Pembimbing:

dr. Yuswar Nurullah, Sp.B

Oleh:
Aghfira Putri Anderi
201920401011151
Pendahuluan
• Luka bakar adalah cedera pada kulit dan jaringan organik
akibat kontak dengan bahan kimia, listrik, gesekan, radiasi dan
gelombang radioaktif
• Luka bakar dapat menyebabkan syok distributif, hipovolemik
dan kardiogenik
• Pada luka bakar, permeabilitas kapiler meningkat dan
pergeseran cairan sehingga volume intravaskuler menjadi
berkurang
• Bila luka bakar melebihi 25-30% total body surface area
(TBSA), maka akan ada kemungkinan terjadi edema pada
jaringan dan kehilangan plasma terus menerus selama 48 jam
pertama atau lebih lama lagi
 Klasifikasi luka bakar
Derajat 1
- Mengenai epidermis
- Luka seperti sun burn, eritema, nyeri
dan kasar.
-Waktu penyembuhan: 5-10 hari
Derajat 3
- Merusak lapisan luar dan dalam
kulit
- Luka berwarna putih, biasanya tidak
nyeri
- Proses penyembuhan cukup lama
Derajat 2
- Superficial partial (melepuh dan
kemerahan, waktu penyembuhan 2-3
minggu)
- Deep partial (melepuh berwarna
kuning/putih, sifatnya kasar dan
sangat nyeri, waktu penyembuhan >3
minggu)
Derajat 4
- Mengenai sampai otot, ligamen,
tendon, saraf, pembuluh darah dan
tulang
- Gambaran luka berwarna hitam dan
hangus
Determinasi kedalaman luka
bakar
• Metode yang digunakan untuk menentukan kedalaman luka
bakar yaitu vital dyes, biopsi jaringan dan ultrasound
• Metode tersebut dapat mendeteksi kolagen yang rusak atau
sel yang mati
• Untuk evaluasi perubahan dalam aliran darah dapat digunakan
metode fluorescein perfusion fluoroscopy, laser doppler
flowmetry dan thermography
Jenis luka bakar
Thermal burn
- api, terik matahari dan Chemical burn
kontak dgn permukaan - Bahan kimia (asam atau
panas (cairan, gas dan basa kuat)
benda panas)

Electrical burn
- Aliran listrik dari Radiological burn
stopkontak atau - Radiasi gelombang alfa,
penghantar listrik di beta atau gama
tubuh
Komplikasi
• Komplikasi pada luka bakar tergantung dari lokasi, jaringan
dan derajat keparahan
• Sistemik
- Komplikasi sistemik yang paling sering terjadi yaitu
hipovolemik dan infeksi
- Faktor resiko terjadinya komplikasi sistemik yaitu luka bakar
dgn TBSA > 40%, usia pasien < 2 tahun atau > 60 tahun dan
pasien yang menghirup asap atau trauma mayor
• Lokal
- Eschar  kekakuan dan kematian jaringan
- Scarring and contracture  deformitas kontraktur dapat
muncul pada sendi tergantung dari luas bekas luka
- Infeksi  infeksi pada luka, sepsis dan kematian
Managemen luka bakar
• Pertolongan pertama
- Hentikan proses pembakaran
- Mendinginkan luka bakar  menghilangkan nyeri dan hanya
efektif pada 3 jam setelah cedera

• Resusitasi cairan
- Cairan intravena harus segera diberikan jika luka bakar 25%
- Resusiitasi cairan harus diberikan pada pasien dewasa dgn
luka bakar 15% dan anak dgn luka bakar 10%
- Cairan kristaloid (Hartmann solution) adalah cairan yg paling
sering dipakai untuk mengatasi hipovolemik dan defisiensi
sodium
• Manajemen nyeri pada luka bakar
- Opioid , NSAID dan anti-inflamatory drugs (parasetamol dan
dypirone)
- Antikonvulsan (gabapentin dan pregabalin)
- Antidepresan
- Sedasi (ketamin)
- Benzodiazepine

• Terapi topikal
- Silver sulfadiazine
- Mafenide asetat (sulfamylon)
- Dressing dan gel (glikosa, minoglikan dan kitin)
- Dressing serat karbon
• Terapi Non Farmakologi
- Madu, susu, tekstur getah dan rambut domba yang digunakan
oleh orang mesir pada zaman dulu
- Psikoterapi, fisioterapi dan rehabilitasi
Kesimpulan
• Luka bakar tergantung dari tingkat keparahannya. Opioid,
antikonvulsan, antidepresan, benzodiazepin dan ketamin
menjadi obat yang paling sering digunakan untuk manajemen
nyeri pada pasien dengan luka bakar. Komponen silver pada
silver sulfadiazine sangat penting untuk terapi secara topikal.
Penggunaan susu dan madu juga digunakan pada zaman dulu.
Komplikasi akibat dari luka bakar terjadi secara sistemik dan
lokal. Kehilangan cairan dan integritas kulit adalah kontributor
dalam terjadinya komplikasi secara sistemik.kontraktur,
jaringan parut dan eskar adalah komplikasi lokal dari luka
bakar
TERIMA KASIH 