PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
pemahaman penulis maupun pembaca mengenaiCa mammae beserta
patofisiologi dan penangananannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengambil pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Payudara merupakan suatu kelompok kelenjar-kelanjar besar
yang berasal dari epidermis, yang terbungkus dalam fascia yang berasal dari dermis,
dan fascia superficial dari permukaan ventral dada. Kanker payudara (Carcinoma
mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma. Penyakit ini oleh World Health Orgnization (WHO) dimasukkan ke
dalam International Clasification of Disease (ICD) dengan kode nomor 17.
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun
penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan
tidak pada tumor jinak. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang
paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim
TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer) atau
AJCC (American Joint Committee On Cancer). Pada sistem TNM ini dinilai tiga
faktor utama, yaitu : 1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan
dimana lokasinya (T, Tumor) 2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah
tumor telah menyebar kekelenjar getah bening disekitarnya (N, Node) 3.
Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain (M, Metastasis) Ketiga faktor T, N,
M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan
dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM
sebagai berikut :2 T (Tumor size), ukuran tumor - T 0 : tidak ditemukan tumor primer
- T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang21- T 2 : ukuran tumor diameter
antara 2-5 cm - T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm - T 4 : ukuran tumor berapa saja,
tetapi sudah ada penyebaran ke kulit ataudinding dada atau pada keduanya , dapat
berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil
di kulit di luar tumor utama N (Node), kelenjar getah bening regional (KGB) : - N 0 :
tidak terdapat metastasis pada KGB regional di ketiak / aksilla - N 1 : ada metastasis
ke KGB aksilla yang masih dapat digerakkan - N 2 : ada metastasis ke KGB aksilla
yang sulit digerakkan - N 3 : ada metastasis ke KGB di atas tulang selangka
(supraclavicula) ataupada KGB di mammary interna di dekat tulang sternum M
(Metastasis), penyebaran jauh : - M x : metastasis jauh belum dapat dinilai - M 0 :
tidak terdapat metastasis jauh - M 1 : terdapat metastasis jauhSetelah masing-masing
faktor T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan
stadium kanker sebagai berikut : Stadium 0 (T0 N0 M0) Disebut Ductal Carsinoma In
Situ atau Non-invasive Cancer. Yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh /
saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.22 Stadium I
(T1 N0 M0) Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada
pembuluh getah bening. Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum
menyebar keluar payudara. Stadium IIA (T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0)Pada
stdium ini : - Tidak ada benjolan yang ditemukan pada payudara, tetapi kanker
ditemukan pada limfonodi axillaris (kelenjar limfe dibawah lengan); atau - Benjolan
berukuran 2 cm atau lebih kecil dan sudah menyebar ke limfonodi axillaris; atau -
Benjolan lebih besar dari 2 cm tetapi tidak lebih besar dari 5 cm (antara 25 cm) dan
tidak menyebar ke limfonodi axillaris.23 Stadium IIB (T2 N1 M0 / T3 N0 M0)Pasien
stadium ini, benjolan berukuran : - 2-5 cm dan sudah menyebar pada limfonodi
axillaris; atau - Lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke limfonodi axillaris.
Stadium IIIA (T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0)Tidak ada
benjolan yang ditemukan di payudara. Kanker ditemukan di limfonodi axillaris yang
saling berdekatan satu sama lain atau pada jaringan lainnya, atau bisa juga ditemukan
pada limfonodi sekitar tulang dada atau : - Benjolan berukuran 2 cm atau lebih kecil.
Kanker ditemukan di limfonodi axillaris yang saling berdekatan satu sama lin atau
pada jaringan lainnya, atau bisa juga ditemukan pada limfonodi sekitar tulang dada;
atau24- Benjolan berukuran 2-5 cm. Kanker sudah menyebar ke limfonodi axillaris
yang saling berdekatan satu sama lain atau pada jaringan lainnya, atau kanker
mungkin sudah menyebar ke limfonodi sekitar tulang dada; atau - Benjolan lebih
besar dari 5 cm. Kanker sudah menyebar ke limfonodi axillaris yang saling
berdekatan satu sama lain atau pada jaringan lainnya, atau kanker mungkin sudah
menyebar ke limfonodi sekitar tulang dada. Stadium IIIB (T4 N0 M0 / T4 N1 M0 /
T4 N2 M0) Benjolan bisa sebesar apapun dan kanker : - Sudah menyebar ke dinding
dada dan/atau kulit payudara; dan - Mungkin sudah menyebar ke limfonodi axillaris
yang saling berdekatan satu sama lain atau pada jaringan lainnya, atau kanker
mungkin sudah menyebar ke limfonodi sekitar tulang dada Kanker yang sudah
menyebar ke kulit payudara disebut kanker payudara inflamatorik (Inflammatory
Breast Cancer)25 Stadium IIIC (Tiap T N3 M0) Pada stadium ini, terdapat kanker
payudara ataupun benjolan dalam berbagai ukuran dan mungkin sudah menyebar ke
dinding dada dan/atau kulit payudara. Selain itu, kanker juga : - Sudah menyebar ke
linfonodi diatas atau dibawah tulang leher dan - Mungkin sudah menyebar ke
limfonodi axillaris atau ke limfonodi di sekitar tulang dada. Kanker payudara stadium
IIIC dibagi menjadi stadium IIIC yang dapat dioperasi dan tidak dapat dioperasi. Pada
stadium IIIC yang dapat dioperasi, kanker : Ditemukan dalam sepuluh atau lebih
limfonodi axillaris; atau Ditemukan dalam limfonodi dibawah tulang leher; atau
Ditemukan dalam limfonodi axillaris dan limfonodi di sekitar tulang dada Pada
stadium IIIC yang tidak dapat dioperasi, kanker sudah menyebar ke limfonodi diatas
tulang leher.26 Stadium IV (Tiap T-Tiap N -M1) Kanker sudah menyebar ke organ
lain tubuh, yang paling sering adalah ke tulang, hati, atau otak..I. DIAGNOSIS a.
Gejala Gejala yang yang paling sering meliputi 1 : 1. Penderita merasakan adanya
perubahan pada payudara atau pada puting susunya a. Benjolan atau penebalan dalam
atau sekitar payudara atau di daerah ketiak b. Puting susu terasa mengeras 2.
Penderita melihat perubahan pada payudara atau pada puting susunya a. Perubahan
ukuran maupun bentuk dari payudara27b. Puting susu tertarik ke dalam payudara c.
Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, atau bengkak. Kulit mungkin
berkerut-kerut seperti kulit jeruk. 3. Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu
Pada awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan nyeri. Jika sel kanker
telah menyebar, biasanya sel kanker dapat ditemukan di kelenjar limfe yang berada di
sekitar payudara. Sel kanker juga dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh lain,
paling sering ke tulang, hati, paru-paru, dan otak. Pada 33% kasus kanker payudara,
penderita menemukan benjolan pada payudaranya. Tanda dan gejala lain dari kanker
payudara yang jarang ditemukan meliputi pembesaran atau asimetrisnya payudara,
perubahan pada puting susu dapat berupa retraksi atau keluar sekret, ulserasi atau
eritema kulit payudara, massa di ketiak, ketidaknyamanan muskuloskeletal. 50%
wanita dengan kanker payudara tidak memiliki gejala apapun. Nyeri pada payudara
biasanya berhubungan dengan kelainan yang bersifat jinak.
2.2 Etiologi
tiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk
berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan yang tidak memiliki beberapa
faktor risiko tersebut.3 Beberapa faktor risiko tersebut 1 :Umur : Kemungkinan untuk
menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring bertambahnya umur seorang
wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada wanita usia 45 tahun ke atas.
Kanker jarang timbul sebelum menopause. Kanker dapat didiagnosis pada wanita
premenopause atau sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya cenderung lebih agresif,
derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga survival rates-
nya lebih rendah.Riwayat kanker payudara : Wanita dengan riwayat pernah
mempunyai kanker pada satu payudara mempunyai risiko untuk berkembang menjadi
kanker pada payudara yang lainnya.Riwayat Keluarga : Risiko untuk menjadi kanker
lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau saudara perempuan kandungnya memiliki
kanker payudara. Risiko lebih tinggi jika anggota keluarganya menderita kanker
payudara sebelum usia 40 tahun. Risiko juga meningkat bila terdapat kerabat/saudara
(baik dari keluarga ayah atau ibu) yang menderita kanker payudara.Perubahan
payudara tertentu : Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya
yang terlihat abnormal pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akan
meningkat bila14memiliki tipe-tipe sel abnormal tertentu, seperti atypical hyperplasia
dan lobular carcinoma in situ (LCIS).Perubahan Genetik : Beberapa perubahan gen-
gen tertentu akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, antara lain
BRCA1, BRCA2, dan beberapa gen lainnya. BRCA1 and BRCA2 termasuk tumor
supresor gen. Secara umum, gen BRCA-1 beruhubungan dengan invasive ductal
carcinoma, poorly differentiated, dan tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan
BRCA-2 berhubungan dengan invasive ductal carcinoma yang lebih well
differentiated dan mengekspresikan reseptor hormon. Wanita yang memiliki gen
BRCA1 dan BRCA2 akan mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita
dengan gen BRCA1 yang abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker
payudara pada usia yang lebih dini.Riwayat reproduksi dan menstruasi :
Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan risiko untuk
berkembangnya kanker payudara, sedangkan berkurangnya paparan justru
memberikan efek protektif. Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah siklus
menstruasi seperti menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas, dan menopause
yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan juga dengan peningkatan risiko
kanker. Diferensiasi akhir dari epitel payudara yang terjadi pada akhir kehamilan
akan memberi efek protektif, sehingga semakin tua umur seorang wanita melahirkan
anak pertamanya, risiko kanker meningkat. Wanita yang mendapatkan menopausal
hormone therapy memakai estrogen, atau mengkonsumsi estrogen ditambah progestin
setelah menopause juga meningkatkan risiko kanker.Wanita yang mendapat terapi
radiasi pada daerah dada : Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada
(termasuk payudara) sebelum usia 30 tahun, risiko untuk berkembangnya kanker
payudara akan meningkat di kemudian hari.Overweight atau Obese setelah
menopause:15Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause
meningkat pada wanita yang overweight atau obese, karena sumber estrogen utama
pada wanita postmenopause berasal dari konversi androstenedione menjadi estrone
yang berasal dari jaringan lemak, dengan kata lain obesitas berhubungan dengan
peningkatan paparan estrogen jangka panjang.Kurangnya aktivitas fisik : Wanita
yang aktivitas fisik sepanjang hidupnya kurang, risiko untuk menjadi kanker
payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan membantu mengurangi peningkatan
berat badan dan obesitas.Diet : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang
sering minum alkohol mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena
alkohol akan meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan
berlemak dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar estrogen serum, sehingga
akan meningkatkan risiko kanker.
2.3 Patofisiologi
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik. Sel -
sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa
yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu
kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma
mammae bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah.
2.4 Gejala Klinis
1. Massa Tumor
Sebagian terbesar bermanifestasi sebagai massa payudara yang tidak nyeri,
sering kali ditemukan secara tidak sengaja. Lokasi massa kebanyakan di kuadran
lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas,
permukaan tidak licin, mobilitas kurang. Massa cenderung membesar bertahap, dalam
beberapa bulan bertambah besar secara jelas.
2. Perubahan Kulit
a. Tanda lesung: ketika tumor mengenai ligament glandula mamae, ligament
itu memendek hingga kulit setempat menjadi cekung.
b. Perubahan kulit jeruk (peau d’orange): ketika vasa limfatik subkutis
tersumbat sel kanker, hambatan drainase limfe menyebabkan udem kulit,
folikel rambut tenggelam ke bawah.
c. Nodul satelit kulit: ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis
masing-masing membentul nodul metastasis, disekitar lesi primer dapat
muncul banyak nodul tersebar.
d. Invasi, ulserasi kulit: ketika tumor menginvasi kulit, tampak perubahan
warna merah atau merah gelap. Bila tumor terus bertambah besar, lokasi itu
dapat menjadi iskemik, ulserasi membentuk bunga terbalik, ini disebut
“tanda kembang kol”.
e. Perubahan inflamatorik: secara klinis disebut “karsinoma mamae
inflamatorik”, tampil sebagai keseluruhan kulit mamae berwarna merah
bengkak, mirip peradangan. Tipe ini sering ditemukan pada kanker mamae
waktu hamil atau laktasi.
2.6 Diagnosis
3. Nekrosis Lemak
2.7 Tatalaksana
Tatalaksana kanker payudara meliputi tindakan operasi, kemoterapi,
radioterapi, terapi hormone, targeting therapy, terapi rehabilitasi medic, serta terapi
paliatif.
a. Operasi (pembedahan)
Merupakan modalitas utama untuk penatalaksanaan kanker payudara. Berbagai
jenis operasi pada kanker payudara memiliki kerugian dan keuntungan yang berbeda-
beda.
1) Classic Radical Mastectomy adalaah operasi pengangkatan seluruh jaringan
payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot
pektoralis mayor dan minor serta diseksi aksila level I-III. Operasi ini
dilakukan bila ada infiltrasi tumor ke fasia atau otot pectoral tanpa ada
metastasis jauh.
2) Modified Radical Mastectomy adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan
payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor dan fasia
pectoral serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini dilakukan pada stadium dini
dan lokal lanjut.
3) Skin Sparing Mastectomy adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan
payudara beserta tumor dan nipple areola komplek dengan mempertahankan
kulit sebanyak mungkin serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini harus
disertai rekonstruksi payudara dan dilakukan pada tumor stadium dini dengan
jarak tumor ke kulit jauh (>2 cm) atau stadium dini yang tidak memenuhi
sarat untuk BCT.
4) Nipple Sparing Mastectomy adalah operasi pengangkatan seluruh jarungan
payudara beserta tumor dengan mempertahankan nipple areola kompleks dan
kulit serta diseksi aksila level I-II. Operasi ini juga harus disertai rekonstruksi
payudara dan dilakukan pada tumor stadium dini dengan ukuran 2cm atau
kurang, lokasi perifer dan potong beku sub areola: bebas tumor.
5) Breast Concerving Treatment adalah terapi yang komponennya terdiri dari
lumpektomi atau segmentektomi atau kuadrantektomi dan diseksi aksila serta
radioterapi.
b. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat anti kanker (sitostatika) untuk
menghancurkan sel kanker. Obat ini umumnya bekerja dengan menghambat atau
mengganggu sintesa DNA dalam siklus sel. Pengobatan kemoterapi bersifat sistemik,
berbeda dengan pembedahan atau radiasi yang lebih bersifat lokal/setempat. Obat
sitostotika dibawa melalui aliran darah atau diberikan langsung ke dalam tumor,
jarang menembus blood-brain barrier sehingga obat ini sulit mencapai sistem saraf
pusat. Ada 3 jenis kemoterapi yaitu adjuvant, neoadjuvan, dan primer (paliatif).
1) Terapi adjuvant diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan
atau radiasi. Tujuan terapi adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang
masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).
2) Terapi neoadjuvan diberikan mendahului/ sebelum pengobatan/ tindakan yang
lain seperti pembedahan atau penyinaran. Tujuannya adalah untuk
mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih
berhasil.
3) Terapi primer sebagai pengobatan utama pada tumor ganas yang diberikan
pada kanker yang bersifat kemosensitif.
Regimen yang sering digunakan mengandung kombinasi siklofosfamid (C),
metotreksat (M), dan 5-FU (F). Oleh karena doksorubisin merupakan salah
satu zat tunggal yang paling aktif, zat ini sering digunakan dalam kombinasi
tersebut.
c. Radioterapi
Mekanisme utama kematian sel karena radiasi adalah kerusakan DNA dengan
gangguan proses replikasi dan menurunkan risiko rekurensi lokal dan berpotensi
untuk menurunkan mortalitas jangka panjang penderita kanker payudara.
d. Terapi hormonal
Adjuvan hormonal terapi diindikasikan hanya pada payudara yang menunjukkan
ekspresi positif dari estrogen reseptor (ER) dana atau progesterone reseptor (PR)
tanpa memandang usia, status menopause, status kgb aksila maupun ukuran tumor.
Indikasi BCT :
• Tumor tidak lebih dari 3 cm
• Atas permintaan pasien
• Memenuhi persyaratan sebagai berikut : • Tidak multipel dan/atau
mikrokalsifikasi luas dan/atau terletak sentral • Ukuran T dan payudara
seimbang untuk tindakan kosmetik • Bukan ductal carcinoma in situ (DCIS)
atau lobular carcinoma in situ (LCIS) • Belum pernah diradiasi dibagian dada •
Tidak ada Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau skleroderma • Memiliki
alat radiasi yang adekuat
b) Inoperabel(IIIB)
• Radiasi preoperasi dengan/tanpa operasi + kemoterapi + hormonal terapi
• Kemoterapi preoperasi/neoadjuvan dengan/tanpa operasi + kemoterapi + radiasi +
terapi hormonal + dengan/tanpa terapi target
• Kemoradiasi preoperasi dengan/tanpa operasi dengan/ tanpa radiasi adjuvan dengan/
kemoterapi + dengan/ tanpa terapi target
Radiasi eksterna pasca mastektomi diberikan dengan dosis awal 50 Gy. Kemudian
diberi booster; pada tumor bed 10-20 Gy dan kelenjar 10 Gy.