Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PEMASARAN JASA BIDANG KESEHATAN

“TAKTIK PEMASARAN”

Disusun oleh
Kelompok 4
LM Pemasaran Jasa Bidang Kesehatan 2019

M. Baharuddin W. P 101611133063
Maharani Dyah Pertiwi 101611133113
Anisa Fitria 101611133124
Maria Ayu Dwi B 101611133156
Yasmine Nurfirdaus 101611133227

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019

i
DAFTAR ISI

COVER ..............................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I TAKTIK PEMASARAN ......................................................................1
1.1 Definisi Taktik Pemasaran ............................................................................1
1.2 Perbedaan Taktik Pemasaran dan Strategi Pemasaran..................................1
1.3 Contoh Taktik Pemasaran .............................................................................2
BAB II DIFERENSIASI DAN BRANDING ...................................................3
2.1 Definisi Diferensiasi......................................................................................3
2.2 Elemen Diferensiasi ......................................................................................4
2.3 Diferensiasi Jasa Kesehatan ..........................................................................7
2.4 Proses Diferensiasi ........................................................................................7
2.5 Definisi Branding .........................................................................................8
2.6 Elemen Branding ..........................................................................................9
2.7 Proses Branding ............................................................................................12
BAB III PENUTUP ...........................................................................................14
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................15

ii
BAB I
TAKTIK PEMASARAN

1.1 Definisi Taktik Pemasaran


Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuanuntuk memaksimalkan
penjualan dan mempertahanan barang atau layanan yang kompetitif, dalam
konteks tersebut dapat berupa produk maupun jasa. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka perusahaan bagian pemasaran tersebut harus melakukan
strategi dan taktik untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang
ada dalam pemasaran.
Taktik memiliki definisi yakni strategi atau tindakan yang
direncanakan dengan hati-hati yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Atau dengan kata lain, taktik merupakan cara terencana untuk melakukan
sesuatu. Sedangkan,pemasaran merupakan suatu kegiatan bisnis yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginankonsumen dan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa taktik
pemasaran adalah tindakan strategis yang mengarahkan promosi suatu produk
atau layanan untuk mempengaruhi tujuan pemasaran tertentu. Taktik
pemasaran yang baik biasanya menghasilkan kepuasan pelanggan yang
substansial sambil memfasilitasi bisnis dalam memfokuskan sumber daya
keuangannya yang terbatas dengan cara yang paling efisien untuk
memaksimalkan promosi produk yang efektif.

1.2 Perbedaan Taktik Pemasaran dan Strategi Pemasaran


Taktik dan strategi sering digunakan secara bergantian ketika
berbicara tentang mendapatkan tujuan. Taktik dan strategimungkin tampak
sinonim. Namun, mereka memiliki arti yang berbeda, terutama dalam
pemasaran. Strategi merupakan arah menuju tujuan. Sedangkan, taktik adalah
tindakan yang diambil untuk mendukung strategi. Sederhananya, strategi
mengacu pada rencana untuk mencapai tujuan sementara taktik adalah
bagaimana menjalankan rencana tersebut.

1
Dalam bisnis, pemasaran adalah tindakan yang dilakukan
perusahaan untuk menciptakan kesadaran merek dan menempatkan produk
di depan prospek. Ketika membuat rencana pemasaran, pemasaran strategis
didahulukan karena berkaitan dengan arah pertumbuhan bisnis dalam
kaitannya dengan pesaing. Hal tersebut merupakan tujuan jangka panjang
yang luas. Selanjutnya, dilakukan perencanaan taktik yang terdiri dari
proses aktual yang terlibat dalam peningkatan posisi kompetitif.
Pemasaran strategis dan pemasaran taktik tidak saling bertentangan, justru
saling melengkapi. Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pada dasarnya, pemasaran strategis adalah konsep sedangkan pemasaran
taktik adalah aksinya.

1.3 Contoh Taktik Pemasaran


Berikut adalah beberapa contoh taktik pemasaran.
a. Mengirim email ke pelanggan yang sudah ada dan konsumen yang
ditargetkan.
b. Menjangkau pelanggan dan prospek melalui situs web media sosial
seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya.
c. Mengikuti pameran di pameran dagang
d. Menempatkan iklan di papan iklan, TV, radio, online, atau cetak.
e. Keanggotaan klub dan asosiasi dapat memperkenalkan beberapa taktik
pemasaran ke dalam aktivitas jaringan.

2
BAB II
DIFERENSIASI DAN BRANDING

2.1 DIFERENSIASI
2.1.1 Definisi Diferensiasi
Terdapat berbagai definisi mengenai diferensiasi menurut
beberapa ahli. Differentiation as “the process of adding a set of
meaningful and valued differences to distinguish the company’s
offering from competitors’ offerings’ (Kotler, 2003). Menurut Kotler,
diferensiasi merupakan proses penambahan sekumpulan perbedaan
yang bermakna dan memiliki suatu nilai tersendiri untuk membedakan
penawaran dari satu perusahaan danpenawaran dari perusahaan
pesaing.
Menurut Kartajaya dalam Syafrizal (2007), diferensiasi
adalah segala upaya yang dilakukan untuk membedakan diri dari
pesaing lain baik secara konten (what to offer), konteks (how to offer),
maupun infrastruktur (enabler). Sedangkan, menurut Aaker (2003),
diferensiasi merupakan strategi yang mampu menghasilkan nilai pada
pelanggan, menampilan keunikan atau persepsi yang bernilai khas.
Selain itu, adanya diferensiasi juga akan menampilkan suatu wujud
yang sulit untuk ditiru.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa diferensiasi merupakan suatu upaya yang
menghasilkan keunikan atau perbedaan dengan pesaingnya guna
untuk menjaga nilai dan loyalitas konsumen. Diferensiasi merupakan
upaya untuk menciptakan perbedaan dan unggul. Baik pada konten
dan konteks maupun pada infrastruktur suatu produk jasa kesehatan.
Hal tersebut tidak hanya asal beda namun dapat membuat produk jasa
kesehatan tersebut semakin kokoh di kalangan masyarakat dan masa
yang akan datang. Sebelum melakukan diferensiasi, lebih baik suatu
perusahaan atau instansi melakukan sebuah analisis pesaing.

3
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia persaingan adalah
suatu persaingan yang dilakukan oleh seseorang atau sekolompok
orang tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif. Analisis persaingan memiliki beberapa tahap antara lain :
a. Identifikasi Pesaing
Identifikasi Pesaing Untuk mengetahui jumlah dan jenis
pesaing serta kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki,
perusahaan perlu membuat peta persaingan yang lengkap.
Pembuatan peta persaingan yang digunakan untuk
melakukan analisis persaingan memerlukan langkah-
langkah yang tepat. Langkah pertama yang dilakukan
adalah dengan identifikasi seluruh peaing yang ada,
tujuannya agar kita mengetahui secara utuh kondisi
pesaing. Identifikasi pesaing meliputi sebagai berikut:
1. Jenis produk yang ditawarkan
2. Melihat besarnya pasar yang dikuasai (market
share) pesaing
3. Identifikasi peluang dan ancaman
4. Identifikasi keunggulan dan kelemahan.
b. Menentukan Sasaran Pesaing
Setelah mengetahui pesaing dan market share yang telah
dikuasai, institusi perlu mengetahui sasaran dari pesaing
dan siapa yang menjadi target mereka selanjutnya. Sasaran
pesaing antara lain memaksimalkan laba, memperbesar
market share, meningkatkan mutu produk atau mungkin
juga mematikan atau menghambat pesaing lainnya.
c. Identifikasi Strategi Persaingan
Setiap pesaing sudah pasti memiliki strategi tersendiri
untuk mematikan lawannya. Semakin ketat persaingan,
maka semakin canggih strategi yang di jalankan.
d. Strategi Menghadapi Pesaing

4
Strategi menghadapi pesaing sering disebut strategi
menghadapi lawan dengan memasang strategi yang
kompetitif. Strategi kompetitif dilakukan dengan melihat
posisi keberadaan kita, sebelum melakukan penyerangan.
Posisi ini akan menentukan model serangan yang akan
institusi lakukan.

2.1.2 Elemen Diferensiasi


Diferensiasi memiliki 5 dimensi (Kotler, 2003). Adapun 5 dimensi
tersebut yakni sebagai berikut.
1. Product Differention (Produk)
Dimensi ini memiliki tujuan untuk memberikan kreativitas
yang tinggi dalam menghasilkan keunikan produk yang lebih
menarik, nyaman, dan aman. Hal tersebut dapat menambah nilai
pada konsumen sehingga produk lebih diminati oleh konsumen
dibandingkan dengan produk dari kompetitor.
Diferensiasi produk dalam hal ini merupakan produk jasa
kesehatan. Diferensiasi produk jasa kesehatan adalah kegiatan
memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini
memerlukan peneliti yang profesional dalam melihat fakta
permasalahan yang ada di masyarakat, dan klien, yang cukup
serius karena agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan
pengetahuan tentang produk pesaing, maka dari itu suatu instansi
kesehatan harus mampu menciptakan produk yang baru antara
lain menciptakan obat baru yang sesuai dengan standar dan
kebutuhan klien.
Keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk adalah
bagaimana instansi pelayanan kesehatan dapat menciptakan
produk unik yang memberikan tingkat keuntungan di atas rata-
rata yang mampu diraih oleh industri melalui kombinasi manusia,
lingkungan, dan proses. Contohnya, pemeriksaan laboratorium
dengan teknologi yang lebih canggih dan lingkungan

5
laboratorium yang dibuat semenarik mungkin sehingga customer
nyaman dan puas.
2. Service Differentiation (Kualitas Pelayanan)
Kualitas pelayanan memiliki tujuan untuk mewujudkan
kreativitas dalam menghubungkan dan mengkombinasikan unsur
pemasaran dengan keramahan dan wawasan yang luas sehingga
dapat menciptakan kualitas jasa pelayanan yang baik dan
memuaskan konsumen.
Diferensiasi pelayanan dalam bidang jasa kesehatan dapat
berupa kemudahan pemesanan pelayanan serta kecepatan dan
ketepatan penanganan pasien. Selain itu, diferensiasi pelayanan
juga dapat berupa pemeliharaan dan perbaikan dalam pelayanan.
3. Personel Differentiation (Personil)
Personil yang dimaksud ialah seluruh karyawan dalam
institusi atau organisasi tersebut. Dimensi personil memiliki
tujuan untuk seluruh personil memiliki keterampilan yang baik,
memiliki kepribadian yang baik dan memiliki kualitas sumber
daya manusia (SDM) yang tinggi dan lebih baik dibandingkan
kompetitor.
Diferensiasi dapat dilakukan melalui keunggulan dari
sumber daya manusia yang ada. Diferensiasi berkaitan dengan
sumber daya manusia ini misalnya seperti kemampuan,
kesopanan, ramah, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap,
dan komunikatif.
4. Channel Differentiation (Saluran Internet )
Diferensiasi ini berfungsi ganda sebagai saluran distribusi
dan komunikasi yang bebas lokasi dan bebas waktu. Internet
memperluas jangkauan perusahaan dari lokal ke global selama 24
jam sehari dan berbagai macam produk tanpa batas. Pelanggan
dapat memesan berbagai produk yang lebih luas, kapan saja
(siang atau malam), dan untuk pengiriman ke lokasi mana pun di
dunia. Hal ini tentu berbeda dengan cara konvensional yang

6
memiliki produkterbatas serta jam kerja yang juga terbatas
(Zulkeefle, 2009).
Instansi pelayanan kesehatan dapat melakukan diferensiasi
melalui peningkatan kualitas saluran dalam pelayanan kesehatan.
Misalnya pasien (klien) dapat mendaftarkan diri melalui website
atau aplikasi. Cara ini dapat memudahkan pasien tanpa harus
mengeluarkan banyak tenaga dan waktu.
5. Image Differentiation (Diferensiasi citra)
Diferensiasi citra adalah sebuah karakteristik pembeda dari
penampilan suatu organisasi atau institusi. Diferensiasi citra juga
merupakan elemen pencitraan yang menghasilkan sebuah merek.
Proses pencitraan pelayanan kesehatan harus selalu
membangun, memaksimalkan, serta memanfaatkan kekuatan dan
kelemahan setiap elemen citra untuk memastikan bahwa nama
instansi pelayanan kesehatan tersebut memiliki prospek yang baik
secara terus menerus. Diferensi citra tersebut mencangkup
lambang, media tertulis, audiovisual, dan suasana.

Jika organisasi usaha mampu melakukan diferensiasi atas


produk jasa kesehatannya, maka akan menghasilkan profit (laba)
dalam ruang lingkup industri kesehatan. Selain itu, industri kesehatan
tersebut juga dapat menciptakan posisi yang aman bagi organisasi
usaha jasa kesehatan untuk mengatasi kekuatan persaingan yang
sangat ketat.
Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri apabila
dihubungkan dengan kegiatan pelayanan kesehatan. Contohnya, pada
daerah Jakarta sangat memiliki keunikan dan perbedaan dengan
potensi produk jasa kesehatan di daerah lain. Sehingga, pengeola
produk jasa kesehatan diluar Jakarta sudah mulai berpikir untuk
melakukan diferensiasi pada produk jasa kesehatan yang dimiliki.
Misalnya, melakukan diferensiasi pada pelayanannya, diferensiasi
pada kompetensi SDM-nya, diferensiasi pada saluran pelayanannya,

7
dan diferensiasi pada citra organisasi usahanya. Meskipun demikian,
seluruh pemberian pelayanan harus tetap berorientasi pada
kepentingan dan kebutuhan pasien (klien) yang sedang dilayani oleh
SDM dari produk jasa kesehatan.

2.1.3 Diferensiasi Jasa Kesehatan


Untuk diferensiasi jasa kesehatan, kami mengambil contoh yakni pada
sarana pelayanan kesehatan berupa rumah sakit. Rumah sakit
mempunyai perbedaan dibandingkan dengan industri yang lain.
Menurut Tjandra (2003), terdapat tiga ciri khas rumah sakit yang
membedakan dengan industri lainnya.
1. Pada industri rumah sakit, tujuan utamanya adalah melayani
kebutuhan manusia dan bukan semata-mata hanya menghasilkan
produk dengan proses dan biaya yang seefisien mungkin. Unsur
manusia perlu mendapatkan perhatian dan tanggungjawab
pengelola rumah sakit. Perbedaan ini mempunyai dampak penting
dalam manajemen, khususnya menyangkut pertimbangan etika
dan nilai kehidupan manusia.
2. Pada industri rumah sakit, yang disebut pasien (klien) tidak selalu
mereka yang menerima pelayanan. Pasien adalah mereka yang
diobati di rumah sakit. Namun, bukan mereka sendiri yang
menentukan di rumah sakit mana mereka harus dirawat. Biasanya,
pihak asuransi yang menentukan rumah sakit mana yang dapat
didatangi pasien. Artinya, target pemasaran menjadi semakin luas,
pada pasien, pada tempat kerja, dan pada pihak asuransi.
3. Pentingnya peran para tenaga profesional, seperti tenaga
kesehatan masyarakat, dokter, perawat, ahli farmasi, fisioterapi,
radiographer, ahli gizi, dan lain sebagainya.

2.1.4 Proses Diferensiasi


Berikut adalah proses diferensiasi menurut Listiyani (2014).
1. Lakukan segmentasi, targetting, dan positioning

8
Apabila segmentasi dan targetting sudah ditentukan, hal ini akan
mempengaruhi bagaimana sebuah merek maupun produk
memiliki positioning dan diferensiasi. Jika segmen dan target
sudah jelas, perusahaan dapat lebih mudah menentukan
positioning dan pembeda dengan kompetitor.
2. Analisis sumber-sumber diferensiasi
Melalui positioning, dapat dilakukan pemetaan terkait sumber
diferensiasi. Sumber diferensiasi ini bisa berupa konten (what to
offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (enabler).
Diferensiasi merupakan proses mengintegrasikan konten sebagai
faktor pembeda dari apa yang ditawarkan kepada pelanggan.
3. Menguji diferensiasi
Kriteria untuk menguji diferensiasi adalah apakah diferensiasi
saat ini akan sustainable (berkelanjutan) di masa depan atau tidak.
Bagaimana agar diferensiasi ini memiliki sustainability di masa
depan? Setidaknya terdapat dua faktor utama yakni kesulitan
untukditiru dan memiliki keunikan.
4. Mengkomunikasikan produk hasil diferensiasi
Produk yang baik tidak akan diterima di pasar apabila tidak
dikomunikasikan kepada publik. Walaupun, dengan
dikomunikasikannya suatu produk juga belum tentu pasti bisa
diterima oleh publik. Oleh karena itu, dibutuhkan cara
komunikasi yang baik dan tepat. Terdapat tiga kriteria untuk
mengomunikasikan diferensiasi tersebut agar efektif dan dapat
diterima oleh publik, yakni simpel (sederhana/tidak berbelit-
belit), bermakna, dan fokus.

2.2 BRANDING
2.2.1 Definisi Branding
Brand menjadi salah satu jalan untuk meraih keunggulan
dalam kompetisi. American Marketing Association (AMA)
mendefinisikan brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol,

9
atau desain atau kombinasi dari semuanya yang bertujuan untuk
mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dan akhirnya dapat
membedakan diri sendiri dengan yang lainnya. Sedangkan, branding
adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan
dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand.
Branding adalah kegiatan membangun sebuah brand atau
merk, mengkomunikasikan sebuahmerek untuk memperoleh brand
positioning yang kuat di pasar. Menurut Susan (2014),
brandingmerupakan proses menginteraksikan simbol-simbol yang
diwujudkan ke dalam bentuk bahasa,suara (intonasi), gestur, dan
visualisasi untuk mengkonstruksi sebuah makna yang
kemudianmenjadi identitas atau ciri khas sebuah obyek baik itu
individu, produk, ataupun institusi.
Branding juga memiliki beberapa pengertian tergantung
sudut pandang penggunaannya. Secaraawam, branding dipahami
sebagai kegiatan promosi, iklan, atau publisitas. Penggiat
pemasaranumumnya mengartikan branding sebagai cara agar sebuah
produk atau jasa dapat terlihat bagi konsumen yang menyangkut
tentang aspek pengemasan, logo, atau tagline. Sudut pandang
akademisimemahami branding sebagai sebuah proses mendesain
sebuah brand termasuk di dalamnyanama, logo, identitas, membentuk
brand awareness serta menciptakan brand image dan attitude yang
positif yang dapat dicapai melalui beragam cara termasuk periklanan,
pengemasan, dandesain produk (Boomsma & Arnoldus, 2008).

2.2.2 Elemen Branding


Elemen branding menurut David C. Dunn (2004) terdiri atas.
1. Brand Identity
Brand identity adalah bagaimana orang akan mengenali brand.
Umumnya kombinasi warna, simbol, dan nama merek. Identitas
merek adalah cara orang mengenali merek. Brand identity dapat
berupa sebuah simbol ataupun tag line yang ditambahkan ke

10
logo. Misalnya logo Swoosh dari brand Nike sangat sederhana,
namun dapat langsung dikenali dan dengan tag line nya yaitu
"Just Do It".
2. Brand Image
Brand image adalah gagasan tentang merek yang dikembangkan
orang dalam benak mereka. Ini juga menentukan apa yang
mereka harapkan dari merek. Misalnya, Rolls Royce memiliki
citra pembuat mobil mewah. Jadi, Rolls Royce tidak dapat
memproduksi mobil dengan harga murah walaupun apabila ada
pasar. Hal ini menandakan bahwa sulit dan terkadang tidak
mungkin untuk mengubah citra merek.
3. Brand Positioning
Positioning adalah salah satu yang paling penting dari branding.
Positioning merupakan posisi brand yang cocok dengan wilayah
pilihan produk.
4. Brand Personality
Kepribadian merek sama seperti kepribadian manusia, yakni
kualitas emosional atau pribadi tertentu yang dikaitkan dengan
merek tertentu. Misalnya, kita dapat mengasosiasikan jiwa muda
dengan produk Pepsi. Setiap elemen identitas merek termasuk
warna logo dan tipografi pada nama merek dapat menambah
kepribadian suatu merek.
5. Brand Equity
Ekuitas merek adalah nilai suatu merek. Ini dapat mencakup
nilai finansial nyata seperti pendapatan serta aspek tidak
berwujud seperti manfaat strategis merek. Misalnya, Apple
adalah merek teknologi yang mana orang-orang menganggapnya
sebagai produsen produk berkualitas premium. Jadi, bukan
hanya penjualan namun juga citra yang membawa ekuitas ke
suatu tingkat yang berbeda.
6. Brand Experience

11
Pengalaman merek adalah kombinasi dari segala sesuatu yang
dilalui pelanggan saat membeli dan menggunakan merek itu.
Misalnya bagaimana perasaan seseorang saat memesan makanan
dan makan di KFC? Bagaimana perilaku staf dan seberapa cepat
mereka memberikan dan tentu saja bagaimana rasanya
makanan?.
7. Brand Differentiation
Diferensiasi adalah bagaimana sebuah merek dapat menonjol di
tengah merek yang lain. Misalnya, komputer Dell
memungkinkan konsumen memilih komponen mereka dan
merakit sistem mereka sendiri. Sehingga, membuatnya berbeda
dari orang lain yang hanya menjual mesin readymade di toko
tanpa ruang untuk penyesuaian.
8. Brand Communication
Komunikasi merek adalah pesan yang disampaikannya melalui
berbagai sumber seperti iklan dan brosur. Jika suatu merek ingin
tumbuh, merek tersebut harus mampu mengkomunikasikan
manfaat intinya dengan jelas kepada konsumen.
9. Brand Gap
Kesenjangan merek adalah perbedaan antara apa yang dijanjikan
oleh suatu merek untuk disampaikan dan apa yang sebenarnya
dilakukan. Merek yang sukses harus mampu mewujudkan apa
yang dijanjikannya.
10. Brand Extension
Perluasan merek pada dasarnya adalah gagasan untuk
menjelajahi bidang yang lebih luas. Misalnya, Google memulai
sebagai mesin pencari. Namun, sekarang Google menyediakan
banyak layanan lain termasuk email dan sistem operasi seluler.
Ini merupakan cara perusahaan memperluas merek. Contoh
lainnya itu, suatu rumah produksi film menjual barang dagangan
seperti pakaian atau mainan sebelum/sesudah film tersebut rilis.

12
2.2.3 Proses Branding
Proses branding menurut David C. Dunn (2004) meliputi.
1. Market Analysis
Langkah pertama pada proses branding adalah
menganalisis pasar pelanggan, persaingan, dan tren. Konsumen
adalah inti dari suatu merek. Brand yang paling sukses adalah
produk, layanan, atau pengalaman yang memberikan keinginan
dan harapan konsumen.
Untuk mengembangkan brand, harus dilakukan analisis
keinginan dan kebutuhan konsumen. Adapun hal yang harus
ditinjau adalah.
a. Informasi brand internal perusahaan.
b. Informasi kompetitif terbaru
c. Semua analisis tren yang tersedia
d. Informasi domain publik yang tersedia
e. Melakukan penelitian sendiri

Dengan pengetahuan ini, strategi brand dapat dikembangkan dan


memungkinkan dalam membangun arsitektur brand yang kuat.

2. Brand Architecture
Langkah kedua dalam proses branding adalah brand architecture.
Integrasi gabungan dari blok-blok ini disebut arsitektur brand atau
DNA merek. Ini merupakan cetak biru untuk produk atau layanan.
Semua elemen harus bekerja bersama dalam rencana yang diatur
untuk menciptakan kejelasan brand.
3. The Big Idea
Brand dapat berkembang berdasarkan ide di baliknya. Untuk
menghasilkan ide besar, harus mengikuti proses ideasi yang

13
disiplin. Tidak bisa hanya mengandalkan keberuntungan. Langkah
selanjutnya adalah implementasi, ide-ide besar yang tidak
dieksekusi tidak akan berdampak pada ekuitas brand, yang dapat
menambah nilai nyata brand.
4. Marketing Communications
Langkah keempat dari proses branding adalah menerapkan
program komunikasi pemasaran. Komponen komunikasi
pemasaran terdiri dari dua elemen, branding offline dan online.
Bagi banyak perusahaan, komunikasi pemasaran penting karena di
situlah banyak kegiatan branding berlangsung.
5. Employee Evolvement
Langkah kelima dari proses branding adalah keterlibatan
karyawan. Setiap karyawan yang melakukan kontak dengan
konsumen harus diberdayakan untuk membantu membangun brand
dengan cara memelihara proses hubungan. Perusahaan perlu
mendidik karyawan tentang arsitektur keseluruhan brand.
Karyawan perlu tahu bagaimana melindungi citra brand, dan
bagaimana menjaganya agar tetap konsisten dan relevan di pasar.
6. Measurement
Langkah keenam dari proses branding adalah pengukuran.
Sangat penting untuk memantau kinerja program branding. Untuk
memantau kinerja program branding dapat dilakukan audit brand.
Misalnya dengan memeriksa hasil penjualan, distribusi, pangsa
pasar, dan lainnya. Selain itu, audit juga dapat dilakukan dengan
melakukan survei kepada konsumen dengan seperti apa yang
konsumen pikirkan tentang suatu brand.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Taktik pemasaran adalah tindakan yang diambil untuk mendukung
strategiyang mengarahkan promosi suatu produk atau layanan untuk
mempengaruhi tujuan pemasaran tertentu.Taktik pemasaran dapat dilakukan
melalui keikutsertaan dalam suatu pameran atau dengan membuat iklan di
media cetak. Namun, saat ini taktik pemasaran sudah dapat menjangkau
publik secara lebih luasdengan memanfaatkan social media platform.
Diferensiasi merupakan suatu upaya yang menghasilkan keunikan
atau perbedaan dengan pesaingnyabaik secara konten, konteks, maupun
infrastruktur, guna untuk menjaga nilai dan loyalitas konsumen. Adapun
dimensi dari diferensiasi meliputi diferensiasi produk, kualitas pelayanan,
pekerja, saluran komunikasi, dan citra. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam
melaksanakan diferensiasi adalah menetepakan segmendan target sehingga
didapatkan positioningyang baik.
Branding adalah kegiatan membangun sebuah brand atau merk,
mengkomunikasikan sebuah merek untuk memperoleh brand positioning yang
kuat di pasar. Dalam melaksanakan branding, perlu memerhatikan elemen
yang ada seperti brand identity, brand image, brand positioning, brand
personality, brand equity, brand experience, brand differentiation, brand
communication, brand gap, dan brand extension.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aaker, 2003, The Power of Branded Diferentiator” dalam MIT Sloan.


Management Review. Vol. 45,No. 1: 85 – 86. London
Aditama, Tjandra Yoga. 2003. Jenis dan Jenjang Tenaga Keperawatan
Professional, Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press)
Arifanty, Lita Desy. 2018.. Branding UMKM (Usaha Mikro dan Kecil Menengah)
Terang Bulan Crispy Affan di Kelurahan Mojo. Available at:
<http://digilib.uinsby.ac.id/26510/7/Lita%20Desy%20Arifanty_B9621409
9.pdf.>[Accessed 31 August 2019]
Boomsma, Marije and Michiel Arnoldus. 2008. Branding for Development. KIT
Working Paper Series C2. Amsterdam: KIT.
Business Dictionary. Marketing Tactics. 2011.Available at:
<http://www.businessdictionary.com/definition/marketing-tactics.html>
[Accessed 31 August 2019]
Business Owner’s Playbook. 2016. Marketing Tactics. Available at:
<https://www.thehartford.com/business-insurance/strategy/first-marketing-
plan/marketing-tactics> [Accessed 31 August 2019]
Dunn,David C. 2004. Branding: The 6 Easy Steps. Oakland, California : e-
agency, Jack London Square.
Kartajaya, Hermawan. 2007. Boosting Loyalty Marketing Performance. Jakarta:
Mizan.
Kertajaya, Hermawan. 2006. Seri 9 Hermawan Kertajaya on Marketing Mix.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum
Kotler., P. 2003. Marketing Management, 11th Edition. Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall.
McDuffee, Bruce. 2018.2018.Strategic Marketing Vs Tactical Marketing.
Available at: <https://www.mmmatters.com/blog/strategic-marketing-vs-
tactical-marketing> [Accessed 31 August 2019]

16
Market Business News. 2019. What are marketing tactics?. Available at:
<https://marketbusinessnews.com/financial-glossary/what-are-marketing-
tactics-definition-and-examples/> [Accessed 31 August 2019]
Listiyani, Dhiyah. 2014. Alternatif Strategi: Strategi Diferensiasi. Available at:
<https://www.slideshare.net/phikanetizens/makalah-strategi-diferensiasi>
[Accessed 31 August 2019]
Rahmadhani, Yuri. 2017. Strategi Branding Portal Online www.tripriau.com
dalam Membangun Brand Awareness Sebagai Portal Online Pariwisata
Provinsi Riau. Available at:
<https://media.neliti.com/media/publications/118654-ID-none.pdf.>
[Accessed 31 August 2019]
Susan. 2014. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Zebua, manahati. 2018. Pemasaran Produk jasa Kesehatan. E-book tersedia di
https://books.google.co.id/books?id=dyCDwAAQBAJ&lpg=PA66&ots=d
ZneFGyypj&dq=diferensiasi%20jasa%20kesehatan&pg=PR4#v=onepage
&q=diferensiasi%20jasa%20kesehatan&f=false [Accessed 7 September
2019]
Zulkeefle. 2009. Differentiation Strategies of Internet Retailing (Unique, Value
and Return): A Focused Web Evaluation into Airline Service Provider.
International Bussines Centre.[e-journal] Available through:
<http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.659.3386&rep
=rep1&type=pdf>[Accessed 31 August 2019]

17

Anda mungkin juga menyukai