Melakukan idenfikasi berbagai macam bahaya dan risiko yang ada di tempat
kerja.
c. Ruang Lingkup
PENDAHULUAN
Adanya berbagai risiko serta faktor bahaya di tempat kerja adalah keadaan
yang tidak mengkin dihindari. Artinya tidak ada kondisi tempat kerja yang tidak
mempunyai risiko (zero risks). Tinbulnya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja
dapat merugikan perusahaan baik kerugian material secara langsung , maupun
menurunnya moral daripada pekerjaan secra tidak langsung. Yang selanjutnya kondisi
seperti ini dapat menurunkan produktivitas suatu pekerjaan. Untuk mengendalikan
dan mencegah timbulnya berbagai hal yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja maka diperlukan penerapan praktek-praktek manajemen dengan
penekanan berbagai risiko yang dihadapi dalam tempat kerja.
Modul ini dipersiapkan sebagai bahan ajar serta informasi praktis dalam
rangka pelaksanaan manajemen Risiko K3 di tempat kerja. Isi dan pembahasannya
bersifat umum (generik), tidak difokuskan pada situasi-situasi khusus untuk jenis
tempat kerja tertentu. Informasi yang diuraikan merupakan dasar-dasar praktis agara
manajemen K3 di perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan terpadu dengan
sistem manajemen lainnya. Sehubungan dengan luasnya cakupan materi manajemen
Sistematika modul ini terdiri dari lima bab, yang penjelasannnya sebagai
berikut:
Bab I – Pendahuluan.
Bab IV –Analisis Risiko, yang pokok bahasan utamanya ditekankan pada proses
pelaksanaan pengukuran risiko (risk assessment) serta pendokumentasiannya.
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah proses, struktur dan kultur yang diarahkan ke identifikasi,
asesmen dan pemberian tanggapan/perlakuan terhadap risiko (kemungkinan
terjadinya peristiwa yang membawa akibat potensial yang tidak diinginkan)
2. Wilayah Geografis
Secara umum tujuan dari manajemen risiko (risk management) adalah untuk
menghilangkan atau mengurangi risiko kecelakaan dan sakit yang berhubungan
dengan kerja. Manajemen risiko memerlukan suatu tahapan proses yang meliputi:
1. Pengenalan dan identifikasi berbagai bahaya yang ada dan risiko yang
mungkin terjadi (hazard and risk identification).
4. Memutuskan hasil analisis risiko dapat diterima atau tidak, sehingga perlu
dilakukan tindakan pengendalian yang dapat mengurangi pengaruh dari
bahaya dan risiko tersebut.
1. Dapat memberikan informasi tentang berbagai jenis bahaya dan risiko yang
ada di tempat kerja, beserta tingkat potensialitasnya untuk menimbulkan
kecelakaan.
a) Bahaya (hazard)
1. Bahaya adalah sifat dari suatu bahan, cara kerja suatu alat, cara melakukan
suatu pekerjaan atau lingkungan kerja yang dapat menimbulkan kerusakan
harta benda, penyakit akibat kerja, atau bahkan hilangnya nyawa manusia.
2. Suatu bahaya adalah suatu benda, bahan atau kondisi yang bisa
mengakibatkan cedera, kerusakan dan/atau kerugian.
Faktor pekerjaan, antara lain: standar kerja yang kurang baik, standar
perencanaan yang kurang tepat, standar perawatan yang kurang tepat,
standar pembelian yang kurang tepat, aus dan retak akibat pemakaian
setalah lama dipakai, pemakaian abnormal.
2) Bahan
3) Proses produksi
4) Cara kerja
5) Lingkungan kerja
Bahaya kimia : asam, basa, fume, uap, gas, debu, asap, kabut.
b) Risiko (risk)
Ada beberapa hal yang dapat kita catat, yaitu : tingkat kerusakan/
keparahan, tingkat keseringan (frekuensi), tingkat kemungkinan
(probabilitas), dan kurun waktu tertentu. Pertama, kata ‘risiko’ biasanya
berkaitan dengan tingkat kerusakan (konsekuen). Kedua, risiko berkaitan
dengan tingkat kemungkinan (probabilitas) suatu kejadian, misalnya seberapa
sering kecelakaan terjadi. Ketiga, kita biasanya membicarakan risiko dengan
mengaitkan dengan suatu kurun waktu (time-frame) tertentu. Misalnya, risiko
terjadinya kanker paru-paru pada perokok ringan selama sepuluh tahun.
* dulu merupakan istilah navigasi (kemungkinan terbelahnya kapal oleh batu karang)
Bila sudah jelas bahwa keberadaan suatu risiko tidak dapat dihindari,
maka perlu dilakukan manajemen. Dengan demikian efek yang dapat
ditimbulkan dapat dikurangi (minimalisasi) kemungkinannya. Sebagai
contoh, aktivitas mengemudi mobil. Sepanjang perjalanan mobil
tersebut banya terdapat berbagai bahaya dan risiko yang berhubungan
dengan aktivitas tersebut. Untuk mengendalikan dan mengurangi efek
yang dapat mencelakakan kita ada berbagai cara yang dapat dilakukan,
seperti memlui desain mobil yang digunakan atau desain jalan yang
baik, atau dapat pula melalui proses operasi mengemudi mobil
misalnya dengan lampu lalu lintas, peraturan, kemampuan
mengemudi, dll. Secara internal juga dapat dilakukan perancangan
sistem keamanan mobil, misalnya seperi airbags, rem cakram, sabuk
keselamatan, dll.
1. Pengenalan dan identifikasi berbagai bahaya yang ada dan risiko yang
mungkin terjadi (hazard and risk identification)
A. IDENTIFIKASI BAHAYA
6. Perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko itu dapat terjadi.
Elemen kunci di atas dapat bertambah atau malah berkurang, tergantung kebutuhan
saat menetapkan konteks manajemen risiko.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahaya akibat pekerjaan tidak saja terjadi
pada saat kejadian, tetapi juga bisa terjadi dalam kurun waktu yang lama. Misalnya
seseorang yang bekerja dalam kondisi kerja yang bising, baru merasakan akibat
berupa gangguan pendengaran setelah 10-20 tahun kemudian.
4. Bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada kesehatan
dan keselamatan personil di dalam kendali organisasi di lingkungan tempat
kerja
5. Bahaya yang terjasi di sekitar tempat kerja, hasil aktivitas kerja yang terkait di
dalam kendali organisasi
6. Prasarana, peralatan, dan material di tempat kerja yang disediakan baik oleh
organisasi ataupun pihak lainnya
10. Rancangan area kerja, proses, instalasi, mesin atau peralatan, prosedur
operasional dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada kemampuan
kerja.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengetahui potensi bahaya yang ada
antara lain :
1. Informasi mengenai data kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
angka absensi
4. Walk Trhough Survey, dalam survey ini dilakukan pengamatan yang lebih
detail meliputi kegiatan mengamati, mencatat dan mendengar berbagai
keadaan di tempat kerja, baik mengenai kegiatan, proses produksi, jumlah
pekerja, teknologi pengendalian yang digunakan dan alat pelindung diri serta
hal lainnya, sebaiknya kegiatan ini dimulai dari awal proses produksi sampai
akhir produksi, dilakukan secara rutin dan secara mendadak tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu.
1. Metoda pasif
Identifikasi bahaya yang dilakukan jika suatu kejadian telah dialami sendiri
secara langsung.
2. Metoda semiproaktif
Teknik ini disebut juga belajar dari pengalaman orang lain karena kita tidak
perlu mengalaminya sendiri. Namun teknik ini kurang efektif karena :
3. Metoda proaktif
a) Data Kecelakaan
Ruang Perkantoran
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah kondisi laintai dalam bersih dan tidak licin?
2 Apakah penerangan cukup dan kondisi baik?
3 Apakah jalan-jalan aman dan tidak terhalang?
4 Apakah ventilasi mencukupi dan terpelihara?
5 Apakah semua peralatan listrik dalam kondisi baik
dan aman?
6 Apakah alat pemadam tersedia dan kondisi baik?
7 Apakah semua alat kator dalam kondisi baik dan
aman?
f) Analisa What If
Teknik “what if” merupakan salah satu teknik yang populer dan
abnayak digunakan untuk mengendalikan bahaya. Teknik ini bersifat
“brainstorming” namun semua anggota tim dipandu dengan menggunakan
kata “what if”. Teknik ini memberikan kebebasan yang luas kepada peserta
dalam berpikir dan memberikan pendapatnya, sehingga terkesan kurang
terstruktur. Karena itu, pihak yang mengkritik teknik ini menilai teknik ini
terlalu luas dan tidak fokus sehingga sulit mendapatkan hasil yang rinci.
Pendapat lain menilai teknik ini lebih baik digunakan bagi mereka yang
kurang memahami teknik identifikasi bahaya, namun memiliki spectrum
pengalaman, bidang spesialisasi dan pengetahuan yang luas.
Contoh :
Di dalam dapur sebuah restoran terdapat kompor gas dengan bahan bakar
LPG. Bahan bakar ini sangat mudah terbakar dan meledak, dan memiliki berat
jenis lebih berat dari udara. Dalam kondisi normal, gas LPG cenderung berada
di bawah dan menjalar mengikuti arah angin. Setiap hari restoran ini
menggunakan 3 tabung LPG berukuran 12 kg. Tabung LPG diletakkan di
bagian luar ruangan. Gas disalurkan ke kompor dengan menggunakan selang
karet. Pada tabung terdapat regulator yang mengatur tekanan dan aliran gas.
Untuk mengidentifikasi bahaya digunakan teknik what if. Beberapa
pertanyaan yang diajukan adalah:
What if……..
7. Dan lainnya.
g) Analisa Mode Kegagalan dan Efek (Failure Mode and Effect Analysis –
FMEA)
FMEA adalah salah satu teknik yang lebih rumit dari yang
sebelumnya. Teknik ditujukan untuk menilai potensi kegagalan dalam produk
atau proses. Metoda ini juga digunakan untuk melakukan Manajemen Risiko.
FMEA membantu memilih langkah langkah perbaikan untuk mengurangi
dampak kumulatif dari konsekuensi (risks) kegagalan sistem (fault). FMEA
merupakan kajian bahaya yang sistematis, terstruktur, dan komprehensif.
Proses dasar dari FMEA adalah dengan membuat daftar semua bagian dari
sistem dan kemudian melakukan analisis apa saja dampak jika sistem tersebut
gagal berfungsi. Kemudian dilakukan evaluasi dengan menetapkan
konsekuensinya.
FMEA adalah suatu tabulasi dari sistem, peralatan pabrik, dan pola
kegagalannya, serta efeknya terhadap operasi. FMEA adalah uraian mengenai
bagaimana suatu peralatan dapat mengalami kegagalan. Kegagalan suatu
peralatan dapat beragam, misalnya membuka yang seharusnya tertutup, mati,
bocor, dan lainnya. Damapak dari kegagalan peralatan ini dapat berupa respon
dari sistem atau kecelakaan.
1. Tentukan unit, alat atau bagian yang akan dianalisa, misalnya sebuah
mobil atau kendaraan roda empat.
1. Tahap Persiapan
3. Pemilihan Parameter
Job Safety Analysis (JSA) adalah suatu proses identifikasi bahaya dan
risiko yang didasarkan pada tiap-tiap tahap dalam suatu proses pekerjaan.
Metode yang digunakan teknik ini meliputi:
2. Identifikasi apa saja aktivitas, material, peralatan, atau prosedur kerja yang
digunakan.
3. Analisa potensi bahaya yang dapat terjadi untuk setiap aktivitas dan
konsekuensinya.
6. Tentukan sisa risiko (residual risk) yang ada setelah dilakukan langkah
pengamanan.
Contoh:
I None
ANALISIS RISIKO
Setelah didapatkan berbagai jenis bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja,
langkah berikutnya adalah melakukan analisis risiko. Dalam bagian ini akan dibahas
tiga hal utama dalam analisis risiko, yaitu perkiraan seberapa besar dampak yang
ditimbulkan bila suatu risiko tersebut menjadi kenyataan (consequence analysis),
seberapa lama/sering (frequency analysis) sesuatu terpajan risiko dan seberapa
besar kemungkinan (probability analysis) terjadinya suatu risiko tersebut.
Analisa
B. Pemilihan Teknik Analisis Risiko
Semi kuantitatif
Penggunaan metoda di atas disesuaikan dengan kondisi dan potensi bahaya
yang ada. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memilih teknik analisa
risiko adalah dengan menggunakan pendekatan
Apakah perlu“Tier” seperti pada gambar berikut:
informasi lebih
rinci?
Perlu lebih
fleksibel?
Perlu analisa risiko
lebih konkrit?
C. Peringkat Risiko
Dari hasil tersebut selanjutnya dikembangkan matrik atau peringkat risiko yang
mengkombinasikan antara kemungkinan dan keparahannya.
Sebagai contoh jika kemungkinan terjadinya suatu risiko sangat tinggi, serta
akibat yang ditimbulkannya juga sangat parah, maka risiko tersebut digolongkan
sebagai risiko tinggi.
Keparahan
Kemungkinan
1 2 3 4
1 1 2 3 4
2 2 4 6 8
3 3 6 9 12
4 4 8 12 16
Cara sederhana adalah dengan membuat matrik risiko seperti contoh diatas
dimana peringkat kemungkinan dan keparahan diberi nilai antara 1 – 4. Dengan
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
Financial and > 25.000 $ 25.000-500.000$ 500-000-1M$ 1-15M$ damage > 15M$ damage
Business Damage No damage Down damage (impact (impact seen by (Clear impact seen
Continuity disturb normal time within 1 day. would be hardly stakeholders, and by stakeholders
operation Recovery quickly, seen buthe main externals) and externals)
no long tem stake holder), Down time 8-29 Total los of
negative impacts Down time 1-7 days, business
days Business recovery
Temporary is long time
business
interruption
Resources Can be effectively Can be effectively Can be effectively Additional Third party support
contained by local contained by local contained under resources required required to contain
personnel under supervision normal to manage the situation
from head offices management situation
procedures
A. Almost Certain H H E E E
B. Likely M H H E E
C. Possible L M H E E
D. Unlikely L L M H E
E. Rare L L M H H
B. Kriteria Risiko
Batas Aman
Risiko
Rendah
Gambar: Nomogram
Dari nilai risiko yang diperoleh selanjutnya dievaluasi apakah risiko tersebut
dapat diterima atau tidak. Risiko dapat diturunkan atau dihilangkan sama sekali yang
digambarkan dalam prosentase. Misalkan kita ingin menekan risiko sampai 50%.
Dari titik nilai risiko ditarik garis melalui nilai pengurangan risiko yang
diinginkan memotong garis bantu. Pengurangan risiko tentu memerlukan biaya yang
besarnya tergantung bagaimana jenis dan strategi pengendalian yang dilakukan.
Apakah dengan cara perbaikan teknis atau cukup dengan perbaikan prosedur.
PENUTUP