Gabung Juknis BIAS 2018 PDF
Gabung Juknis BIAS 2018 PDF
PELAKSANAAN
BULAN IMUNISASI
ANAK SEKOLAH
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN
BULAN IMUNISASI
(BIAS)
ANAK SEKOLAH
(BIAS)
DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2018
DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 1
TIM PENYUSUN ......................................................................................................... 2
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................ 3
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... 4
BAB I .......................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 6
1.2 Landasan Hukum.............................................................................................. 10
1.3 Tujuan dan Sasaran ......................................................................................... 11
1.4 Kebijakan dan Strategi...................................................................................... 12
BAB II .......................................................................................................................... 13
PERSIAPAN ................................................................................................................ 13
2.1 Tujuan ............................................................................................................... 13
2.2 Sasaran dan Jadwal Pemberian Imunisasi ....................................................... 13
2.3 Tempat Pelaksanaan ........................................................................................ 14
2.4 Tahapan Persiapan .......................................................................................... 14
2.4.1 Advokasi ................................................................................................. 15
2.4.2 Sosialisasi ............................................................................................... 15
2.4.3 Pendataan Sasaran ................................................................................ 16
2.4.4 Penjaringan Status Imunisasi di Sekolah ............................................... 16
2.4.5 Penyiapan Logistik ................................................................................. 16
2.5 Strategi Menjangkau Sasaran di Luar Sekolah ................................................. 18
LAMPIRAN 1 ............................................................................................................... 37
LAMPIRAN 2 ............................................................................................................... 39
LAMPIRAN 3 ............................................................................................................... 40
LAMPIRAN 4 ............................................................................................................... 41
LAMPIRAN 5 ............................................................................................................... 42
LAMPIRAN 6 ............................................................................................................... 43
LAMPIRAN 7 ............................................................................................................... 44
LAMPIRAN 8 ............................................................................................................... 45
LAMPIRAN 9 ............................................................................................................... 46
LAMPIRAN 10 ............................................................................................................. 47
LAMPIRAN 11 ............................................................................................................. 48
LAMPIRAN 12 ............................................................................................................. 49
KATA PENGANTAR
Pemberian imunisasi untuk anak usia sekolah dasar yang merupakan imunisasi
rutin lanjutan bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit
campak, difteri dan tetanus. Selain itu, di beberapa daerah percontohan juga
telah dilaksanakan imunisasi Human Papilloma Virus (HPV) pada anak
perempuan usia sekolah dasar untuk mencegah penyakit kanker serviks.
Pemberian imunisasi ini dilaksanakan pada kegiatan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS), sebagai salah satu kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Kegiatan BIAS secara operasional dinilai sangat efektif dan efisien karena
sebagian besar sasaran sudah berkumpul atau teroganisir di sekolah. Meskipun
demikian, agar cakupan yang tinggi dapat dicapai maka kegiatan BIAS juga harus
menjangkau sasaran usia sekolah yang tidak bersekolah.
Dengan jadwal yang baru, maka pelayanan BIAS dilakukan secara serentak di
seluruh Indonesia pada bulan Agustus untuk imunisasi Measles Rubella (MR)
serta bulan November untuk imunisasi Diphteria Tetanus (DT) dan Tetanus
Diphteria (Td).
Buku ini merupakan pedoman teknis bagi petugas di lapangan, baik petugas
puskesmas, guru sekolah dasar atau sederajat maupun Tim Pembina UKS di
tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan tingkat Puskesmas.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada cakupan maupun mutu pelayanan
diharapkan petugas kesehatan dapat memperkuat kemitraan dengan lintas sektor
sebagaimana yang telah terlembagakan dalam Tim Pembina UKS.
Pelindung:
Direktur Jenderal P2P
dr. Anung Sugihantono, M.Kes
Penasehat:
Direktur Surkarkes
Drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid
Penanggung jawab:
Dr. Endah Sulastiana S, MARS
Kontributor:
Prof. Andrijono Sp.OG (K) Onk
dr. Gertrudis Tandy, MKM
Syamsu Alam, SKM, M.Epid
dr. Julitasari Sundoro
dr. Devi Anisiska
Lulu A. Dewi, SKM, MIPH
Eka Desi Purwanti, SKM
Diany Litasari, SKM
Sekar Astrika Fardhani, SKM
Reza Isfan, SKM, MKM
Hakimi, SKM, M.Sc
Syafriyal, SKM, M.Kes
Hashta Meyta, SST, S.Si, Apt
Yusneri, SKM, MM
Agustina Saranga, SKM
dr. Sherli Karolina
dr. Tri Setyanti, M.Epid
dr. Aries Hamzah, MKM
Kenny Peetosutan
Sugiarto
dr. Hadarati Razak
Sweetly Pangau
Dede Mahmuda, SKM
BAB I
PENDAHULUAN
IU/mL tetapi kemudian menurun pada usia 15-18 bulan menjadi 0.03
IU/mL sehingga dibutuhkan booster (imunisasi lanjutan). Setelah booster
diberikan didapatkan titer antibodi yang tinggi sebesar 6,7 – 10.3 IU/mL.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa imunisasi DPT harus
diberikan 3 kali dan tambahan pada usia 15-18 bulan untuk
meningkatkan titer anti bodi pada anak-anak. Di negara maju, dengan
pemberian vaksin DPT sebanyak 3 dosis dan booster pada usia 15-18
bulan didapatkan bahwa perlindungan akan menurun setelah umur 4 -12
tahun. Sehingga diperlukan juga imunisasi lanjutan (booster) pada usia
>6 tahun (anak usia sekolah).
Campak (morbili/measles) merupakan penyakit yang sangat mudah
menular yang disebabkan oleh virus dan sangat berbahaya apabila
disertai dengan komplikasi seperti pneumonia, diare, meningitis, dan
dapat berakibat pada kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi
wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan imunitas/herd
immunity tidak terbentuk. Dengan pemberian imunisasi campak dan
berbagai upaya yang telah dilakukan, kematian akibat penyakit campak
menurun sebanyak 84% di seluruh dunia yaitu dari 550.100 kematian
pada tahun 2000 menjadi 89.780 kematian pada tahun 2016. Meskipun
demikian, campak masih menjadi penyakit yang umum terjadi di negara –
negara berkembang di Asia dan Afrika. Diperkirakan 20,4 juta orang
terkena campak pada tahun 2016.
Bayi baru lahir akan mendapat kekebalan alami terhadap campak dari
ibunya (maternal antibodi) yang bertahan antara 6 - 9 bulan. Untuk itu
pada usia 9 bulan anak harus mendapat imunisasi campak dosis pertama
untuk melindungi anak dari virus campak. Namun demikian diantara anak
yang telah mendapat imunisasi campak pada usia 9 bulan masih akan
ada 10% - 15% yang tidak terbentuk kekebalannya. Oleh karena itu
diperlukan imunisasi lanjutan untuk melengkapi perlindungan bagi anak
yang memiliki perlindungan terhadap campak baik anak yang telah
diimunisasi namun belum terbentuk kekebalan maupun anak yang belum
mendapatkan imunisasi campak dosis pertama melalui kegiatan
imunisasi lanjutan pada usia 18 bulan dan BIAS.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi
anak dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian
adalah efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil
pada trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi
dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin
atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS)
pada bayi yang dilahirkan seperti gangguan jantung, gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran dan gangguan perkembangan. Di
Indonesia, rubella merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama
lima tahun terakhir menunjukan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok
usia <15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban
penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2767
kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan menurun
menjadi 47/100.000 pada ibu usia 40-44 tahun. Sedangkan perhitungan
modelling di Jawa Timur diperkirakan 700 bayi dilahirkan dengan CRS
setiap tahunnya. Penyakit Rubella tidak dapat diobati. Pengobatan yang
diberikan kepada penderita hanya bersifat supportif. Tetapi penyakit ini
bisa dicegah dengan imunisasi. Imunisasi rubella diberikan bersama
dengan imunisasi campak melalui pemberian vaksin kombinasi campak
dan rubella.
dengan interval 6 – 15 bulan. Selain itu, pada tahun 2016, ITAGI telah
mengeluarkan rekomendasi penambahan vaksin baru yaitu pemberian
vaksin HPV pada anak perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan kelas 6
(dosis kedua) SD/MI/sederajat. Untuk itu, Menteri Kesehatan menetapkan
program demonstrasi imunisasi HPV di beberapa daerah percontohan
yang diintegrasikan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
dengan sasaran siswi kelas 5 dan kelas 6 SD/MI/ sederajat.
Imunisasi merupakan upaya pencegahan penyakit yang paling cost
effective. Imunisasi dalam kegiatan BIAS sangat bermanfaat untuk
mencegah penyakit tetanus, difteri, campak, rubella dan kanker serviks
yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. Imunisasi yang
diberikan harus dipastikan lengkap, tidak hanya imunisasi pada bayi dan
bawah usia dua tahun, tetapi juga pada anak usia sekolah tingkat dasar.
Pemberian imunisasi pada anak usia sekolah tingkat dasar dilaksanakan
setiap tahunnya pada bulan Agustus untuk imunisasi MR dan HPV serta
bulan November untuk imunisasi DT dan Td.
BAB II
PERSIAPAN
2.1 Tujuan
Kegiatan BIAS bertujuan menjamin terjaganya tingkat imunitas anak usia
sekolah agar terhindar dari penyakit campak, rubella, tetanus, difteri dan
kanker serviks.
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan kekebalan anak usia sekolah terhadap penyakit
campak, rubella, tetanus, dan difteri.
2. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit campak,
rubella, tetanus, dan difteri.
3. Memberikan kekebalan anak perempuan usia sekolah terhadap
penyakit kanker serviks
2.4.1 Advokasi
Advokasi dilakukan kepada pengambil kebijakan untuk
memperoleh dukungan dalam penyelenggaraan BIAS. Dukungan
dapat berupa penetapan kebijakan dan ketersediaan anggaran
baik untuk biaya operasional maupun penyediaan sarana
pendukung lainnya (vaccine carrier, coolpack, peralatan
anafilaktik, formulir pencatatan/pelaporan,dll).
2.4.2 Sosialisasi
Perlu dilaksanakan suatu kegiatan penyebaran informasi melalui
sosialisasi minimal satu bulan sebelum pelaksanaan BIAS.
Sosialisasi dapat dilakukan baik secara langsung atau tidak
langsung. Secara langsung sosialisasi dilakukan dalam bentuk
penyuluhan kepada sekolah-sekolah yang mempunyai sasaran
BIAS maupun kepada orang tua/wali sasaran BIAS pada saat
pertemuan orang tua/wali saat ajaran baru, bekerja sama dengan
pihak sekolah, agar mereka memahami manfaat imunisasi yang
akan diberikan serta mengetahui jadwal pelayanan BIAS di
sekolah masing-masing.
Penyuluhan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, guru, kader,
PKK atau pemuka masyarakat (TOMA/TOGA). Pesan-pesan
penyuluhan antara lain: tentang manfaat imunisasi, dampak bila
tidak diimunisasi (termasuk dampak ekonomi), jadwal dan
sasaran imunisasi, kemungkinan efek simpang yang timbul dan
penanganan pertamanya.
Secara tidak langsung sosialisasi dilakukan melalui
pemberitahuan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat,
pengumuman melalui tempat-tempat ibadah (Mesjid, Gereja,
Pura, Klenteng, dll) tentang manfaat BIAS. Pemasangan spanduk
di tempat yang strategis dan informasi melalui media cetak (koran
lokal) dan media elektronik (Radio swasta dan TV lokal) tentang
pelaksanaan BIAS.
Informasi bisa disesuaikan dengan bahasa daerah/lokal yang
lebih dipahami dengan baik. Media sosialisasi seperti spanduk,
c. Vaksin
Vaksin yang diperlukan adalah vaksin MR, DT, dan Td dalam
kemasan multidose (10 dosis/vial). Diperlukan juga vaksin
HPV bagi daerah yang melaksanakan demonstration project
imunisasi HPV. Vaksin harus selalu disimpan pada suhu 2 s.d
8oC. Siapkan vaksin sesuai dengan jumlah sasaran dibagi
dengan indeks pemakaian (IP) vaksin sebagai berikut:
e. Safety box
Sediakan safety box untuk setiap pos pelayanan dengan
perhitungan satu safety box ukuran 2,5 liter untuk 50 alat
suntik atau ukuran 5 liter untuk 100 alat suntik (0,5 ml
maupun 5 ml)
f. Peralatan anafilaksis
Siapkan peralatan anafilaksis untuk mengantisipasi apabila
terjadi reaksi anafilaksis sesudah pemberian imunisasi.
g. Format pencatatan dan pelaporan
Siapkan format pencatatan dan pelaporan sesuai dengan
lampiran pada pedoman ini
h. Kartu imunisasi anak usia sekolah
Kartu imunisasi anak usia sekolah (lampiran 3) adalah alat
untuk merekam status imunisasi, dipakai untuk membantu
petugas dalam menentukan status imunisasi anak usia
sekolah dan jadwal imunisasi selanjutnya. Kartu ini disimpan
seumur hidup. Pencatatan imunisasi anak sekolah ini
selanjutnya akan dimasukkan dalam Buku Rapor
Kesehatanku.
BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Pengorganisasian
Kegiatan BIAS merupakan salah satu dari kegiatan pelayanan
kesehatan yang termasuk dalam Trias Program UKS/M yaitu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melibatkan Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama dan
Kementerian Dalam Negeri. Dalam penyelenggaraan BIAS disemua
tingkatan, mulai dari tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota sampai
tingkat Kecamatan dianjurkan agar sektor kesehatan senantiasa
berkoordinasi dengan Tim Pembina dan Tim Pelaksana UKS/M.
Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan UKS/M dilaksanakan
oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri baik secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama sesuai tugas dan fungsinya, yang telah
ditetapkan dengan Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri (Nomor 6/X/PB/2014; Nomor 73 Tahun 2014; Nomor 41 Tahun
2014; Nomor 81 Tahun 2014). Keempat Kementerian ini selanjutnya
disebut sebagai Tim Pembina UKS/M yang menangai UKS/M baik di
tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.Selain itu,
pembinaan dan pengembangan UKS/M dilaksanakan pada tingkat
provinsi dan kabupaten/kota.
ta swasta. swasta.
2. Membantu 2. Menjalin 2. Menjalin
sosialisasi dan hubungan hubungan
pelaksanaan kerja sama kerja sama
BIAS di dengan lintas dengan lintas
semua sektor, pihak sektor, pihak
sekolah dasar swasta dan swasta dan
negeri dan lembaga lembaga
swasta swadaya swadaya
masyarakat masyarakat
untuk untuk
pelaksanaan pelaksanaan
BIAS BIAS
3. Membantu 3. Membantu
sosialisasi sosialisasi dan
dan pelaksanaan
pelaksanaan BIAS di semua
BIAS di sekolah dasar
semua negeri dan
sekolah dasar swasta
negeri dan 4. Membantu
swasta Dinas
Kesehatan
dalam hal
pendataan
sekolah dan
sasaran
5. Melakukan
pembinaan
dan advokasi
bagi sekolah-
sekolah yang
menolak
kegiatan BIAS
pondok
pesantren
yang menolak
kegiatan BIAS
Kementerian Pemerintah Pemerintahan
Dalam Negeri: Provinsi: Kab/Kota:
1. Melakukan 1. Melakukan 1. Melakukan
koordinasi dan koordinasi dan koordinasi dan
pembinaan pembinaan pembinaan
pada pada pada
pemerintahan pemerintahan pemerintahan
provinsi dan Kabupaten/Kot Kabupaten/Kot
kabupaten/kot a dalam upaya a dalam upaya
a dalam penyelenggara penyelenggara
mendukung an BIAS an BIAS
upaya 2. Menjalin 2. Menjalin
penyelenggar hubungan hubungan
aan BIAS di kerja sama kerja sama
Tingkat dengan lintas dengan lintas
Provinsi dan sektor, pihak sektor, pihak
Kabupaten/Ko swasta dan swasta dan
ta lembaga lembaga
2. Membantu swadaya swadaya
sosialisasi dan masyarakat masyarakat
pelaksanaan terkait terkait
BIAS di pelaksanaan pelaksanaan
semua BIAS BIAS
sekolah dasar 3. Membantu 3. Membantu
negeri dan sosialisasi dan sosialisasi dan
swasta pelaksanaan pelaksanaan
3. Membuat BIAS di semua BIAS di semua
surat untuk sekolah dasar sekolah dasar
mendukung negeri dan /madrasah
pelaksanaan swasta negeri dan
program swasta
imunisasi
kepada
seluruh
pimpinan
daerah
3.3 Penyuluhan
Dilakukan sebelum dan sesudah pelayanan imunisasi kepada guru,
orang tua dan sasaran. Penyuluhan sebelum pelayanan imunisasi
dilakukan minimal satu minggu sebelum jadwal pelaksanaan, dengan
materi: alasan pemberian imunisasi, manfaat, dampak bila tidak
diimunisasi dan keluhan yang mungkin terjadi setelah imunisasi dan
tindakan yang harus dilakukan, serta jadwal imunisasi berikutnya.
Sedangkan, penyuluhan yang diberikan setelah pelayanan imunisasi
bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang reaksi simpang yang
mungkin terjadi dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi reaksi
simpang, serta jadwal imunisasi berikutnya.
Cara Tempat
Vaksin Dosis
Pemberian Penyuntikan
MR 0,5 ml Subkutan
Lengan atas,
DT 0,5 ml Intramuscular
pertengahan
Td 0,5 ml Intramuscular
M. Deltoideus
HPV 0,5 ml Intramuscular
3) Ambil vaksin dan pastikan tidak ada gelembung udara dalam ADS
4) Bersihkan kulit dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air
matang atau kapas kering. Tunggu hingga kering
5) Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk
6) Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 45o terhadap
permukaan kulit (subkutan) untuk vaksin MR dan 90o (intra-
muskular) untuk vaksin DT/Td/HPV
7) Lakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan jarum tidak
masuk ke pembuluh darah. Kemudian suntikkan vaksin secara
pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
8) ADS bekas langsung dimasukkan dalam safety box tanpa di tutup
kembali (no recapping).
9) Lokasi bekas suntikan ditekan dengan kapas baru yang kering.
Jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan.
10) Jika ada perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan
hingga perdarahan berhenti.
11) Catat tanggal pemberian imunisasi dalam kartu imunisasi anak
sekolah atau buku Rapor Kesehatanku.
12) Anak diminta untuk tidak meninggalkan sekolah 30 menit setelah
penyuntikan. Petugas kesehatan harus tinggal di sekolah 30 menit
setelah penyuntikan imunisasi yang terakhir untuk memantau
apabila terjadi reaksi anafilaksis.
13) Vial vaksin yang sudah dibuka/bekas harus dikumpulkan, dicatat
dan dibawa kembali ke Puskesmas untuk dimusnahkan.
Jumlah vial vaksin bekas
+ = Jumlah vial vaksin yang dibawa ke sekolah
Jumlah vial vaksin utuh
Dinkes Kab/Kota
TP UKS Kab./Kota
Dinas PendidikanKab/Kota
Kantor Wilayah Agama kab/Kota
Puskesmas
TP UKS Kecamatan
Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD)
Pendidikan Kecamatan
Keterangan :
: Laporan
: Tembusan laporan
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Indikator Kuantitas:
Indikator Jangkauan:
X 100%
X 100%
Indikator Perlindungan:
X 100%
X 100%
Catatan:
Jumlah sasaran (denominator) yang dipakai di tingkat pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan/puskesmas adalah jumlah anak usia sekolah
sesuai dengan data estimasi yang dikeluarkan oleh Kementerian
.......................................
Catatan:
Kolom 2 dan 3 : Beri tanda centang untuk jawaban yang sesuai (*)
Kolom 4 : Tanggal pemberian imunisasi.
Kolom 5 : Tempat memperoleh imunisasi (Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu,
Sekolah, dll)
Kolom 6 : Diisi dengan jenis pencatatan misal: KMS, kartu imunisasi, Buku KIA
Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya. Mohon lembar ini dapat
dikembalikan kepada guru/wali kelas anak anda.
Nama anak :
Jenis Kelamin :
Tanggal lahir :
Alamat :
Nama orangtua/wali :
No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah anak anda sedang demam dalam beberapa hari
1. terakhir?
Apakah anak anda sedang batuk/pilek dalam beberapa
2. hari terakhir?
Apakah anak anda sedang sakit lain dalam beberapa hari
3. terakhir?
4. Apakah anak anda sedang dalam pengobatan dokter?
Apakah anak anda pernah menderita kanker/gangguan
5. pembekuan darah/ gangguan ginjal/ gangguan jantung?
6. Apakah anak anda sedang/pernah mengalami kejang?
7. Apakah anak anda tampak tidak sebugar biasanya?
......................,................. 2018
Orang tua/wali murid,
ttd
(Nama orang tua/wali)
Nomor : tanggal.............
Lampiran : satu berkas
Hal : Surat Pengantar Imunisasi dalam Kegiatan BIAS
Yang terhormat,
Kepala Puskesmas.............................
Di
..............................................
*ket: hasil imunisasi dicatat dalam kartu imunisasi dan kemudian dilaporkan kepada
wali kelas
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.
Kepala Sekolah
Nama
NIP
Nomor :
Lampiran :
Hal : Pelaksanaan Imunisasi Dalam Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Usia Sekolah
(BIAS)
(.............................)
Tembusan:
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota....
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota...
Ketua TP UKS Kecamatan.......
44
LAMPIRAN 8
PENCATATAN HASIL BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
UNTUK ANAK TIDAK BERSEKOLAH
DI UNIT PELAYANAN
KABUPATEN/KOTA :
PUSKESMAS :
TEMPAT PELAYANAN :
TAHUN :
TANGGAL IMUNISASI
NAMA
TANGGAL Td KELAS 5 HPV2
NO NAMA ORANG MR (usia DT (usia Td KELAS 2 HPV1 (usia
LAHIR/UMUR (usia 11 (usia 12
TUA 7 tahun) 7 tahun) (usia 8 tahun) 11 tahun)
tahun) tahun)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
45
46 Petunjuk Teknis Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Juknis BIAS)
Petunjuk Teknis Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Juknis BIAS) 47
48 Petunjuk Teknis Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Juknis BIAS)
LAMPIRAN 12
Provinsi : ..........
Kab/Kota : ..........
Puskesmas : ..........
Tanggal Kunjungan : ..........
A. PERSIAPAN
Jawaban
No Pertanyaan Keterangan RTL
Ya Tidak
1 Apakah dilakukan
pendataan sasaran baik
anak yang bersekolah dan
tidak bersekolah
(Lihat mikroplanning dan
dokumen yang sesuai)
2 Apakah dilakukan
sosialisasi mengenai BIAS
kepada sekolah/guru atau
orang tua/wali murid
(dibuktikan dengan surat
edaran pemberitahuan
atau notulen pertemuan)
3 Apakah dilakukan
koordinasi dengan TP UKS
Kecamatan dan Lintas
Sektor lainnya seperti
Dinas Pendidikan, Kanwil
Kemenag, dsb?
Jml ADS:
Jml SB:
Jml VC:
5 Apakah dilakukan
penjaringan status
imunisasi untuk siswa baru
di SD/MI/sederajat?
6 Apakah dibuat jadwal
pelaksanaan BIAS baik
disekolah dan diluar
sekolah
(posyandu/puskesmas)?
7 Apakah pembiayaan
cukup?
Sebutkan sumbernya
B. PELAKSANAAN
Jawaban
No Pertanyaan Keterangan RTL
Ya Tidak
1 Apakah pelaksanaan BIAS
telah berjalan sesuai
dengan mikroplanning?
2 Apakah pelaksanaan BIAS
juga dilakukan kepada
sasaran yang tidak
LAPORAN HASIL BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) TINGKAT PUSKESMAS
PUSKESMAS :
KABUPATEN/KOTA :
TAHUN :
NON
INSTITUSI/POSYANDU
JUMLAH TOTAL
Tanggal, Bulan, Tahun
Mengetahui, Petugas Imunisasi Puskesmas
Kepala Puskesmas
TTD + Stempel Puskesmas
Nama Nama
NIP
KABUPATEN/KOTA :
PROVINSI :
TAHUN :
JUMLAH TOTAL
Tanggal, Bulan, Tahun
Mengetahui, Penanggung Jawab Imunisasi Kab/Kota
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota
TTD + Stempel Kab/Kota
Nama Nama
NIP NIP
PROVINSI :
TAHUN :
JUMLAH TOTAL
Tanggal, Bulan, Tahun
Mengetahui, Penanggung Jawab Imunisasi Provinsi
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
TTD + Stempel Provinsi
Nama Nama
NIP NIP