Oleh:
S1 PENDIDIKAN DOKTER
2018
I. Bahaya Merokok
Diameter sekitar 10 mm yang berisi Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
panjang 70-120 mm,(bervariasi tergantung negara ) dengan daun-daun yang telah dicacah.
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Ada 2 jenis rokok yaitu rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat
dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Rokok biasanya di
jual dalam bungkusan berbentuk kotak /kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah
kedalam kantong .sejak beberapa tahun terakhir , bungkusan-bungkusan tersebut umumnya
disertai pesan kesehatan yang memperingatikan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat di
timbulkan dari merokok.misalnya kanker ,paru-paru ,serangan jantung dan lain-lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang
dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-
bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok
akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau
serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
1. Jenis-Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan
filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi sausuntuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkehyang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,
dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling
atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran
yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat
rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu
batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin
pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok
batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang
mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak.
Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat
perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal
rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya
ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum
Super dan lain-lain.
2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan
kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma
yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims
dan lain-lain.
Rokok berdasarkan penggunaan filter.
Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat
gabus.
1. Bidis: Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat dengan
benang.Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik.
Biasaditemukan di Asia Tenggara dan India.
2. Cigar: Dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung dengan daun tembakau.
Adaberbagai jenis yang berbeda di tiap negara. Yang terkenal dari Havana, Kuba.
3. Kretek: Campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma cengkeh berefek mati rasa
dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan banyak di Indonesia.
4. Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga biasa digunakan di
AsiaTenggara dan India. Bahkan 56 persen perempuan India menggunakan jenis
kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering yang
diisap denganhidung atau mulut.
5. Shisha atau hubbly bubbly: Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa buah-
buahanyang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika Utara,
TimurTengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang menjamur
seperti dikafe-kafe.
4. Bahaya Rokok
Bahaya merokok untuk pelajar
Para pelajar adalah orang-orang yang masih tergantung secara ekonominya
kepada orang tua. Factor utama pelajar merokok adalah lingkungan. Masa remaja yang
penuh dengan rasa ingin tahu membuat mereka ingin mencoba banyak hal. Seperti yang
sudah dijelaskan diatas,rokok mengandung nikotin yang mengakibatkan kecanduan.
Oleh karena itu seklai merokok, akan sulit untuk berhenti, kecuali kemauan dari diri
sendiri dan lingkungan.
Para pelajar yang menganggap bahwa pria yang tidak merokok itu tidak jantan.
Hal ini yang membuat para pelajar banyak yang merokok, dikarenakan rokok
merupakan symbol bahwa mereka adalah orang eksis.
Kurangnya informasi mengenai bahaya rokok sejak dini menyebabkan
banyaknya pelajar yang merokok. Padahal setiap mereka menghisap rokok sama saja
mereka menghisap ribuan bahan kimia berbahaya yang akan merugikan kesehatan
tubuh mereka.
Bahaya merokok bagi perokok pasif
perokok aktif adalah seseorang secara langsung menghisap rokok atas kehendak
dirinya sendiri. Sedangkan perokok pasif adalah seseorang yang menghisap rokok yang
dikeluarkan dari mulut perokok. Tidak hanya perokok pasif yang memiliki risiko
terkena penyakit, perokok pasif pun dapat terkena penyakit.
Penyakit yang menyerang perokok pasif adalah: - meningkatkan risiko kanker
paru-paru dan serangan jantung,- meningkatkan risiko penyakit saluran pernafasan
seperti radang paru-paru dan bronkhitis, - iritasi pada mata dapat menyebabkan rasa
perih dan pedih, - bersin dan batuk karena alergi, - sakit pada tekak, esophagus,
kerongkongan dan tenggorokan, - sakit kepala sebagai penolakan nikotin.
Perokok yang merokok di tempat umum atau tidak memperdulikan kesehatan
orang lain adalah orang egois. Hal ini disebabkan asap rokok mengandung zat
berbahaya seperti: a. mengandung nikotin dua kali lebih banyak, b. mengandung karbon
monoksida lima kali lebih banyak. c. mengandung tar lima kali lebih banyak. d.
meningkatnya zat kimia berbahaya bagi kesehatan.
Beberapa pelatihan agar pesan dapat dipahami oleh para remaja menurut Richard
Evans: Keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk membuat keputusan sendiri,
kemampuan untuk menyesuaikan diri, pelatihan untuk berperilaku assertive, kemampuan
untuk menghadapi tekanan dari kelompok sebaya.
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif ) adalah bahan/zat/obat yang bila
masuk ke dalam tubuh manusia akan memengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat,
sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya. Selain
itu, penggunaan NAPZA dapat merusak fungsi sosial karena terjadi kebiasaan, ketagihan, dan
ketergantungan.
A. Narkoba/Narkotika
Narkoba atau narkotika sudah menjadi istilah popular di masyarakat, namun
masih sedikit yang memahami arti narkoba. Narkoba merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika dan bahan aktif lainnya. Dalam arti luas, adalah obat, bahan atau
zat. Bila zat ini masuk dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui mulut), atau
dihirup maupun melalui alat suntik akan berpengaruh pada kerja otak atau susunan saraf
pusat. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian), daya
habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga menyebabkan pemakai narkotika tidak
dapat lepas dari pemakaiannya. Dibawah ini akan dis am pai ka n berba gai jenis
narkotika. Berdasarkan cara pembuatannya.
1. Narkotika alami merupakan narkotika yang zat aditifnya diambil dari tumbuh-
tumbuhan, contohnya: Ganja merupakan tanaman perdu dengan daun
menyerupai singkong yang tepinya bergerigi dan berbulu halus. Jumlah jarinya
selalu ganjil 5,7,9. Indonesia merupakan daerah subur untuk tanaman ganja.
Cara penyalahgunaan ganja ini dengan dikeringkan dan dicampur dengan
tembakau rokok atau dijadikan rokok lalu dibakar serta dihisap. Hasis
merupakan tanaman serupa ganja yang tumbuh di Amerika latin dan Eropa,
proses pematangannya dengan disuling sehingga berbentuk cair. Koka adalah
tanaman perdu mirip pohon kopi. Buahnya yang matang akan berwarna merah
seperti biji kopi. Koka ini kemudian diolah menjaddi kokain. Opium merupakan
bunga dengan bentuk dan warna yang indah. Dari getah bunga opium dihasilkan
candu. Opium banyak tumbuh di antara Burma, Kamboja dan Thailand, juga
didaerah antaraAfganistan, Iran dan Pakistan.
2. Narkotika semisintesis adalah narkotika alami yang diolah dan diambil zat
aktifnya agar memiliki khasiat yang leebih kuat sehingga bisa dimanfaatkan
untuk kepentingan duniaa kedokteran, contohnya: Morfin, biasa dipakai dunia
kedokteran untuk menghilangkan rasa sakit atau pembiusan pada suatu operasi.
Kodein, dipakai untuk penghilang batuk. Heroin, tidak dapat dipakai dalam
pengobatan karena daya adiktifnya sangat besar dan manfaatnya secara medis
belum ditemukan. Dalam perdagangan gelap, heroin diberi nama putaw, atau
petai. Bentuknya seperti tepung terigu: halus, putih dan agak kotor.
3. Narkotika Sintetis adalah narkotika palsu dibuat dari bahan kimia. Narkotika ini
digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita
ketergantungan narkoba (substitusi), Contohnya: Petidin, untuk obat bius lokal;
Metadhon, untuk pengobatan pecandu narkoba; Naltrexon untuk pengobatan
pecandu narkoba.
B. Psikotropika
Psikotropika merupakan zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas normal dan perilaku.
Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa.
Berdasarkan ilmu farmakologi.
3. Kelompok halusinogen, yaitu obat, zat, tanaman, makanan atau minuman yang
dapat menimbulkan khalayalan. Contohnya adalah LSD (Lysergic Acid
Diethyltamide), getah tanaman kaktus, kecubung, jamur tertentu dan ganja.
Menurut UU No 5/1997, Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan Narkotika yang bersifat Psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas aktivitas mental dan perilaku.
C. Zat Adiktif
Zat Adiktif adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan. Contohnya: Rokok, kelompok alkohol dan minum lain
yang dapat memabukkan dan menimbulkan ketaguhan, thinner dan zat-zat lainnya
seperti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan
dicium dapat memabukkan. Jadi rokok, alkohol, serta zat-zat lain yang memabukkan
dan menimbulkan ketagihan juga tergolong narkoba.
Pada umumnya zat adiktif menimbulkan khayalan, selain itu juga dapat menimbulkan
rangsangan pada pemakai. Termasuk dalam kelompok zat adiktif ini adalah: miras (alkohol).
Alkohol dapat menimbulkan adiksi yaitu ketagihan atau ketergantungan. Karena sifat adiktif
dari alkohol ini, maka orang yang meminumnya lama kelamaan tanpa disadari akan menambah
takaran/dosis sampai pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk. Efek pemakaian alkohol
dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan pada organ otak, liver (hati), alat
pencernaan, pankreas, otot, metabolisme, dan resiko kanker.
Kelompok zat adiktif lainnya adalah Ecstacy. Obat ini pengaruhnya terhadap saraf
pusat serupa dengan narkotika dan alkohol. Nama lain dari ecstacy adalah: speed, inex atau
eccy. Ecstacy dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan karena zat ini mempunyai 4
sifat utama yaitu: (a) keinginan pemakai yang tak tertahankan untuk menambah dosis sesuai
toleransi tubuh, hingga overdosis atau keracunan, (b) adanya keinginan pemakai yang tak
tertahankan sehingga dengan jalan apapun akan ditempuh untuk memperolehnya (c)
ketergantungan psikis, dan (d) ketergantungan secara fisik.
Bagi mereka yang sudah mengalami ketergantungan, bila pemakaian dihentikan akan
menimbulkan kondisi gejala putus obat yang ditandai dengan gejala: rasa ketagihan, kelelahan,
keletihan menyeluruh, tidur berkepanjangan (12-24 jam), rasa sedih, murung, timbul pikiran
tentang kematian (ide bunuh diri), dan sering mencelakakan diri.
D. Faktor yang menyebabkan remaja mengkonsumsi NAPZA
1) Faktor Lingkungan (Keluarga, Sekolah, Teman Sebaya, Sosial/Masyarakat)
Komunikasi dengan orang tua kurang baik
Orang tua acuh
Kurangnya kehidupan beragama
Sekolah kurang disiplin
Adanya murid pengguna NAPZA
Sekolah terletak di dekat tempat hiburan yang bersifat negatif
Berteman dengan pemakai NAPZA
Mendapat ancaman atau ajakan dari teman untuk mengkonsumsi
NAPZA
Lemahnya penegak hukum
1) Cenderung memberontak.
2) Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya depresi dan cemas.
3) Perilakunya sering menyimpang dari norma yang ada.
4) Kurang percaya diri.
5) Mudah kecewa, agresif, dan destruktif.
6) Murung, pemalu, pendiam.
7) Mudah merasa bosan dan jenuh.
8) Keinginan untuk bersenang senang terlalu berlebihan.
9) Putus sekolah.
10) Kurang menghayati iman dan kepercayaan .
11) Identitas diri tidak jelas.
12) Kemampuan berkomunikasi rendah.
Ciri ciri diatas memang tidak selalu menjadi bukti akurat seseorang menjadi
pelaku penyalahgunaan NAPZA. Akan tetapi, dengan banyaknya perilaku remaja yang
mirip dengan ciri ciri diatas, maka besar kemungkinan seseorang menjadi pemakai
NAPZA.
1) Otak dan susunan saraf pusat: Gangguan daya ingat, gangguan perhatian dan
konsentrasi, gangguan bertindak rasional, gangguan persepsi yang
mengakibatkan halusinasi, kehilangan motivasi, dan sulit membedakan yang hal
baik dan buruk.
2) Saluran napas: dapat terjadi radang paru, pembengkakan paru paru serta infeksi
lain karena pemakaian NAPZA yang berlebihan dengan cara dihirup.
3) Jantung: Peradangan otot jantung dan penyempitan pembuluh darah.
4) Hati: Dapat terinfeksi B dan C yang menular melalui hubungan seksual serta
jarum suntik.
5) Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS.
6) Di lingkungan keluarga: Suasana nyaman dan tenteram dalam keluarga
terganggu, orang tua resah, perilaku menyimpang, sering terjadi pertengkaran
dan mudah tersinggung.
7) Di lingkungan sekolah: merusak disiplin dan motivasi belajar, meningkatnya
tindak kenakalan, bolos sekolah, mempengaruhi sesama pelajar untuk menjadi
pelaku penyalahgunaan.
8) Di lingkungan Masyarakat: Tercipta pasar gelap antara pengedar dan pemakai,
pengedar/bandar biasanya menggunakan remaja yang telah mengalami
ketergantungan NAPZA untuk mendapatkan lebih banyak korban,
meningkatnya tindak kriminal di masyarakat, melonjaknya angka kematian
akibat OD NAPZA.
G. Upaya untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan NAPZA:
1) Pencegahan Primer: Mengenali remaja yang beresiko tinggi penyalahgunaan
NAPZA dan melakukan interverensi. Upaya ini dilakukan untuk mengenali
remaja yang berkemungkinan besar pecandu NAPZA. Sebaiknya, upaya ini
dilakukan sejak usia dini, agar faktor yang dapat menghambat pertumbuhan
dapat diatasi dengan baik.
2) Pencegahan Sekunder: Mengobati dan interverensi supaya tidak ada lagi
pengguna NAPZA.
3) Pencegahan Tersier: Merehabilitasi pecandu NAPZA.
4) Di lingkungan keluarga: Mengasuh anak dengan baik, penanaman disiplin yang
baik, ajarkan perbedaan hal yang baik dan buruk, mengembangkan
kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab dan menghargai anak,
meluangkan waktu bersama, ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat
supaya anak betah di rumah serta mengembangkan harga diri anak.
5) Di sekolah: Memberikan edukasi pada siswa tentang bahaya penyalahgunaan
NAPZA, melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan
penanggulangan NAPZA di sekolah, meningkatkan waktu BK, membentuk
citra positif serta mengembangkan ketrampilan positif untuk menghindari
pemakaian NAPZA, menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat
dengan membina hubungan yang harmonis antara guru & murid.
6) Di lingkungan masyarakat: menumbuhkan perasaan kebersamaan di tempat
tinggal, sehingga masalah dapat diselesaikan secara terbuka dan bersama sama,
melibatkan semua unsur masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan
NAPZA, memberikan penyuluhan hukum yang berkaitan dengan NAPZA.
III . KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa diameter sekitar 10 mm yang berisi Rokok adalah silinder
dari kertas berukuran panjang 70-120 mm,(bervariasi tergantung negara ) dengan daun-daun
yang telah dicacah dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif ) adalah
bahan/zat/obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan memengaruhi tubuh terutama
otak
IV . SARAN
Kepada pemerintah hendaknya memperketat akses rokok utamanya bagi remaja dengan
menjalankan peraturan batas umur minimum yang bisa membeli rokok, disamping itu juga
melakukan pembatasan iklan rokok, dan menaikkan cukai rokok. Bagi peneliti lain, hendaknya
mengembangkan penelitian masalah rokok utamanya efek samping ekonomi yang diakibatkan
oleh rokok, faktorfaktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap praktik merokok seperti
kebudayaan yang berlaku pada masyarakat tersebut, serta perokok pada kalangan perempuan
yang belakangan diisukan jadi target baru dari perusahaan rokok. Juga bisa mengembangkan
jenis varietas tanaman tembakau dengan kadar tar dan nikotin rendah.