Anda di halaman 1dari 4

NAMA: Delima Hutajulu

NIM : 2209005

Soal UTS Inkes Sumut


MK: Penyelenggaraan Gizi Rumah Sakit

1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat indikator mutu pelayanan gizi di rumah
sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 78 Tahun 2013
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat mekanisme pelayanan gizi di rawat jalan
3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat mekanisme pelayanan gizi di rawat inap
dan bentuk kolaborasi dengan nakes lain yang bisa Anda lakukan sebagai
tenaga gizi di RS
4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat sistem distribusi makanan di RS yang
Anda ketahui beserta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem
tersebut
5. Sebutkan dan jelaskan secara singkat kewenangan tenaga gizi menurut
Permenkes RI No. 26 Tahun 2013
Jawaban :

1. Pasal 1
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
agar digunakan sebagai acuan bagi pimpinan rumah sakit dan tenaga kesehatan
dalam menyelenggarakan pelayanan gizi di rumah sakit.
2. Pelayanan gizi rawat jalan meliputi kegiatan konseling individual seperti:
Konseling gizi dan dietetik di unit rawat jalan, pelayanan terpadu geriatrik, unit
khusus anak konseling gizi individual dapat pula difokuskan pada suatu tempat.
Pelayanan Penyuluhan berkelompok seprti: pemeberian edukasi di kelompok
lansia, kelompok pasien diabetes, pasien HD,ibu hamil dan menyusui , pasien
jantung koroner,dll.

3.

a) SKRINING GIZI -- RAWAT INAP


b) Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining gizi 1x 24 jam
yang dilakukan oleh perawat ruang rawat inap dan dilakukan validasi oleh
ahli gizi
c) Bila hasil skrining menunjukan pasien beresiko malnutrisi (skor ? 2 untuk
dewasa,anak dan geriatri, dan adanya 1 indikasi untuk neonatus) akan
dilanjutkan dengan langkah – langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT) oleh ahli gizi klinik
d) Untuk pasien dengan hasil skrining gizi < 2 maka tidak dilakukan Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dan hanya diberikan edukasi/motivasi
gizi serta 7 hari kemudian dilakukan skrining gizi ulang
e) SKRINING GIZI -- RAWAT JALAN
f) Pelayanan asuhan gizi pasien rawat jalan atas dasar hasil skrening gizi
awal rawat jalan oleh petugas rawat jalan dan atau rujukan Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) serta atas permintaan sendiri
g) . ASESSMENT GIZI
h) Ahli gizi melakukan assesment pada pasien dengan hasil skor skrining
gizi awal ? 2 (Pasien rawat inap) untuk pasien dewasa,anak dan geriatri
i) Ahli gizi melakukan assesment pada pasien meliputi data Antropometri,
Biokimia, Fisik/Klinis dan Riwayat makan
j) Ahli gizi mendata masalah gizi berdasarkan hasil assesment pasien untuk
kemudian akan dilanjutkan dengan penentuan diagnosa gizi
k) C. DIAGNOSA GIZI
l) Ahli gizi mengumpulkan data berdasarkan hasil assesment dan
menentuka
m) diagnosa gizi berdasarkan pengelompokannya yaitu Domain asupan (NI),
domain Klinis (NC), dan domain Perilaku/behaviour (NB)
n) Ahli Gizi menentukan diagnosa gizi secara terstruktur berdasarkan
konsep PES (Problem, Etiologi dan Signs/Symptoms)
o) Ahli Gizi menentukan Diagnosa Gizi yang akan dipakai sebagai acuan
dalam tahap selanjutnya yaitu memberikan intervensi gizi
p) D. INTERVENSI GIZI
q) Ahli Gizi melakukan perencanaan intervensi gizi berdasarkan diagnosa
gizi yang telah ditegakkan
r) Ahli gizi melakukan perencanaan intervensi yang didalamnya meliputi
penetapan tujuan intervensi ,preskripsi diet, jenis diet, modifikasi diet,
jadwal pemberian diet dan jalur makanan
s) Ahli Gizi melakukan implementasi gizi berdasarkan hasil dari
perencanaan intervensi berupa pemberian makanan (pasien rawat
inap) ,edukasi gizi, konseling dan koordinasi dengan tenaga kesehatan
lain
t) . MONITORING DAN EVALUASI GIZI
u) Rawat Inap : Ahli gizi mengumpulkan informasi yang diperlukan mengenai
perkembangan dan kondisi pasien dengan cara bertanya kepada
pasien/keluarga pasien serta membaca buku rekam medis pasien,
meliputi hasil :laboratorium,tekanan darah,keluhan dan gejala serta ada
tidaknya komplikasi
v) Ahli gizi membandingkan parameter yang dimonitor sebelum dan
sesudah intervensi gizi dengan nilai standart
w) Rawat Jalan : Ahli gizi menetapkan jadwal kunjungan ulang ke poli gizi
untuk dilakukan monitoring dan evaluasi hasil edukasi atau konseling gizi
x) Ahli gizi mengumpulkan informasi yang diperlukan mengenai
perkembangan dan kondisi pasien dengan cara bertanya kepada
pasien/keluarga pasien serta membaca buku rekam medis pasien,
meliputi hasil : laboratorium, tekanan darah, keluhan dan gejala serta ada
tidaknya komplikasi
y) Ahli gizi membandingkan parameter yang dimonitor sebelum dan
sesudah intervensi gizi dengan nilai standart

4. Kegiatan distribusi dilakukan dengan 2 cara:


1. Sentralisasi : cara pendistribusian makanan disajikan dalam alat makan di
ruang produksi makanan (untuk pasien kelas I, II, dan III) Kelebihan Cara
Sentralisasi 1) Tenaga lebih hemat sehingga dapat menghemat biaya 2)
Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti 3) Makanan dapat
disampaikan langsung kepasien dengan sedikit kemungkinan kesalahan
pemberian makanan 4) Ruangan pasien terhindar dari aroma masakan dan
kebisingan pada saat pembagian. Kelemahan Cara Sentralisasi 1) Memerlukan
tempat, peralatan dan perlengkapan makanan yang lebih banyak (tempat harus
luas, kereta pemanas mempunyai rak). 2)Adanya tambahan biaya untuk
peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan. 3) Makanan sampai ke pasien
sudah agak dingin. 4) Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik,
akibat perjalanan dari ruang produksi kepantrydi ruang perawatan

2. Desentralisasi : cara pendistribusian makanan dibawa keruang perawatan


dalam jumlah banyak besar, kemudian dipersiapkan.Keuntungan Cara
Desentralisasi 1) Tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan makan yang
ada di dapur ruangan tidak banyak. 2) Makanan dapat dihangatkan kembali
sebelum dihidangkan ke pasien. 3) Makanan dapat disajikan lebih rapi dan baik
serta dengan porsi yang sesuai kebutuhan pasien. Kelemahan Cara
Desentralisasi 1)Memerlukantenagalebihbanyakdiruangandan pengawasan
secara menyeluruh agak sulit. 2)Makanandapatrusakbilapetugaslupauntuk
menghangatkan kembali. 3)Besar porsi sukar diawasi, khususnya bagi pasien
yang menjalankan diet. 4)Ruangan pasien dapat terganggu olehkebisingan pada
saat pembagian makanan serta bau masakan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan


Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi, RINCIAN KEWENANGAN KLINIK

 Melakukan identifikasi pasien dengan benar.


 Melakukan skrining gizi.
 Melakukan pengkajian/asessment gizi dengan benar. ...
 Menegakkan diagnosa gizi dengan atau tanpa. ...
 Melakukan intervensi gizi (menentukan tujuan. ...
 Melakukan monitoring dan evaluasi dengan.

Anda mungkin juga menyukai