Disusun oleh:
Yamien Alviera (101611133034)
Ana Istighfarisma (101611133066)
Mitha Qurotta Ayuni (101611133093)
Nur Afidah Novitasari (101611133149)
Dewi Puji Ayuningrum (101611133171)
0
Daftar Isi
Daftar Isi..................................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Perbedaan Marketing Produk dan Marketing Jasa....................................4
2.1.1 Pengertian Product Marketing...........................................................4
2.1.2 Pengertian Service Marketing............................................................4
2.1.3 Perbedaan Product Marketing dan Service Marketing......................5
2.2 Evolusi Konsep Marketing Produk dan Marketing Jasa...........................7
2.2.1 Evolusi Konsep Marketing Philip Kotler...........................................7
2.2.2 The Five Evolution Eras of Marketing...............................................9
2.3 Macam-macam Marketing......................................................................13
2.3.1 Marketing 1.0.........................................................................................13
2.3.2 Marketing 2.0.........................................................................................13
2.3.3 Marketing 3.0.........................................................................................14
2.3.4 Marketing 4.0.........................................................................................18
2.4 Evolusi Konsep Marketing pada Bidang Kesehatan...............................19
BAB III..................................................................................................................22
PENUTUP..............................................................................................................22
3.1 Kesimpulan..............................................................................................22
Daftar Pustaka........................................................................................................23
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Levit pada tahun 1981 menuliskan artikel ‘intangible’ yang
memunculkan pertanyaan “Is marketing of services different from the
marketing goods?” (Lupiyoadi, 2014). Dari pertanyaan yang dimunculkan
oleh Levit, maka disusun makalah ini untuk mengetahui perbedaan antara
product marketing dan service marketing. Selain mengetahui perbedaan
tersebut, disusunnya makalah ini untuk mengetahui evolusi dari pemasaran
produk dan pemasaran jasa.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan perbedaan antara pemasaran produk dan pemasaran jasa serta
menjelaskan evolusi konsep pemasaran produk dan pemsaran jasa.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan perbedaan antara pemasaran produk dan pemasaran jasa
2. Menjelaskan evolusi konsep pemasaran produk dan pemsaran jasa.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
merujuk pada bisnis ke konsumen (B2C) dan layanan business-to-
business (B2B), dan termasuk pemasaran layanan seperti layanan
telekomunikasi, layanan keuangan, semua jenis layanan perhotelan,
mobil layanan penyewaan, perjalanan udara, layanan perawatan
kesehatan dan layanan professional (Sravana, 2018).
5
mereka dibutuhkan. Berbeda dengan service marketing, karena tidak
berwujud bisa lebih sulit untuk menunjukkan nilai. Tujuan dari service
marketing adalah untuk menciptakan hubungan yang baik dengan
pelanggan, mengembangkan dan membangun kepercayaan.
6
2.2 Evolusi Konsep Marketing Produk dan Marketing Jasa
2.2.1 Evolusi Konsep Marketing Philip Kotler
7
keuangan dan sumber daya manusia. Fungsi utama pemasaran adalah
untuk menghasilkan permintaan akan produk. Empat P McCarthy
secara ringkas menjelaskan praktik umum manajemen produk pada
masa itu: kembangkan suatu produk, tentukan harganya, lakukan
promosi, dan mengatur tempat distribusi. Karena bisnis sedang
meningkat selama dua dekade itu, tidak ada yang dibutuhkan dari
pemasaran selain dari pedoman yang taktis tersebut.
Namun, semuanya tiba-tiba berubah ketika ekonomi AS dan
Ekonomi Barat pada umumnya dilanda guncangan minyak stagflasi
pada 1970-an. Ekonomi tetap tidak pasti sepanjang 1980-an karena
pertumbuhan ekonomi sebagian besar bermigrasi ke negara-negara
berkembang di Asia. Menghasilkan permintaan selama masa yang
bergejolak dan tidak menentu ini lebih sulit dan diperlukan lebih dari
empat P. Permintaan jarang. Beberapa produk diluncurkan untuk
bersaing satu sama lain untuk memenangkan pembeli. Selama dua
dekade ini, konsumen menjadi pembeli yang lebih pintar. Dalam benak
konsumen, banyak produk dilihat sebagai komoditas karena mereka
punya tidak ada posisi yang berbeda. Lingkungan yang berubah
memaksa profesional pemasaran untuk berpikir lebih keras dan
menciptakan yang lebih baik konsep. Semakin banyak P — orang,
proses, bukti fisik, opini publik, dan kekuatan politik bergabung dengan
empat P yang asli. Namun, model klasik Marketing 1.0 tetap taktis
dalam alam.
Penurunan ini adalah berkah tersembunyi, karena pemasaran
akhirnya menjadi terkenal selama periode permintaan yang rendah ini.
Untuk merangsang permintaan akan produk, pemasaran berkembang
dari taktis murni ke tingkat yang lebih strategis. Pemasar menyadari
bahwa untuk secara efektif menghasilkan permintaan, "pelanggan"
harus mengganti "produk" di jantung semua kegiatan pemasaran.
Disiplin manajemen pelanggan, termasuk strategi seperti segmentasi,
penargetan, dan penentuan posisi (STP), diperkenalkan. Pada titik ini,
pemasaran tidak lagi hanya taktis. Karena lebih fokus pada pelanggan
8
daripada pada produk, pemasaran menjadi strategis. Sejak itu,
pengembangan keempat Ps selalu didahului oleh pengembangan STP.
Pengenalan model pemasaran strategis menandai kelahiran pemasaran
modern. Ini asal mula Pemasaran 2.0.
Tahun 1989 menjadi titik kritis untuk pemasaran. Komputer
pribadi telah memasuki arus utama dan internet lahir sebagai pelengkap
yang kuat di awal 1990-an. Jaringan komputer itu disertai dengan
jaringan manusia. Komputasi jaringan memungkinkan lebih banyak
interaksi antar manusia dan difasilitasi penyebaran informasi dari mulut
ke mulut. Itu membuat informasi di mana-mana dan tidak lagi langka.
Konsumen menjadi terhubung dengan baik dan dengan demikian
mendapat informasi.
Untuk merangkul perubahan ini, pemasar di seluruh dunia
memperluas konsep pemasaran untuk fokus pada keadaan emosi
manusia. Mereka memperkenalkan konsep-konsep baru seperti
emosional pemasaran, pemasaran pengalaman, dan ekuitas merek.
Untuk menghasilkan permintaan, itu tidak lagi cukup untuk
menargetkan pikiran pelanggan dengan model penentuan posisi klasik.
Dulu diperlukan untuk menargetkan hati pelanggan juga. Konsep
pemasaran yang muncul pada 1990-an dan 2000-an kebanyakan
mencerminkan disiplin manajemen merek.
Menengok ke belakang, kita bisa melihat bahwa disiplin
pemasaran melewati beberapa tahap dengan menghasilkan konsep baru
pula. Gambar 1 menunjukkan konsep utama itu muncul di setiap dekade
sejak 1950-an.
9
era, relationship era, dan social era. Perkembangan ini dapat disajikan
paralel dengan waktu era tersebut kedalam gambar sebagai berikut :
a. Production Era
Production era mulai berkembang pada tahun 1850an dan
mulai sangat dominan pada tahun 1900an. Pada era ini, konsep
marketing berfokus pada efisiensi produksi suatu barang. Filosofi
yang berkembang pada era ini adalah konsumen akan tertarik pada
ketersediaan suatu barang dengan harga murah. Hal ini tersirat
bahwa proses produksi pada era tersebut berfokus pada produksi
yang murah, efisiensi, dan distribusi yang intensif.
Pada era produksi pabrik akan lebih mengutamakan
peningkatan output dengan asumsi konsumen akan mencari produk
tersebut apabila dijual dengan harga terjangkau dan kualitas produksi
yang baik (Miller dan Layton, 2001). Dengan berkembangnya
konsep marketiong yang seperti itu, akan mempersempit makna dari
proses produksi itu sendiri. Produsen pada era ini akan kehilangan
ide tentang inti produksi yaitu untuk memenuhi harapan konsumen
dan memberikan nilai dari proses konsumsi produk tersebut.
10
Berdasarkan hal tersebut, saat ini konsep marketing pada era
produksi mungkin sudah tidak terlalu banyak digunakan. Tetapi tidak
menutup kemungkinan, filosofi dari konsep marketing pada era ini
tetap dijalankan pada konsep marketing lainnya yang lebih dominan
misalnya dalam upaya ekspansi produk maupun untuk
memperkenalkan produk baru.
b. Sales Era
Sales era merupakan era perkembangan konsep marketing
yang merupakan lanjutan dari production era. Penerapan konsep
marketing dengan filosofi sales ini dominan pada tahun 1930 sampai
tahun 1950. Pada era ini perusahaan lebih berkonsentrasi pada
penjualan produk yang telah diproduksi.pada era ini perusahaan
mulai mempertimbangkan untuk membentuk departemen khusus
yang bertanggung jawab terhadap penjualan produk.
Konsep yang berkembang pada era ini menitikberatkan
bahwa perusahaan dapat menjual produk apapun melalui teknik
marketing, seperti iklan dan penjualan barang secara pribadi (Kotler
dan Armstrong, 2008). Pada era ini, asumsi yang berkembang adalah
pentingnya melakukan pendekatan marketing kepada konsumen agar
mereka memiliki alasan untuk membeli suatu produk tertentu.
Era ini mengalami perkembangan konsep beriringan dengan
terjadinya peningkatan produksi pada masa Revolusi Industri
dikarenakan meningkatnya efisiensi. Hal ini yang menuntut
perusahaan untuk melakukan marketing penjualan (sales marketing)
untuk menjual produk mereka dan dapat bersaing di pasar. Akan
tetapi, kekurangan dari era ini adalah perusahaan hanya berfokus
pada penjualan produk sebanyak mungkin pada konsumen tanpa
memperdulikan kepuasan konsumen.
c. Marketing Era
Konsep marketing pada era ini adalah yang paling
mendominasi pada evolusi konsep marketing yaitu dimulai sekitar
tahun 1950an dan terus dominan hingga abad ke 21. Asumsi yang
berkembang pada era ini bahwa titik awal dari suatu proses
11
penjualan produk adalah kebutuhan dan keinginan konsumen
darpada kebutuhan penjual dan produk.
Pada era ini konsep marketing menggunakan perspektif
outside-in yaitu mengintegrasikan semua kegiatan marketing untuk
menciptakan hubungan yang baik dengan konsumen atas dasar nilai
kepuasaan yang dirasakan oleh konsumen (Kotler dan Amstrong,
2008). Pada era ini pula marketing jasa mulai berkembang seiring
dengan kebutuhan dan nilai yang diharapkan oleh konsumen.
Sehingga, pada era ini memungkinkan dalam suatu proses marketing
konsumen ditawarkan sekaligus produk dan jasa dengan tujuan
bisnis untuk memuaskan konsumen.
d. Relationship Era
Era ini dimulai pada akhir tahun 1990an disaat konsep
merketing berkembang dengan semakin fokusnya perusahaan dalam
menjalin hubungan dengan konsumen dalam jangka panjang dari
waktu ke waktu untuk mempertahankan kepuasan konsumen. Pada
era ini berkembang Customer Relationship Management (CRM).
Konsep marketing pada era ini bertujuan untuk menumbuhkan
loyalitas konsumen dan agar konsumen dapat mengulangi proses
bisnis atau konsumsi atas produk maupun jasa yang dihasilkan oleh
produsan maupun suatu perusahaan.
e. Social Era
Konsep marketing pada social era berkembang mulai tahun
1970an dan terus berkembang hingga saat ini yang seringkali
tumpang tindih dengan konsep pada marketing era. Asumsi yang
sering terjadi pada era ini adalah kemungkinan adanya
ketidaksesuaian dengan kebutuhan jangka pendek dengan kebutuhan
jangka panjang masyarakat. Akan tetapi, perusahaan harus tetap
memastikan kesejahteraan jangka panjang masyarakat dalam hal ini
adalah konsumen.
Konsep marketing pada social era merupakan konsep yang
paling baik untuk diterapkan karena menyelaraskan tujuan bisnis
dengan tujuan konsumen yang terkadang bertentangan (Kotler dan
Amstrong, 2008). Melalui konsep ini diketahui bahwa tujuan
12
marketing dalam suatu perusahaan atau organisasi adalah untuk
mengetahui kebutuhan, keinginan, dan minat target pasar untuk
memberikan kepuasan yang lebih optimal daripada pesaing dengan
cara meningkatkan dan menjaga kesejahteraan konsumen.
13
pelanggan. Tidak hanya produk yang bagus, produsen memperhatikan juga
keinginan pasar.
Marketing 2.0 mengalami transformasi yang terlihat dari perubahan
seperti para pelanggan yang menjadi semakin menonjol sifat
kemanusiawiannya yang diindikasikan dengan semakin kuatnya kesadaran
dan kepedulian mereka terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan
sosial. Kenyataan tersebut di intregasikan sehingga memunculkan konsep
pemasaran baru yaitu Marketing 3.0
14
tidak bisa di lihat dar sekedar sebagai suatu sasaran yang di podidikan pada
bagian bawah dala suatu hierarki pasar. Saat ini dan masa yang akan datang
para pelanggan lebih tepat diposisikan dalam satu tingkat yang sederajat
sebagai teman.
Contoh dalam bidang kesehatan adalah dokter yang praktek di rumah
sakit tidak akan menganjurkan pasien membeli obat dari perusahaan farmasi
lain hanya karena memiliki jaringan dengan dokter tersebut, maka pasien
harus membeli obat di rumah sakit tersebut.
15
ikatan kuat kemudian konsumen menjadi loyal pada perusahaan tersebut.
Contohnya perusahaan menjual suatu barang misalnya kursi namun
perusahaan tersebut juga melayani konsumen yang membeli kursi dengan
ramah,menjelaskan produk dengan asik dan interaktif dan lain sebagainya
sehingga konsumen merasa puas hingga akhirnya timbul rasa loyalitas dari
konsumen tersebut.
c. Marketing 3.0 (membuat dunia yang lebih baik)
Perusahaan yang menjual produk tidak hanya sekedar menjual
namun juga menjadikan produk tersebut bermanfaat bernilai dan
menjadikan konsumen puas terhadap produk tersebut dengan
meningkatkan berbagai hal misalnya teknologi. Contohnya perusahaan
menjual produk kursi namun bukan sekedar kursi melainkan terdapat hal
yang khusus terdapat pada kursi tersebut dengan suatu teknologi sehingga
berbeda dengan yang lainnya.
16
c. Marketing 3.0 (konsumen yang secara holistic memiliki mind, heart and
spirit)
Perusahaan berfokus pada produk yang dijual dan memperhatikan perasaan dari
konsumennya. Contohnya menjual produk kursi kepada konsumen kemudian
konsumen menginginkan sesuatu yang berbeda maka perusahaan akan
mencarikan produk kursi yang sesuai dengan permintaan konsumen tersebut agar
konsumen merasa puas dengan produk dan pelayanan dari perusahaan tersebut.
17
Marketing 4.0 juga mengembangkan konektivitas machine-to-
machine dan artificial intelligence dalam rangka mendongkrak
produktivitas. Tetapi, itu harus diimbangi dengan pengembangkan
konektivitas human-to-human yang justru akan memperkuat customer
engagement. Intinya, pengembangan teknologi tidak berhenti pada teknologi
itu sendiri, tapi bagaimana teknologi ini membantu merek dalam
memanusiakan relasi dengan para pelanggannya.
Dalam Marketing 4.0, digital Marketing tidaklah menggantikan
pemasaran tradisional. Sebaliknya, keduanya hadir bersama alias coexist di
era sekarang. Keduanya saling mengisi peran satu sama lain, khususnya
dalam perjalanan pelanggan atau customer path. Marketing 4.0 menjadi
pendekatan pemasaran yang mengkombinasikan interaksi online dan offline
yang tujuan utamanya adalah memenangkan advokasi konsumen.
Contoh dalam bidang kesehatan adalah aplikasi Halodoc yang
menyediakan 3 layanan sekaligus yaitu konsultasi dokter, pengantaran obat,
dan pengecekan hasil lab. Halodoc tidak hanya memperhatikan pelayanan
yang diberikan kepada konsumen seperti keramahan dan sikap tanggap,
aplikasi Halodoc juga selalu memperbarui konten dan layout aplikasi yang
terbarukan sehingga tampilan dari aplikasi bagus dan menarik konsumen.
18
Pada tahap ini produsen produk dan provider jasa layanan kesehatan
berfokus pada menjual seoptimal mungkin produk dan jasa mereka kepada
konsumen. Pada tahap ini mulai berkembang berbagai upaya marketing
untuk seperti pengiklanan untuk tercapainya efisiensi penjualan dan dapat
bersaing di pasar.
c. Tahap 3 : The Rise of the Customer
Pada tahap ini terjadi perkembangan yang pesat pada service marketing di
bidang kesehatan. Pada tahap ini terjadi upaya memperkuat organisasi
layanan kesehatan ke dalam sistem yang semakin besar menghasilkan
pembentukan organisasi yang lebih besar dengan sumber daya yang
diperluas dan manajemen yang lebih canggih. Dalam tahap ini, suasana
bisnis dalam bidang kesehatan semakin berkembang tanpa
mengesampingkan pengutamaan terpenuhinya kebutuhan masyarakat agar
tercapai kepuasan.
19
untuk mengidentifikasi calon pelanggan. Segmentasi pasar adalah
membagi pelanggan ke dalam kelompok yang relatif homogen sehingga
pasar dipecah menjadi segmen yang berbeda. Pendekatan segmentasi
meningkatkan pemasaran target dengan membatasi pasar pelanggan
tertentu.
2. Orientasi Pelanggan
Kedua, setelah target pemasaran dan segmentasi telah tercapai,
pelaksanaan yang efektif dari konsep pemasaran membutuhkan orientasi
pelanggan untuk menarik dan memuaskan calon pelanggan. Sebuah
organisasi harus terlebih dahulu mengumpulkan informasi yang diperlukan
untuk memahami secara menyeluruh pasar pelanggan tertentu. Kemudian,
komitmen dibuat untuk menyediakan layanan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pasar pelanggan ini pada tingkat tinggi kepuasan
pelanggan. Orientasi pelanggan organisasi harus secara rutin dipantau
untuk memfasilitasi peningkatan kinerja dan pemahaman yang lebih baik
dari variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
3. Pemasaran Terkoordinasi
Komponen kunci ketiga untuk keberhasilan pelaksanaan konsep
pemasaran adalah upaya pemasaran yang terkoordinasi. Upaya yang
terkoordinasi memerlukan keterlibatan organisasi yang luas dalam
perencanaan dan pelaksanaan konsep pemasaran. Beragam kelompok
profesional yang staf organisasi perawatan kesehatan dapat memberikan
informasi yang berharga dan panduan cerdas keputusan yang berkaitan
dengan penyediaan layanan profesional. Staf pemasaran harus dalam
interaksi konstan dengan profesional lain untuk memastikan bahwa
kebutuhan pelanggan sedang dipenuhi pada tingkat kepuasan yang tinggi.
Jika konsep pemasaran harus berhasil dipraktekkan dalam organisasi
perawatan kesehatan, semua anggota staf akan perlu terlibat dalam
pelaksanaan strategi pemasaran.
4. Profitabilitas
Komponen terakhir yang diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan
konsep pemasaran adalah profitabilitas. Sementara profitabilitas bukan
20
tujuan utama untuk banyak organasi perawatan kesehatan (misalnya,
rumah sakit nirlaba), kelangsungan hidup fiskal penting bagi semua
organisasi. Profitabilitas dan memenuhi kebutuhan pelanggan dapat
dicapai secara bersamaan jika konsep pemasaran diimplementasikan
dengan benar. Banyak alat pemasaran spesifik yang tersedia untuk
menerapkan konsep pemasaran dengan benar. Salah satu alat pemasaran
yang berpotensi kuat untuk industri perawatan kesehatan adalah
menawarkan layanan individual.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada 7 perbedaan antara product marketing dan service marketing,
perbedaan yang jelas adalah product marketing berwujud dan service
marketing tidak berwujud. Perbedaan lainnya yaitu product marketing
menunjukkan nilai, produk datang ke pelanggan, dapat dikembalikan, produk
dapat dijual kembali, dapat dipisahkan dari perusahaan yang memproduksi,
kualitas dapat mudah diukur, dan terstandarisasi. Sedangkan service
marketing menciptakan hubungan, pelanggan datang ke layanan, tidak dapat
dikembalikan, tidak dapat dijual kembali, tidak dapat dipisahkan dari
penyedianya, sulit untuk diukur, dan sangat bervariasi.
Terdapat 2 konsep mengenai product marketing dan service
marketing, yaitu evolusi konsep marketing philip kotler dan the five evolution
eras of marketing. Dalam evolusi konsep marketing philip kotler terdapat
suatu konsep utama yang muncul tiap dekade, konsep postwar pada tahun
1950-1960, konsep soaring pada tahun 1960-1970, konsep turbulent pada
tahun 1970-1980, konsep uncertain pada tahun 1980-1990, konsep one to one
pada tahun 1990-2000, dan konsep financially driven pada tahun 2000an.
Terdapat empat macam model marketing seiring berubahnya zaman, yaitu
Marketing 1.0, Marketing 2.0, Marketing 3.0 dan Marketing 4.0.
22
Daftar Pustaka
Anonym. Chapter Two Future Model of Marketing 3.0. Diakses pada 1 September
2019. https://nscpolteksby.ac.id/ebook/files/Ebook/Business
%20Administration/Marketing%203.0Hermawan%20Kertajaya
%20(2010)/Chapter%20Two%20-%20Future%20Model%20for
%20Marketing%203.0.pdf
Boone, Louis E. and Kurtz, David L. 2014. Essentials of Contemporary Business.
New York : John Wiley and Sons Inc.
Kotler P, Armstrong G. Principles of Marketing. 12th Edition. Upper Saddle
River: Pearson Education Inc. 2008
Kurniawan, Sigit. 2017. “Memahami Marketing 4.0 dalam Konteks Ekonomi
Digital”. [online] http://marketeers.com/mengenal-marketing-4-0-dalam-
konteks-ekonomi-digital/ diakses pada 17 Agustus 2018
Lupiyoadi, R. (2014). Dinamika Bisnis Jasa dan Pentingnya Pemasaran Jasa.
Miller KE, Layton RA. Fundamentals of Marketing, 4th ed., McGraw-Hill.
2001; 3: 146-57
Paul, J., & Hanna, J. B. (1997). Applying the Marketing Concept in Health Care.
Health Marketing Quarterly, 14(3), 3–17. doi:10.1300/j026v14n03_02
RDC. 2017. “Belajar Marketing 4.0 dari Hermawan Kartajaya”. [online]
http://republikdigital.com/belajar-marketing-4-0-dari-hermawan-
kartajaya diakses pada 17 Agustus 2018
Reily, Stephen. 2018. The differences between product marketing and service
marketing. fiftyfiveandfive.com/difference-between-product-and-service-
marketing/. Diakses pada 1 Sept 2019.
Sravana, K. 2015. Service Marketing. University Of Calicut School Of Distance
Education. http://sdeuoc.ac.in/sites/default/files/sde_videos/SLM-
MCom-SERVICE%20MARKETING.pdf. Diakses pada 1 Sept 2019.
___________. Healthcare Marketing : History and Concept.
http://www.philadelphia.edu.jo/academics/aabuaaqoulah/uploads/Health
%20Marketing%20Ch%201.pptx. Diakses pada 1 September 2019, 19:12
23