I. PENDAHULUAN
Anak bebas gizi buruk termasuk komitmen bersama dunia,termasuk
Indonesia.Komitmen dunia internasional,tertuang dalam Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainaible Development Goals) butir kedua yang menegaskan
pentingnya “Mengakhiri kelaparan,mencapai ketahanan pangan dan perbaikan
gizi,serta menggalakan pertanian berkelanjutan”.Ditingkat nasional,hal ini sejalan
dengan Nawacipta dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.Untuk
mencapai ujuan tersebut,penanggulan masalah kekurangan gizi,termasuk gizi
buruk,perlu ditingkatkan.
Balita dengan gizi buruk mempunyai dampak jangka pendek dan panjang,berupa
gangguan tumbuh kembang,termasuk gangguan fungsi kognitif,kesakitan,resiko
penyakit degenerative di kemudian hari dan kematian.Situasi status gizi kurang
(wasting) dan gizi buruk (severe wasting) pada balita di wilayah Asia Tenggara dan
Pasifik pada tahun 2014 masih jauh dari harapan.Indonesia menempati urutan kedua
tertinggi untuk prevalensi Wasting di antara 17 negara di wilayah tersebut,yaitu
12,1%.Selain itu,cakupan penanganan kasus secara rerata di 9 negara di wilayah
tersebut hanya mencapai 2 %.
Komitmen Pemerintah dalam penanggulan gizi buruk pada balita telah lama
didengungkan di tingkat nasional dan ditindak- lanjuti melalui berbagai
upaya.Namun,berbagai upaya tersebut belum optimal dalam menanggulangi
kerjasama lintas sektor/program,serta keterlibatan masyarakat diperlukan untuk
menanggulangi masalah kekurangan gizi pada balita.Berdasarkan hal tersebut di
atas,maka upaya pengelolaan gizi buruk terintegrasi tersebut perlu diperluas untuk
meningkatkan cakupan dan kualitas layanan penanganan balita dengan gizi buruk di
Indonesia.
Agar penanganan stunting dan wasting di RS Harapan Pematang siantar semakin
baik,maka perlu ddi dukung dengan adanya Program dan Peningkatan Mutu SDM
Gizi di RS Harapan Pematang siantar.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Sebagai acuan bagi pimpinan dan pengelola program penanganan stunting dan
wasting dalam rangka menurunkan prevalensi gizi buruk.
B. Tujuan Khusus
Melaksanakan dan mengembangkan standart penanganan gizi buruk pada
balita.
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak termasuk kepediluan
terhadap dampak kekurangan gizi pada balita
Meningkatkan fungsi Rumah sakit sebagai pusat rujukan penanganan
kasus stunting dan wasting bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Melaksanakan system monitoring danevaluasi penanganan stunting dan
wasting.
2.Pengembangan SDM
3.Mutu pelayanan
2.Pengembangan SDM
3.Mutu Pelayanan
VI. SASARAN
N Kegiatan Ket
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
1. Kelengkapan
regulasi
a. Pembuatan x
dokumen
kebijakan
b. Pembuatan x
pedoman kerja
c. Pembuatan x
program kerja
d. Pembuatan x
SPO yang
berkaitan
e. Pembuatan x
buku pedoman
pencegahan
dan tata
laksana gizi
buruk pada
balita
2. Pengembanga
n SDM
Webinar x
penanganan
Stunting dan
wasting untuk
internal dan
eksternal RS
3. Mutu
Pelayanan
Kepatuhan x x x x x x x x x Dilaporka
Pengkajian n setiap
Ulang Ahli bulan
Gizi terhadap
Pasien anak
Rawat Inap
dengan Status
GIzi Kurang
Evaluasi program ini dilakukan setiap satu bulan sekali dengan melihat pencapaian
kegiatan yang dilaksanakan bulan sebelumnya.untuk penunjang kegiatan tersebut
perlu dilakukan pelaporan kepada Wadir pelayanan untuk disampaikan kepada
Direktur setiap bulannya.
Demikian Program Kerja Tim Penanganan Stunting dan Wasting tahun 2022 ini
disusus, dengan adanya program kerja Tim Penanganan Stunting dan Wasting
tahun 2022 diharapkan dapat menjadi acuan atau pedoman untuk melakukan
perbaikan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan pasien Tim Penanganan
Stunting dan Wasting RS Harapan Pematangsiantar.