Tahun 2001
Saya Seorang istri bernama lengkap Susan Murtie (32th), suami bernama Didit Herlambang (35th), kami
beragama Islam, menikah di Jakarta pada tahun 2001, punya 1 anak kandung bernama cali umur 4th.
awal kehidupan berumah tangga sangatlah manis dan sempurna, namun hal itu hanya berlangsung 2 tahun saja.
Sebelumnya saya (Susan) menyadari akan sifat Didit yang temperamental dimana tadinya saya yakin bahwa
sifatnya itu dapat berubah disaat kami sudah menikah.
Tahun 2002
awal 2003, cali lahir. pertengahaan tahun 2003, suami berduka karena ayahnya meninggal. sepeninggalan orang
tuanya itu, Didit makin tak menentu arah, tidak bekerja dan malah sering menghambur-hamburkan uang. didit
bekerja di perusahaan keluarganya di bidang perkebunan yang sebetulnya posisi/jabatannya tidak jelas. sampai
akhirnya perusahaan itu ambruk, bangkrut dan tutup. Didit tidak berusaha mencari kerja hanya bisnis-bisnis yang
tidak jelas. sifat didit yang keras makin terlihat menjadi-jadi jika tersinggung masalah keuangan yang makin
terpuruk.
Tahun 2005
di tahun ke-5 pernikahan kami, akhirnya saya memutuskan untuk bekerja dengan orang tua saya di bidang
ketring. didit tetap tidak bekerja malah sering minta uang ke saya untuk menyokong gaya hidupnya yang tinggi
dan hura-hura ke tempat hiburan malam.
makin terlihat perilaku didit yang seenaknya dan meninggalkan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan
ayah. didit makin sering marah-marah, berlaku kasar dan memukul saya tanpa alasan yang jelas.
Tahun 2006
Sudah dua kali usaha dari pihak keluarga saya dan keluarga didit untuk memperbaiki hubungan kami, namun
sama sekali tidak ada perubahan
Tahun 2007
Sampai pada puncaknya di bulan April 2007 ini, dia kembali mencaci-maki saya dan menonjok mata saya hanya
karena saya menegurnya dia pulang pagi dari tempat hiburan malam, sampai-sampai anak kami, Cali, terkena
tampar disaat dia mencoba melindungi saya. kesabaran saya habis, tekad bercerai sudah bulat!
Setelah berhasil membuat kronologis, selanjutnya membuat gugatan cerai berdasarkan kronologis yang
dibuatnya tadi.
Setelah gugatan cerai selesai dibuat, Susan mem-photocopy-kannya sebanyak 5 kali. Jadi total Susan punya 6
berkas gugatan cerainya yang nantinya ke-6 berkas tersebut diperlukan dalam pendaftaran gugatan cerainya nanti
untuk :
Sudah beres mempersiapkan berkas-berkas, lalu Susan pergi ke PA Jak-Sel untuk mendaftarkan gugatan cerai-
nya. Susan masuk ke ruangan bagian administrasi (masuk dari pintu utama pengadilan, melewati kolam ikan,
ruangannya tepat setelah kolam ikan, lantai dasar). Susan masuk ke dalam ruangan yang agak luas dan banyak
meja kerjanya. Agak bingung memang untuk mengetahui pegawai khusus menerima pendaftaran gugatan, karena
orang-orang yang bekerja di dalam ruangan itu kira-kira 8 orang, tanya saja dengan orang di dalam ruangan itu,
langsung tau siapa pegawai yang ia cari.
Susan menemui salah satu pegawai yang khusus menerima pendaftaran perkara gugatan cerai, dimana pegawai
tersebut memberikan informasi tentang masalah birokrasi dan jumlah biaya pendaftaran. Susan menyerahkan 6
berkas gugatan cerai-nya untuk mendapatkan cap/pengesahan pendaftaran dari si pegawai itu. Susan disisakan 1
berkas untuk dirinya sebagai pegangannya nanti disaat sidang dimulai.
Biaya pendaftaran gugatan perkara sekitar Rp 700.000 – Rp 800.000 dibayarkannya di bagian ruangan kasir,
tempatnya persis disamping kiri ruangan administrasi tadi. Selain biaya pendaftaran, umumnya suka ada biaya
untuk pengambilan salinan putusan nanti setelah perkara sudah selesai, biasanya sejumlah Rp 50ribuan –
100ribuan. Umumnya biaya-biaya tersebut berbeda di setiap pengadilan, namun perbedaannya tidaklah terlalu
jauh
Catatan :
Berkas gugatan cerai Susan akan dikirim oleh pihak pengadilan ke alamat suaminya sekaligus dengan surat
resmi dari pengadilan untuk menghadiri sidang pertama. Begitupula dengan Susan, setelah pendaftaran gugatan
didaftarkan, Susan tinggal menunggu datanganya surat panggilan sidang dari pengadilan. Kira-kira surat-surat
tersebut akan sampai 2 minggu sejak pendaftaran gugatan cerai. Lalu isi surat panggilan itu menentukan tanggal
jatuhnya sidang, yang umumnya jatuh 4 minggu setelah tanggal pendaftaran gugatan cerai.
Dua minggu berlalu dari hari pendaftaran, akhirnya Susan menerima surat dari pengadilan agama Jak-Sel.
Begitupula halnya dengan si suami-nya juga mendapat surat panggilan sidang dari pengadilan agama. Isi surat
untuk Susan hanyalah tentang kewajiban menghadiri sidang pertama disertai hari dan tanggal-nya waktu sidang.
Berbeda dengan si suami, isi suratnya selain informasi tentang waktu dan hari sidang, surat tersebut sekaligus
melampirkan surat gugatan cerainya.
Tibalah saatnya sidang pertama. Adapun persiapan yang dilakukan Susan adalah :
Berpakaian harus rapih dan sopan. Membawa serta surat panggilan sidangnya;Berpakaian sopan bagi
perempuan = tidak berpakaian yang terbuka, jangan mengenakan tank-top/kaos/sandal. Pakailah
kemeja/baju sopan dan sepatu.Berpakaian sopan bagi pria = jangan mengenakan kaos/sandal/topi.
Pakailah celana panjang bahan, baju yang berkerah dan sepatu tertutup.
Datang pagi hari (sekitar jam 9.00) di pengadilan untuk melapor ke panitera dan mengambil nomor urut
sidang (siapa duluan yang ambil nomor urut sidang, dialah yang sidang duluan sesuai nomor urutnya).
Ambil nomor urutnya ada di lobby Pengadilan Agama, ada yang duduk menjaga untuk mencatat nomor
urut perkara;
Setelah mendapat nomor urut sidang, Susan menunggu di ruang tunggu sidang (berada di sisi kanan
gedung pengadilan). Nanti pegawai pengadilan akan memanggil para peserta sidang sesuai nomor
urutnya dengan cara memanggilnya menggunakan mikrofon;
Pegawai pengadilan sudah memanggilnya, sidang akan dimulai jika si suami juga sudah hadir. Jika suami
tidak hadir maka sidang akan diundur selama 1-2 minggu;
Sidang dimulai, Susan dan suami dipersilahkan duduk di kursi yang telah disediakan persis berhadapan
dengan para Hakim. Kursi di sisi kanan untuk Penggugat (si Susan), kursi di sisi kiri untuk Tergugat
(suami Susan/Didit). Total ada 3 hakim dan 1 orang panitera yang duduk dibelakang para hakim;
Sidang pertama isinya adalah: Hakim akan berusaha mendamaikan istri dan suami. Hakim akan
menanyakan tentang masalah yang dialami dan memberikan waktu untuk si suami-istri berpikir-pikir
dulu. Bilamana perdamaian tak tercapai maka Hakim membacakan isi gugatan cerainya;
Sidang ditunda (biasanya) 2 minggu guna melihat adanya kemungkinan rujuk/damai. Dalam hal ini para
Hakim memang diwajibkan mendamaikannya dahulu sesuai dengan peraturan yang sudah diatur negara;
Adanya peraturan baru yaitu PERMA No. 1 Th. 2008, mengatur adanya kewajiban diadakan mediasi sebelum
sidang sebenarnya dijalankan. Hal-hal yang layak diketahui tentang mediasi ini adalah:
mediasi biasanya dilaksanakan jika salah satu pihak ada yang tidak mau bercerai;
mediasi dilaksanakan oleh satu orang hakim yang ditunjuk dalam persidangan;
biasanya mediasi dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, dan jika dalam proses mediasi tidak tercapai
perdamaian maka barulah sidang yang sebenarnya dilaksanakan.
Dua minggu berlalu, sidang ke dua dilaksanakan. Sama pada sidang pertama, ritual sidang pertama sama
dijalaninya (berpakaian rapih dan mengambil nomor urut sidang. Selalu demikian sebelum sidang); Sampai pada
saat sidang dimulai, hakim menanyakan perkembangannya kepada Susan dan si suami, “Bagaimana
perkembangan saudara, apakah ada perubahan untuk rujuk?”
Dikarenakan Susan sudah sangat yakin untuk bercerai maka ia menjawab,”saya tetap pada pendirian saya untuk
berpisah dan meneruskan proses persidangan ini”. Begitupula dengan jawaban si suami yang berpendapat untuk
mempertahankan perceraiannya, menyatakan kehendaknya pada persidangan tersebut. Dikarenakan adanya
kemauan yang berbeda maka hakim bertugas menjalani proses sidang perceraian tersebut.
Catatan: Dalam hal ini dari pihak si suami (Tergugat) menggunakan jasa seorang pengacara dalam proses
berperkara di pengadilan.
Setelah hakim menerima surat jawaban dari si tergugat lalu sidang selesai dan akan diadakan lagi 1 minggu
kemudian dengan jadwal sidang penyerahan surat Replik (dari si Penggugat/Susan);
Sidang Replik
Tiba saatnya sidang replik, dimana sebelumnya ritual sebelum sidang dilakukannya dulu (mengambil nomor urut
sidang). Sidang Replik adalah penyerahan surat yang isi suratnya itu adalah menanggapi dan merespon surat
jawaban dari si Tergugat.
Umumnya pada sidang Replik ini berjalan hanya 5 menit saja, karena dalam persidangannya hanya menyerahkan
surat Replik ke hakim saja dan kepada si Tergugat. Setelah itu sidang ditutup dan diadakan lagi 1 minggu
kemudian dengan jadwal sidang penyerahan surat Duplik (dari si Tergugat);
Berkas/surat Replik yang dibuat seharusnya diketik/print sebanyak 6 kali (3 berkas utk majelis hakim, 1 utk
panitera, 1 utk tergugat dan 1 lagi utk pegangan Penggugat/Susan)
Sidang Duplik adalah sidang penyerahan surat yang isinya tanggapan dan respon dari adanya surat Replik
Penggugat.
Sama dengan sidang Replik sebelumnya dimana dalam persidangan ini hanyalah penyerahan surat Replik
Tergugat, jadi sidang berlangsung singkat hanya 5 menit saja, lalu sidang ditutup dan akan diadakan lagi 1
minggu kemudian dengan acara sidang pembuktian dan saksi dari Penggugat/Susan;
Dalam sidang Duplik, si Penggugat (Susan) berhak mendapatkan 1 buah salinan Duplik dari si Tergugat,
mintalah dalam sidang Duplik tersebut.
Sidang pembuktian saksi adalah sidang terpenting dari proses perceraian di pengadilan, dimana dalam sidang ini
adalah pembuktian adanya keretakan dalam rumah tangga itu benar adanya. Oleh sebab itu segala macam bentuk
bukti-bukti dan saksi-saksi pendukung haruslah disiapkan dengan matang.
Pengumpulan bukti-bukti:
Setelah bukti-bukti tersebut terkumpul, selanjutnya Susan memisahkah antara bukti-bukti asli dengan bukti-bukti
yang sudah photocopy-nya.
Bukti-bukti photocopy-an harus di nazegelen (di cap materai), caranya; bawalah bukti-bukti photocopy-an
tersebut ke kantor pos besar (kantor pos pusat di lap. Banteng atau di kantor pos Mampang). Lalu tiap-tiap bukti
photocopy-an tersebut ditempel materai dan di cap oleh petugas kantor pos. Biaya setiap materai dan pengecapan
biasanya Rp 6.000-an.
Dan terakhir, berilah/tulislah nomor urut pada bukti-bukti photocopy tersebut di sampul depan pada posisi kanan
atas seperti “Bukti P-1”, “Bukti P-2” dan seterusnya.
Demikian seterusnya berurutan sesuai dengan bukti-bukti yang tercantum dalam gugatan cerainya.
Menghadiri saksi dalam sidang pembuktian adalah sesuatu yang wajib, bila tidak maka umumnya hakim akan
mengalahkan gugatan yang telah kita buat. Mengapa keberadaan saksi sangatlah penting? Karena dari
informasi/keterangan saksi-saksi itulah si hakim menilai apakah keterangan saksi-saksinya tersebut sesuai
dengan apa yang telah di-argumen-kan dalam gugatan perceraiannya.
Tentang saksi :
Saksi yang akan ditampilkan haruslah minimal 2 orang;
Para saksi itu usahakan yang mempunyai hubungan darah (orang tua/saudara kandung/sepupu);
Dalam perkara ini Susan (Penggugat) akan menghadiri 2 orang saksi, yakni kedua orang tuanya sendiri, yaitu:
Sebelum sidang pembuktian/saksi dimulai, Susan membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk ditanyakan
kepada para saksi-nya, setelah itu Susan memberitahukan kepada para saksinya tentang pertanyaan apa saja yang
akan ditanyakan saat sidangnya nanti, agar para saksi dapat menjawabnya dengan tenang dan tidak gugup.
Sidang pembuktian/saksi dimulai, di awal sidang, satu saksi dipersilahkan hakim untuk berdiri untuk
memperlihatkan KTP lalu hakim membacakan sumpah saksi yang diikuti oleh saksi. Saksi dipersilahkan duduk
dan Hakim akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan menyangkut sengketa rumah tangga Susan. Setelah itu
Susan diberikan kesempatan untuk bertanya kepada saksi.
Umumnya pertanyaan Penggugat untuk para saksi haruslah pertanyaan yang jawabannya nanti merupakan
jawaban yang mendukung argument gugatan cerainya si Susan, misalnya yaitu (dalam perkara ini para saksi
Penggugat/Susan adalah Bapak dan Ibu kandungnya sendiri):
Setelah Susan selesai bertanya, kini giliran Tergugat bertanya kepada saksi-saksi tersebut. Tak perlu khawatir,
yang penting jawablah pertanyaan dari si Tergugat dengan tenang dan sejujur-jujurnya, janganlah berbohong
karena dapat dikenakan pidana memberikan keterangan palsu.
Pada tahap ini prosesnya sama dengan sidang pembuktian saksi dari Penggugat, cuma kali ini kondisinya dibalik.
Susan akan mendapatkan hak bertanya pada para saksi dari Tergugat. Susan membuat daftar pertanyaan-
pertanyaan yang menyudutkan para saksi si Tergugat. Namun bilamana Susan tidak ingin bertanya, tentunya
diperbolehkan hakim, biarlah hakim yang bertanya pada si saksi.
Pada kesempatan sidang saksi Penggugat, para saksi ditanyakan oleh hakim mengenai :
Sidang Kesimpulan
Sidang kesimpulan adalah sidang penyerahan surat kesimpulan dari proses sidang-sidang sebelumnya. Dari
adanya surat gugatan, jawaban, replik, duplik, keterangan para saksi dan kesimpulan diambil intisari-nya saja
untuk dijadikan suatu kesimpulan. Pada sidang kesimpulan ini dilaksanakan hanya 1 hari saja dimana Penggugat
dan Tergugat, keduanya menyerahkan surat kesimpulan secara bersamaan dalam 1 hari yang ditentukan oleh
Hakim.
Sidang kesimpulan hanya berlangsung sebentar, biasanya hanya 5 menit dan tidak ada tanya jawab antara para
pihak.
Lalu Hakim akan menunda sidang selama 2 minggu untuk sidang pembacaan putusan (sidang terakhir).
Sudang Putusan adalah sidang terakhir dari proses persidangan perceraian. Pada tahap ini kedua-belah pihak
diwajibkan hadir (atau bisa diwakilkan pengacaranya jika memang diwakili oleh seorang pengacara).
Hakim akan membacakan isi putusan, apakah gugatan cerai Susan dikabulkan atau tidak. Seperti biasa, dalam
sidang ini para pihak dipersilahkan duduk dihadapan hakim lalu hakim membacakan isi putusannya tersebut.
Setelah isi putusan dibacakan, panitera akan memberikan Susan tanda selesai sidang yang harus ditebus di kasir
Pengadilan Agama. Sidang perceraian sudag diputus hakim! Namun belum berkekuatan hukum (belum syah). Di
poin di bawah ini dijelaskan mengenai hal tersebut.
Ada beberapa hal yang harus diketahui dan dilakukan setelah sidang putusan, yakni:
Waktu tunggu 14 hariSetelah putusan cerai dibacakan hakim maka saat itu belum-lah dapat dinyatakan
bahwa perceraian itu sudah syah secara hukum. Penggugat harus menunggu 14 hari dihitung sejak
dibacakannya putusan kepada para pihak, barulah status cerai itu dinyatakan syah (berkekuatan hukum)
jika dalam 14 hari itu si Tergugat tidak mengajukan keberatan (banding);Jika Tergugat mengajukan
banding maka Penggugat-Tergugat belumlah bercerai, harus mengikuti lagi proses pengadilan agama
tingkat banding (Pengadilan Tinggi Agama);
Mengambil akta ceraiSusan diwajibkan mengambil akta cerai-nya pada si panitera yang mengurusi
perkara perceraiannya. Biasanya akta cerai baru dapat diambil 3 minggu setelah sidang putusan.
Umumnya ada biaya tersendiri untuk mengambil akta cerai tersebut (kordinasikanlah pada si
panitera);Catatan:Salinan Putusan terdiri dari beberapa rangkap, yakni:
o Akta cerai;
o Salinan putusan.
Bila gugatan cerai (permohonan talaq) diajukan oleh seorang suami, maka Salinan Putusan ada 3 bagian,
yakni:
o Akta Cerai
o Salinan Putusan; dan
o Penetapan.
o
Setelah Akta Cerai didapat, maka Susan sudah menjadi seorang yang “single” lagi, dia dapat menentukan
hidupnya sendiri. Namun tentunya adanya bunyi putusan yang tertera dalam (salinan) Putusan Cerai itu wajib
dilaksanakan oleh para pihak. Misalkan dalam putusannya itu si Susan yang mendapatkan hak pengasuhan kedua
anaknya, maka si Suami wajib meng-ikhlaskan kedua anaknya untuk tinggal bersama Susan. Begitu pula dalam
putusan yang mengatur pembagian harta gono-gini, bilamana Susan mendapatkan setengah dari harga
(prakiraan) rumah yang diminta gono-gininya maka si Suami wajib memberikan uangnya tersebut. Juga
mengenai pembagian aset/mobil yang digono-ginikan Susan, si Suami wajib tunduk memenuhi isi putusan
cerainya.