Anda di halaman 1dari 8

KONSELING

No. Dokumen : 001

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD
Asep Suparman,AMKep
Puskesmas Tanda Tangan Kapus
NIP.19670715.198703.1.004
Cimanggu
Proses komunikasi antara seorang konselor dengan orang lain (klien) untuk membantu klien
1. Pengertian melihat permasalahannya supaya lebih jelas sehingga klien dapat membuat keputusan atas
masalah yang ada.
Sebagai acuan dalam proses konseling
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas No.004/2014 tentang pelayanan klinis
3. Kebijakan
1. Kemenkes RI,2014,Modul Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan Ahli,Jakarta
2. Saraswati I,Tarigan LH,2002,Komunikasi Rfektif : Ibu Selamat,Bayi Sehat,Keluarga
Bahagia,Maternal and Neonatal Health,Jakarta
4. Referensi
3. Uripni CL,Sujianto U, Indrawati T,2002,Komunikasi Kebidanan EGC,Jakarta.
4. Ikatan Bidan Indonesia tahun 2019,Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan
Kebidanan.
5. Prosedur/ A. Langkah Awal
Langkah- 1. Menunjukan sikap yang baik
langkah 2. Memberi salam
3. Menyapa klien penuh sopan dengan nada suara yang baik.
4. Menanyakan identitas klien.
5. Menanyakan malsud kedatangan klien.
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas pendaftaran
2. Bidan
3. Perawat
C. Penghampiran (Attending Skill)
1. Menampilkan diri dengan fostur yang menyakinkan.
2. Melakukan gerakan fisik yang disertai dengan perhatian secara
menyeluruh.
3. Memberi pengakuan,sentuhan dan kontak fisik yang sederhana,penuh
perhatian dan penuh makna
4. Memelihara kontak mata secara menyeluruh dan tepat sesuai dengan
situasi dan topik bahasan.
5. Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian.
D. Proses Pelaksanaan
1. Menerima dan memahami ungkapan klien (gerak
mata,anggukan,gerak tangan ,air muka dsb )
2. Memberikan perhatian yang mendalam terhadap ungkapan klien.
3. \membuat pernyataan yang menggambarkan ungkapan suasana
perasaan yang diungkapkan.
4. Memberikan dukungan terhadap ungkapan tertentu.
5. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaannya dengan lengkap.
6. Menunjukan sikap memberikan perhatian dan menyimaknya dengan
penuh perhatian.
7. Membuat catan-catatan seperlunya untuk merangkum pembicaraan.
8. Memberikan respon dalam bentuk menyampaikan rangkuman
pembicaraan.
9. Memperhatikan suasana konseling dan klien.
10. Menguasai materi konseling yang berkaitan dengan perasaan.
11. Menggunakan alat/media peraga dalam konseling.
12. Mengajukan pertanyaan dengan cara jelas dan terarah,serta tidak
keluar dari topik pembahasan.
13. Bertanya dengan menggunakan pertanyaan terbuka,pertanyaan
refleksi,klarifikasi sesekali pertanyaan tertutup untuk pertanyaan-
pertanyaan tertentu.
14. Memberikan respon balik terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan
dengan sikap baik dan empatik.
15. Melakukan kontak mata yang baik.
16. Mengidentifikasi masalah.
17. Memahami masalah.
18. Membatasi masalah
19. Menjabarkan alternatif (brainstorming).
20. Mengevaluasi alternatif.
21. Memilih alternatif terbaik.
22. Menyepakati penerapan alternatif terbaik.
23. Menerapkan strategi diam yang tepat.
24. Melakukan reaksi dengan baik.
25. Mengajukan pernyataan.
26. Mengatakan bahwa waktu telah habis.
27. Merangkum isi pembicaraan.
28. Berdiri.
29. Menyepakati pertemuan selanjutnya.
30. Memberikan isyarat gerak tangan.
31. Menunjukkan catatan-catatan singkat.
32. Memberikan tugas-tugas tertentu ( jika diperlukan )
6. Bagan alir
Arahkan
pasien/keluarga
ke ruang konseling

Apoteker memperkenalkan
diri dan menjelaskan
tujuan konseling

Gali informasi data diri Berikan informasi dan


pasien kemudian catat edukasi tentang obat yang
pada lembar konseling diterima pasien

Lakukan verifikasi dan


umpan balik untuk
pemahaman pasien

Berika Leaflet dan


catatan minum
obat bila
diperlukan

7. Hal-hal yang 1. Konselor memperlihatkan ekspresi muka ceria


perlu 2. penampilan postur baik
diperhatikan 3. ungkapan perasaan dan kepercayaan secara jujur dan langsung
4. menyatakan berpihak pada hak klien yang benar
5. menyatakan rasa hormat pada klien,mengambil inisiatif dalam
hubungan interpersonal
6. menawarkan alternatif dan menggunakan suara yang jelas dan
menyenangkan.
8 Unit terkait 1. Ruang pendaftaran
2. Ruang poli KIA
3. Ruang poli umum
4. Ruang poli TB Paru
9. Dokumen Rekamedik dan register
terkait
10. Rekaman No Yang Dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan

PENGUKURAN BERAT BADAN


No. Dokumen : 002

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD
Asep Suparman,AMKep
Puskesmas Tanda Tangan Kapus
NIP.19670715.198703.1.004
Cimanggu
Prosedur mengkaji berat badan pasien menggunakan alat timbangan badan.
1. Pengertian
Sebagai acuan dalam pengukuran berat badan
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas No. /2019 tentang pelayanan kebidanan
3. Kebijakan
1. Ambarwati ER,2009,KDPK Kebidanan,Nuha Medika,Jakarta.
2. Hidayat AA,2015,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,Edisi 2,Buku 2,Gudang
4. Referensi Penerbit,Jakarta.
3. Ikatan Bidan Indonesia tahun 2019,Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan
Kebidanan.
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan
Langkah- 1. Timbangan badan (Berdiri,Duduk,Tidur)
langkah 2. Handuk kertas
B. . Petugas yang melaksanakan
1. Bidan
2. Perawat
C . Prosedur Pelaksanaan
Timbangan berdiri
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan dan prosedur yang akan
dilakukan.
2. Atur timbangan sehingga jarum menunjukkan angka 0 (nol) dan
seimbang.
3. Anjurkan pasien berdiri diatas timbangan tanpa
sepatu/sandal,pakaian jangan terlalu tebal.
4. Memperhatikan jarum penunjuk berhenti dari arah depan tegak lurus
dengan angka.
5. Bantu pasien turun dari timbangan.
6. Kembalikan timbangan pada posisi semula.
Timbangan tidur
1. Jelaskan pada keluarga pasien tentang tindakan dan prosedur yang
akan dilakukan.
2. Letakan timbangan pada alas yang rata dan kuat.
3. Pasang alas timbangan yang bersih dan tipis.
4. Pastikan bahwa jarum berada pada angka nol.
5. Sebelum ditimbang lepaskan alas kaki,,baju dan topi bayi. Bayi
sebaiknya ditimbang tanpa pakaian.
6. Tidurkan bayi pada timbangan.
7. Ketika menimbang tangan petugas diletakan diatas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat ditimbang.
8. Tentukan hasil berat badan bayi sesuai dengan jarum petunjuk pada
timbangan,kemudian catat hasil pengukuran.
6. Bagan alir

7. Hal-hal yang 1. Timbangan harus berada di angka 0


perlu 2. Pasien berdiri tegak
diperhatikan 3. Pasien tidak memakai alas kaki
8 Unit terkait 1. Ruang pendaftaran
2. Ruang poli KIA
3. Ruang poli umum
4. Ruang poli TB paru

9. Dokumen Rekamedik dan register


terkait
10. Rekaman No Yang Dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan
PENGUKURAN TINGGI BADAN
No. Dokumen : 003

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas Asep Suparman,AMKep
Tanda Tangan Kapus
Cimanggu NIP.19670715.198703.1.004

Prosedur mengkaji tinggi badan pasien menggunakan alat pengukuran.


1. Pengertian
Sebagai acuan dalam pengukuran berat badan
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas No. /2019 tentang pelayanan kebidanan
3. Kebijakan
1. Ambarwati ER,2009,KDPK Kebidanan,Nuha Medika,Jakarta.
2. Hidayat AA,2015,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,Edisi 2,Buku
4. Referensi 2,Gudang Penerbit,Jakarta.
3. Ikatan Bidan Indonesia tahun 2019,Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelayanan Kebidanan.
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Alat pengukur tinggi badan
B. Petugas yang melaksanakan
1. Bidan
2. Perawat
B. Prosedur Pelaksanaan
Bila memakai meteran
1. Memasang meteran
2. Meminta pasien melepas alas kaki dan tutup kepala
3. Meminta pasien berdiri tegak dan menempelkan punggungnya
pada dinding
4. Meletakan penggaris diatas ubun-ubun ibu sejajar tempat
pijakan.
5. Memperhatikan angka yang ditunjuk oleh penggaris.
6. Menginformasikan hasil pengukuran pada pasien.
Bila memakai statumeter
1. Meminta pasien melepas alas kaki dan tutup kepala(topi)`
2. Meminta pasien berdiri tegak dan menempel pada tiang
pengukur.
3. Menarik statumeter kemudian meletakan tepat diatas ubun-ubun
pasien.
4. Memperhatikan angka yang ditunjukkan oleh statumeter.
5. Menginformasikan hasil pengukuran pada pasien.
6. Mencatat pada status atau buku.
6. Bagan alir

7. Hal-hal yang perlu 1. Pasien berdiri tegak membelakangi dinding dengan pandangan ke
diperhatikan depan
2. Bagian belakang kepala, punggung dan tumit rapat ke dinding
3. Gerakan microtoise dikepala baca angka pada jendela angka

8 Unit terkait 1. Poli kia


2. Poli umum
3. Poli gigi
9. Dokumen terkait Rekamedik dan Regiater pasien
9. Rekaman No Yang Isi perubahan Tanggal mulai
10. Dirubah diberlakukan
11. historis
perubahan

Pemasangan infus
No. Dokumen : 003

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2
UPTD
Asep Suparman,AMKep
Puskesmas Tanda Tangan Kapus
NIP.19670715.198703.1.004
Cimanggu
Suatu cara atau tindakan infasif yang dilakukan untuk memasukan sejumlah cairan dengan cara
1. Pengertian menusukkan jarum/IV kateter ke pembuluh darah vena agar dapat menggantikan cairan atau zat-
zat makanan yang ada didalam tubuh.
Sebagai acuan dalam pemasangan infus
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas No. /2019 tentang pelayanan kebidanan
3. Kebijakan
1.Novieastari E,Supartini Y,2015,Keperawatan Dasar Manual Ketrampilan Klinis,1st
ed,Elsevier,Singapura.
4. Referensi 2. Potter,Perrt,2009,Fundamental of Nursing:7th Edition.
3. Ikatan Bidan Indonesia tahun 2019,Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan
Kebidanan.
5. Prosedur/ A. Persiapan Alat dan Bahan
Langkah- 1. Baki beserta alasnya
langkah 2. Standar Infus
3. Set Infus
4. Cairan sesuai program medik
5. Jarum Kateter
6. Pengalas
7. Torniket
8. Kapas Alkohol 70%
9. Plester
10. Gunting
11. Kasa Steril
12. Sarung Tangan
13. Bengkok
14. Lembar Catatan
15. Tempat Sampah Kering
16. Tempat Sampah Basah
17. Tempat Sampah Benda Tajam
B. Petugas yang melaksanakan
1. Bidan
2. perawat
C. Langkah- langkah
1. Petugas Memberitahukan klien mengenai tindakan yang akan
dilakukan
2. Bantu Ibu dalam posisi supine atau duduk nyaman.
3. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
4. Mengatur peralatan dan membuka kemasan stril dan buang kemasan
di tempat sampah kering.
5. Memasang klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip.
6. Menusukkan set infus ke dalam botol cairan.
7. Menusukkan set infus dengan menekan bilik drip dan membuka klem
rol.
8. Memakai sarung tangan yang bersih.
9. Memilih vena yang akan ditusuk.
10. Meletakan torniquet 10-12 diatas (proximal) tempat yang akan
ditusuk.
11. Membersihkan tempat penusukkan dengan gerakan memutar
menggunakan kapas alkohol.
12. Memegang jarum dengan sudut 20-30 derajat dengan tangan yang
dominan.
13. Menahan vena yang ditusuk 2-3 cm dibawah tempat penusukkan
dengan tangan non dominan lalu menusukkan jarum perlahan-lahan.
14. Pastikan masuk pembuluh darah vena,ditandai darah keluar dari
jarum.
15. Menarik sedikit jarum dan memasukan sisa abocat yang belum masuk
sampai batas.
16. Menekan abocat (dari luar) sambil menarik jarum hingga keluar
seluruhnya, pastikan piester kupu-kupu pada daerah tusukan untuk
mencegah jarum abocat keluar.
17. Melepaskan tabung suntik dan menghubungkan pangkal abocat
dengan ujung selang infus.
18. Membuka klem rol dan memastikan infus dapat menetes dengan baik.
19. Menstabilisasi kateter IV dengan plester.
20. Mengatur kecepatan aliran sesuai kebutuhan.
21. Membilas darah yang ada pada tabung elastik dengan menggunakan
spuit yang berisi larutan NaCL 0,9%.
22. Membereskan alat`
23. Melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan.
24. Mencatat dilembar tindakan (tanggal,jam,pemasangan,jenis cairan dan
kecepatan tetes).
6. Bagan alir

7. Hal-hal yang  Kenyamanan pasien


perlu  Posisi vena yang akan pasang infus
diperhatikan
8 Unit terkait Ruang tindakan

9. Dokumen Catatan soap


terkait
10. Rekaman No Yang Dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai