3.1 Pendahuluan
3.1.1 Latar Belakang
PT. PLN ( Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan merupakan bagian dari unit kerja PT.
PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Bagian Selatan yang mengemban tugas
melaksanakan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik di Kota Palembang
khususnya Sumatera bagian Selatan. Dalam proses penyediaan energi listrik ini
selain bahan bakar, juga memerlukan turbin yang dikopel dengan generator untuk
mengubah bahan bakar menjadi energi listrik.
Tentunya PT. PLN Sektor Keramasan harus memproduksi energi listrik
yang baik untuk melayani pelanggannya. Maka perusahaan harus mempunyai
generator yang berfungsi secara maksimal. Agar generator itu dapat berfungsi itu
dapat berfungsi dengan baik maka PT. PLN Sektor Keramasan harus memelihara
dan jika terjadi kerusakan harus segera diperbaiki agar proses produksi energi
listrik tidak terhambat yang dapat mengakibatkan pasokan listrik ke pelanggan.
Pemeliharaan terhadap peralatan listrik pada umumnya bertujuan untuk
mempertahankan kondisi peralatan agar dapat mendekati kondisi yang
dispesifikasi oleh perusahaan pembuatnya atau paling tidak dapat dioperasikan
sebagaimana mestinya.
Salah satu jenis pemeliharaan yang dilakukan dalam kegiatan
Combustion Inspection ( CI ) yaitu pemeliharaan periodik yang dilakukan setiap
8.000 jam generator beroperasi adalah pemeriksaan stator generator, kegiatan
yang dilakukan dapat berupa pengujian tahanan isolasi ( Insulation Resistance
Test ) dan Polarization Index Test. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelemahan isolasi tahanan. Pengujian isolasi secara rutin dapat dilakukan
dengan menggunakan Megger yang pembacaannya langsung dalam megaohm.
Dengan diadakannya pengujian seperti ini diharapkan akan menurunkan
frekuensi kerusakan secara mendadak serta menurunkan biaya pemeliharaan
secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan Tahanan isolasi adalah ukuran
kebocoran arus yang melalui isolasi. Tahanan berubah-ubah karena pengaruh
temperatur dan lamanya tegangan yang diterapkan pada lilitan tersebut, oleh
13
karena itu faktor-faktor tersebut harus dicatat pada waktu pengujian. Nilai
tegangan minimum pengujian adalah satu kilovolt sebanding dengan satu (1)
megaohm nilai resistansi pada lilitan stator generator, nilai tahanan yang rendah
dapat menunjukkan lilitan dalam keadaan kotor atau basah.
Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membahas tentang ANALISIS
POLARIZATION INDEX ( PI ) UNTUK DIAGNOSTIK GENERATOR 17.5
MVA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS KERAMASAN
PALEMBANG. Suatu generator listrik yang mempunyai berbagai macam
komponen-komponen yang memerlukan pemeliharaan dan pengecekan secara
berkala. Pengecekan ini dapat dilakukan setiap 8.000 jam. Hal ini berguna untuk
menghindari generator tidak cepat rusak sehingga produksi energi listrik dapat
berjalan lancer dan pasokan energi listrik ke pelanggan tidak terhambat.
3.1.3.2. Manfaat
Adapun manfaat yang dihasilkan dari pengujian generator adalah :
1. Sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang pengukuran
Tahanan Isolasi pada generator.
2. Menentukan Kondisi baik atau buruknya suatu Generator menurut
standar IEEE berdasarkan Nilai Polarity Index ( PI ) yang di peroleh.
14
3.1.4. Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, pembahasan hanya
dibatasi pada pengukuran Insulation Resistance ( IR ) dan analisis Polarity
Index ( PI ) pada generator wescan Unit 1 PLTG di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan, dengan
menggunakan standar IEEE.
15
3.2 Tinjauan Pustaka
Dengan,
Dengan :
ns = kecepatan medan putar stator
f = frekuensi pada stator
P = Jumlah pole pada stator
16
Berubah-ubahnya kecepatan rotor mengakibatkan berubahnya
harga slip dari 100% pada saat start mesin induksi (n r = 0) menjadi 0%
saat nilai nr = ns atau saat kecepatan putar medan stator sama dengan
kecepatan putar rotor. Harga slip juga dapat bernilai negatif (S < 0).
Hal ini terjadi jika nilai putaran rotor lebih besar daripada nilai medan
putar stator.
Dimana :
N = Jumlah Penghantar
Ǿ = Fluxi / Medan Magnit
t = Persatuan Waktu.
17
Gambar 3.2. : Prinsip GGL Mesin Induksi
18
Gambar 3.3. Proses Timbulnya GGL Induksi Bolak-balik
19
3.2.1.b. Fungsi dan Bagian Utama Generator
Generator induksi teridiri dari dua bagian utama, yaitu bagian
yang berputar, rotor, dan bagian yang tidak berputar, stator. Rotor pada
generator induksi dihubungkan dan diputar oleh penggerak utama (prime
mover) seperti turbin sedangkan stator merupakan terminal tegangan
keluaran generator.
Stator
Stator pada alternator merupakan gulungan kawat yang disusun
sedemikian rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti besi. Pad
pengahntar tersebut adalah tempat terbentuknya GGL induksi yang
diakibatkan dari medan magnit putar dari rotor yang memotong
kumparan penghantar stator.
20
Rotor
Rotor pada generator merupakan bagian untuk menempatkan
kumparan medan magnit eksitasi. Kumparan medan magnit disusun pada
alur-alur inti besi rotor, sehingga apabila pada kumparan tersebut
dialirkan arus searah ( DC ) maka akan membentuk kutub-kutub magnit
Utara dan Selatan.
Dimana :
F = frekwensi
P = Jumlah kutub
n = Banyak putaran
21
Seperti kita ketahui bahwa untuk membuiat kutub magnit pada
rotor tersebut adalah dengan system elektromagnit, yaitu dengan
mengalirkan arus pada kumparan. Untuk memberikan arus listrik
tersebut atau dengan istilah eksitasi ke rotor dapat melalui media “
Slip Ring “ atau langsung lewat poros dari mesin eksitasi dengan
mesin penyearah.
Akibat dari arus eksitasi atau penguatan medan magnit tersebut
pada rotor dapat menimbulkan adanya arus pusar ( Eddy Current ),
maka rotor tersebut perlu didinginkan. Untuk mendinginkan rotor
generator cukup dengan mengalirkan udara dingin atau media
hydrogen melalui salura atau rongga-rongga pada sisi kumparan dan
intinya secara bersama-bersama dengan pendinginan pada stator.
Agar sirkulasi media pendingin ke rongga-rongga rotor dan stator
dapat bersikulasi, maka pada rotor generator dipasang baling-baling
sebagai blower.
22
Gambar 3.7.: Diagram prinsip eksitasi Statik.
Seperti gambar di atas dapat kita lihat bahwa suplay daya listrik
untuk eksitasi mengambil dari out put generator melalui excitation
transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier dan di salurkan
ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat
arang.
Untuk pengaturan tegangan out put generator diatur melalui DC
regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur
sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada saat start
awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplay arus eksitasi
biasanya diambil dari batere.
Adapun yang dimaksud dengan eksitasi dinamik adalah system
eksitasi yang suplai arus eksitasi diambil dari mesin bergerak, ada mesin
bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga
penggeraknya dipasang satu poros dengan generator.
23
3.2.3. Belitan Generator ( Generator Winding )
Jenis belitan atau kumparan pada stator biasa juga disebut belitan
jangkar ( armature ) 3 phase, terdapat beberapa jenis belitan/gulungan,
diantranya adalah :
Belitan Gelung ( Lap winding ) / konsentrik, bila langkah-langkah
belitan bergantian positip dan negative.
Ada dua tipe belitan penempatan belitan pada slot stator, yaitu :
1. Single layer winding ( kumparan lapis tunggal )
2. Double layer winding ( kumparan lapis ganda )
24
Belitan kumparan setengah ( halp coiled winding ), yakni bila banyak
kelompok kumparan setengah dari banyak jumlah kutub magnit. Pada
jenis ini arah melilitkan hanya pada satu arah saja dan lilitannya
merupakan satu lapis ( single layer ) atau lilitan jenis simplex.
Belitan kumparan penuh ( whole coiled winding ), yakni bila banyak
kelompok kumparan jumlahnya sama dengan jumlah kutub magnit.
Pada jenis arah melilitkan merupakan arah berganti-gantian dan
lilitannya merupakan lilitan dua lapis ( double layer ) atau lilitan
merupakan bentu duplex.
Pada pelaksanaan cara belitan stator generator ada hal yang perlu
diketahui tentang langkah alur belitan ( pitch factor ), secara ideal untuk
mendapatkan GGl yang maksimal bahwa langkah belitan adalah sebesar
180˚ L atau bentangan penuh ( full pitch ) antar kutub. Pada umumnya cara
25
bentangan belitan tidak penuh tapi dikurangi atau langkah diperpendek.
Pengurangan terszebut tergantung kebutuhan, yang manfaatnya adalah :
Menghemat pemakaian kawat penghantar.
Mengurangi timbulya distorsi tegangan out put akibat adanya
harmonis GGL jangkar, sehingga diperoleh gelombang tegangan
output dalam bentuk sinus yang lebih bagus.
Karena dapat mengurangi harmonis frekuensi yang lebih tinggi
dari frekuensi dasar, maka akan diperoleh rugi histerisis dan arus
pusar menjadi lebih kecil.
Thermal stresses
Overheating yang terjadi pada winding dan berlangsung lama,
menyebabkan stress pada winding & isolasi kawat menjadi rapuh, dan
lama kelamaan isolasi akan menjadi retak. Jika gejala ini disertai dengan
timbulnya PD ( partial discharge ), maka proses penuaan isolasi akan
menjadi lebih cepat.
Mechanical stresses
26
Winding yang tidak divarnis dengan baik, connection point, blocking
coil, adalah meruipakan titik paling lemah terhadap pengaruh dari luar,
seperti mechanical vibration, dan magnetic vibration.
Environmental stresses
Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia
lain, yang terkumpul di permukaan isolasi, adalah merupakan partikel
konduktive yang dapat menghantar listrik.
Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground, maka
partikel tersebut, akan berfungsi sebagai media hantaran untuk menghantar
arus listrik dari winding ke ground, karena sifat kotoran yang demikian
maka pada tempat-tempat penumpiukan kotoran akan terbentuk jalur
hantaran listrik ( “ Electrical tracking “ ).
27
Pemeriksaan fuse rotating rectifier ( Brushless Excitation ) atau
pemeriksaan sikat arang ( Static Excitation / DC Dinamic
Excitation )
Pada dasarnya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada saat
mesin beroperasi, karena pada mesin-mesin yang besar sikat arang
biasanya dipasang tidak hanya satu tetapi ada beberapa pasang dengan
cara parallel.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
penggantian pada kondisi beroperasi, yaitu :
Terjadinya sengatan listrik atau terbakar.
Terjadi kontak dengan peralatan yang berputar.
Lokasi tempat bekerja harus bersih, penerangan yang cukup
dan diberi batas.
Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan pakain
lengan pendek.
Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada
saat bekerja.
Beri catatan ( Tagging ) pada peralatan kontrol bahwa sedang
dilakukan pekerjaan penggantian sikat arang.
Sebelum sikat arang lepas dari rumah sikat arang periksa dan
yakinkan bahwa sikat arang yang lain mengontak dengan baik
terdadap komutator Slip ring.
Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lemah atau terlalu
keras.
28
3.2.4.2. Pemeliharaan Periodik.
Pemeriksaan yang bersipat periodik adalah pemeriksaan yang
dilakukan berdasarkan lama beropersi generator, yang diklasifikasikan :
Pemeriksaan sederhana yang dilakukan setiam 8.000 jam
Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam
Pemeriksaan serius , setiap 32.000 jam
29
Perakitan Daun Blower.
Pemeriksaan Lead Box.
Pengujian Kebocoran Pendingin Gas
Perakitan Bracket Atas
Pemeriksaan dan Perakitan Eksiter.
Pelurusan LP Turbin dan Eksiter.
Pelurusan dan Swing Chek : Generator dan Eksiter.
Pengaliran Minyak Bantalan.
Pengaliran Minyak Perapat.
Pemeriksaan Terakhir.
Uji Kebocoran Total Generator.
Perakitan Bantalan Atas.
Penyelesaian Semua Perakitan.
Pengecekan dan Penyetelan System Pengaturan Minyak Perapat.
Pengecekan dan Penyetelan System Pengaturan Gas H2.
Pengecekan dan Penyetelan System Cadangan (Back-Up System).
30
Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-
laminasi, tanda-tanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan
setempat dan keadaan susunan pengikat inti.
Periksa permukaan kumparan, permukaan inti besi, benda-benda
asing serta kebocoran minyak dan air.
Cek pendeteksi temperature inti stator ( RTD ), bila perlu ditest.
Periksa klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya.
31
2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150˚ C.
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal
atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan
poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum seperti penyekat
fiber pada transformator yang terendam minyak. Bahan-bahan ini adalah
katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termsuk kawat emai
( enamel ) yang terlapis dammar-eleo dan dammar-polyamide.
32
keramik. Hanya stu bahan organic saja yang termasuk dalam kelas C yaitu,
politetra fluoroetilen ( Teflon ).
Serta nilai tahanan isolasi antara penghantar satu dan penghantar yang
lain maupun antara penghantar dan ground, nilai resitansi minimumnya adalah
sebesar tegangan operasi dalam KV ditambah 1 kemudian dikalikan 100 MΩ yang
dapat di rumuskan sbb :
33
Indeks yang biasa digunakan dalam menunjukan pembacaan megger
dikenal sebagai dielectric absobtion, yang diperoleh dengn pembacaan yang
berkelnjutan untuk periode waktu yang lebih lama. Jika pengujian berkelanjutan
untuk periode selama 10 menit, megger akan mempunyai kemampuan untuk
mempolarisasikian atau mencharger kapasitansi tinggi ke isolasi stator, dan
pembacaan resistansi akan meningkat jika isolasi bersih dan kering. Rasio
pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit dikenal sebagai
Polarization Index ( PI ) atau Indeks Polarisasi ( IP ).
Jika nilai Indeks Polaritas ( IP ) terlalu rendah ini mengindikasikan bahwa
lilitan mungkin terkontaminasi oli, kotoran,serangga, atau terbasahi oleh air
( lembab ). Besarnya Indeks Polaritas ( IP ) dapat dirumuskan sebagai berikut :
34
Tabel 3.2 : Nilai minimum PI berdasarkan kelas isolasi
35
sesudah mesin dibersihkan harus dilakukan. Jika nilai tahanan tetap rendah dan
lilitan relatif bersih, ada kemungkinan adanya moisture pada lilitan, dan lilitan
harus dikeringkan sekurang-kurangnya sampai diperoleh tahanan minimum
yang dianjurkan.
36
3.3 DATA-DATA DAN PERHITUNGAN
Tabel 3.4 :Data Insulation Resistance Test sebelum lilitan stator dibersihkan.
37
IR ( M)
IRaverage =
n
Dimana :
IRaverage = Nilai Insulation Resistance rata-rata
IR = Insulation Resistance hasil pengukuran
n = Banyak jumlah data
IRaverage Phasa R :
550 650 800 821 850 910 930 960 980 1.300
IRaverage =
10
8.751
IRaverage = MΩ
10
IRaverage = 875,1 MΩ
IRaverage Phasa S :
570 750 870 890 920 960 1200 1300 1400 1500
IRaverage =
10
10.360
IRaverage = MΩ
10
IRaverage = 1.036 MΩ
IRaverage Phasa T :
650 770 860 910 970 980 995 1320 1400 1600
IRaverage =
10
10.455
IRaverage = MΩ
10
IRaverage = 1.045,5 MΩ
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata Insulation Resistance ( IR ) masing-
masing phasa dapat diketahui bahwa niulai tahanan isolasi lilitan stator pada saat
sebelum dilakukan pemeliharaan masih dibawah nilai Insulation Resistance ( IR )
38
minimum yang distandarkan oleh IEEE yaitu, 1.250 MΩ. Ini artinya kondisi
isolasi lilitan stator generator tidak baik, dengan nilai tahanan isolasi stator
dibawah nilai IR minimum dapat menyebabkan timbulnya arus bocor dari stator
terhadapa ground, sehingga dapat membahayakan keselamatan manusia yang ada
disekitarnya dan dapat menyebabkan timbulnya arus hubung singkat pada belitan
generator.
Kemungkinan besarnya nilai arus bocor yang terjadi pada masing-masing
phasa adalah sebesar :
Untuk phasa R :
V ( LL )
Iis =
IRaverage
11500V
=
875.1K
= 0,013 mA
Untuk phasa S :
V ( LL )
Iis =
IRaverage
11500V
=
1036.000 K
= 0,011 mA
Untuk phasa T :
V ( LL )
Iis =
IRaverage
11500V
=
1.045.500 K
= 0,010 mA
39
Dari data hasil pengukuran Insulation Resistance ( IR ) lilitan generator di
atas dapat dihitung nilai PI-nya yaitu; pengukuran IR 10 menit dibagi dengan
nilai IR pengukuran menit pertama, secara matematis dapat digambarkan
sebagai berikut :
1
Standar IEEE no 43-2000
40
Berikut nilai Insulation Resistance ( IR ) stator setelah dilakukan
pemeliharaan :
Tabel 3.5 :Data Insulation Resistance Test sesudah lilitan stator dibersihkan
Dari table data di atas terlihat bahwa nilai tahanan isolasi yang didapatklan
setelah dilakukan pemeliharaan lebuih besar dari nilai sebelumnya.
Untuk phasa T;
41
1795
PI =
600
PI = 2.9
Nilai polarizatiuon Index (PI) masih dibawah 3.0 ( kondisi good ), hal ini bisa
disebabkan umur generator yang sudah tua.
Tabel 3.6 : data nilai PI sebelum dan sesudah pemeliharaan
Nilai Polarization Index ( PI )
Sebelum Pemeliharaan Sesudah Pemeliharaan
Phasa Phasa
R S T R S T
42
Gambar 3.7 :Kurva kenaikan nilai PI setelah Drying Proses
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
1. Dengan Pengujian Insulation Resistance ( IR ) dan Polarization Index Test
dapat mengetahui kondisi generator untuk menentukan tindakan
pemeliharaan sederhana yaitu setiap 8000 jam generator beroperasi (
Combustion Inpection ).
2. Nilai minimum tahanan isolasi ( Insulation Resisntace ) stator generator
Wescan Unit 1 PLTG keramasan sesuai dengan standar IEEE adalah 1.250
MΩ.
3. Berdasarkan analisis nilai Polarization Index ( PI ) yaitu dari 2.3 menjadi 2.8
maka kondisi generator Wescan PLTG unit 1 Keramsan sesuai standar IEEE
dalam kondisi Fair namun menedekati kondisi good setelah dilakukan
pemeliharaan yaitu pembersihan dan pemanasan winding stator generator.
4.2. SARAN
1. Agar tidak mengganggu aktivitas karyawan PLN, sebaiknya setiap
kelompok mahasiswa yang melakukan kerja praktek dapat dibimbing oleh
seorang pembimbing khusus yang ditunjuk oleh Asman atau Supervisor
masing-masing.
2. Pemeliharan rutin dan periodik generator harus dilakukan untuk menjaga
kondisi generator selalu dalamkondisi baik agar dapat mempertahankan dan
menjaga kehandalan sistem pembangkit.
43
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, Dr,A. dan Dr. Kuwahara, S.1979. Teknik Tenaga Listrik.Jakarta: P.T.
Pradnya Paramita.
http.//dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/ilmu-bahan-listrik-bahan-penyekat.html.
http.//www.scribd.com/doc/16679412/dasar-PLTG-pembangkit-listrik-tenaga-gas
http.//www.scribd.com/doc/13163402/-perubahan-penting-standard-IEEE
Marsudi, Djiteng. 2002. Pembangkit Energi Listrik. Jakaerta : Erlangga.
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, 2009, Pemeliharaan
Generator, PT. PLN, Jakarta Selatan.
44