negatif adalah miring ke kategori seperti dalam Tabel 3 di bawah
arah sisi rendah dari ekor distribusi, ini.

Tabel 3. Klasifikasi nilai-nilai skewness


Skewness Description in terms of :
value φ-units Relative particle size
-0.3 to -1 very negatively skewed very skewed towards the fine side
-0.1 to -0.3 negatively skewed skewed towards the fine side
-0.3 to 0.1 nearly symmetrical nearly symmetrical
0.1 to 0.3 positively skewed skewed towards the coarse side
0.3 to 1 very positively skewed very skewed towards the coarse side
(Sumber : Folk & Ward , 1957)

4. Kurtosos menghitung kurtosis menggunakan ekor


Kurtosis menunjukkan dan kuartil dari distribusi :
kepuncakan atau kedataran distribusi
dalam perbandingan kepada distribusi (8)
normal. Ukuran ini tidak sering
digunakan untuk mengukur distribusi
Kurtosis dihitung dengan pendekatan
ukuran partikel pada sungai-sungai
oleh Folk & Ward (1957) yang
dengan dasar kerikil. Untuk distribusi
dikelompokkan ke dalam lima kategori
ukuran partikel dalam satuan φ, Folk &
seperti dalam Tabel 4 berikut ini.
Ward (1957) mengusulkan untuk

50 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 46-57


Tabel 4. Klasifikasi nilai-nilai kurtosis
Value Classification Explanation
< 0.67 very platykurtic very flat frequency distribution
0.67 - 0.90 platykurtic flat
0.90 - 1.11 mesokurtic not especially peaked, normal
1.11 - 1.50 leptokurtic highly peaked
> 1.50 very leptokurtic very highly peaked
(Sumber : Folk and Ward, 1957)

METODOLOGI PENELITIAN Universitas Gadjah Mada. Alat-alat


Penelitian dilakukan dengan yang digunakan dalam penelitian ini
melakukan studi eksperimental secara adalah sebagai berikut :
langsung mengenai fenomena 1. Sediment transport flume
angkutan sedimen bedload yang terjadi Merupakan satu set model
di laboratorium. Dalam penelitian ini saluran terbuka dengan dimensi flume
dilakukan beberapa variasi kemiringan panjang 10 m, lebar 0.6 m dan tinggi
dasar saluran dan variasi debit aliran. 0.8 m dengan dinding tembus pandang
Untuk variasi kemiringan dasar saluran yang terbuat dari kaca yang diletakan
data yang dipergunakan disesuaikan pada struktur rangka kaku dan dasar
dengan kondisi pengambilan sampel flume yang terbuat dari stainless steel.
material yang dipergunakan, yaitu : 2. Rigid Bed Hulu dan Hilir
1. Material dasar 1 : 0.02 ; 0.015 ; Rigid bed yang terpasang pada
dan 0.01 flume baik hulu dan hilir diperlukan
2. Material dasar 2 : 0.005 dan untuk memperkecil terjadinya
0.0031 perubahan konfigurasi dasar, karena
3. Material dasar 3 : 0.0007 ; apabila hal ini terjadi dapat
0.0005 ; 0.0003 dan 0.00015 menyebabkan aliran yang terjadi
Untuk masing-masing slope menjadi tidak seragam.
dilakukan percobaan dengan variasi
debit 5 lt/det sampai dengan 35 lt/det Bahan penelitian
dengan lama waktu percobaan 187 Bahan utama yang
detik sampai 426 detik. Jumlah dipergunakan dalam penelitian ini
running yang dilakukan sebanyak 40 terdiri dari dua macam, yaitu air dan
running. material sedimen alam yang diperoleh
dari Sungai Krasak dengan tiga variasi
Peralatan penelitian material dasar. Material dasar Krasak 1
Penelitian ini dilakukan di diambil dari lokasi berjarak 2 km dari
laboratorium Hidrologi dan Hidraulika puncak Merapi, material Krasak 2
Pusat Studi Ilmu Teknik (PSIT) diambil dari lokasi berjarak 7 km dari

Analisis Parameter Statistik Butiran Sedimen…(Junaidi1), Restu Wigati2)) 51


puncak Merapi (di desa Tempel, Progo), berjarak 15 km dari puncak
Sleman) dan material Krasak 3 diambil Merapi. Lokasi pengambilan material
dari bagian hilir sungai Krasak ini selengkapnya dapat dilihat pada
(sebelum menyatu dengan sungai Gambar 1 di bawah.

Lokasi material Puncak


Krasak 1
Merapi

Lokasi material
Krasak 2
U
Sungai
Krasak
Skala 1:50.000

Sungai
Progo
Lokasi material
Krasak 3

(Sumber : Hadisantono dkk, 2002)

Gambar 1. Lokasi pengambilan material dasar bahan uji di Sungai Krasak

Prosedur Pengujian Berbagai parameter yang diukur


Material dasar di isikan ke dalam selama running antara lain kemiringan
flume untuk dilakukan uji aliran. dasar saluran, debit aliran, kedalaman
Masing-masing material dasar yang muka air, lama waktu aliran, jumlah
digunakan telah terlebih dahulu angkutan bedload, dan suhu aliran.
dianalisis gradasi distribusi butiran serta Analisis butiran sedimen dilakukan
berat jenis (specific gravity). Material secara manual terhadap distribusi
yang diujikan di letakkan pada bagian butiran sedimen dasar awal dan
movable bed dengan ketebalan lapisan distribusi butiran sedimen terangkut
10 cm. berdasarkan hasil running.
Material dasar yang terangkut
akan tertampung di bagian hilir dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
alat penangkap sedimen. Untuk Distribusi Ukuran Butiran
pelaksanaan running selanjutnya harus Hasil analisa saringan untuk material
ditambahkan kembali material dasar Krasak 1, Krasak 2, dan Krasak 3
sebanyak material dasar yang terangkut adalah seperti pada Tabel 5 di bawah.
agar kondisinya selalu dalam keadaan Kemudian dari analisa saringan
sama. diperoleh distribusi butiran seperti yang

52 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 46-57


disajikan dalam grafik Gambar 2. Klasifikasi ukuran butiran yang
Setelah dilakukan analisa ayakan dan digunakan adalah klasifikasi dari The
penggambaran secara grafis hasil Subcommittee on Sediment Terminology
analisa distribusi ukuran butiran untuk of AGU (American Geophysical
masing-masing jenis butiran, Union). Ukuran butiran ditetapkan
selanjutnya dapat dilakukan pembacaan berdasarkan ukuran saringan (untuk
dan perhitungan terhadap parameter- butiran kasar) dan ukuran/diameter
parameter distribusi frekuensi ukuran sedimentasi (untuk butiran halus).
butir material dasar. Parameter- Klasifikasi butiran dilakukan
parameter ukuran butir tersebut meliputi berdasarkan nilai diameter referensi
d5, d16, d25, d50, d75, d84, dan d95. Hasil (D50) dari material dasar.
perhitungannya adalah seperti pada Berdasarkan nilai d50 untuk
Tabel 6 di bawah. masing-masing material, maka material
Parameter-peremeter ini dihitung dasar Krasak 1 dengan d50 = 10,2 mm
dalam satuan mm maupun ϕ. Contoh termasuk kerikil sedang, material dasar
hitungan untuk konversi satuan dari mm Krasak 2 dengan d50 = 0,9 mm termasuk
ke ϕ adalah : untuk d = 64 mm maka - pasir kasar, dan metrial dasar Krasak 3
3,3219.log(64) = -3,3219.1,8062 = 6,0. dengan d50 = 0,7 mm termasuk pasir
Selanjutnya dari data parameter kasar. Dari pola distribusi ukuran butir
distribusi frekuensi ukuran butir dapat diperoleh bahwa material dasar 1
dilakukan perhitungan terhadap nilai mengikuti tipe polymodal, material
penyebaran gradasi butiran untuk dasar 2 tipe bimodal, dan material 3
material dasar. mengikuti tipe polymodal.

Tabel 5. Analisa butiran material dasar


Material dasar Krasak 1
Berat Berat % % tertahan % lolos
Ukuran tertahan lolos tertahan % lolos kum kum
ayakan
gram gram % % % %
75 0.000 2000.000 0.000 100.000 0.000 100.000
25 502.900 497.100 25.145 49.710 25.145 74.855
20 152.250 847.750 7.613 84.775 32.758 67.243
16 90.050 909.950 4.503 90.995 37.260 62.740
10 264.050 735.950 13.203 73.595 50.463 49.538
4 270.800 729.200 13.540 72.920 64.003 35.998
2 140.450 859.550 7.023 85.955 71.025 28.975
1 152.450 847.550 7.623 84.755 78.648 21.353
0.5 173.750 826.250 8.688 82.625 87.335 12.665
0.355 253.300 746.700 12.665 74.670 100.000 0.000
2000.000 100

Analisis Parameter Statistik Butiran Sedimen…(Junaidi1), Restu Wigati2)) 53


Material dasar Krasak 2
Ukuran Berat Berat % % tertahan % lolos
ayakan tertahan lolos tertahan % lolos kum kum
gram gram % % % %
75 0.000 2000.000 0.000 100.000 0.000 100.000
25 18.100 981.900 0.905 98.190 0.905 99.095
20 32.400 967.600 1.620 96.760 2.525 97.475
16 18.100 981.900 0.905 98.190 3.430 96.570
10 147.400 852.600 7.370 85.260 10.800 89.200
4 277.950 722.050 13.898 72.205 24.698 75.303
2 159.350 840.650 7.968 84.065 32.665 67.335
1 257.350 742.650 12.868 74.265 45.533 54.468
0.5 499.050 500.950 24.953 50.095 70.485 29.515
0.355 590.300 409.700 29.515 40.970 100.000 0.000
2000.000 100
Material dasar Krasak 3
Berat Berat % % tertahan % lolos
Ukuran
tertahan lolos tertahan % lolos kum kum
ayakan
gram gram % % % %
10 6.950 1993.050 0.347 99.653 0.347 99.653
4.75 176.950 823.050 8.848 82.305 9.195 90.805
4 39.600 960.400 1.980 96.040 11.175 88.825
2.8 80.450 919.550 4.023 91.955 15.198 84.803
2 95.200 904.800 4.760 90.480 19.958 80.043
1 285.050 714.950 14.253 71.495 34.210 65.790
0.85 91.950 908.050 4.598 90.805 38.808 61.193
0.5 482.500 517.500 24.125 51.750 62.933 37.068
0.355 197.650 802.350 9.883 80.235 72.815 27.185
0.25 543.700 456.300 27.185 45.630 100.000 0.000
2000.000 100
(Sumber : Olah data, 2008)

100
90
80
% Lolos Kumulatif

70
60
50
40
30 MATERIAL SEDIMEN I

20 MATERIAL SEDIMEN II
10 MATERIAL SEDIMEN III
0
0.1 1 10 100
Diameter butiran (mm)
Gambar 2. Grafik analisa butiran material dasar

54 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 46-57


Tabel 6. Parameter distribusi frekuensi ukuran butir material dasar
Parameter Material Dasar
distribusi frekuensi (dalam mm) (dalam φ)
ukuran butir 1 2 3 1 2 3
d5 0,4 0,4 0,3 1,3 1,4 1,9
d16 0,7 0,4 0,3 0,6 1,2 1,7
d25 1,4 0,5 0,3 -0,5 1,1 1,5
d50 10,2 0,9 0,7 -3,3 0,2 0,6
d75 25,2 3,9 1,6 -4,7 -2,0 -0,6
d84 37,3 7,1 2,6 -5,2 -2,8 -1,4
d95 60,3 14,5 6,8 -5,9 -3,9 -2,8

Parameter Statistik Butiran skewness negatif. Tipe sampel adalah


Distribusi ukuran partikel secara polymodal. Sedimen dengan poorly-
umum disifatkan oleh empat parameter sorted menunjukkan penyebaran ukuran
distribusi, yaitu rata-rata (mean) yang yang lebar (flat/ platikurtic) dan
disifatkan oleh bagian tengah dari berdistribusi skewness negatif
distribusi, sorting (standar deviasi) atau menunjukkan sungai dengan dasar
lebar dari distribusi merupakan rentang kerikil di daerah pegunungan.
ukuran partikel dalam mana persentase Sementara itu, material dasar Krasak 2
kemunculan semua data berada/ dicirikan oleh mode poorly-sorted,
termuat, skewness merupakan ukuran platikurtic dan berdistribusi skewness
penyimpangan dari kesimetrian sangat positif. Tipe sampel adalah
distribusi, dan kurtosis merupakan bimodal. Karakter ini menunjukkan
kedataran atau kepuncakan distribusi. sungai dengan dasar cenderung ke pasir
Berdasarkan analisis nilai-nilai kerikil dengan penyebaran ukuran yang
parameter statistik material dasar dan lebar. Untuk material dasar Krasak 3
mengacu pada klasifikasi untuk dicirikan oleh mode poorly-sorted,
koefisien parameter distribusi ukuran platikurtic dan berdistribusi skewness
butir dari Folk & Ward (1957) maka sangat positif. Tipe sampel adalah
dapat diperoleh klasifikasi seperti pada polymodal. Tipe ini menunjukkan
Tabel 6 di bawah. sungai dengan penyebaran ukuran
Dari tabel di atas dapat butiran yang lebar (makin tidak
dijelaskan bahwa material dasar Krasak seragam) dan bergradasi baik tapi
1 dicirikan oleh mode very poorly cenderung ke partikel lebih halus
sorted, platikurtic dan berdistribusi (kepasiran).

Analisis Parameter Statistik Butiran Sedimen…(Junaidi1), Restu Wigati2)) 55


Tabel 6. Hasil perhitungan dan klasifikasi parameter statistik material dasar
Material Mean Sorting Skewness Kurtosis Klasifikasi Keterangan
Krasak 1 5,467 2,597 -0,285 0,731 Tipe sampel adalah Skewed
polymodal, dengan towards the
very poorly sorted, fine side
skewness termasuk and flat
negatively skewed frequency
dan platykurtic distribution
Krasak 2 1,835 1,839 0,504 0,712 Tipe sampel adalah very skewed
bimodal dengan towards the
poorly sorted, coarse side
skewness termasuk and flat
very positively frequency
skewed dan distribution
platykurtic
Krasak 3 0,912 1,493 0,346 0,867 Tipe sampel adalah very skewed
polymodal, dengan towards the
poorly sorted, coarse side
skewness termasuk and flat
very positively frequency
skewed dan distribution
platykurtic

SIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH


Berdasarkan hasil analisis dan Tulisan ini diolah dari data sebagian
pembahasan, dapat diperoleh laporan tesis penulis di Jurusan Teknik
kesimpulan bahwa material dasar Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik
Krasak 1 dicirikan oleh mode kerikil, UGM (Junaidi, 2008). Penulis
dan very poorly sorted, platikurtic dan mengucapkan terima kasih yang
berdistribusi skewness negatif. Tipe sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir.
sampel adalah polymodal. Adapun Bambang Agus Kironoto dan Dr. Ir.
material dasar Krasak 2 dicirikan oleh Bambang Yulistiyanto yang telah
mode pasir, dan poorly sorted, memberikan bimbingan, saran dan
platikurtic dan berdistribusi skewness masukan selama pelaksanaan penelitian
sangat positif. Tipe sampel adalah tesis penulis. Penulis juga
bimodal. Untuk material dasar Krasak 3 mengucapkan terima kasih kepada
dicirikan oleh mode pasir, dan poorly redaksi dan reviewer jurnal ini yang
sorted, platikurtic dan berdistribusi telah memberikan koreksi dan masukan
skewness sangat positif. Tipe sampel bagi penyempurnaan tulisan ini.
adalah polymodal.

56 Wahana TEKNIK SIPIL Vol.16 No.2 Desember 2011 46-57


DAFTAR PUSTAKA River Sedimentation, Beijing,
Ackers, P. & W.R. White, 1973, China, pp. 793-802
Sediment Transport: New Jackson, D.R. and Richardson, M.D.,
Approach and Analysis, Journal 2007, High-Frequency Seafloor
of the Hydraulics Division, Acoustics, Chapter 4 : Physical
ASCE, vol. 99, no. HY II , pp. Properties, Springer Science +
2041 -2060 Bussiness Media, New York
Einstein, H.A., 1950, The Bedload Jaeggi, M.N.R., 1995, Sediment
Function for Sediment Transport Transport in Mountain Rivers –
in Open Channel Flow, U.S. A Review, Proceedings of The
Department of Agriculture Soil International Sabo Symposium,
Conservation Technical Bulletin August 1995, Tokyo, Japan
No. 1026 Junaidi, 2008, Aspek Ketidakseragaman
Folk R.L. & Ward W.C., 1957, Brazos Butiran Pada Angkutan Sedimen
river bar : a study of significance Dasar, Tesis, Jurusan Teknik
of grain size parameters, Journal Sipil dan Lingkungan FT UGM
of Sedimentary Petrolology. 27 : Yogyakarta
3-26 Meyer-Peter, E. & R-Muller, 1948,
Formula for Bed-Load
Garde, R.J. & Raju, K,G,R., 1985,
Transport, Pages 39-64 in
Mechanics of Sediment
IAHSR, Stockholm
Transportation and Alluvial
Shen., H.W. and Rao., C.X., 1991,
Stream Problems, Second Edition,
Transport Sediment of Uniform
Wiley Eastern Limited, Roorkee,
and Nonuniform Sediment Sizes,
India
Fed. Interagency Sedimentation
Hadisantono, R.D., dkk, 2002, Peta
Conferences, 5th FISC, Las
Kawasan Rawan Bencana
Vegas, Nevada
Gunung Api Merapi, Jawa
Yang, C.T., 2006, Erosion and
Tengah dan DIY, Direktorat
Sedimentation Manual, Chapter
Vulkanologi dan Mitigasi
3 : Noncohesive Sediment
Bencana Geologi, Bandung
Transport, Biro of Reclamation’s
Han, Q., 1980, A Study on the Non-
Sedimentation and River
Equilibrium Transport of
Hydraulics Group, Denver,
Suspended Load, Proceedings of
Colorado
the International Simposium on

Analisis Parameter Statistik Butiran Sedimen…(Junaidi1), Restu Wigati2)) 57

Anda mungkin juga menyukai