102 192 1 SM PDF
102 192 1 SM PDF
Abstract
Natural rivers are characterized by a meandering channel with multiple grain-size
bed and unsteady flow. Among some of the properties of the sediment grains, the
size of the sediment is one of nature's most important and widely used in
sedimentation engineering. Grain size greatly affects the easy presence and extent of
sediment transported. To study the characteristics of bed material on the sediment
transport, various studies have been conducted. This paper examines statistical
parameters of grain on the sediment transport from a natural river (River Krasak,
Yogyakarta). Variables studied include the classification of grain size, mean
(average), standard deviation (sorting), skewness, and kurtosis. Based on the
statistical parameters of grain size, the results from three stations showed that bed
materials of Krasak 1 are characterized by gravel mode, very poorly sorted, and
distributed platikurtic negative skewness. Types of samples are polymodal. Bed
materials of Krasak 2 are characterized by the mode of sand, and poorly sorted, and
distributed platikurtic very positive skewness. Type of samples are bimodal. While
the bed material of Krasak 3 are characterized by sand mode and poorly sorted, and
distributed platikurtic very positive skewness. Types of samples are polymodal
Kata kunci : sungai alamiah, parameter statistik butiran, mean, sorting, skewness,
kurtosis, platikurtic, bimodal, polymodal
46
menawarkan konsep ukuran material sedimen dasar dari sungai
representatif material dasar. Ukuran alamiah (Sungai Krasak, Yogyakarta).
representatif yang secara umum Variasi yang diuji dalam penelitian
digunakan berdasar pada : (1) diameter meliputi klasifikasi ukuran butiran,
median material dasar, d50; (2) diameter mean (rata-rata), standar deviasi
material dasar, d35, sebagaimana (sorting), skewness, dan kurtosis.
diusulkan Einstein (1950) dan Acker Melalui penelitian ini diharapkan dapat
and White (1973); (3) diameter rata-rata meningkatkan wawasan dan
yang didefinisikan oleh Meyer-Peter memberikan masukan pada ilmu
and Muller (1948) sebagai dm = pengetahuan dimana karakter fisik
∑∆Pbidi, dimana ∆Pbi adalah fraksi dari material sedimen merupakan salah satu
material dasar untuk ukuran fraksi i, variabel yang sangat mempengaruhi
dan di adalah diameter representatif dari perilaku aliran sedimen sehingga dapat
material dasar pada ukuran fraksi i; dan memberikan masukan berharga dalam
(4) kecepatan jatuh rata-rata yang upaya pengelolaan sungai.
didefinisikan oleh Han (1980) sebagai Klasifikasi ukuran butiran yang
ωm = (∑∆Pbiωim)1/m, dimana ωi adalah digunakan oleh para ahli hidraulika
kecepatan jatuh partikel ukuran di, dan menurut AGU (American Geophysical
Faktor ketidakseragaman Union) adalah seperti ditunjukkan pada
sedimen yang ditunjukkan sebagai Tabel 1 di bawah. Material sedimen
d90/d30 telah digunakan oleh Jaeggi yang mempunyai penyebaran kecil dan
(1995) untuk menghitung pengaruh mempunyai ukuran yang dianggap
distribusi ukuran butiran. Sementara sama dalam sebuah fraksi sering
itu, koefisien gradasi yang didefinisikan dinamakan sebagai material uniform
sebagai G = 0,5(d84/d50+d50/d16) telah (seragam), sedangkan material sedimen
digunakan oleh Shen and Rao (1991), yang mempunyai penyebaran besar
dimana dp adalah diameter dimana p dinamakan sebagai material non
persen dari material dasar adalah lebih uniform (tidak seragam).
halus. Faktor d90/d30, G, dan lainnya Kurva frekuensi dari beberapa
yang menggambarkan gradasi sampel material sedimen biasanya
campuran dipercaya menjadi signifikan memiliki satu puncak kurva (unimodal)
pada angkutan sedimen karena dan sebagian yang lain memiliki dua
menunjukkan luasnya ragam bentuk puncak kurva (bimodal). Dalam
dan rentang ukuran partikel dimana beberapa kasus tertentu kadang-kadang
secara signifikan ada pada material dijumpai distribusi frekuensi dengan
dasar. jumlah puncak (nilai maksimum) lebih
Dalam penelitian ini, dipelajari dari dua, dimana kurva semacam ini
parameter statistik butiran pada disebut kurva polymodal.
angkutan sedimen dasar dengan
(5)
dimana y2 and y1 adalah dua nilai dari
frekuensi persen kumulatif di bawah
2. Standar Deviasi (Sorting)
dan di atas frekuensi kumulatif yang
Sedimen alamiah mempunyai
dicari yx. x2 and x1 adalah ukuran
suatu rentang ukuran partikel.
partikel dalam satuan φ yang sesuai
Penyebaran ukuran di sekitar ukuran
dengan frekuensi kumulatif y2 and y1.
rata-ratanya disebut sorting. Sedimen
Parameter-peremeter di dapat
dengan well-sorted menunjukkan
dihitung dalam satuan mm maupun ϕ.
penyebaran ukuran yang sempit, dan
Hitungan untuk konversi satuan dari
sedimen dengan poorly-sorted
mm ke ϕ adalah sebagai berikut.
menunjukkan penyebaran ukuran yang
lebar. Dalam praktek teknik sipil,
istilah-istilah ini memiliki arti yang
(3) berlawanan. Sedimen dengan well-
sorted adalah bergradasi jelek, dan
Sedangkan untuk konversi dari satuan sedimen dengan poorly-sorted adalah
ϕ ke mm dihitung dengan : bergradasi baik. Sedimen dengan well-
sorted cenderung makin seragam,
(4) sedangkan sedimen dengan poorly-
sorted cenderung makin tidak seragam
Distribusi ukuran partikel secara Folk & Ward (1957)
umum ditunjukkan dengan empat memasukkan range yang lebih luas dari
parameter (Yang, 1996) yaitu : kurva ukuran distribusi komulatif ke
1. Mean (Rata-rata) dalam analisis sorting dan menghitung
Mean (rata-rata) dapat dianggap sorting sebagai berikut :
sebagai pusat matematis dari
sekumpulan data. Mean / rata-rata dapat (6)
dihitung dengan berbagai pendekatan.
Mode, median dan mean adalah sama Folk & Ward (1957)
dalam sekumpulan data berdistribusi mengklasifikasikan derajat sorting
normal simetris (tidak miring), tetapi
sedimen dalam 7 kategori seperti dalam
tidak sama pada sedimen kerikil fluvial Tabel 2 berikut ini.
yang memiliki distribusi yang miring.
3. Skewness
Distribusi normal adalah (7)
simetris di sekitar rata-rata dan tidak
miring ke arah sisi yang lain dari Koefisien skewness dari Folk & Ward
distribusi. Distribusi dengan (1957) dapat dikelompokkan ke dalam
kemiringan negatif adalah miring ke kategori seperti dalam Tabel 3 di bawah
arah sisi rendah dari ekor distribusi, ini.
Lokasi material
Krasak 2
U
Sungai
Krasak
Skala 1:50.000
Sungai
Progo
Lokasi material
Krasak 3
100
90
80
% Lolos Kumulatif
70
60
50
40
30 MATERIAL SEDIMEN I
20 MATERIAL SEDIMEN II
10 MATERIAL SEDIMEN III
0
0.1 1 10 100
Diameter butiran (mm)
Gambar 2. Grafik analisa butiran material dasar