Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ajaran agama Islam mewajibkan pada seluruh umatnya untuk

senantiasa menjalankan salat lima waktu pada setiap harinya. Untuk

menjalankan ibadah salat tersebut, manusia perlu mengetahui kapan

waktu untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, melalui perantara

Rasulullah SAW Islam memberi suatu tanda yang menunjukkan waktu

untuk melaksanakan salat tersebut. Di antara lambang-lambang Islam

untuk salat lima waktu itu adalah, supaya diumumkan pada orang

ramai (masyarakat) tentang datangnya waktu salat tersebut dengan

perantara panggilan yang dikenal dengan sebutan “azan”.

Azan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberi tahu


bahwa salat fardu telah masuk waktunya. Dikumandangkan oleh seorang
muazin setiap salat lima waktu. Lafal azan terdiri dari tujuh bagian:
Allahu Akbar, Allahu Akbar (2 Kali ) Asyhadu alla illaha illallah (2 kali ),
Asyhadu anna muhammadar rasulullah (2 kali), hayya alash shalah (2
kali), hayya alal falah (2 kali) Allahu Akbar, Allahu Akbar (1 kali ), la ilaha
illallah ( 1 kali).1
Azan menurut bahasa berasal dari kata "‫اذّن‬ -‫ "يؤذن‬berarti

“menyerukan, memberitahukan ”2. Sedangkan menurut istilah, Azan

adalah “ucapan-ucapan tertentu untuk mengumumkan waktu salat

fardu”, atau dengan kata lain ialah “pengumuman tentang masuknya

1
Imam Mazbukin, azaibnya adzan untuk mencerdaskan otak anak sejak
lahir, (Jogjakarta: DIVA Press : 2013) hal. 21
2
Mahmud Yunus, kamus arab-indonesia, (Jakarta, PT. Mahmud Yunus wa
Jurriyah 1989) hal. 38

1
waktu-waktu salat fardu dengan menggunakan lafal-lafal tertentu.3

Sedangkan iqamah secara istilah maknanya adalah pemberitahuan atau

seruan bahwa salat akan segera didirikan dengan lafal-lafal khusus.4

‫ حدثنا و هيب عن ايوب عن ابي قل بة عن مللك بن الحويرث‬: ‫حدثنا معلى بن اسد قال‬
‫ فلما رأى‬.‫وكان رحيما رفيقا‬،‫ فأ قمنا عنده عشرين ليلة‬، ‫ اتيت النبي صلم فى نفر من قومى‬:
‫ فإذا حضرت الصلة فليؤذّن‬،‫ ارجعوا فكونوا فيهم وعلّموهم وصلوا‬: ‫شوفنا الى اهالنا قال‬
5
‫ وليؤ مكم اكبر كم‬، ‫لكم احدكم‬
Berkata kepada kami Mualla bin Asad berkata : berkata kepada kami
Wuhaib dari Ayub dari Qilabah dari Malik bin Al-Huwairis: aku mendatangi
Rasulullah Saw sendiri dari kaumku, maka kami menginap bersamanya dua
puluh malam, sesungguhnya rasulullah penyayang dan besahabat. Dan
ketika beliau melihat kami telah rindu kepada keluarga kami Rasulullah
brsabda: pulanglah maka kembali kepada mereka dan ajari mereka dan
salatlah, maka apabila waktu salat telah tiba, maka hendaklah salah seorang
diantara kamu azan untuk (salat)mu, dan hendaklah yang tertua diantara
kamu bertindak sebagai imam bagi kamu".[H.R Bukhari]

‫ كان مسْلم ْون حيْن قدموا اْلمديْنة ي ْجتمع ْون فيتحاين ْون‬:‫ع ْن نافع ان ابْن عمر كان يق ْول‬
‫ اتخذ ْوا ناق ْوسا مثْل ناق ْوس‬:‫ فقال ب ْعضه ْم‬،‫الصلة ليْس ينادى لها فتكلم ْوا ي ْوما فى ذلك‬
‫ اوال تبْعث ْون رجل ينادى‬:‫ فقال عمر‬.‫ ب ْل ب ْوقا مثْل ق ْرن اْليه ْود‬:‫ و قال ب ْعضه ْم‬.‫النصارى‬
( 150 :1 ‫) البخارى‬.‫ فناد بالصلة‬،‫ ق ْم‬،‫ يا بلل‬:‫ فقال رسول هللا صلم‬.‫بالصلة‬
Dari Nafi' dari Ibnu 'Umar, ia berkata : Dahulu kaum muslimin ketika
tiba di Madinah (dari Makkah) mereka berkumpul menunggu-nunggu waktu
salat, sedangkan tidak ada seruan untuk salat. Lalu pada suatu hari mereka
membicarakan tentang hal itu. Sebagian ada yang berkata, "Gunakanlah

3
Wahbah Zhulaily,fiqh Islam wa adilatuh (Damaskus : dar al-fikr ) hal. 691
4
Ibid, Imam Mazbukin, ajaibnya adzan untuk mencerdaskan otak anak sejak
lahir. hal. 21
5
Ibn hajar al-asqalani, fathul bari bi syarh shahih al-bukhari, juz 2,(beirut:
dar al-fikr)hal 319

2
lonceng seperti loncengnya orang Nashrani". Dan sebagian yang lain
berkata, "Gunakanlah terompet seperti terompetnya orang Yahudi". 'Umar
berkata, "Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang menyeru untuk salat
?". Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Hai Bilal, bangkitlah, serulah untuk
salat !". [HR. Bukhari]6

Dalam agam Islam azan dan iqamah merupakan salah satu

lambang atau simbol dari agama Islam, dan hanya disyariatkan untuk

salat-salat fardu. Namun demikian, ada di antara masyarakat Islam yang

mengumandangkan azan bukan hanya untuk menunjukkan masuknya

waktu salat fardu saja melainkan untuk kepentingan yang lain yakni

pada saat kelahiran bayi atau pada saat proses penguburan jenazah umat

Islam.

Dari fenomena tersebut, maka azan dan iqamah bukan hanya

sebagai pengumuman tanda masuknya waktu salat. Karena tidak

mungkin ketika mengazani bayi atau mayat kita bertujuan untuk mengajak

bayi dan orang mati untuk melaksanakan salat. Dengan demikian , azan

yang dikumandangkan pada saat kelahiran bayi, penguburan jenazah,

terkena musibah atau saat keberangkatan jemaah haji itu mempunyai

makna tertentu. Dimana sebagian besar masyarakat telah menyetujui

makna tersebut secara sengaja atau hanya ikut-ikutan.

Dalam permasalahan yang muncul sesungguhnya para ulama

berselisih pendapat tentang azan dan iqamah yang dikumandangkan

ketika bayi baru lahir. Perbedaan pendapat antara ulama ini disebabkan

dengan adanya hadis yang diriwayatkan oleh Abi rafi.

6
Ibid. hal. 281-283

3
‫ حدثنا‬,‫ي قاال‬
ّ ‫ حدثنا يحيى بن سعيد و عبد الرحمن بن مهد‬: ‫حدثنا محمد بن بشار قال‬

‫ رأيْت النبي أذن في أذن‬: ‫ عن ابيه قال‬,‫عن عا صم عن عبيد هللا بن أبى رافع‬,‫سفيان‬

ّ ‫ْالحسن بن عل‬
ّ ‫ي حين ولدتْه فاطمة بال‬
‫صلة‬
7

Berkata kepada kami Muhammad bin Basyar : berkata kepada kami

Yahya bin Syaid dan Abdurrahman bin Muhadiy mereka berkata, berkata

kepada kami Syufyan dari Asyim dari Abdullah bin Abi rafi’ dari ayahnya

berkata: aku melihat Nabi Saw azan di telinga husein bin Ali ketika

kelahiran Fatimah dengan azan salat. (H.R Tirmidzi)

Mayoritas ulama seperti imam hanafi, syafii, dan hambali dan

sebagian ulama malikiyah menyunahkan pengumanadangan adzan dan

iqamah ketika bayi baru lahir sebagaimana dikatakan oleh imam As-

syirazi:

.‫ويستحب لمن ولد له ولد أن يؤذن في أذنه‬

“Disunnahkan bagi orang yang baru kelahiran anak untuk mengazani di

telinga bayi tersebut.”8

Sedangkan pendapat imam maghribi yang merupakan salah satu

pengikut mazhab maliki memakruhkan tentang permaslahan mengazdani

dan megiqamahi bayi yang baru lahir hal tersebut tertera dalam kitabnya

mawahibul jalil lil syarah mukhtasar khalil.

9
.‫واقا مة مثله‬.‫ انتهى‬.‫ويكره يعنى مالك أن يؤذن في أذن الصبي المولود‬

7
Isya ibn syura, sunan tirmidzi jamiatu shahih, hadis no 1514 (Beirut: dar
fikr) hal.638
8
As-syirazi, al-muhazzab fi fiqhi imam syafii R.A.juz 1( dar al-fikr ) hal. 242
9
Abdurrahman al-Maghribi, Mawahibu jalil lil syarah mukhtasir khalil, juz
4 ( beirut : dar al-kitab al-alamiyah) hal.392

4
Dan Dia (Imam Malik) memakruhkan mengazani di telinga anak

yang baru lahir. Selesai. Dan iqamah seperti itu juga.

Dalam kehidupan bermasyarakat banyak masyarakat Islam yang

mengamalkan azan dan iqamah bagi bayi yang baru lahir tanpa

mengetahui dalilnya, dalam permasalahan ini ulama menggunakan dalil

yang sama namun menimbulkan hukum yang berbeda. Demi

mendapatkan pemahaman yang proposional dalam penetapan hukum

dalam mengadzani dan mengiqamahi bayi yang baru lahir.

Dalam hal tersebut ulama yang berbeda pendapat adalah sebagian

ahli ilmu dan sebagian ulama mazhab maliki. Namun dalam hal ini yang

di bahas adalah pendapat imam as-Syirazi dari kalangan ahli ilmu dan

imam al-Maghribi dari kalangan mazhab maliki. Maka agar dapat

memberikan pemahaman kepada masyarakat islam secara umum peneliti

merasa penting dalam membahas:

HUKUM MENGAZANI DAN MENGIQAMAHI BAYI BARU LAHIR

MENURUT IMAM AL-MAGHRIBI DAN IMAM AS-SYIRAZI.

B. Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang di atas maka dapat dikeluarkan

rumusan permasalahn sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan imam Maghribi dan Imam As-Syirazi tentang

hukum mengadzani dan meiqamahi bayi yang baru lahir dan apa

dalil yang digunakan oleh kedua imam tersebut?

5
2. Apa yang melatar belakangi perbedaan pendapat antara Imam

Maghribi dan Imam As-Syirazi tentang hukum mengadzani dan

meiqamahi bayi yang baru lahir?

3. Bagaimana munaqasah dalil dan qaul rajih di antara kedua pendapat

imam as-Syirazi dan imam al-Maghribi?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengkaji apakah pendapat Imam Maghribi dan Imam

As-Syarbaini tentang hukum mengazani dan mengiqamahi bayi

yang baru lahir serta dalil kedua imam.

2. Untuk melihat apa yang menjadi sebab mereka berbeda dalam

meneteapkan hukum mengazani dan mengiqamahi bayi baru

lahir.

3. Untuk mengetahui munaqasah adillah kedua dalil dan

pendapat yang rajih diantara kedua imam.

2. Kegunaan Penelitian

Sedangkan yang menjadi kegunaan penelitian ini adalah selain

untuk menambah wawasan keilmuan penulis di bidang hukum

Islam, khususnya yang menyangkut tentang mengazani dan

6
meiqamahi bayi yang baru lahir. juga untuk memperkaya

khazanah ilmu-imnu keislaman, sebagai bahan masukan bagi

masyarakat maupun sebagai bahan masukan bagi orang tua

tentang hukum mengazani dan mengiqamahi bayi yang baru lahir.

D. Batasan Istilah
1. Azan

Azan merupakan panggilan atau perintah untuk umum agar

melakukan salat. Di dalam negeri Muslim, seorang laki-laki yang

mengumandangkan azan disebut muazin. Ia naik ke menara dan

memanggil dengan nyaring sehingga kaum Muslim meninggalkan apa

yang sedang dikerjakan dan pergi ke masjid untuk salat.10

2. Iqamah

Iqamah adalah seruan kepada umat muslim bahwa salat fardu

akan segera dilaksanakan. Lafal dalam iqamah sama dengan lafal

dalam azan namun dalam iqamah lafal-lafal tersebut hanya di

serukan sekali saja dan dilakukan setelah azan dikumandangkan.

3. Bayi

Bayi adalah anak yang baru lahir dari rahim seorang ibu,11

sebagai hasil dari persetubuhan antara dua lawan jenis. Anak adalah

10
Muhammad Iqbal, Kamus Dasar Islam, (Jakarta: Inovasi, 2003), hal 12
11
Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (t.t.p:
Difa Publisher, t.t), hal 132

7
turunan kedua atau manusia yang masih kecil. Alquran menyebut

anak sebagai berita baik, hiburan mata dan perhiasan hidup. 12

‫شرك بغلم اسْمه ي ْحي ٰى ل ْم ن ْجع ْل له م ْن قبْل سميا‬


ّ ‫يا زكريا إنا نب‬

Hai Zakaria, Sesungguhnya Kami memberi kabar gembira

kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang

sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa

dengan Dia.13

E. Kerangka Penelitian

Azan dan iqamah merupakan simbol umat Islam yang

diperuntukkan penyeruan dan pengingat waktu masukknya dan akan di

laksanankannya salat fardu yang menggunakan lafal khusus, namun

demikian banayak di kalangan masyarakat sekarang menggunakan azan

dan iqamah tidak sebatas dalam seruan untuk masuknya waktu salat

saja melainkan untuk mengazani bayi yang baru lahir. Mengapa

demikian ?. salah satu jawabannya adalah untuk mengenalkan kalimat

tauhid, karena dalam azan dan iqamah terdiri dari lafal tauhid.

Dalam pelaksanaan mengadzani bayi dan mengiqamahi memiliki

beberapa landasan dalil dalam permasalahan ini antara lain:

1. Hadis

12
Karya Besar Para Cendekiawan Muslim Indonesia, Ensiklopedi Islam.
(Jakarta:PT Ichtiar Baru van Hoeve,t.t), hal 177
13
Al-qur’an dan terjemahannya Al-hikmah (Bandung: cv. DIPONEGORO)
hal,305

8
,‫ي قاال‬
ّ ‫و عبد الرحمن بن مهد‬,‫ حدثنايحيى بن سعيد‬: ‫ حدثنا محمد بن بشار قال‬.1

‫ رأيْت النبي أذن‬: ‫عن ابيه قال‬,‫عن عا صم عن عبيدهللا بن أبى رافع‬,‫حدثناسفيان‬

ّ ‫في أذن ْالحسن بن عل‬


ّ ‫ي حين ولدتْه فاطمة بال‬
‫صلة‬

Berkata kepada kami Muhammad bin Basyar : berkata

kepada kami Yahya bin Syaid dan Abdurrahman bin Muhadiy

mereka berkata, berkata kepada kami Syufyan dari Asyim dari

Abdullah bin Abi rafi’ dari ayahnya berkata: aku melihat Nabi

Saw azan di telinga husein bin Ali ketika kelahiran Fatimah

dengan azan salat. (H.R Tirmidzi)14.

‫ قال رسول‬: ‫وقد روينا فى كتاب ابن السنى عن حسين بن على رضى هللا عنهما قال‬ .2

‫ ( من ولد له فأذن في أذنه اليمنى وأقام في أذنه اليسرى لم‬: ‫هللا صلى هللا عليه وسلم‬
15
)‫تضره أم الصبيان‬

Dan telah kami riwayatkan di kitab ibn sanni dari husein bin

ali R.a berkata: Rasulullah Saw bersabda: “ Siapa yang

dikaruniai anak ( bayi yang baru lahir) maka adzani di telinga

kanan dan diiqamahi di telinga kiri maka Ummu Shibyan ( ‫التابعة‬

‫م ْن ْالج ّن‬ ) tidak akan bisa membahayakannya”.

Ulama dalam menetapkan hukum mengazani dan mengiqamahi bayi

baru lahir berlandaskan kepada dalil ( hadis) yang dalam penggunaanya

ulama banyak berbeda pendapat tentang keshahihan hadis ini, karena

14
Ibid, sunan tirmidzi jamiatu shahih, hal 638
15
Imam Nawawi, majmu’ syrah muhazzab juz 8 (Beirut: dar al-fikr ) hal,
334

9
dalam periwayatan hadis ini ada perawi yang dikatan sebagai munkarul

dan matrukh dalam periwayatan hadis. Karena faktor ini lah ulama ada

yang menghukumi bahwa mengazani dan mengiqamahi bayi baru ahir

sunnah dan ada yang memakruhkan perbuatan ini.

Ulama yang menyunnahkan perbuatan ini yaitu Imam as-Syirazi

dalam kitabnya al-Muhazzab:

.‫ويستحب لمن ولد له ولد أن يؤذن في أذنه‬

“Disunnahkan bagi orang yang baru kelahiran anak untuk mengazani di

telinga bayi tersebut16

Imam as-syirazi berdalil dengan hadis yang diriwayatkan oleh abu

rafi’ sebagai mana di jelaskan dalam majmu’ syrah Al-Muhazab karangan

imam nawawi.

Dan pendapat yang memakruhkan yakni imam Al-Maghribi dalam

kitabnya mawahibu jalil lil syrahmukhtasar khalil :

17
.‫واقا مة مثله‬.‫ انتهى‬.‫ويكره يعنى مالك أن يؤذن في أذن الصبي المولود‬

Dan Dia (Imam Malik) memakruhkan mengazani di telinga anak

yang baru lahir. Selesai. Dan iqamah seperti itu juga.

Dalam hal ini imam al-maghribi mengambil pendapat imam malik

karena beliau salah satu pengikut imam malik dan dasar penetapan

16
Ibid al-Muhazzab… hal 242
17
Abdurrahman al-Maghribi, Mawahibu jalil lil syarah mukhtasir khalil, juz
4 ( beirut : dar al-kitab al-alamiyah) hal.392

10
kemakruhan ini di dasarkan kepada dalil yang diriwayatkan oleh ibn

sanni karena dinilai hadis ini dhaif 18

Azan dan iqamah merupakan salah satu media untuk mengenalkan

bayi kepada san pencipta dan dapat diperuntukkan sebagai media

pendidikan dalam beberapa aspek

Pertama, pada bagian pertma dari adzan kalimat Allabu Akbar yang

meunjukkan bahwa Allah Swt. Adalah yang paling besar. lebih besar dari

segala sesuatu Ini merupakan pengenalan pertama kepada Dzat Yang Maha

segala-galanya daripada manusia,

Kedua,Setelah dikenalkan dengan kebesaran Allah Swt., kalimat

kedaua Asyhadu ala ilaha illa Allah tidak ada Tuhan yang wajib disembah

melainkan Allah Swt. Lafal ini merupakan ajakan pertama kepada anak

untuk bersyahadat sebagai simbol masuk Islam Hal ini sejalan dengan apa

yang pernah di kemukakan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya

Tuhfatul Maudud, yang menyebutkan bahwa rahasia dilakukannya adzan

dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir mengandung harapan yang

optimis agar mula-mula suara yang terdengar oleh telinga sang bayi nama

Allah Swt. Tepatnya seruan adzan yang mengandung makna keagungan

dan kebesaran Allah serta syahadat yang menjadi syarat utama bagi

seseorang yang baru masuk Islam.19

F. Metode Penelitian

18
Zaid al-Qarni, an-nawadir wa jiyadat ala ma fil mudawwanah khaira ha
min ummahat Juz 4( dar algharbil islam 1999) hal. 336-337
19
Ibid Imam Mazbukin, ajaibnya adzan untuk mencerdaskan otak anak sejak
lahir. Hal 57-58

11
Metode penelitian digunakan untuk memudahkan dan memperjelas

penelitian dengan mengunakan langkah-langkah ilmiah, agar memperoleh

hasil penelitian yang akurat dan benar. Untuk tujuan itu, maka penelitian

ini berfokus pada bahan-bahan atau objek yang akan diteliti berupa objek

kepustakaan (library research), dengan menggunakan bahan-bahan tertulis

seperti buku, manuskrip, majalah, surat kabar, dokumen dan lainnya20

1. Penentuan Data

Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan

metode penelitian kepustakaan (library research) dengan cara

sebagai berikut:

1. Mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan kajian

judul yang sesuai dengan penelitian.

2. Membaca buku-buku yang telah terkumpul sesuai dengan judul

penelitian penulis.

3. Memilah-milah buku untuk menjadi sumber data utama dan data

pendukung yang sesuai dengan judul penelitian.

4. Menganalisis bahan yang sesuai dengan judul penelitian.

5. Mengetiknya dalam skripsi sesuai dengan analisis yang

dilakukan penulis.

Kajian pustaka ini intinya dilakukan untuk mendapatkan

gambaran tentang hubungan topik penelitian yang akan diajukan

dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan peneliti

20
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1994), hal. 24.

12
sebelumnya, sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan

mubazir.21

Dalam kajian ini data yang diteliti adalah data yang berhubungan

dengan topik yang dikaji, yaitu masalah hukum mengazani dan

mengiqamahi bayi yang baru lahir menurut imam al-maghribi dan

imam as-syirazi.

2. Sumber Data

Sumber data kajian ini adalah ;

a. Sumber primer, yaitu sumber dari buku yang di tulis oleh imam

Maghribi seperti Kitab Mawahibul jalil lil syarah khalil dan buku

yang ditulis oleh imam As-Syirazi seperti Al-Muhazzab

b. Sumber sekunder, yaitu sumber pendukung untuk melengkapi

sumber primer di atas yang ditulis oleh berbagai kalangan pemikir

islam (hukum).

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

falsafi, maka pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

penelaahan teks dari referensi primer dan sekunder dari berbagai

literatur.

21
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012), hal. 183.

13
4. Penganalisahan Data

Data-data yang terkumpul melalui berbagai metode tersebut

selanjutnya diolah. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar

reliabilitas dan validitasnya. Kemudian penulis melakukan analisis

data sebagai suatu langkah kritik dalam penelitian ini. Pola analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonstatistik yang sesuai

untuk data deskriptif atau data textual. Data deskriptif sering hanya

dianalisis menurut isinya dan karena itu disebut juga analisis isi. 22

Hasil analisis dikatakan masih faktual dan harus diberi arti,

didiskusikan, kemudian diberi kesimpulan. Teknik analisisnya

melihat, membaca, dan menerjemahkan sumber-sumber utama yang

digunakan sebagai data penelitian.

Penganalisahan dan pengolan data penulis dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

a. Deduktif, yaitu penulis akan membuat sesuatu kesimpulan umum

dari masalah khusus

b. Induktif, yaitu penulis mengambil kesimpulan khusus dari

masalah yang umum.

c. Komparatif, yaitu penulis akan membandingkan pendapat kedua

imam guna memperoleh pendapat terpilih (qaul rajih).

G. Sistematika Pembahasan

22
Ibid., hlm. 189.

14
Dalam upaya untuk memudahkan pembahasan ini dan agar dapat

difahami secara terarah , penyusun menggunakan sistematika yang

diharapkan dapat menjawab pokok masalah yang dirumuskan, penulis

menguraikannya dalam lima bab, yaitu :

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan

istilah, kerangka penelitian, metode penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab II ialah pemaparan tentang azan dan iqamah dalam hal-hal yang

terkait dengannya yang terdiri dari : pengertian, sejarah, hukum yang

berkaitan dengannya, dan hikmahnya.

Bab III membahas tentang biografi imam As-Syirazi dan imam Al-

Maghribi.

Bab IV merupakan pembahasan inti dimana penulis menjelaskan

tentang pandangan imam Maghribi dan imam As-Syirazi mengenai

hukum mengadzani dan meiqamahi bayi yang baru lahir. Sebab-sebab

yang melatar belakangi perbebedaan pendapat kedua imam

tersebut,munaqasyah adillah dan pendapat yang terpilih.

Bab V merupakan bab penutup dari penelitian ini terdiri dari

kesimpulan dan saran

15
Daftar Pustaka

Al-qur’an dan terjemahannya Al-hikmah (Bandung: cv.

DIPONEGORO)

Al-asqalani, Ibn hajar, fathul bari bi syarh shahih al-bukhari, juz

2,(beirut: dar al-fikr)

Dahlan, Abdul aziz, Ensiklopedi Hukum Islam,.(Jakarta:PT Ichtiar

Baru van Hoeve,1996),

Fajri, Em Zul, Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

(t.t.p: Difa Publisher, t.t),

Iqbal, Muhammad, Kamus Dasar Islam, (Jakarta: Inovasi, 2003),

Karya Besar Para Cendekiawan Muslim Indonesia, Ensiklopedi Islam.

(Jakarta:PT Ichtiar Baru van Hoeve,t.t),

Al-Maghribi, Abdurrahman, Mawahibu jalil lil syarah mukhtasir

khalil, juz 4 ( beirut : dar al-kitab al-alamiyah)

Mazbukin, Imam, Azaibnya Adzan Untuk Mencerdaskan Otak Anak

Sejak Lahir,(Jogjakarta : DIVA Press : 2013)

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012),

Nawawi, majmu’ syrah muhazzab juz 8 (Beirut: dar al-fikr )

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1994),

As-syirazi, al-muhazzab fi fiqhi imam syafii R.A.juz 1( dar al-fikr )

16
Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta, PT. Mahmud Yunus

wa Jurriyah 1989)

Zaid al-Qarni, an-nawadir wa jiyadat ala ma fil mudawwanah khaira

ha min ummahat Juz 4( dar algharbil islam 1999).

Az-Zhulaily, Wahbah,Fiqh Islam Wa Adilatuh (Damaskus : Dar Al-Fikr

17

Anda mungkin juga menyukai