Anda di halaman 1dari 3

Laporan Kasus

PERBANDINGAN ANTARA KRIM ARBUTIN 2% DENGAN SERUM


ARBUTIN 3% UNTUK MENGURANGI HIPERPIGMENTASI
AKIBAT UNTUK PAJANAN TUNGGAL UVB
Dwi Retno Adi Winarni, Ajfendi Purbananto, Kristiana Etnawati

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


FK Universitas Gadjah Mada / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

ABSTRAK
Beberapa produk kosmetik sering digunakan untuk mencerahkan, namun terkadang efektivitasnya belum
diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan membandingkan efekpencerah produkyangmengandung arbutin
dengan formula yang berbeda, yaitu kritn dengan kandungan arbutin 2%, thiotic acid, dan alpha hydroxyl acid
(AHA) 4%, Na ascorbyl phosphate, vitamin E dan serum dengan kandungan arbutin 3%, L-asorbic acid 2-
glucoside (LAA2G) 2%, aloe vera gel, disodium edetate, Na metabisulfate, Na citrate, hydroxyethyl cellulose,
methyl hydroxybenzoate, propylene glycol, polydimethylsiloxanic, citric acid, etanol.
Efektifitas 2 macam formula yang mengandung arbutin tersebut dibandingkan dalam mengurangi
hiperpigmentasi akibat pajanan tunggal UVB. Penelitian eksperimental ini dilakukan pada 20 subyek
berpasangan, yaitu 2 lokasi di lengan atas medial yang dilih secara random dan setelah dilakukan penyinaran
UVB dengan dosis 1 MED pada Februari - Maret 2015. Hiperpigmentasi yang terjadi 1 minggu pasca irradiasi
diolesi dengan 2 macam formula arbutin 2 kali sehari. Dilakukan pengukuran kecerahan kulit (L*) dengan
Chromamater Minolta CR 400 pada minggu 1 setelah irradiasi, minggu ke 2 dan minggu ke 4. Perbedaan
kecerahan kulit (A'2EL*) antara kedua lokasi yang diolesi dianalisis dengan uji t berpasangan.
Pada 20 subyek berpasangan yang diteliti didapatkan \'2EL* sebesar 1,71 pada aplikasi formula serum
arbutin 3% lebih tinggi dibandingkan dengan krim arbutin 2% didapatkan &'2EL* sebesar 1,44. Uji statistik
menunjukkan perbedaan ini tidak bermakna (p>0.05).
Dijumpai efekpencerah pada 2 formula, yaitu serum yang mengandung arbutin 3% dan krim yang
mengandung arbutin 2% untuk mengurangi hiperpigmentasi secara kromametrik. Secara statistik tidak
dijumpaiperbedaan yang bermakna pada efek pencerah kedua formula arbutin tersebut. (MDVI 2016:42 /S:
18S - 20S)

Kata kunci: serum arbutin, krim arbutin, pencerah, hiperpigmentasi, UVB

ABSTRACT
cosmetic products are often used to brighten, but sometimes their effectiveness is uncertain. This study
compared the effect of whitening products containing arbutin with different concentration and formulations.
The formulations are cream and serum. Cream containing arbutin 2%, thiotic acid, and Alpha hydroxy acid
(AHA) 4%, Na ascorbyl phosphate, vitamin E and serum containing arbutin 3%, L-asorbic acid 2-glucoside
(LAA2G) 2%, aloe vera gel, disodium edetate, metabisulfate Na, Na citrate, hydroxyethyl cellulose, methyl
hydroxybenzoate, propylene glycol, polydimethylsiloxanic, citric acid, ethanol.
This study aimed to compare the effectiveness of two formulas that contain arbutin as one of the active
ingredients to reduce hyperpigmentation due to single UVB exposure. This experimental study was conducted in
February-March 2015 involving 20 paired subjects. Subjects got UVB irradiation at a dose of 1 MED on the
medial aspect of upper arm on two randomly-assigned locations. Hyperpigmentation occurring one week after
irradiation applied with 2 kinds of formula arbutin 2 times a day on different area. The skin brightness (L*) was
measured by using Chromameter Minolta CR 400 at the first week, second week, and fourth week after
irradiation. The difference A '2 EL * between the two locations that receive arbutin formulations analyzed by
paired t test.
The AL* ofarbutin serum formula (1.71) is higher than &'2EL* of arbutin cream formula (1.44). The
statistical analysis showed no significant difference between 2 groups (p> 0.05. There is some lightening effect
on the 2 formulations containing arbutin to reduce hyperpigmentation due to single UVB exposure in
chromametric. The result did not show statistically significant differences. (MDVI 2016:42 /S: 18S- 20S)

Keywords: arbutin serum, arbutin cream, whitening, hyperpigmentation, UVB


Korespondensi:
Gedung Radiopoetro Lantai 3,
Jl. Farmako, Sekip, Yogyakarta 55281
Telpon/Fax 0274-560700
Email: aclinicindonesia@yahoo.com

18S
L Yulianti, dkk Ekspresiprotein aquaporin3 padafwroblas dan keratinosit kulit manusiayang aiinduksi oleh ekstrak etanol Centella asiatica

PENDAHULUAN penelitian ini. Pada kunjungan pertama dilakukan penyinaran


UVB dengan dosis 1 MED pada lengan atas medial subyek
Beberapa produk kosmetik sering digunakan untuk pada 2 lokasi. Penggelapan kulit yang terjadi akibat pajanan
mencerahkan kulit namun terkadang efektivitasnya belum UVB disebut sebagai kulit hiperpigmentasi, yang berukuran
diketahui secara pasti. Efektivitas sebuah produk terkadang kurang lebih 1x1 cni2 pada 1 lokasi. Kedua lesi
dinilai dari bagaimana produk tersebut dapat mencerahkan hiperpigmentasi yang terjadi 1 minggu pasca irradiasi
berbagai lesi hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi pada tersebut dipilih secara random dan masing-masing diolesi
epidermis disebabkan oleh sintesis melanin yang berlebihan. dengan 2 macam formula arbutin 2 kali sehari. Pengolesan
Tirosinase adalah enzim yang berperan dalam sintesis dilakukan pada pagi dan sore hari secara merata di area
melanin. Enzim ini mengkatalisis hidroksilasi tirosin ke 3- hiperpigmentasi yang berukuran 1 x 1 cm tersebut.
(3,4-dihydroxyphenyl)-alanine (DOPA) dan oksidasi DOPA Seanjutnya dilakukan pengukuran kecerahan kulit (L*)
ke dopaquinone. Beberapa inhibitor tirosinase ini telah dengan Chromamater Minolta CR 400 pada minggu 1
digunakan sebagai bahan pencerah kulit dalam industri setelah irradiasi, minggu ke 2 dan minggu ke 4. Selanjutnya
kosmetik.1 dicari selisih L* (AL*) pada minggu keempat dan kedua.
Salah satu pencerah kulit yang tergolong inhibitor Hasil AL* merupakan nilai yang dapat dijadikan salah satu
tirosinase adalah arbutin. Arbutin atau 2-Hydroxymethyl-6- parameter pencerah. Perbedaan A'2EL* antara kedua lokasi
(4-hydroxyphenoxy)oxane-3,4,5-triol telah lama digunakan lesi hiperpigmentasi yang diolesi formula, dianalisis dengan
sebagai bahan pemutih dalam produk kosmetik.2'3 Sebagai uji t berpasangan.
pencerah, arbutin biasanya dikombinasikan dengan berbagai
bahan lain dan dapat ditemui dalam berbagai formula yaitu HASIL
krim ataupun serum. Penelitian ini bertujuan
membandingkan arbutin pada dua bentuk formula tersebut. Hasil penelitian pada 20 subyek berpasangan
Formula krim mengandung arbutin, thiotic acid, alpha didapatkan nilai rerata A'2EL* antara minggu keempat dan
hydroxyl acid (AHA) 4%, Na ascorbyl phosphate, dan kedua sebesar 1,71 pada aplikasi formula serum arbutin,
vitamin E, sedangkan formula serum mengandung arbutin sedangkan A'2EL* sebesar 1,44 pada aplikasi formula krim
3%, L-asorbic acid 2-glucoside (LAA2G) 2%, aloe vera gel, arbutin. Hal ini menunjukan bahwa aplikasi formula serum
disodium edetate, Na metabisulfate, Na citrate, hydroxyethyl arbutin 3% lebih banyak menurunkan A'2EL* dibandingkan
cellulose, methyl hydroxybenzoate, propylene glycol, dengan aplikasi krim arbutin 2% dalam mencerahkan kulit.
polydimethylsiloxanic, citric acid, dan etanol. Thiotic acid Pada uji statistik hasil menunjukkan perbedaan ini tidak
berfungsi mengurangi tekstur dan warna kulit yang tidak bermakna (p>0.05), sehingga disimpulkan bahwa tidak ada
merata. AHA konsentrasi rendah (5-10%) dapat mengurangi perbedaan efek pencerah pada kedua formula arbutin
adhesi sel lapisan kulit atas sehingga terjadi pengelupasan tersebut.
kulit sehingga akan didapatkan tektur kulit yang lebih halus.
LAA2G 2% berfungsi menghambat pigmentasi, DISKUSI
meningkatkan sintesa kolagen, dan melepaskan vitamin C
sehingga mencerahkan kulit dan mencegah peradangan. Aloe Melanin yang merupakan pigmen utama yang
vera dapat berfungsi dalam melembabkan wajah.4-5 memberikan warna pada kulit akan diproduksi berlebihan
bila terkena pajanan sinar matahari atau dalam kondisi
TUJUAN melasma atau hiperpigmentasi. Tirosinase merupakan enzim
kunci yang mengkatalisis melanin sintesis dalam melanosit
Studi ini bertujuan membandingkan 2 macam sehingga inhibitor enzim tirosinase dapat digunakan sebagai
formula yang mengandung arbutin dalam mengurangi kosmetik pemutih kulit. Arbutin telah lama digunakan
hiperpigmentasi akibat pajanan runggal UVB. sebagai bahan pemutih dalam produk kosmetik. Sebuah studi
bam-baru ini melaporkan bahwa arbutin dapat menurunkan
METODE biosintesis melanin melalui penghambatan aktivitas
tirosinase. Mekanisme penghambatan arbutin ini ditunjukkan
Dilakukan penelitian eksperimental pada 20 subyek dengan menghambat produksi melanin dalam sel B16 yang
berpasangan pada bulan Februari hingga Maret 2015. diinduksi dengan a—melanocyte-stimulating hormone (a-
Subyek yang dapat ikut serta pada penelitian ini adalah pria MSH) dan menurunkan aktivitas tirosinase dalam sistem sel-
dan wanita usia 20-40 tahun serta bersedia menandatangani bebas. Selain itu, efek hiperpigmentasi a-MSH diubah
informed consent. Subyek yang menggunakan produk dengan penambahan arbutin jaringan kulit manusia. Hasil ini
pencerah selama 1 bulan terakhir ataupun subyek dengan menunjukkan bahwa arbutin dapat menjadi bahan pemutih
kelainan atau penyakit kulit terutama yang berlokasi di kulit.2'6Konsentrasi maksimum arbutin yang dapat digunakan
sekitar lengan seperti dermatitis, tinea, psoriasis, ataupun adalah 100 pg/ml. Pada konsentrasi tersebut, sintesis melanin
kelainan kulit lainnya, tidak dapat diikut sertakan dalam terhambat secara bermakna, yakni sebanyak 20% setelah 5

19S
Efek iritasi deterjen cair pencuci alat makan kajian berdasarkan
MDVI Vol. 42 No. Suplemen Tahun 2015, 18S-20S

hari, dibandingkan dengan sel yang tidak diobati.3 DAFTAR PUSTAKA


Perubahan fenotip ini dikaitkan dengan penghambatan
tirosinase.7-8 1. Sugimoto K, Nishimura T, Nomura K, Sugimoto K,
Pada penelitian ini, kedua formulas! krim arbutin dan serum Kuriki T. Inhibitory effects of a-arbutin on melanin
arbutin dapat meningkatkan kecerahan kulit dalam minggu synthesis in cultured human melanoma cells and a three-
kedua hingga minggu keempat sejak penggunaan formula dimensional human skin model. Biol Pharm Bull. 2004;
tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari selisih nilai pada 27(4): 510-14
AL* Selisih L* (A'2EL*) merupakan nilai yang dapat 2. Lim YJ, Lee EH, Kang TH, Ha SK, Oh MS, Kim SM,
dijadikan salah satu parameter pencerah.9 Hal ini dkk. Inhibitory effects of arbutin on melanin
menunjukkan bahwa kedua bentuk formula arbutin tersebut biosynthesis of a'61-melanocyte stimulating hormone-
efektif dalam mencerahkan kulit. Hasil penelitian ini induced hyperpigmentation in cultured brownish guinea
membuktikan kedua bentuk formula tersebut, krim dan pig skin tissues. Arch Pharm Res. 2009; 32(3): 367-373
serum, tidak berbeda dalam efek pencerah. Hal ini diduga 3. Wikipedia. Arbutin. (Article, December 2014)
karena perbedaan kadar arbutin dan senyawa aktif lainnya 4. Lueder M, Qemax AG. How to obtain skin whitening
yang terkandung pada kedua formula tersebut yang bersifat in a safe and effective way?, www.researchgate.net.
sebagai pencerah juga. Seperti pada krim arbutin juga Diunduh pada tanggal 16 April 2015
mengandung thiotic acid yang juga berfungsi mengurangi 5. Parvez S, Kang M, Chung HS, Cho C, Hong MC, Shin
tekstur dan warna kulit yang tidak merata. AHA konsentrasi MK, dkk. Survey and mechanism of skin depigmenting
rendah (5-10%) dapat mengurangi adhesi sel lapisan kulit and lightening agents. Phytother Res. 2006; 20: 921-34
atas sehingga terjadi pengelupasan kulit sehingga akan 6. Ando H, Kondoh H, Ichihashi M, Hearing VJ.
didapatkan tektur kulit yang lebih halus. Di sisi lain pada Approaches to identify inhibitors of melanin
serum arbutin juga mengandung LAA2G 2% yang berfungsi biosynthesis via the quality control of tyrosinase. J
menghambat pigmentasi, meningkatkan sintesa kolagen, Invest Dermatol. 2007; 127: 1-3
melepaskan vitamin C sehingga mencerahkan kulit dan 7. Chakrabothy AK, Funasaka Y, Komoto M,
mencegah peradangan. Aloe vera yang terdapat pada Ichihashi M. Effect of arbutin on melanogenic proteins
formula serum, dapat berfungsi melembabkan wajah.4-5 Hal in human melanocytes. Pigmmt Cell Res. 1998; 11:206-
ini pula yang menjadi kelemahan penelitian ini, yaitu 12
kandungan arbutin kedua formula yang tidak sama. 8. Maeda K, Fukuda M. Arbutin: mechanism of its
Penggunaan istilah formula karena dalam serum maupun depigmenting action in human melanocyte culture. J
krim tersebut mengandung banyak bahan pembawa dan Phar Exper. 1996;276(2): 765-9
arbutin dianggap sebagai salah satu bahan aktif yang 9. Lima FG, Rotta TA, Penso S, Meireles SS,
dominan tanpa menyampingkan substansi lain. Demarco FF. In vitro evaluation of whitening effect of
mouth rinses containing hydrogen peroxide. Braz Oral
KESIMPULAN Res. 2012; 26(3): 209-14
Hasil penelitian ini membuktikan tidak terdapat perbedaan
bermakna kemampuan mengurangi hiperpigmentasi atau
mencerahkan antara arbutin 3% dalam formula serum
dibandingkan dengan arbutin 2% dalam formula krim.

20S

Anda mungkin juga menyukai