Anda di halaman 1dari 32

BAB III

ANALISIS POLARIZATION INDEX ( PI ) GENERATOR PLTG

3.1 Pendahuluan
3.1.1 Latar Belakang
PT. PLN ( Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Sektor
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan merupakan bagian dari unit kerja PT.
PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Bagian Selatan yang mengemban tugas
melaksanakan penyediaan dan pelayanan tenaga listrik di Kota Palembang
khususnya Sumatera bagian Selatan. Dalam proses penyediaan energi listrik ini
selain bahan bakar, juga memerlukan turbin yang dikopel dengan generator untuk
mengubah bahan bakar menjadi energi listrik.
Tentunya PT. PLN Sektor Keramasan harus memproduksi energi listrik
yang baik untuk melayani pelanggannya. Maka perusahaan harus mempunyai
generator yang berfungsi secara maksimal. Agar generator itu dapat berfungsi itu
dapat berfungsi dengan baik maka PT. PLN Sektor Keramasan harus memelihara
dan jika terjadi kerusakan harus segera diperbaiki agar proses produksi energi
listrik tidak terhambat yang dapat mengakibatkan pasokan listrik ke pelanggan.
Pemeliharaan terhadap peralatan listrik pada umumnya bertujuan untuk
mempertahankan kondisi peralatan agar dapat mendekati kondisi yang
dispesifikasi oleh perusahaan pembuatnya atau paling tidak dapat dioperasikan
sebagaimana mestinya.
Salah satu jenis pemeliharaan yang dilakukan dalam kegiatan
Combustion Inspection ( CI ) yaitu pemeliharaan periodik yang dilakukan setiap
8.000 jam generator beroperasi adalah pemeriksaan stator generator, kegiatan
yang dilakukan dapat berupa pengujian tahanan isolasi ( Insulation Resistance
Test ) dan Polarization Index Test. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelemahan isolasi tahanan. Pengujian isolasi secara rutin dapat dilakukan
dengan menggunakan Megger yang pembacaannya langsung dalam megaohm.
Dengan diadakannya pengujian seperti ini diharapkan akan menurunkan
frekuensi kerusakan secara mendadak serta menurunkan biaya pemeliharaan
secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan Tahanan isolasi adalah ukuran
kebocoran arus yang melalui isolasi. Tahanan berubah-ubah karena pengaruh
temperatur dan lamanya tegangan yang diterapkan pada lilitan tersebut, oleh

13
karena itu faktor-faktor tersebut harus dicatat pada waktu pengujian. Nilai
tegangan minimum pengujian adalah satu kilovolt sebanding dengan satu (1)
megaohm nilai resistansi pada lilitan stator generator, nilai tahanan yang rendah
dapat menunjukkan lilitan dalam keadaan kotor atau basah.
Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membahas tentang ANALISIS
POLARIZATION INDEX ( PI ) UNTUK DIAGNOSTIK GENERATOR 17.5
MVA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS KERAMASAN
PALEMBANG. Suatu generator listrik yang mempunyai berbagai macam
komponen-komponen yang memerlukan pemeliharaan dan pengecekan secara
berkala. Pengecekan ini dapat dilakukan setiap 8.000 jam. Hal ini berguna untuk
menghindari generator tidak cepat rusak sehingga produksi energi listrik dapat
berjalan lancer dan pasokan energi listrik ke pelanggan tidak terhambat.

3.1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan
masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana cara melakukan pengukuran Insulation Resistance ( IR ) ?
2. Bagaimana cara menganalisis Polarity Index ( PI ) pada generator ?

3.1.3. Tujuan dan Manfaat


3.1.3.1. Tujuan
Analisis Polarity Index ( PI ) pada generator Pembangkit Listrik Tenaga Gas
bertujuan untuk :
1. Mengetahui Nilai Tahanan Isolasi Generator setelah melakukan
pengukuran.
2. Menentukan Nilai Polarity Index ( PI ) pada Generator .

3.1.3.2. Manfaat
Adapun manfaat yang dihasilkan dari pengujian generator adalah :
1. Sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang pengukuran
Tahanan Isolasi pada generator.
2. Menentukan Kondisi baik atau buruknya suatu Generator menurut
standar IEEE berdasarkan Nilai Polarity Index ( PI ) yang di peroleh.

14
3.1.4. Pembatasan Masalah
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, pembahasan hanya
dibatasi pada pengukuran Insulation Resistance ( IR ) dan analisis Polarity
Index ( PI ) pada generator wescan Unit 1 PLTG di PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumbagsel Sektor Pembangkitan Keramasan, dengan
menggunakan standar IEEE.

15
3.2 Tinjauan Pustaka

3.2.1. Tinjauan Umum Generator Asinkron


3.2.1.a. Fungsi dan Prinsip Kerja Generator
Generator adalah mesin pembangkit listrik yang prinsipnya
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Komponen utama dari
generator terdiri dari Stator dan rotor. Pada umumya stator terdiri dari
penghantar/kumparan tempat terbentuknya GGL induksi sedangkan rotor
merupakan kutub magnit.

Mesin induksi akan beroperasi sebagai generator apabila


kecepatan medan putar stator lebih kecil daripada kecepatan putar rotor.
Pada kondisi seperti ini nilai slip generator menjadi negatif. Slip adalah
persentase perbedaan kecepatan medan putar stator dan rotor terhadap
medan putar stator yang dinyatakan dengan :

Dengan,

ns = kecepatan medan putar stator


nr = kecepatan putar rotor
S = Slip mesin induksi

Nilai nr diperoleh dari putaran rotor yang dihasilkan oleh prime


mover sedangkan nilai ns dihasilkan oleh kumpaaran yang dialiri oleh
arus dengan frekuensi tertentu. Besarnya ns adalah :

Dengan :
ns = kecepatan medan putar stator
f = frekuensi pada stator
P = Jumlah pole pada stator

16
Berubah-ubahnya kecepatan rotor mengakibatkan berubahnya
harga slip dari 100% pada saat start mesin induksi (n r = 0) menjadi 0%
saat nilai nr = ns atau saat kecepatan putar medan stator sama dengan
kecepatan putar rotor. Harga slip juga dapat bernilai negatif (S < 0).
Hal ini terjadi jika nilai putaran rotor lebih besar daripada nilai medan
putar stator.

Gambar 3.1. : – Kurva fungsi kerja mesin induksi terhadap slip

Sesuai hukum paraday apabila suatu penghantar digerak-


gerakkan dalam medan magnit maka penghantar tersebut timbul GGL (
Gaya Gerak Listrik ) induksi atau dapat menghasilkan listrik, yang
besar GGL induksi tersebut adalah :

Dimana :
N = Jumlah Penghantar
Ǿ = Fluxi / Medan Magnit
t = Persatuan Waktu.

17
Gambar 3.2. : Prinsip GGL Mesin Induksi

dari prinsip tersebut pada gambar di atas digunakan sebagai dasar


generator pembangkit listrik. Sehingga syarat terjadinya GGL induksi
harus adanya :
 Medan Magnit
 Penghantar
 Gerakan Relatif
Maka besar kecilnya GGL induksi tergantung tiga unsur di atas.
Adapun prinsip mesin listrik / Generator yang dapat
membangkitkan listrik, seperti gambar berikut:

18
Gambar 3.3. Proses Timbulnya GGL Induksi Bolak-balik

Pada gambar di atas menunjukan sebuah gulungan penghantar diputar


di dalam media medan magnit pada satu putaran ( 360˚ ), menghasilkan GGL
induksi arus bolak balik satu periode. Gelombang arus bolak-balik tersebut
biasa disebut gelombang sinusoida.
Sehingga apabila pengahantar tersebut diputar oleh turbin dengan
putaran 3000 rpm atau sama dengan putaran tiap detik 50 putaran, maka
gelombang arus bolak-balik yang dihasilkan adalah juga sebanyak 50 periode
atau dikatakan dengan prekwensi 50 Hertz.

Gambar 3.4. : Kontruksi Stator Generator

Pada umumnya mesin pembangkit listrik diputar adalah kemagnitan


atau rotor sebagai magnit dan kumparan penghantar ditempatkan di bagian
stator. Adapun kontruksi secara mirip adalah sebagai berikut :

19
3.2.1.b. Fungsi dan Bagian Utama Generator
Generator induksi teridiri dari dua bagian utama, yaitu bagian
yang berputar, rotor, dan bagian yang tidak berputar, stator. Rotor pada
generator induksi dihubungkan dan diputar oleh penggerak utama (prime
mover) seperti turbin sedangkan stator merupakan terminal tegangan
keluaran generator.

 Stator
Stator pada alternator merupakan gulungan kawat yang disusun
sedemikian rupa dan ditempatkan pada alur-alur inti besi. Pad
pengahntar tersebut adalah tempat terbentuknya GGL induksi yang
diakibatkan dari medan magnit putar dari rotor yang memotong
kumparan penghantar stator.

Gambar 3.5. : Bagian-bagian Stator pada Generator

Kumparan yang ditempatkan pada alur-alur tersebut dibagi


menjadi 3( Tiga) grup, sehinngga menjadi keluaran 3 phasa. Dan
biasanya disambung sistem bintang ( Y ). Inti besi stator terdiri dari
lminasi-laminasi plat besi yang satu dan lainnya terisolasi debgan vernis
atau kertas isolasi ( Implegnated Paper ). Tujuan dari laminasi-laminasi
tersebut dalah untuk mengurangi besarnya arus pusar ( Eddy Current ),
karena arus pusar ini dapat menimbulkan panas pada inti stator dan
akhirnya dapat merusak isolasi kumparan penghantar. Di sela-sela
penghantar dan pada inti stator terdapat lubang-lubang ( rongga ) untuk
sirkulasi bahan pendingin.

20
 Rotor
Rotor pada generator merupakan bagian untuk menempatkan
kumparan medan magnit eksitasi. Kumparan medan magnit disusun pada
alur-alur inti besi rotor, sehingga apabila pada kumparan tersebut
dialirkan arus searah ( DC ) maka akan membentuk kutub-kutub magnit
Utara dan Selatan.

Gambar :3.6. : Struktur Rotor pada Generator

Untuk-untuk mesin-mesin pembangkit listrik yang biasa untuk


putaran tinggi seperti pembangkit thermal, kutub magnitnya berbentuk
silindris atau seperti gambar di atas. Adapun jumlah kutubnya untuk
mesin dengan putaran tinggi biasanya sebanyak 2 ( dua ) kutub magnit
atau 4 ( empat ) kutub magnit.
Secara matematis hubungan antara jumlah kutub dengan frekwensi
digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana :
F = frekwensi
P = Jumlah kutub
n = Banyak putaran

21
Seperti kita ketahui bahwa untuk membuiat kutub magnit pada
rotor tersebut adalah dengan system elektromagnit, yaitu dengan
mengalirkan arus pada kumparan. Untuk memberikan arus listrik
tersebut atau dengan istilah eksitasi ke rotor dapat melalui media “
Slip Ring “ atau langsung lewat poros dari mesin eksitasi dengan
mesin penyearah.
Akibat dari arus eksitasi atau penguatan medan magnit tersebut
pada rotor dapat menimbulkan adanya arus pusar ( Eddy Current ),
maka rotor tersebut perlu didinginkan. Untuk mendinginkan rotor
generator cukup dengan mengalirkan udara dingin atau media
hydrogen melalui salura atau rongga-rongga pada sisi kumparan dan
intinya secara bersama-bersama dengan pendinginan pada stator.
Agar sirkulasi media pendingin ke rongga-rongga rotor dan stator
dapat bersikulasi, maka pada rotor generator dipasang baling-baling
sebagai blower.

3.2.2. Sistem Eksitasi


Penguatan medan atau disebut eksitasi adalah pemberian arus
listrik untuk membuat kutub magnit pada generator. Dengan mengatur
besar kecil arus tersebut, kita dapat mengatur besar tegangan out put
generator atau dapat juga mengatur besarnya daya reaktif yang
diinginkan pada generator yang sedang parallel dengan system jaringan
besar ( Infinite Bus ).
Ada beberapa jenis system eksitasi, yaitu :
 System Eksitasi static
 Sistem Eksitasi Dinamik.

System eksitasi statik adalah system eksitasi generator tersebut


disuplai dari eksiter yang bukan mesin bergerak, yaitu dari system
penyearah yang sumbernya disuplay dari out put generator itu sendiri
atau sumber lain dengan melalui transformator .Secara prinsip dapat
digambarkan sebagai berikut :

22
Gambar 3.7.: Diagram prinsip eksitasi Statik.

Seperti gambar di atas dapat kita lihat bahwa suplay daya listrik
untuk eksitasi mengambil dari out put generator melalui excitation
transformer, kemudian disearahkan melalui power rectifier dan di salurkan
ke rotor generator untuk eksitasi atau penguat medan dengan melalui sikat
arang.
Untuk pengaturan tegangan out put generator diatur melalui DC
regulator dan AC regulator, sehingga besarnya arus eksitasi dapat diatur
sesuai kebutuhan. Kemudian apabila generator tersebut pada saat start
awal belum mengeluarkan tegangan, maka untuk suplay arus eksitasi
biasanya diambil dari batere.
Adapun yang dimaksud dengan eksitasi dinamik adalah system
eksitasi yang suplai arus eksitasi diambil dari mesin bergerak, ada mesin
bergerak tersebut disebut Eksiter. Biasanya eksiter tersebut sebagai tenaga
penggeraknya dipasang satu poros dengan generator.

23
3.2.3. Belitan Generator ( Generator Winding )
Jenis belitan atau kumparan pada stator biasa juga disebut belitan
jangkar ( armature ) 3 phase, terdapat beberapa jenis belitan/gulungan,
diantranya adalah :
 Belitan Gelung ( Lap winding ) / konsentrik, bila langkah-langkah
belitan bergantian positip dan negative.

Gambar 3.8.: Bentuk Belitan Lap Winding

 Belitan Gelombang ( Wap Winding ), bila langkah-langkah belitan


bertanda sama.

Gambar 3.9. : Bentuk Belitan Wap Winding

Ada dua tipe belitan penempatan belitan pada slot stator, yaitu :
1. Single layer winding ( kumparan lapis tunggal )
2. Double layer winding ( kumparan lapis ganda )

Gambar 3.10.: Tipe Belitan Pada Slot Stator

Berdasarkan perbandingan jumlah kelompok kumparan ( coil group )


dengan banyak kutub-kutub magnit yang digunakan maka dikenal pula
lilitan stator :

24
 Belitan kumparan setengah ( halp coiled winding ), yakni bila banyak
kelompok kumparan setengah dari banyak jumlah kutub magnit. Pada
jenis ini arah melilitkan hanya pada satu arah saja dan lilitannya
merupakan satu lapis ( single layer ) atau lilitan jenis simplex.
 Belitan kumparan penuh ( whole coiled winding ), yakni bila banyak
kelompok kumparan jumlahnya sama dengan jumlah kutub magnit.
Pada jenis arah melilitkan merupakan arah berganti-gantian dan
lilitannya merupakan lilitan dua lapis ( double layer ) atau lilitan
merupakan bentu duplex.

Gambar 3.11. : Bentuk Belitan Single Layer dan Double Layer

Pada pelaksanaan cara belitan stator generator ada hal yang perlu
diketahui tentang langkah alur belitan ( pitch factor ), secara ideal untuk
mendapatkan GGl yang maksimal bahwa langkah belitan adalah sebesar
180˚ L atau bentangan penuh ( full pitch ) antar kutub. Pada umumnya cara

25
bentangan belitan tidak penuh tapi dikurangi atau langkah diperpendek.
Pengurangan terszebut tergantung kebutuhan, yang manfaatnya adalah :
 Menghemat pemakaian kawat penghantar.
 Mengurangi timbulya distorsi tegangan out put akibat adanya
harmonis GGL jangkar, sehingga diperoleh gelombang tegangan
output dalam bentuk sinus yang lebih bagus.
 Karena dapat mengurangi harmonis frekuensi yang lebih tinggi
dari frekuensi dasar, maka akan diperoleh rugi histerisis dan arus
pusar menjadi lebih kecil.

3.2.4. PEMELIHARAAN GENERATOR


Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan
pada saat unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih
besar / fatal, dan peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama,
menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih
terjamin.
Kerusakan terbesar pada mesin listrik berputar terutama pada mesin
induksi disebabkan oleh kerusakan isolasi winding stator. Kerusakan isolasi
winding stator biasa disebabkan oleh :
1) Thermal Stresses
2) Mechanical Stresses
3) Environmental Stresses

 Thermal stresses
Overheating yang terjadi pada winding dan berlangsung lama,
menyebabkan stress pada winding & isolasi kawat menjadi rapuh, dan
lama kelamaan isolasi akan menjadi retak. Jika gejala ini disertai dengan
timbulnya PD ( partial discharge ), maka proses penuaan isolasi akan
menjadi lebih cepat.

 Mechanical stresses

26
Winding yang tidak divarnis dengan baik, connection point, blocking
coil, adalah meruipakan titik paling lemah terhadap pengaruh dari luar,
seperti mechanical vibration, dan magnetic vibration.

 Environmental stresses
Kontaminasi : udara lembab, debu, karbon, minyak atau bahan kimia
lain, yang terkumpul di permukaan isolasi, adalah merupakan partikel
konduktive yang dapat menghantar listrik.
Karena adanya beda potensial antara winding dengan ground, maka
partikel tersebut, akan berfungsi sebagai media hantaran untuk menghantar
arus listrik dari winding ke ground, karena sifat kotoran yang demikian
maka pada tempat-tempat penumpiukan kotoran akan terbentuk jalur
hantaran listrik ( “ Electrical tracking “ ).

Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat


beberapa klasifikasi, diantaranya pemeliharaan yang biasa dilakukan secara
rutin adalah pemeliharaan jenis preventif.
Pada umumya pemelihaan komponent generator di unit pembangkit
thermal dilakukan dalam 2 kategori, yaitu :
 Pemeliharaan yang bersifat rutin.
 Pemeliharaan yang bersifat periodic.

3.2.4.1. Pemeliharaan Rutin.


Pemeriksaan yang bersifat rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan
secara berulang dengan periode harian, mingguan dan bulanan dengan
kondisi yang sedang beroperasi, yaitu meliputi :
 Pemeriksaan temperature belitan stator, bearing, air pendingin dan
lainnya dilakukan setiap hari.
 Pemeriksaan kebocoran pendingin minyak ( khusus generator
dengan pendingin hydrogen ) dalam sekali sebulan.
 Pemeriksaan vibrasi sekali dalam sebulan.
 Pemeriksaan tekanan hydrogen, seal oil pump.

27
 Pemeriksaan fuse rotating rectifier ( Brushless Excitation ) atau
pemeriksaan sikat arang ( Static Excitation / DC Dinamic
Excitation )
Pada dasarnya penggantian sikat arang dapat dilakukan pada saat
mesin beroperasi, karena pada mesin-mesin yang besar sikat arang
biasanya dipasang tidak hanya satu tetapi ada beberapa pasang dengan
cara parallel.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
penggantian pada kondisi beroperasi, yaitu :
 Terjadinya sengatan listrik atau terbakar.
 Terjadi kontak dengan peralatan yang berputar.
 Lokasi tempat bekerja harus bersih, penerangan yang cukup
dan diberi batas.
 Petugas pelaksana harus berpakaian rapi tidak sobek dan pakain
lengan pendek.
 Semua piranti kerja harus terisolasi dan tidak dapat jatuh pada
saat bekerja.
 Beri catatan ( Tagging ) pada peralatan kontrol bahwa sedang
dilakukan pekerjaan penggantian sikat arang.
 Sebelum sikat arang lepas dari rumah sikat arang periksa dan
yakinkan bahwa sikat arang yang lain mengontak dengan baik
terdadap komutator Slip ring.
 Cek tekanan sikat arang, tidak boleh terlalu lemah atau terlalu
keras.

Bila tekanan kurang baik akan mengakibatkan:


 Kontak kurang baik.
 Bergetar
 Timbul bunga api.
 Sikat arang cepat aus.

28
3.2.4.2. Pemeliharaan Periodik.
Pemeriksaan yang bersipat periodik adalah pemeriksaan yang
dilakukan berdasarkan lama beropersi generator, yang diklasifikasikan :
 Pemeriksaan sederhana yang dilakukan setiam 8.000 jam
 Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam
 Pemeriksaan serius , setiap 32.000 jam

Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi


pembongkaran ( disassembly ), pemeriksaan ( Inspection ) dan pengujian (
Testing ).kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen
dilakukan sama, melainkan targantung dari klasifikasi pemeriksaan
periodiknya.
Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa
tidak seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius,
kegiatan-kegiatan seperti disebutkan diatas dilakukan secara menyeluruh
terhadap generator dan alat bantunya.
Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam pemeriksaan
serius meliputi :
 Pembuangan gas H2
 Pembukaan penutup ( Housing Cover )
 Pelepasan LP Turbin dan Generator
 Pelepasan Generator dan Eksiter.
 Pembukaan Bracket atas dan bantalan.
 Pembukaan Gland Seal dan Seal Ring.
 Pembukaan Daun Blower
 Penurunan Bracket Bawah
 Persiapan pengeluaran Rotor
 Pengeluaran Rotor
 Pemeriksaan Rotor
 Pemeriksaan Coil Stator, Pasak dan Inti.
 Pencucian semua komponent.
 Persiapan pemasukan Rotor.
 Pemasukan Rotor dan Perakitan Bracket Bawah.
 Perakitan Gland Seal.

29
 Perakitan Daun Blower.
 Pemeriksaan Lead Box.
 Pengujian Kebocoran Pendingin Gas
 Perakitan Bracket Atas
 Pemeriksaan dan Perakitan Eksiter.
 Pelurusan LP Turbin dan Eksiter.
 Pelurusan dan Swing Chek : Generator dan Eksiter.
 Pengaliran Minyak Bantalan.
 Pengaliran Minyak Perapat.
 Pemeriksaan Terakhir.
 Uji Kebocoran Total Generator.
 Perakitan Bantalan Atas.
 Penyelesaian Semua Perakitan.
 Pengecekan dan Penyetelan System Pengaturan Minyak Perapat.
 Pengecekan dan Penyetelan System Pengaturan Gas H2.
 Pengecekan dan Penyetelan System Cadangan (Back-Up System).

Pemeriksaan Stator Generator, meliputi :


 Belitan Stator diperiksa tentang kemungkinan terjadinya
kontaminasi, kerusakan, retak, pemanasan lebih dan keausan.
 Pasak stator diperiksa kemungkinan terjadinya pergesewran
( kedudukan ) dari ujung pasak da penganjal di bawah pasak, serta
kelonggaran dari pasak-pasak kumparan Stator.
 Penyangga ujung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari
baut pengikatnya.
 Penjarak isolasi ( Insulation Spacer ) diperiksa kemungkinan
merapatnya jarak isolasi, kelonggaran dan keausan dari kain polyster,
segmen penyangga kumparan, tali pengikat dan penahan ujung
kumparan.
 Cincin phasa, diperiksa kerusakan / perubahan bentuknya.
 Gulungan di dalam alur ( Slot ) diteliti kelonggarannya dari terminal.
 Ujung penghantar utama ( main lead ) diperiksa kerusakan dari
porselin Bushing dan permukaan sambungan serta kondisi bagian
dalam kotak saluran dan netralnya.

30
 Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-
laminasi, tanda-tanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan
setempat dan keadaan susunan pengikat inti.
 Periksa permukaan kumparan, permukaan inti besi, benda-benda
asing serta kebocoran minyak dan air.
 Cek pendeteksi temperature inti stator ( RTD ), bila perlu ditest.
 Periksa klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya.

3.2.5. SIFAT-SIFAT BAHAN ISOLASI / PENYEKAT GENERATOR.


Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan
sifat kelistrikannya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat
thermal, sifat mekanis dan sifat kimia.
Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan kerugian
dielektrik. Penyekat membutuhkan bahan yang memmpunyai resistivitas yang
besar agar arus yang bocor sekecil mungkin ( dapat diabaikan ). Yang perlu
diperhatikan di sini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya
dipertimbangkan penggunaanya pada tempat-tempat yang lembab karena
resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang
diberikan naik.
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan,
viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan isolasi
dapat rusak diakibatkan oleh panas pada kurun waktu tertentu.

Pembagian Kelas Bahan Isolasi.


Bahan penyekat atau isolasi dapat dibagi atas beberapa kelas
berdasarkan suhu kerja maksimum, yaitu sebgai berikut:
1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90˚ C.
Yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis seperti
katun, sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan,
kayu, polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya. Bahan-bahan ini tidak
dicelup dalam bahna pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga
bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.

31
2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150˚ C.
Yaitu bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal
atau kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan
poliamil atau yang terendam dalam cairan dielektrikum seperti penyekat
fiber pada transformator yang terendam minyak. Bahan-bahan ini adalah
katun, sutera, dan kertas yang telah dicelup, termsuk kawat emai
( enamel ) yang terlapis dammar-eleo dan dammar-polyamide.

3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120˚ C.


Yaitu bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal, polyurethane dan dammar epoxy dan bahan pengikat lain
sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate, film
dan serat polyethylene terephalate.

4. Kelas B, suhu kerja maksimum 150˚ C.


Yaitu bahan non-organik seperti mika, fiber, asbes yang dicelup atau
direkat menjadi satu dengna vernis atai kompon, dan biasanya tahan panas
dengan dasar minyak pengering, bitumen sirlak, bakelit dan sebagainya.

5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155˚ C.


Yaitu bahan bukan ohrganik yang dicelup atau direkat menjadi satu
dengan epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.

6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180˚ C.


Semua bahan komposiis dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas
fiber yang dicelup dalam nahan silicon tanpa campuran bahna berserat
misalnya kertas, katun dan sebagainya. Dalam kelas ini termasuk juga
karet silicon dan email kawat poliamid murni.

7. Kelas C, suhu kerja maksimum diatas 180 ˚ C.


Bahan anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi
sorganik, misalnya mika, mikanit yang tahan panas
( menggunakan bahan pengikat anorganik ), mikaleks, gelas, dan bahan

32
keramik. Hanya stu bahan organic saja yang termasuk dalam kelas C yaitu,
politetra fluoroetilen ( Teflon ).

3.2.6. INSULATION RESISTANCE ( IR ) DAN POLARITY INDEX ( PI ) TEST


Insulation Resistance Test / Megger Test merupakan pengujian yang
paling mudah dan sederhana untuk menentukan kemampuan isolasi. Megger
Test ini dilakukan pada Stator atu Rotor Generator, selain itu juga dapat
diterapkan pada semua mesin atau lilitan kecuali rotor motor sangkar tupai
karena tidak mempunyai isolasi untuk ditest. Peralatan yang digunakan untuk
pengujian ini disebut Mega Ohm Meter atau Megger Tester atau Megger saja.

Pengukuran Insulation Resistance berdasarkan standar IEEE 43-2000


mengenai Index Polarisasi dan resistansi isolasi berdasarkan table berikut ini :

Tabel 3.1: Tegangan Test Untuk Tiap-tiap Tegangan kerja

Serta nilai tahanan isolasi antara penghantar satu dan penghantar yang
lain maupun antara penghantar dan ground, nilai resitansi minimumnya adalah
sebesar tegangan operasi dalam KV ditambah 1 kemudian dikalikan 100 MΩ yang
dapat di rumuskan sbb :

Rmin = ( Vrms + 1 ) x 100 MΩ


Dimana :
Rmin = Resistansi minimum lilitan ( MΩ )
Vrms = Tegangan Kerja dalam KV ( Line-to-Line ).

33
Indeks yang biasa digunakan dalam menunjukan pembacaan megger
dikenal sebagai dielectric absobtion, yang diperoleh dengn pembacaan yang
berkelnjutan untuk periode waktu yang lebih lama. Jika pengujian berkelanjutan
untuk periode selama 10 menit, megger akan mempunyai kemampuan untuk
mempolarisasikian atau mencharger kapasitansi tinggi ke isolasi stator, dan
pembacaan resistansi akan meningkat jika isolasi bersih dan kering. Rasio
pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit dikenal sebagai
Polarization Index ( PI ) atau Indeks Polarisasi ( IP ).
Jika nilai Indeks Polaritas ( IP ) terlalu rendah ini mengindikasikan bahwa
lilitan mungkin terkontaminasi oli, kotoran,serangga, atau terbasahi oleh air
( lembab ). Besarnya Indeks Polaritas ( IP ) dapat dirumuskan sebagai berikut :

Nilai parameter Indeks Polaritas ( IP ) menurut standar IEEE 43-2000


tentang Indeks Polariotas dan Resistansi Isolasi adalah sebagai berikut :

Jika nilai PI kurang dari 2.0 maka kemungkinan adanya kontaminasi


pad isolasi stator, misalanya isolasi winding terlalu banyak menyerap uap air
( lembab) atau terdapat penumpukan kotoran konduktive, sehingga perlu
dilakukan pemeliharaan yaitu membersihkan winding stator dari kontaminasi
kotoran atau dengan cara mengeringkan winding stator.

34
Tabel 3.2 : Nilai minimum PI berdasarkan kelas isolasi

3.2.6. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI


Salah satu jenis pemeliharaan yang dilakukan dalam kegiatan
Combustion Inspection ( CI ) yaitu pemeliharaan periodik yang dilakukan setiap
8.000 jam generator beroperasi adalah pemeriksaan stator generator, kegitan
yang dilakukan dapat berupa pengujian tahanan isolasi ( Insulation Resistance
Test ) dan Polarization Index Test.
Nilai Insulation Resistance ( IR ) stator diukur pada suhu ruangan
30,.5°C, pengukuran dilakukan dengan cara melepas hubungan way ( Y )
generator terhadap ground terlebih dahulu. Pengukuran dilakukan pada tiap
phasa yaitu phasa R, S, dan T masing-masing di ukur langsung terhadap ground.
Sehingga megger yang digunakan yaitu megger phasa terhadap ground. Jenis
Megger yang digunakan adalah Megger jenis analog dengan tegangan 5000
Volt, pemilihan megger dengan tegangan 5000 Volt sesuai dengan besarnya
tegangan kerja Generator dan berdasarkan standar IEEE.
Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelemahan isolasi
tahanan. Pengujian isolasi secara rutin dapat dilakukan dengan menggunakan
Megger yang pembacaannya langsung dalam megaohm. Tahanan isolasi adalah
ukuran kebocoran arus yang melalui isolasi. Tahanan berubah-ubah karena
pengaruh temperatur dan lamanya tegangan yang diterapkan pada lilitan
tersebut, oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus dicatat pada waktu
pengujian. Nilai tegangan minimum pengujian adalah satu kilovolt sebanding
dengan satu (1) megaohm nilai resistansi pada lilitan stator generator, nilai
tahanan yang rendah dapat menunjukkan lilitan dalam keadaan kotor atau basah.
Moisture dapat juga terdapat pada permukaan isolasi, atau pada lilitan
atau pada keduanya.Oleh sebab itu, pengujian dengan megger sebelum dan

35
sesudah mesin dibersihkan harus dilakukan. Jika nilai tahanan tetap rendah dan
lilitan relatif bersih, ada kemungkinan adanya moisture pada lilitan, dan lilitan
harus dikeringkan sekurang-kurangnya sampai diperoleh tahanan minimum
yang dianjurkan.

36
3.3 DATA-DATA DAN PERHITUNGAN

Nilai minimum Insulation Resistance ( IR ) lilitan stator generator Wescan


11,5 KV PLTG #1 Keramasan adalah:

IRmin = ( Vrms + 1 )x100 MΩ


IRmin = ( 11.5 + 1 ) MΩ
IRmin = 12,5 MΩ

Berikut table data hasil pengukuran tahanan isolasi winding stator


generator Wescan PLTG unit 1 Keramasan, sebelum dilakukan pemeliharaan.

Tabel 3.4 :Data Insulation Resistance Test sebelum lilitan stator dibersihkan.

Menit Urutan Phasa


R S T
ke Insulation Resistance ( MΩ )
1 550 570 650
2 650 750 770
3 800 870 860
4 821 890 910
5 850 920 970
6 910 960 980
7 930 1.200 995
8 960 1.300 1.320
9 980 1.400 1.400
10 1.300 1.500 1.600
Data CI Tahun : 2010
Tanggal : 29 Agustus 2010
Suhu Ambient : 30.5˚ C
Generator : Westinghouse Canada ( Wescan ) PLTG #1.

Perhitungan Nilai Average Insulation Resistance lilitan Stator Phasa R, S dan T.


Nilai Average Insulation Resistance lilitan Stator masing-masing Phasa
dihitung dengan rumus:

37
 IR ( M)
IRaverage =
n
Dimana :
IRaverage = Nilai Insulation Resistance rata-rata
IR = Insulation Resistance hasil pengukuran
n = Banyak jumlah data

Dari data hasil pengukuran diatas maka nilai IRaverage adalah :

IRaverage Phasa R :

550  650  800  821  850  910  930  960  980  1.300
IRaverage =
10
8.751
IRaverage = MΩ
10
IRaverage = 875,1 MΩ

IRaverage Phasa S :
570  750  870  890  920  960  1200  1300  1400  1500
IRaverage =
10
10.360
IRaverage = MΩ
10

IRaverage = 1.036 MΩ

IRaverage Phasa T :

650  770  860  910  970  980  995  1320  1400  1600
IRaverage =
10
10.455
IRaverage = MΩ
10
IRaverage = 1.045,5 MΩ
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata Insulation Resistance ( IR ) masing-
masing phasa dapat diketahui bahwa niulai tahanan isolasi lilitan stator pada saat
sebelum dilakukan pemeliharaan masih dibawah nilai Insulation Resistance ( IR )

38
minimum yang distandarkan oleh IEEE yaitu, 1.250 MΩ. Ini artinya kondisi
isolasi lilitan stator generator tidak baik, dengan nilai tahanan isolasi stator
dibawah nilai IR minimum dapat menyebabkan timbulnya arus bocor dari stator
terhadapa ground, sehingga dapat membahayakan keselamatan manusia yang ada
disekitarnya dan dapat menyebabkan timbulnya arus hubung singkat pada belitan
generator.
Kemungkinan besarnya nilai arus bocor yang terjadi pada masing-masing
phasa adalah sebesar :

Untuk phasa R :
V ( LL )
Iis =
IRaverage

11500V
=
875.1K
= 0,013 mA
Untuk phasa S :

V ( LL )
Iis =
IRaverage

11500V
=
1036.000 K
= 0,011 mA

Untuk phasa T :

V ( LL )
Iis =
IRaverage
11500V
=
1.045.500 K
= 0,010 mA

3.4. ANALISA POLARIZATION INDEX ( PI ) GENERATOR


Polarization Index ( PI ) adalah salah stau cara untuk mengetahui quality
winding generator akibat pengaruh lingkungan, seperti penyerapan air,
pengotoran debu dll :

39
Dari data hasil pengukuran Insulation Resistance ( IR ) lilitan generator di
atas dapat dihitung nilai PI-nya yaitu; pengukuran IR 10 menit dibagi dengan
nilai IR pengukuran menit pertama, secara matematis dapat digambarkan
sebagai berikut :

Nilai PI untuk Phasa R :


1.300
PI =
550
PI = 2.3

Nilai PI untuk Phasa S ;


1500
PI =
570
PI = 2,6

Nilai PI untuk Phasa T ;


1.600
PI =
650
PI = 2.4

2.3  2.6  2.4


Nilai PIaverage =
3
PI = 2.4
Dari perhitungan nilai Polarization Index ( PI ) di atas dapat dilihat
bahwa nilai PI sebesar 2, 4. ini menunjukan bahwa generator dalam kondisi
Fair1. Untuk mendapatkan nilai Good maka winding generator perlu dilakukan
pemeliharaan dengan cara membersihkan winding drai debu atau kotoran lainnya
dan dilkaukan pemanasan dengan heater agar didapatkan kondisi yang kering.

1
Standar IEEE no 43-2000

40
Berikut nilai Insulation Resistance ( IR ) stator setelah dilakukan
pemeliharaan :

Tabel 3.5 :Data Insulation Resistance Test sesudah lilitan stator dibersihkan

Menit Urutan Phasa


R S T
ke Insulation Resistance ( MΩ )
1 600 620 600
2 680 750 795
3 850 870 880
4 860 910 920
5 880 930 980
6 950 980 1100
7 980 1.250 1250
8 1200 1.320 1.450
9 1560 1570 1.670
10 1.750 1.780 1.795
Data CI Tahun : 2010
Tanggal : 29 Agustus 2010
Suhu Ambient : 30.5˚ C
Generator : Westinghouse Canada ( Wescan ) PLTG #1.

Dari table data di atas terlihat bahwa nilai tahanan isolasi yang didapatklan
setelah dilakukan pemeliharaan lebuih besar dari nilai sebelumnya.

Analisis nilai Polarization Index ( PI ) setelah dilakukan pemeliharaan:


Untuk phasa R.
1750
PI =
600
PI = 2.9
Untuk Phasa S,
1.780
PI =
620
PI = 2.8

Untuk phasa T;

41
1795
PI =
600
PI = 2.9

Jadi nilai Polarization Index ( PI ) generator adalah :


2,9  2,8  2.9
PI =
3
PI = 2,8

Nilai polarizatiuon Index (PI) masih dibawah 3.0 ( kondisi good ), hal ini bisa
disebabkan umur generator yang sudah tua.
Tabel 3.6 : data nilai PI sebelum dan sesudah pemeliharaan
Nilai Polarization Index ( PI )
Sebelum Pemeliharaan Sesudah Pemeliharaan
Phasa Phasa
R S T R S T

2.3 2.6 2.4 2.9 2.8 2.9

Berikut ini digambarkan kurva kenaikan nilai Insulation Resistance


( IR ) dan Polarization Index ( PI ) setelah dilakukan pemeliharaan dan drying
proses.

42
Gambar 3.7 :Kurva kenaikan nilai PI setelah Drying Proses

BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
1. Dengan Pengujian Insulation Resistance ( IR ) dan Polarization Index Test
dapat mengetahui kondisi generator untuk menentukan tindakan
pemeliharaan sederhana yaitu setiap 8000 jam generator beroperasi (
Combustion Inpection ).
2. Nilai minimum tahanan isolasi ( Insulation Resisntace ) stator generator
Wescan Unit 1 PLTG keramasan sesuai dengan standar IEEE adalah 1.250
MΩ.
3. Berdasarkan analisis nilai Polarization Index ( PI ) yaitu dari 2.3 menjadi 2.8
maka kondisi generator Wescan PLTG unit 1 Keramsan sesuai standar IEEE
dalam kondisi Fair namun menedekati kondisi good setelah dilakukan
pemeliharaan yaitu pembersihan dan pemanasan winding stator generator.

4.2. SARAN
1. Agar tidak mengganggu aktivitas karyawan PLN, sebaiknya setiap
kelompok mahasiswa yang melakukan kerja praktek dapat dibimbing oleh
seorang pembimbing khusus yang ditunjuk oleh Asman atau Supervisor
masing-masing.
2. Pemeliharan rutin dan periodik generator harus dilakukan untuk menjaga
kondisi generator selalu dalamkondisi baik agar dapat mempertahankan dan
menjaga kehandalan sistem pembangkit.

43
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Dr,A. dan Dr. Kuwahara, S.1979. Teknik Tenaga Listrik.Jakarta: P.T.
Pradnya Paramita.
http.//dunia-listrik.blogspot.com/2009/03/ilmu-bahan-listrik-bahan-penyekat.html.
http.//www.scribd.com/doc/16679412/dasar-PLTG-pembangkit-listrik-tenaga-gas
http.//www.scribd.com/doc/13163402/-perubahan-penting-standard-IEEE
Marsudi, Djiteng. 2002. Pembangkit Energi Listrik. Jakaerta : Erlangga.
PT. PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, 2009, Pemeliharaan
Generator, PT. PLN, Jakarta Selatan.

44

Anda mungkin juga menyukai