1. Asuhan medis
2. Asuhan keperawatan
3. Asuhan gizi
4. Asuhan farmasi
(samsudin 1993)
1. Produksi gizi
4. Diklitbang
Pada JCI
PAP ; JCI COP (Care of Patient) 4 &5 Food and Nutrition Therapy
AP (Asuhan pasien) ; JCI AOP (Assesment of Patient), Screening gizi pada ass. Awal; pasien beresiko
dan tidak bersiko. Screening gizi di ass. Awal bisa dilakukan oleh perawat. Pasien beresiko dilanjutkan
dengan ass. Lanjutan oleh ahli gizi.
1. Ass. Awal
Screening gizi
a. NST (Nutrition Screening Tools) : menggunakan 2 pertanyaan ;1) penurunan BB dan 2) penurunan
asupan makan
b. NRS-2002 : menilai 4 hal : 1)Penurunan BB, 2)penurunan asupan makan, 3)IMT, 4)Status penyakit
2. Data antopometry
3. Data biokimia
5. Riwayat personal
NI ; Nutrition Intake
NC ; Nutrition Clinic (contoh pasien dgn penyakit tertentu, DM CKD, pasien dengan
hasil lab tertentu)
NB ; Nutrition behavior (contoh pasien tidak patuh makan sesuai aturan, pasien tidak
pernah berolahraga dll)
4. Monev gizi
Pada PPI atau PCI ( Prevention and Control InfeCtion) : seluruh makanan harus dihidangkan dalam
kondisi tertutup. Penyimpanan bahan makanan di gudang kering dan gudang basah makanan tidak
boleh diletakkan di lantai secara langsung, harus ada alas minimal 20cm dari lantai. Bahan makanan
tidak boleh menempel ke tembok, minimal berjarak 10 cm dll. Penyimpanan makanan tertentu, susu,
harus pada suhu dan kelembaban tertentu.
FOOD BORNE ILLNESS : penyakit yang disebabkan karena cross contamination di antara makanan.
MFK atau FMS (Facility management and safety) : Intsalasi gizi harus ada APAR, setiap 9 meter harus
ada 1 APAR.
SQE (Staff qualification and Education) : Nutritionist dan dietition harus memiliki kredensial dan
kewenangan klinis, pelatihan-pelatihan standar yang dimiliki : PAGT (Asuhan gizi) , HACCP(Hazard,
Analisys, Critical Control Point/ keamanan pangan)
Standar PAP-COP4
“ Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan
klinisnya tersedia secara reguler” (makan pagi, siang, sore dan selingan; 3 makan utama 2 selingan)
1.) sesuai dengan ketentuan diet pasien dan 2.) aman kebersihannya.
Standar PAP-COP5
Semua proses sejak ass.awal sampai pemberian terapi dan monev harus terdokumentasi. Monev :
mencatat berapa persen yang dimakan pasien.
SPM Gizi :
STANDAR MAKANAN RS
Konsumen :
Tujuan
2. Therapeutic : pasien
Makanan berdasarkan….
Penyakit : DJ, DH, DL, DM, diet ketogenik (untuk pasien kejang) dll
Manfaat membuat standar pelayanan makanan di RS :
A. Siklus menu
B. Standar porsi
C. Standar resep
D. Standar bumbu
4. Perencanaan menu
5. Penetapan standar bantuan pangan, misal darurat bencana --> EMERGENCY NUTRITION
1) sistem sentralisasi; sudah dalam bentuk satu porsi, petugas hanya membagi.
Kelemahanya makanan sampai ke pasien sudah dingin, akibatnya waste food tinggi. Solusi :
menggunakan kereta dorong dengan pemanas
2) Sistem desentralisasi; makanan keluar dari dapur masih dalam panci-panci besar,
sehingga masih bisa dihangatkan di pantry. Kelemahanya petugas akan kerepotan membagi
makanan, tetapi makanan tetap hangat sampai ke pasien, food waste rendah.
Pasien demam; diberi makanan lunak, karena ada kecenderungan malas mengunyah.