Anda di halaman 1dari 165

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN


METODE DEMPSTER SHAFER BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :
NIKKU PANDUNING HUTAMI
NIM : 2015 31 261

PROGRAM STUDI SARJANA


TEKNIK INFORMATIKA
JAKARTA 2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN METODE


DEMPSTER SHAFER BERBASIS ANDROID

Disusun oleh :

NIKKU PANDUNING HUTAMI


NIM : 2015-31-261

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


Program Pendidikan S1 Teknik Informatika
SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN

Jakarta, 21 Agustus 2019


Mengetahui, Disetujui,

Meilia Nur Indah Susanti, ST.,M.Kom Mochamad Farid Rifai, S,Kom., .Kom
Kepala Departemen Informatika Pembimbing Pertama

Yasni Djamain, S.Kom., M.Kom


Pembimbing Kedua

i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Nikku Panduning Hutami

NIM : 201531261

Jurusan : Teknik Informatika

Judul : Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru Dengan Metode


Dempster Shafer Berbasis Android

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Skripsi pada Program Sarjana
Starta 1. Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik – PLN pada
tanggal 21 Agustus 2019

Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan


Ketua Penguji
1. Meilia Nur Indah Susanti,
ST., M.Kom

Sekretaris
2. Muhammad Fadli
Prathama, S.SI, MMSI

Anggota
3. Pritasari Palupiningsih,
S.Kom, M.Kom

Mengetahui :

Kepala Departeman Informatika

Meilia Nur Indah Susanti, ST.,M.Kom

2
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama : Nikku Panduning Hutami


NIM : 2015-31-261
Jurusan : Teknik Informatika
Judul Skripsi : Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru
Menggunakan Metode Dempster Shafer Berbasis
Android

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana baik di lingkungan STT-PLN
maupun di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa
tanggung jawab serta bersedia memikul segala resiko jika ternyata pernyataan
ini tidak benar.

Jakarta, 21 Agustus 2019

NIKKU PANDUNING HUTAMI


NIM : 2015-31-261

3
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada yang terhormat:

Mochammad Farid Rifai, S.Kom., M.Kom


Yasni Djamain, S.Kom., M.Kom

Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga


Skripsi ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :


1. dr. Alip Asmadi, Sp.Rad
2. dr. Zulfikar Ali, Sp.U
3. dr. Teti Yudiati
Yang telah mengijinkan melakukan pengumpulan data dan wawancara di
Rumah Sakit Umum Daerah RSU Kardinah, Tegal

Jakarta, 21 Agustus 2019

NIKKU PANDUNING HUTAMI


NIM : 2015-31-261

4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu


wa ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan sebuah skripsi yang berjudul “Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Paru Menggunakan Metode Dempster Shafer Berbasis
Android” Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan jenjang studi Strata 1 (S1) Teknik Informatika di Sekolah Tinggi
Teknik – PLN Jakarta.
Dalam penyusunannya, penulis banyak mendapat bimbingan, motivasi
dan bantuan baik moril maupun materi dari berbagai pihak. Melalui kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah Subhanahu wa ta’ala. Tiada tuhan selain Allah, Dzat yang Maha
Mendengar dan Maha Mengabulkan segala doa yang penulis sampaikan
saat melewati hambatan dalam penyusunan skripsi ini. Cukuplah Allah
menjadi Penolong kami dan Allah sebaik-baik Sandaran.
2. Rasul dan suri tauladan, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
yang telah memberikan pelajaran hidup kepada umatnya sehingga
penulis tidak berputus asa dan tetap bersabar.
3. Ibu Meilia Nur Indah Susanti, ST., M.Kom, selaku Kepala Departemen
Informatika STT-PLN dan Bapak Abdurrasyid, S.Kom, MMSI selaku
Kepala Prodi Informatika STT-PLN.
4. Seluruh dosen pengajar Teknik Informatika di STTPLN yang telah
memberikan bekal ilmu, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat sehingga
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
5. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada ibu, bapak, mba Nikki, mas Nikko, adik Nikka,
serta keluarga yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan
baik moral maupun material. Tak akan pernah cukup kata untuk
mengungkapkan rasa terima kasih yang selalu memberikan semangat
serta inspirasi agar terselesainya skripsi penulis.

5
6. Sahabat-sahabat yang selalu saling mensupport dan mendoakan dalam
perjalanan masa perkuliahan, Aisyah 2015 khususnya Alfi, Nisa, Alya,
Eva, Resti, Aulia, Citra, Nurul, serta Rekha, Lupi, Dinar, Sika
7. Kepada kakak-kakak dan adik-adik Tsabita Alfutuwah, Al-Ghuroba, Al-
Ukhuawah, Khumayra khususnya ka Dila, ka Shindy yang selalu
menerima kerusuhan, keributan yang penulis buat.
8. Teman-teman seperjuangan GEFORCE 2015, terutama Ashda, Made,
Putri, Cut, Waode, Febri, Syerine, Rifka, Fitri, Zuraina, Eka teman
seperjuangan menginap di depok, terima kasih untuk kebersamaannya
selama ini dalam perjuangan kita menggapai impian.
9. Mas Tegar, Mas Dwi, Mas Yudis, Mas Iqbal, Mas Rangga, Mas Yanan,
Mas Mas Banyu, Mas Gilang dan Mas Abimanyu yang telah memotivasi
penulis untuk segera menyelesikan tugas akhir ini.
10. Dan kepada pihak-pihak lain yang telah begitu banyak membantu namun
tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan berkah dan rahmat-Nya


kepada semua pihak atas segala jasa dan bantuannya kepada penulis selama
ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-
perbaikan lebih lanjut.

Terimakasih, dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi


siapa saja yang membaca dan memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.

Jakarta, 21 Agustus 2019

Penulis

6
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Sekolah Tinggi Teknik - PLN, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : NIKKU PANDUNING HUTAMI
NIM : 2015-31-261
Program Studi : Strata Satu
Jurusan : Teknik Informatika
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Sekolah Tinggi Teknik - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Nonexclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Paru Menggunakan Metode Dempster Shafer Berbasis
Android”. Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti Non eksklusif ini Sekolah Tinggi Teknik-PLN berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Agustus
2019
Yang menyatakan

(NIKKU PANDUNING HUTAMI)

7
EXPERT SYSTEM OF LUNG DISEASE USING DEMPSTER SHAFER
METHOD BASED ANDROID

Nikku Panduning Hutami (2015-31-261)


Under the Guidance of Mochamad Farid Rifai, S.Kom., M.Kom
Dan Yasni Djamain, S.Kom., M.Kom

ABSTRACT
Delay in knowing the illness suffered causes the death due to a
disease. After experiencing a delay in knowing the illness, of course in the
treatment will also experience a delay because it is already worse the disease.
People who suffer from lung health problems tend to ignore the symptoms or
pain they feel until finally the disease gets worse. After the disease gets worse
then the patient conducts an examination at the hospital. This study aims to
help users to know the diagnosis of lung disease early on the basis of
symptoms that are felt so that appropriate treatment can be done in accordance
with the characteristics of the disease in the user. In the application of this
expert system, it is assisted by the Dempster Shafer method. Dempster Shafer
is a mathematical theory for proof based on belief functions and plausible
reasoning, which is used to combine separate pieces of information (evidence)
to calculate the likelihood of an event. On this basis, a system that can help the
user to be able to diagnose lung disease will be made according to the
symptoms found in the user who has the disease.

Keywords : Dempster Shafer, Expert System, Lung Diseases, Android

8
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU MENGGUNAKAN
METODE DEMPSTER SHAFER BERBABIS ANDROID

Nikku Panduning Hutami (2015-31-261)


Dibawah bimbingan Mochamad Farid Rifai, S.Kom., M.Kom
Dan Yasni Djamain, S.Kom., M.Kom

ABSTRAK
Keterlambatan dalam mengetahui penyakit yang diderita menjadi
penyabab terjadinya kematian karena mengidap suatu penyakit. Setelah
mengalami keterlambatan dalam mengetahui penyakit yang diderita, tentu saja
akan dalam pengobatan juga mengalami keterlambatan, karena sudah semkin
buruknya penyakit tersebut. Masyarat yang mengalami gangguan kesehatan
paru-paru cenderung mengabaikan gejala atau sakit yang dirasakannya hingga
akhirnya penyakitnya bertambah parah. Setelah penyakitnya semakin parah
barulah penderita melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit. Penelitian ini
bertujuan untuk membantu pengguna untuk mengetahui diagnosa penyakit
paru-paru secara dini berdasarkan gejala yang dirasakan sehingga dapat
dilakukan penanganan yang tepat sesuai dengan ciri-ciri penyakit pada
pengguna. Didalam penerapan sistem pakar ini dibantu dengan metode
Dempster Shafer. Dempster Shafer adalah suatu teori matematika untuk
pembuktian berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi
kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk
mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk
mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Atas dasar tersebut maka
akan dibuat sistem yang dapat membantu user untuk dapat mendiagnosa
penyakit paru sesuai dengan gejala-gejala yang terdapat pada pengguna yang
terserang penyakit.

Kata kunci : Dempster Shafer, Sistem Pakar, Penyakit Paru-Paru, Android

9
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI............................................................ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................................iii

UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................iv

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................................vii

ABSTRACT........................................................................................................viii

ABSTRAK............................................................................................................ix

DAFTAR ISI..........................................................................................................x

DAFTAR TABEL................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Permasalahan Penelitian......................................................................2

1.2.1 Identifikasi Masalah...........................................................................3

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah....................................................................3

1.2.3 Rumusan Masalah..............................................................................4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................4

1.4 Sistematika Penulisan..........................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................7

2.1 Tinjauan Pustaka...................................................................................7

2.1.1 Penelitian Terdahulu.......................................................................7


10
2.1.2 Matriks Perbandingan Penelitian..................................................8

2.2 Landasan Teori....................................................................................12

2.2.1 Pengertian Sistem Pakar..............................................................13

2.2.2 Struktur Sistem Pakar..................................................................13

2.2.3 Konsep Dasar Sistem Pakar........................................................15

2.2.4 Teori Dempster Shafer.................................................................16

2.2.5 Paru-paru.......................................................................................17

2.2.6 Jenis Penyakit Paru-Paru............................................................18

2.2.7 XAMPP...........................................................................................20

2.2.8 PHP (Hypertext Preprocessor)....................................................20

2.2.9 Android..........................................................................................21

2.2.10 Android Studio...........................................................................22

2.2.11 MySQL........................................................................................22

2.2.12 UML.............................................................................................23

2.2.13 ERD.............................................................................................32

2.2.14 Skala Likert................................................................................35

2.2.15 Metode Pengembangan Perangkat Lunak..............................37

2.2 Kerangka Pemikiran............................................................................40

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................42

3.1 Analisa Kebutuhan..............................................................................42

3.1.1 Alir Penelitian................................................................................42

3.1.2 Analisa Masalah............................................................................44

3.1.3 Analisa Pengumpulan Data.........................................................46

3.1.4 Analisa Sistem Berjalan...............................................................47

3.1.5 Analisa Sistem Usulan.................................................................48

3.1.6 Analisa Kebutuhan User..............................................................49

11
3.1.7 Analisa Kebutuhan Alat...............................................................49

3.2 Perancangan Penelitian......................................................................50

3.2.1 Perancangan Unified Modeling Language (UML)......................50

3.2.2 Perancangan Basis Data..............................................................78

3.2.3 Perancangan Entity Relationship Diagram................................82

3.2.4 Antarmuka (Interface)...................................................................82

3.3 Basis Pengetahuan.............................................................................93

3.4 Teknik Analisis.....................................................................................97

3.4.1 Metode Dempster Shafer.............................................................97

3.4.2 Metode Pengujian Black Box....................................................106

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................109

4.1 Hasil....................................................................................................109

4.1.1 Hasil Rancangan Aplikasi.................................................................109

4.1.2 Pengujian Akurasi...........................................................................1

4.1.3 Pengujian Terhadap User...............................................................2

4.1.4 Black Box.........................................................................................9

4.2 Pembahasan.........................................................................................11

BAB V PENUTUP..............................................................................................13

5.1 Kesimpulan..........................................................................................13

5.2 Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................18

LAMPIRAN.........................................................................................................19

12
DAFTAR TAB
Tabel 2. 1 Matriks Perbandingan Penelitian........................................................8
Tabel 2. 2 Use Case Diagram............................................................................24
Tabel 2. 3 Class Diagram...................................................................................27
Tabel 2. 4 Activity Diagram.................................................................................29
Tabel 2. 5 Sequence Diagram............................................................................31
Tabel 2. 6 Entity Relationship Diagram............................................................34Y
Tabel 3. 1 Skenario memeriksa status login admin...........................................52
Tabel 3. 2 Skenario memeriksa status login user..............................................53
Tabel 3. 3 Skenario Register..............................................................................53
Tabel 3. 4 Skenario Lihat Home.........................................................................54
Tabel 3. 5 Skenario Kelola Profil User...............................................................55
Tabel 3. 6 Skenario Penentuan Penyakit...........................................................56
Tabel 3. 7 Skenario Lihat Informasi Penyakit.....................................................56
Tabel 3. 8 Skenario Lihat About.........................................................................57
Tabel 3. 9 Skenario Kelola Data Penyakit..........................................................57
Tabel 3. 10 Skenario Kelola Data Gejala...........................................................58
Tabel 3. 11 Skenario Kelola Data Relasi............................................................58
Tabel 3. 12 Skenario Kelola Data Pengujian.....................................................59
Tabel 3. 13 Tabel User.......................................................................................78
Tabel 3. 14 Tabel Penyakit.................................................................................79
Tabel 3. 15 Tabel Gejala.....................................................................................79
Tabel 3. 16 Tabel Aturan.....................................................................................80
Tabel 3. 17 Tabel Pengujian...............................................................................80
Tabel 3. 18 Tabel Detail......................................................................................80
Tabel 3. 19 Tabel Hasil.......................................................................................81
Tabel 3. 20 Tabel Admin.....................................................................................81
Tabel 3. 21 Basis Pengetahuan Gejala.............................................................94
Tabel 3. 22 Basis Pengetahuan Penyakit..........................................................95
Tabel 3. 23 Basis Pengetahuan Gejala Penyakit...............................................95
Tabel 3. 24 Basis Pengetahuan Solusi..............................................................96

13
Tabel 3. 25 Basis Pengetahuan Solusi Penyakit...............................................97
Tabel 3. 26 Kombinasi Gejala 1,2....................................................................100
Tabel 3. 27 Kombinasi Gejala 1,2,3.................................................................101
Tabel 3. 28 Kombinasi Gejala 1,2,3,4..............................................................101
Tabel 3. 29 Kombinasi Gejala 1,2,3,4,5...........................................................102
Tabel 3. 30 Kombinasi Gejala 1,2,3,4,5,6........................................................103
Tabel 3. 31 Kombinasi Gejala 1,2....................................................................104
Tabel 3. 32 Kombinasi Gejala 1,2,3.................................................................105
Tabel 3. 33 Pengujian Black Box 10

Tabel 4. 1 Tabel Perbandingan Diagnosa Dokter dan SIstem.........................121


Tabel 4. 2 Tabel Hasil Kuisioner.......................................................................122
Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Black Box..............................................................129

14
DAFTAR GAMB
Gambar 2. 1 Struktur Sistem Pakar...................................................................14
Gambar 2. 2 Cara kerja PHP.............................................................................21
Gambar 2. 3 Metode Waterfall...........................................................................38
Gambar 2. 4 Kerangka Pemikiran...................................................................40Y
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian..................................................................42
Gambar 3. 2 Diagram Fishbone.........................................................................45
Gambar 3. 3 Diagram Sistem Berjalan..............................................................47
Gambar 3. 4 Diagram Sistem Usulan................................................................48
Gambar 3. 5 Use Case Diagram........................................................................51
Gambar 3. 6 Class Diagram..............................................................................60
Gambar 3. 7 Activity Diagram Login User.........................................................61
Gambar 3. 8 Activity Diagram Registrasi User..................................................62
Gambar 3. 9 Activity Diagram Lihat Menu Utama..............................................63
Gambar 3. 10 Activity Diagram User Profile......................................................63
Gambar 3. 11 Activity Diagram Lihat Informasi Penyakit..................................64
Gambar 3. 12 Activity Diagram Penentuan Penyakit.........................................65
Gambar 3. 13 Activity Diagram Hasil Diagnosa.................................................66
Gambar 3. 14 Activity Diagram About................................................................67
Gambar 3. 15 Activity Diagram Login Admin.....................................................67
Gambar 3. 16 Activity Diagram Kelola User......................................................68
Gambar 3. 17 Activity Diagram Kelola Penyakit................................................69
Gambar 3. 18 Activity Diagram Kelola Gejala...................................................70
Gambar 3. 19 Activity Diagram Kelola Aturan...................................................71
Gambar 3. 20 Sequence Diagram Login User/Admin.......................................72
Gambar 3. 21 Sequence Diagram Registrasi User...........................................72
Gambar 3. 22 Sequence Diagram Lihat Home..................................................73
Gambar 3. 23 Sequence Diagram Edit Profile User..........................................73
Gambar 3. 24 Sequence Diagram Penentuan Penyakit....................................74
Gambar 3. 25 Sequence Diagram Hasil Diagnosa............................................75
Gambar 3. 26 Sequence Diagram About...........................................................75

15
Gambar 3. 27 Sequence Diagram Kelola User.................................................76
Gambar 3. 28 Sequence Diagram Kelola Penyakit...........................................76
Gambar 3. 29 Sequence Diagram Kelola Gejala...............................................77
Gambar 3. 30 Sequence Diagram Kelola Aturan/Pengetahuan........................77
Gambar 3. 31 Entity Relationship Diagram.......................................................82
Gambar 3. 32 Rancangan Halaman Login Android...........................................83
Gambar 3. 33 Rancangan Halaman Home/Halaman Utama............................84
Gambar 3. 34 Rancangan Halaman Profil User................................................84
Gambar 3. 35 Rancangan Halaman Penyakit...................................................85
Gambar 3. 36 Rancangan Halaman Pengujian.................................................85
Gambar 3. 37 Rancangan Halaman Hasil.........................................................86
Gambar 3. 38 Rancangan Halaman About........................................................86
Gambar 3. 39 Rancangan Logout......................................................................87
Gambar 3. 40 Halaman Awal Web.....................................................................88
Gambar 3. 41 Halaman Login Web...................................................................88
Gambar 3. 42 Halaman Home..........................................................................89
Gambar 3. 43 Halaman Kelola User.................................................................89
Gambar 3. 44 Halaman Kelola Penyakit...........................................................90
Gambar 3. 45 Halaman Kelola Gejala..............................................................91
Gambar 3. 46 Halaman Kelola Aturan...............................................................91
Gambar 3. 47Halaman Pengujian......................................................................92
Gambar 3. 48 Halaman Kelola Hasil..................................................................93
Gambar 3. 49 Flowchart metode Dempster Shafer 9

Gambar 4. 1 Tampilan Login User...................................................................109


Gambar 4. 2 Tampilan Register User...............................................................110
Gambar 4. 3 Tampilan Halaman Utama User..................................................111
Gambar 4. 4 Tampilan Profile User..................................................................112
Gambar 4. 5 Tampilan Halaman Informasi Penyakit........................................113
Gambar 4. 6 Tampilan Halaman Pengujian.....................................................114
Gambar 4. 7 Tampilan Halaman Hasil.............................................................115
Gambar 4. 8 Tampilan About...........................................................................115

16
Gambar 4. 9 Tampilan Logout..........................................................................116
Gambar 4. 10 Tampilan Login Admin...............................................................117
Gambar 4. 11 Tampilan Halaman Utama Admin..............................................117
Gambar 4. 12 Tampilan Halaman Kelola User.................................................118
Gambar 4. 13 Tampilan Halaman Kelola Penyakit..........................................118
Gambar 4. 14 Tampilan Halaman Kelola Gejala..............................................119
Gambar 4. 15 Tampilan Halaman Kelola Aturan..............................................120

17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Telah Memenuhi Persyaratan Akademik Dan
Keuangan..........................................................................................................140
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Proyek Skripsi...............................................141
Lampiran 3 Surat Riset....................................................................................142
Lampiran 4 Kwitansi Pembayaran...................................................................144
Lampiran 5 Hasil Wawancara..........................................................................145
Lampiran 6 Foto Wawancara dan Pengambilan Data....................................147
Lampiran 7 Hasil Kuisioner.............................................................................148
Lampiran 8 Rangkuman Daftar Perbaikan......................................................151

18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Paru-paru adalah organ terbesar dalam sistem respirasi, memegang


peranan penting menyediakan oksigen untuk seluruh tubuh dan mengeluarkan
sisa pembakaran berupa karbondioksida. Paru-paru terletak dalam rongga
dada yang terletak disamping kanan da n kiri mediastinum. (Faiz dan Moffat,
2002)
Penyakit paru-paru merupakan gangguan kesehatan yang paling umum
di dunia, yang menyerang pasien dari segala usia baik pria, wanita, anak-anak,
lansia, perokok, dan bukan perokok. Menurut World Health Organisation
(WHO), penderita asma di seluruh dunia mencapai 235 juta orang dan sekitar
tiga juta orang meninggal karena PPOK. Di samping itu, berdasarkan laporan
WHO juga tercatat setiap tahunnya pneumonia membunuh sekitar 1,4 juta
balita.
Dalam diagnosa penyakit paru-paru yang dilakukan dokter melalui
berbagai prosedur seperti tes diagnosa klinis, bronskopi, rontgen dada, dll.
Prosedur-prosedur tersebut tentunya hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit
yang telah memadai fasilitasnya dan hanya dikerjakan oleh seorang ahli yang
dalam hal ini adalah seorang dokter spesialis paru. Sedangkan tiap rumah sakit
sendiri sekiranya hanya terdapat 2-3 dokter spesialis paru dan jumlah pasien
yang datang untuk melakukan pemeriksaan bisa berkali-kali lipat jumlahnya.
Selain itu tidak sedikit juga penderita gangguan paru-paru yang kesulitan dalam
melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit, kesuitan mereka bisa karena biaya
ataupun jarak. Solusi alternatif untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan
untuk berobat atau pemeriksaan paru-paru adalah dengan teknologi sistem
pakar.
Di zaman yang serba modern saat ini kita perlu memanfaatkan teknologi
yang ada untuk memudahkan manusia, dalam hal ini adalah memudahkan

1
untuk pendeteksian penyakit paru-paru secara dini menggunakan sistem pakar.
Sitem pakar merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk membantu
pasien dalam memperoleh informasi mengenai suatu penyakit dengan
melakukan konsultasi dengan sistem tersebut. Sistem pakar akan berperan
secara konstan untuk memberikan keputusan terhadap penyakit yang diderita,
serta memberikan nasihat dan saran penanganan awal untuk pengobatan
penyakit paru-paru. Tujuan sistem pakar ini tidaklah benar jika dikatakan untuk
menggantikan peran manusia sebagai dokter dalam mendiagnosa dini dan
memberikan solusi pengobatan, tetapi untuk mengadopsi pengetahuan
manusia/pakar kedalam sebuah sistem sehingga dapat digunakan oleh orang
banyak. Dengan mengetahui sejak dini diagnosa penyakit yang diderita
diharapkan penyakit yang dialami tidak bertambah parah dan bisa segera
dirujuk ke Rumah Sakit terdekat agar tidak terlambat mendapatkan
penanganan.
Usulan yang ditawarkan untuk pendeteksian dini penyakit paru-paru
adalah aplikasi sistem pakar dengan metode Dempster Shafer. Dempster
shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief
functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang
masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi
yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa
(Ayu dan Wulandari, 2015). Metode Dempster Shafer digunakan karena
mampu mengatasi permasalahan yang memiliki banyak unsur ketidakpastian
kerap kali ditemukan dalam melakukan pendeteksian penyakit. Dempster
Shafer merupakan metode kecerdasan buatan, dimana metode ini dianggap
lebih mudah dalam mempresentasikan fakta-fakta dan keakuratan data dapat
terjaga, karena pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat
terselesaikan secara lengkap dan konsisten (Putri Indraswari dkk., 2015).
Seiring perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
ada saat ini, penulis mencoba memanfaatkannya dalam dunia kesehatan dan
mengangkat penelitian dengan judul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Paru
Menggunakan Metode Dempster Shafer Berbasis Android”

2
1.2 Permasalahan Penelitian
Dalam penulisan ini permasalahan penelitian dibagi kedalam tiga. Ada
pun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1.2.1 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dilakukan dengan cara mempelajari masalah-
masalah yang timbul dalam proses diagnosa dini penyakit paru-paru.
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :
1. Penyakit paru-paru yang masih menjadi salah satu penyebab kematian
tertinggi.
2. Penyakit paru-paru yang bisa menyerang berbagai kalangan usia, jenis
kelamin, dan kebiasaan hidup.
3. Seringnya terjadi keterlambatan informasi penyakit yang diderita serta
penanganannya.

4. Dibutuhkan penentuan penyakit paru-paru secara dini yang digunakan


masyarakat untuk penanganan awal yang tepat guna untuk mencegah
dampak yang lebih fatal.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup batasan masalah yang dibahas agar lebih terarah
dan tidak keluar dari pokok permasalahan yaitu :
1. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah bidang kesehatan yang
membahas penyakit paru-paru.
2. Data gejala yang digunakan adalah berdasarkan data dari seorang
pakar yaitu seorang dokter ahli paru-paru di RSUD Kardinah Tegal
bernama dr. Teti Yudiati.
3. Data yang digunakan berdasarkan studi kasus di wilayah Kota Tegal,
khususnya orang yang berobat di RSUD Kardinah.
4. Sistem pakar ini dibangun berbasis mobile android dengan
menggunakan database MySQL.
5. Sistem pakar ini hanya berperan sebagai sistem yang
mempermudah tahap pemeriksaan anamnesis, yaitu hanya sebagai

3
diagnosa awal atau prediksi awal penyakit yang diderita. Pengguna
harus tetap melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya di Rumah Sakit.
6. Metode yang digunakan untuk mendapatkan perhitungan hasil
diagnosa dini penyakit paru-paru adalah metode Dempster Shafer.
7. Penelitian ini membahas implementasi metode Dempster Shafer
dalam mendiagnosa penyakit paru-paru.
8. Jenis penyakit paru-paru manusia yang akan dibahas adalah :
a. Pneumonia
b. Tuberkulosis (TB)
c. Bronkopneumonia
d. PPOK
e. Asma
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemilihan judul di atas, maka dapat
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana mengolah informasi gejala penyakit paru-paru sehingga
menghasilkan aplikasi diagnosa dini penyakit paru-paru yang dapat
digunakan ?
2. Bagaimana mengimplementasikan metode Dempster Shafer pada
perhitungan sistem pakar di aplikasi diagnosa dini penyakit paru-paru ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Membangun aplikasi sistem pakar untuk diagnosa dini penyakit paru-
paru berdasarkan gejala yang dimasukkan.
2. Menerapkan Dempster Shafer untuk menentukan diagnosa dini jenis
penyakit paru-paru.
3. Merancang dan membangun sebuah sistem pakar yang mampu
mendeteksi penyakit paru-paru pada seseorang secara otomatis dan
tepat menggunakan metode Dempster Shafer.

4
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis/Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis tentang bagaimanan melakukan deteksi awal
gangguan paru-paru pada pengguna.
2. Bagi Pengguna/Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengguna untuk
mengetahui diagnosa penyakit paru-paru secara dini berdasarkan
gejala yang dirasakan dan memberikan informasi penanganan yang
tepat apabila diperlukan tindakan.
3. Bagi Dunia Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu kinerja asisten atau
tenaga paramedis dalam mengambill keputusan atau tindakan
penanganan awal jika tidak ada dokter spesialis.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah serta memberikan
batasan yang jelas, menentukan rumusan masalah, mengemukakan tujuan
yang ingin dicapai dan manfaat yang didapat, serta memaparkan
sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab kedua ini membahas tentang teori-teori yang berasal dari literatur-
literatur yang mendukung penyusunan skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang kerangka pemikiran secara alur diagram yang
merupakan seluruh langkah kegiatan penelitian, mulai dari identifikasi
masalah, analisa kebutuhan, perancangan, pegumpulan data, perangkat
penelitian yang digunakan, waktu dan lokasi penelitian.

5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini merupakan penjelasan tentang bagaimana hasil akhir dari
semua tahap penelitian termasuk rancangan aplikasi dan implementasi
sistem dan menampilkan hasil implementasi.

BAB V PENUTUP
Pada bab ini merupkan penjelasan tentang kesimpulan dari pembahasan
pada perancangan awal serta analisa yang diperoleh berdasarkan
pengujian yang dilakukan terhadap sistem yang dibuat. Selain itu,
diberikan pula saran yang bersifat konstruktif guna meningkatkan kinerja
sistem di masa mendatang.

6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Studi sejenis dilakukan untuk membandingkan penelitian yang dilakukan ini
dengan penelitian atau literatur lainnya yang sejenis yang telah dilakukan oleh
pihak lain sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu :
2.1.1 Penelitian Terdahulu
Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Mendiagnosa
Penyakit Dari Akibat Bakteri Salmonella (Sinaga dkk., 2016). Penelitian
ini dilakukan untuk mendiagnosa penyakit yang disebabkan oleh bakteri
salmonella. Penyakit tersebut diantaranya adalah diare, disentri, typhus,
DBD, spotted fever (demam bercak), kolera, demam, dan demam rendah.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 23 gejala, dan hasil yang
ditampilkan adalah berupa informasi diagnosa penyakit yang diderita serta
persentase kemungkinannya.
Sistem Diagnosa Penyakit THT Pada Balita Menggunakan
Metode Dempster Shafer (Widyaningsih, 2018). Penelitian yang
dilakukan adalah membuat suatu sistem pendukung diagnosa terhadap
gejala penyakit pada balita, dengan mengambil data dari Puskesmas
Posyandu Kuala Kurun Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 26
gejala dan 7 penyakit, sehingga menghasilkan 7 aturan dan 7 solusi. Output
yang dihasilkan berupa informasi penyakit, solusi pengobatan dan nilai
probabilitas.
Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Sistem Deteksi
Penyakit Tanaman Padi (Ihsan dkk., 2017). Penelitian ini bertujuan untuk
melkukan studi tentang Metode Dempster Shafer serta menerapkannya
pada sistem untuk deteksi gejala penyakit tanaman padi. Data yang
digunakan pada penelitian ini bersumber dari data penyakit tanaman padi

7
pada wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini menggunakan 48
gejala dan 8 penyakit, menghasilkan 6 aturan.
Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan
Metode Certainty Factor Di Puskesmas Citangkil (Sumiati dkk., 2017).
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Citangkil yang bertujuan untuk
membangun sebuah sistem pakar mendiagnosa penyakit paru-paru
menggunakan metode Certainty Factor. Sistem yang dibangun
menggunakan bahasa pemrograman PHP dan membatasi kedalam 8
penyakit yaitu TBC, pneumonia, kanker paru-paru, asma, pleura, bronkitis,
dan emfisema.
Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pernapasan
Menggunakan Metode Case-Based Reasoning (Samsudin dkk., 2017).
Dengan menggunakan 34 gejala dan 6 penyakit, penelitian ini
menghasilkan 6 aturan dan 6 solusi. Penyakit yang dibahas meliputi asma,
emfisema, TBC, ISPA, bronkitis, dan bronkopneomenia. Penelitian ini
berbasis web dan berhasil menerapkan metode Case-Based Reasoning.
Expert System Diagnosa Penyakit Paru Pada Anak Dengan
Metode Forward Chaining (Wati dkk., 2018). Penelitian yang dilakukan
adalah membangun sebuah sistem berbasis pengetahuan kedokteran
dalam mendiagnosa penyakit paru pada anak yang akan ditampilkan dalam
bentuk website menggunakan pemrograman PHP dan metode yang
diterapkan adalah metode Forward Chaining. Penelitian ini menggunakan
30 gejala dan 10 penyakit, serta menghasilkan 6 aturan dan 2 solusi.
2.1.2 Matriks Perbandingan Penelitian
Tabel 2. 1 Matriks Perbandingan Penelitian

No 1
Nama Peneliti Mikha Dayan Sinaga, Nita Sari Br. Sembiring
Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk
Judul Penelitian
Mendiagnosa Penyakit Dari Akibat Bakteri Salmonella
Dempster Shafer (Dempster Shafer merupakan teori
Metode untuk meningkatkan distribusi probabilitas yang dapat
Penelitian memberikan bobot keyakinan sesuai fakta yang
dikumpulkan)

8
Metode Dempster Shafer dapat digunakan untuk
menghitung nilai densitas dari suatu penyakit
terhadap gejala yang tampak.
Metode perhitungan Dempster Shafer mampu
memberikan rekomendasi perhitungan yang akurat
untuk dapat dijadikan referensi ketepatan diagnosa
Hasil Penelitian
untuk mendeteksi penyakit.
Metode Dempster Shafer diterapkan didalam sistem
sehingga menghasilkan konklusi hasil berupa
informasi diagnosa penyakit yang diderita serta
persentase kemungkinannya.
Menggunakan 23 gejala dan 8 penyakit.
Penelitian yang dilakukan menerapkan metode
Keterkaitan
Dempster Shafer dalam mendiagnosa suatu penyakit
Penelitian
yang diderita berdasarkan gejala-gejala.

No 2
Nama Peneliti Maura Widyaningsih
Sistem Diagnosa Penyakit THT Pada Balita
Judul Penelitian
Menggunakan Metode Dempster Shafer
Dempster Shafer (Dempster Shafer merupakan teori
Metode untuk meningkatkan distribusi probabilitas yang dapat
Penelitian memberikan bobot keyakinan sesuai fakta yang
dikumpulkan)
Teori Dempster Shafer dapat diterapkan didalam
sistem sehingga menghasilkan konklusi hasil
diagnosa penelusuran gejala dengan informasi nilai
probabilitas penyakit yang sesuai dengan
Hasil Penelitian perhitungan manual.
Mengambil data dari Puskesmas Posyandu Kuala
Kurun Kalimantan Tengah. Dengan menggunakan 26
gejala dan 7 penyakit, sehingga menghasilkan 7
aturan dan 7 solusi.
Metode Dempster Shafer digunakan untuk
Keterkaitan perhitungan bobot dari gejala yang dipilih, sehingga
Penelitian menghasilkan densitas tertinggi untuk mendapatkan
hasil akhir suatu penyakit.

No 3
Nama Peneliti Muhd Ihsan, Fahrul Agus, Dyna Marisa Khairina
Penerapan Metode Dempster Shafer Untuk Sistem
Judul Penelitian
Deteksi Penyakit Tanaman Padi
Metode Dempster Shafer (Dempster Shafer merupakan teori
Penelitian untuk meningkatkan distribusi probabilitas yang dapat
memberikan bobot keyakinan sesuai fakta yang

9
dikumpulkan)
Teori Dempster Shafer telah berhasil diterapkan
untuk mendiagnosa penyakit tanaman padi. Metode
ini dapat diimplementasikan ke dalam sebuah sistem
untuk mendiagnosa jenis-jenis penyakit tanaman padi
dengan memasukkan berupa gejala-gejala yang
dialami pada tanaman.dapat diimplementasikan ke
dalam sebuah sistem pakar untuk mendiagnosa
Hasil Penelitian
jenis-jenis penyakit tanaman padi dengan
memasukkan berupa gejala-gejala yang dialami pada
tanaman.
Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber
dari data penyakit tanaman padi pada wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menggunakan
48 gejala dan 8 penyakit, menghasilkan 6 aturan.
Keterkaitan Penelitian yang dilakukan menerapkan metode
Penelitian Dempster Shafer dalam mendiagnosa suatu penyakit.

No 4
Nama Peneliti Sumiati, Ratu Dea Mada Badriyah,Anggita Ariyani
Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Paru-Paru
Judul Penelitian Menggunakan Metode Certainty Factor Di
Puskesmas Citangkil
Metode
Certainty Factor
Penelitian
Metode Certainty Factor berhasil diterapkan pada
aplikasi sistem pakar mendiagnosa penyakit paru-
Hasil Penelitian paru dengan menghasilkan informasi diagnosa
penyakit paru-paru, solusi serta nilai presentase
kepercayaan.
Keterkaitan Penelitian yang dilakukan mengambil masalah pada
Penelitian penyakit paru-paru atau gangguan pernapasan.

No 5
Nama Peneliti Samsudin, Usman, Selviana
Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Judul Penelitian Pernapasan Menggunakan Metode Case-Based
Reasoning
Metode
Case-Based Reasoning
Penelitian
Hasil Penelitian Sistem pakar diagnosa penyakit dalamMetode Case-
Based Reasoning berhasil diterapkan pada aplikasi
sistem pakar mendiagnosa penyakit pernapasan
dengan menghasilkan informasi diagnosa penyakit
pernapasan, solusi serta nilai presentase perhitungan

10
manual.
Menggunakan 34 gejala dan 6 penyakit, sehingga
menghasilkan 6 aturan dan 6 solusi.
Penelitian yang dilakukan mengambil masalah pada
Keterkaitan
penyakit paru-paru atau gangguan pernapasan yaitu
Penelitian
penyakit asma, tbc dan bronkopneumonia.

No 6
Embun Fajar Wati, Martua Hami Siregar, Nur Indah
Nama Peneliti
Kurniawati
Expert System Diagnosa Penyakit Paru Pada Anak
Judul Penelitian
Dengan Metode Forward Chaining
Metode
Forward Chaining
Penelitian
Metode Forward Chaining berhasil diterapkan pada
aplikasi sistem pakar mendiagnosa penyakit paru
paada anak dengan menghasilkan informasi
Hasil Penelitian diagnosa penyakit pada anak, solusi serta nilai
presentase perhitungan manual.
Menggunakan 30 gejala dan 10 penyakit, sehingga
menghasilkan 6 aturan dan 2 solusi.
Penyakit yang dilakukan pendiagnosaan adalah
Keterkaitan
pneumonia, tuberkulosis, asma dan
Penelitian
bronkopneumonia.

2.2 Landasan Teori


Landasan teori membahas teori-teori yang berkaitan atau berhubungan
dengan penelitian yang penulis lakukan. Berikut landasan teori pada penulisan
ini :
2.2.1 Pengertian Sistem Pakar
Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan
buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan ditetapkan secara
komersial selama 180-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu
program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis
informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu
kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut.
Tergantung dri desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan
suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi.

11
Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu
kesimpulan.
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan
pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah
yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang
tersebut. Sistem pakar memberikan nilai menangani era informasi yang
semakin canggih (Kusrini, 2006)
2.2.2 Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu : lingkungan
pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi
(consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai
pembangun sistem pakar dari segi pembangun komponen maupun basis
pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang
bukan ahli untuk berkonsultasi [ CITATION Kus03 \l 14345 ]. Pada tahap ini
dijelaskan rancangan struktur sistem pakar yang terlihat pada gambar 2.1

Gambar 2. 1 Struktur Sistem Pakar


Komponen-komponen yang ada pada sistem pakar pada Gambar 2.1 :

12
1. Pengguna
Pengguna memiliki akses untuk menjalankan program.
2. Antarmuka
Antarmuka digunakan untuk media komunikasi antara user dan
program.
3. Aksi yang direkomendasikan
Aksi yang direkomendasikan adalah gejala dan penyakit paru yang
didiagnosis oleh program.
4. Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan adalah hasil diagnosis yang telah diproses di
mesin inferensi dengan perhitungan menggunakan algoritma
Dempster Shafer.
5. Mesin Inferensi
Program yang berisi metodologi yang digunakana untuk melakukan
penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan
dan blackboard, serta digunakan untuk menghasilkan konklusi. Mesin
inferensi pada penelitian ini menggunakan algoritma Dempster
Shafer.
6. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Terdiri dari pengetahuan
gejala, penyakit, solusi. Basis pengetahuan didapat dari pengetahuan
ahli/pakar.
7. Pengetahuan Ahli
Informasi berupa penyakit, gejala, bobot gejala, solusi didapatkan dari
pengetahuan ahli.
8. Subsistem Penambahan Pengetahuan
Bahan ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan dalam basis
pengetahuan.

2.2.3 Konsep Dasar Sistem Pakar


Menurut Efraim Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung
keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan
menjelaskan.
Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang
tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh
bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah:

13
1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.
2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.
3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup
permasalahan tertentu.
4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.
5. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).

Bentuk-bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil


keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan ahli.
Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskam suatu
tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan (domain),
menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecah aturan-
aturan jika dibutuhkan, dan menentukam relevan tidaknya keahlian mereka.

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian


dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari
sistem pakar. Proses ini membutuhkn 4 aktivitas yaitu tambahan
pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi
pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan, dan pengalihan
pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut
dengan nama basis pengetahuan. Ada 2 (dua) tipe pengetahuan, yaitu
fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan).

Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah
kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan
sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu
mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk
membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor
inferensi (inference engine)

2.2.4 Teori Dempster Shafer


Dempster Shafer merupakan teori untuk meningkatkan distribusi
probabilitas yang dapat memberi kemampuan memodelkan informasi terkait
dengan permasalahan ketidakpastian. Menurut [ CITATION Kus03 \l
14345 ] Secara umum teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval:

14
[Belief , Plausibility ]

Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu


himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada
evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.

Plausibility (PI) dinotasikan sebagai:

Pl ( s )=1−Bel (⌐ s)

Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan ⌐ s, maka dapat
dikatakan bahwa Bel ( ⌐ s ) = 1, dan Pl ( s ) =0. Pada teori Dempster-
Shafer kita mengenal adanya frame of discrement yang dinotasikan dengan
θ . Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan
hipotesis. Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen
θ. Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk
itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya
mendefinisikan elemen-elemen θ saja, namun juga semua subsetnya.
Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θ adalah 2 . Jumlah semua m
n

dalam subset θ sama dengan 1. Apabila tidak ada informasi apapun untuk
memilih hipotesis, maka nilai : m{θ} = 1,0 .

Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m sebagai fungsi 1

densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m sebagai fungsi 2

densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m 1 dan m2 sebagai m , 3

dengan rumus seperti pada persamaan 2 berikut :

∑ m1 ( X ) . m2 (Y )
X ∩ Y =Z
m3 ( Z )=
1− ∑ m1 ( X ) . m2 (Y )
X ∩ Y =∅

Dimana :

m3(Z) = mass function (fungsi densitas) dari evidence (Z)

m1 (X) = mass function (fungsi densitas) dari evidence (X)

m2 (Y) = mass function (fungsi densitas) dari evidence (Y)

15
Zm1(X).m2(Y) = ada hasil irisan dari m1 dan m2

Ø Zm1(X).m2(Y) = tidak ada hasil irisan (irisan kosong (Ø))

2.2.5 Paru-paru
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan
berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang
bernapas dengan udara. Paru-paru merupakan organ yang sangat vital
bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat
hidup. Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen,sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru (Guyton, 2007)
2.2.6 Jenis Penyakit Paru-Paru
Penyakit paru-paru memiliki berbagai macam jenis, diantaranya
adalah :
1. Pneumonia
Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran
nafas bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-
praktek dokter atau rumah sakit dan sering menyebabkan kematian
terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak
dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak
terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan
penderita pneumonia dapat menurunkan angka kematian anak (Bennete,
2013).

2. Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi
kuman Mycobacterium tuberculosa. Tuberkulosis paru termasuk suatu
peneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh M. Tuberculosa
(Darmanto, 2014).
Menurut Sulianti (2004) Tuberkulosis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosa. Sebagian besar

16
kuman ini menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. Kuman ini berbentuk batang yang mempunyai organ tubuh
lainnya. Kuman ini berbentuk batang yang mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman ini cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi bertahan hidup beberapa jam di tempat yang
gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant,
tertidur lama selama beberapa tahun.

3. Bronkopneumonia
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu
peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya
mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang
sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme,
tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu
dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi
sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan
tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai
pada anak-anak dan orang dewasa (Bennete, 2013).
4. PPOK
Global initiative for chronic obstructive lung disease (GOLD)
mengartikan PPOK adalah suatu penyakit yang bisa dilakukan
pencegahan dan pengobatan. PPOK memiliki tanda gejala terdapatnya
hambatan aliran udara dalam saluran pernafasan yang bersifat progresif.
PPOK juga terdapat peradangan atau inflamasi pada saluran pernafasan
dan paru-paru yang diakibatkan oleh adanya partikel dan gas yang
berbahaya (GOLD, 2013). PPOK merupakan keadaan irreversible yang
ditandai adanya sesak nafas pada saat melakukan aktivitas dan
terganggunya aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru (Smeltzer et
al, 2013). PPOK merupakan penyakit kronis ditandai dengan

17
terhambatnya aliran udara karena obstruksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh paparan yang lama terhadap polusi dan asap rokok.
PPOK merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru-paru yang berlangsung lama (Grace et al, 2011).
PPOK adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati yang secara
umum ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus- menerus
biasanya progresif dan berhubungan dengan peradangan kronis,
peningkatan respon dalam saluran udara dan paru-paru dari partikel
berbahaya atau gas. (Vestbo et.al., 2013). Penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK) adalah penyakit radang saluran nafas utama ditandai dengan
keterbatasan aliran udara sebagian besar ireversibel yang menghasilkan
hypoxemia dan hiperkapnia. (Huang, et al., 2013)

5. Asma
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang
disebabkan oleh reaksi hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel,
eosinophils, dan T-lymphosytes terhadap stimulus tertentu dan
menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan
napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang
(Brunner and suddarth, 2011).
Asma adalah suatu penyakit dengan adanya penyempitan saluran
pernapasan yang berhubungan dengan tanggap reaksi yang meningkat
dari trakea dan bronkus berupa hiperaktivitas otot polos dan inflamasi,
hipersekresi mukus, endema dinding saluran pernapasan, deskuamasi
epitel dan infiltrasi sel inflamasi yang disebabkan berbagai macam
rangsangan (Alsagaff, 2010)

2.2.7 XAMPP
XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak
sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsi dar
XAMPP adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri
atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah

18
bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Program
ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web
server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web
yang dinamis. (Dedi & Ikhwan, 2015).

2.2.8 PHP (Hypertext Preprocessor)


Menurut Madcoms (2010), bahasa pemrograman PHP adalah
bahasa pemrograman yang bekerja dalam sebuah web server. Script-script
PHP dibuat harus tersimpan dalam sebuah server dan dieksekusi atau
diproses dalam server tersebut.
Meurut Kadir (2013), PHP merupakan bahasa pemrograman yang
ditujukan untuk membuat aplikasi berbasis web. Ditinjau dari
pemrosesannya, PHP tergolong sebagai server side, yaitu
pemrosesanyang dilakukan di server.
PHP merupakan bahasa pemograman skrip yang paling banyak
dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis,
walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.
PHP disebut sebagai server side scripting, artinya skrip PHP dijalankan di
sisi server, dimana setelah skrip PHP diolah di server, hasilnya dikirimkan
ke browser (klien). Gambar 2.2 menjelaskan tentang cara kerja PHP.

Gambar 2. 2 Cara kerja PHP

19
2.2.9 Android
Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile
berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi mereka. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc.
yang merupakan pendatang baru yang membuat piranti lunak untuk
ponsel / smartphone. Kemudian untuk mengembangkan Android,
dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan
piranti keras, piranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC,
Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia (Lauren & Murtiwiyati,
2013).
2.2.10 Android Studio
Android Studio adalah Integrated Development Environment (IDE)
resmi dari Android untuk pengembangan aplikasi Android. Android Studio
berbasis IntelliJ IDEA dari JetBrains dan menggunakan Bahasa Java.
(Google Developers, 2016)
Selain code editor dan tools pengembangan IntelliJ yang kuat,
Android Studio menawarkan lebih banyak fitur yang meningkatkan
produktivitas ketika membangun aplikasi Android, seperti:
1. Build system berbasis Gradle yang fleksibel.
2. Emulator yang cepat dan kaya fitur.
3. Lingkungan terpadu yang dapat digunakan untuk mengembangkan
aplikasi untuk semua perangkat Android.
4. Alat pengujian dan framework yang ekstensif.
5. Instant Run untuk menggabungkan perubahan pada aplikasi yang
sedang berjalan tanpa membangun APK baru.
6. Lint untuk menangkap kinerja, kegunaan, kompatibilitas versi dan
masalah lainnya.
7. Template kode dan integrasi GitHub untuk membantu membangun
fitur aplikasi umum dan import contoh kode.
8. Mendukung C++ dan NDK.

20
9. Built-in support untuk Google Cloud Platform.
(developer.android.com)
2.2.11 MySQL
MySQL merupakan kependekan dari My Structure Query Language
yaitu salah satu database management system (DBMS) dari sekian
banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lainnya.
MySQL berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa SQL.
MySQL bersifat open source sehingga pengguna bisa menggunakannya
secara gratis. Pemrograman PHP juga sangat mendukung denan
database MySQL (Anhar, 2010).
2.2.12 UML
Unified Modeling Language merupakan salah satu alat bantu yang
dapat digunakan dalam bahasa pemograman yang berorientasi objek,
saat ini UML akan mulai menjadi standar masa depan bagi industri
pengembangan sistem atau perangkat lunak yang berorientasi objek
sebab pada dasarnya UML digunakan oleh banyak perusahaan raksasa
seperti IBM, Microsoft, dan sebagainya (Adi, 2005).
1. Definisi UML
Berikut dibawah ini merupakan definisi UML menurut para ahli :
a. Menurut Adi, 2005 : Unified Modeling Language merupakan
metode pengembangan perangkat lunak (sistem informasi)
dengan menggunakan metode grafis serta merupakan bahasa
untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi serta dokumentasi.

b. Menurut Hend, 2007 : Unified Modeling Language (UML) adalah


bahasa yang telah menjadi standard untuk visualisasi,
menetapkan, membangun dan mendokumentasikan arti suatu
sistem perangkat lunak.

c. Menurut Afif, 2002 : Unified Modeling Language (UML) dapat


didefinisikan sebagai sebuah bahasa yang telah menjadi standar

21
dalam industri untuk visualisasi, merancang dan
mendokumentasikan sistem perangkat lunak.

d. Menurut Joomla, 2007 : Unified Modeling Language (UML)


merupakan standard modeling language yang terdiri dari
kumpulan-kumpulan diagram, dikembangkan untuk membantu
para pengembang sistem dan software agar bisa menyelesaikan
tugas-tugasnya.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat


ditarik kesimpulan bahwa “Unified Modeling Language (UML) adalah
sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk
menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan
pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan perangkat
lunak berbasis Objek (OOP) (Object Oriented programming)”.

2. Use Case Diagram

Use Case atau diagram Use Case merupakan pemodelan untuk


kelakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use Case
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor
dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, Use Case
digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam
sebuah sistem infomasi dan apa saja yang berhak menggunakan
fungsi-fungsi itu (Rosa, 2014).

Syarat penamaan pada Use Case adalah nama didefinisikan


sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada 2 hal utama pada Use
Case yaitu pendefinisian apa yang disebut aktor dan Use Case.

a. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang


berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar
sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun

22
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu
merupakan orang.

b. Use Case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem


sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau
aktor.

Tabel 2. 2 Use Case Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

Menspesifikasikan
himpunan peran yang
1 Actor pengguna mainkan
ketika berinteraksi
dengan Use Case

Deskripsi berdasarkan
keperluan aktor,
merupakan “apa” yang
dikerjakan sistem,
bukan “bagaimana”
2 Use Case
sistem
mengerjakannya. Use
Case dibuat
berdasarkan keperluan
aktor.

Apa yang
menghubungkan antara
3 Association
objek satu dengan
objek lainnya.

Mengindikasikan bila
Association 1 aktor berinteraksi
4
arah secara pasif dengan
sistem anda.

23
Hubungan dimana
objek anak
(descendent) berbagi
5 Generalization perilaku dan struktur
data objek yang ada di
atasnya objek induk
(ancestor).

Hubungan dimana
perubahan yang terjadi
pada suatu elemen
mandiri (independent)
6 Dependency akan mempengaruhi
elemen yang
bergantung padanya
elemen yang tidak
mandiri (independent).

Menspesifikasikan
7 Include bahwa Use Case
sumber secara eksplisit.

Menspesifikasikan
bahwa Use Case target
memperluas perilaku
8 Extend
dari Use Case sumber
pada suatu titik yang
diberikan.

Menspesifikasikan
System paket yang
9 menampilkan sistem
Boundary
secara terbatas.

Elemen fisik yang eksis


saat aplikasi dijalankan
10 Note dan mencerminkan
suatu sumber daya
komputasi.

3. Class Diagram

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur


sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk

24
membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan
metode atau operasi. Atribut merupakan variabel-variabel yang
dimiliki oleh suatu kelas. Sedangkan operasi atau metode adalah
fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas (Rosa, 2014).

Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer


membuat kelas-kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar
antara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron.
Banyak berbagai kasus, perancangan kelas yang dibuat tidak sesuai
dengan kelas-kelas yang dibuat pada perangkat lunak, sehingga
tidaklah ada gunanya lagi sebuah perancangan karena apa yang
dirancang dan hasil jadinya tidak sesuai.

Tabel 2. 3 Class Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

Himpunan dari objek-


objek yang berbagi
1 Class
atribut serta operasi
yang sama.

Asosiasi ini
menggambarkan bahwa
pesan atau urutan
Directional
2 kejadian terjadi dari
Association
hanya salah satu kelas
sedangkan yang lain
pasif.

Asosiasi ini terjadi


ketika salah satu kelas
mengirim pesan kepada
Bidirectional kelas yang lain
3
Association kemudian kelas yang
lain mengirimkan pesan
kepada kelas yang
mengirimnya pesan.

4 Generalization Hubungan dimana


objek anak

25
(descendent) berbagi
perilaku dan struktur
data objek yang ada di
atasnya objek induk
(ancestor).

Relasi jenis ini


menunjukkan bahwa
sebuah kelas mengacu
kepada kelas lainnya.
5 Dependency Oleh sebab itu
perubahan pada kelas
yang diacu akan sangat
berpengaruh pada
kelas yang mengacu.

Suatu bentuk relasi


yang jauh lebih kuat
dari asosiasi. Agregasi
dapat diartikan bahwa
6 Agregation
suatu kelas merupakan
bagian dari kelas yang
lain namun bersifat
tidak wajib.

Merupakan relasi yang


paling kuat
dibandingkan asosiasi
dan agregasi.
7 Composita Komposisi diartikan
bahwa suatu kelas
merupakan bagian yang
wajib dari kelas yang
lain.

Operasi yang benar-


benar dilakukan oleh
suatu objek. Realisasi
biasa disebut juga
implementasi,
8 Realization
merupakan suatu relasi
yang menunjukkan
penerapan terhadap
suatu interface kepada
sebuah Class.

26
4. Activity Diagram

Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan


workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses
bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu
diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan
aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang
dapat dilakukan oleh sistem. Diagram aktivitas juga banyak
digunakan untuk mendefinisikan hal-hal seperti rancangan proses
bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan
proses bisnis sistem yang di definisikan, urutan atau pengelompokan
tampilan dari sistem atau user interface dimana setiap aktivitas
dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan,
rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan
sebuah pengujian yang perlu di definisikan kasus ujinya, rancangan
menu yang ditampilkan pada perangkat lunak (Rosa, 2014).

Tabel 2. 4 Activity Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

Sebagai tanda awal dari


1 Initial Activity aktivitas modul sistem
aplikasi.

Menunjukkan aktivitas
2 Activity yang dilakukan.

Menunjukkan akhir dari


3 Final Activity aktivitas.

Menunjukkan aktivitas
yang harus dipilih
4 Decissions
apakah pilihan pertama
atau kedua.

27
Digunakan untuk
menunjukkan kegiatan
yang dilakukan secara
5 Fork paralel atau untuk
menggabungkan dua
kegiatan paralel menjadi
satu.

Menunjukkan adanya
dekomposisi.
6 Rake

Tanda waktu.
7

Aliran akhir.
8 Flow FInal

Sebagai pengirim dan


penerima pesan dari
aktivitas yang terjadi.
Sinyal terdiri dari sinyal
penerima yang
9 Signal
digambarkan dengan
poligon terbuka dan
sinyal pengirim dengan
yang digambarkan
dengan convex poligon.

5. Sequence Diagram

Diagram sekuen atau sequence diagram menggambarkan


kelakukan objek pada Use Case dengan mendekripsikan waktu
hidup objek dan massage yang dikirimkan dan diterima antar objek.
Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus
diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah Use Case beserta
metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansi menjadi objek itu.
Membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario
yang ada pada Use Case (Rosa, 2014).

28
Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah
minimal sebanyak Use Case yang memiliki proses sendiri atau yang
penting semua Use Case yang telah didefinisikan interaksi jalannya
pesan sudah dicakup pada diagram sekuen sehingga semakin
banyak Use Case yang didefinisikan maka diagram sekuen yang
harus dibuat juga semakin banyak.

Tabel 2. 5 Sequence Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

Object merupakan
insctance dari sebuah
1 Object class dan dituliskan
tersusun secara
horizontal.

Actor juga dapat


berkomunikasi dengan
2 Actor object, maka actor juga
dapat diurutkan sebagai
kolom.

Lifeline
mengindikasikan
3 Lifeline keberadaan sebuah
object dlaam basis
waktu.

Activation dinotasikan
sebagai sebuah kotak
4 Activation segi empat yang
digambarkan pada
sebuah lifeline.

Message digambarkan
dengan anak panah
5 Message
horizontal antara
activation.

29
2.2.13 ERD
ERD (Entity Relationship Diagram) adalah suatu model jaringan yang
menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak.
(Ladjamudin, 2013).
Komponen -komponen Diagram Hubungan Entitas:
1) Entity
Pada E-R diagram, entity digambarkan dengan sebuah bentuk
persegi panjang. Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam
sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana
terdapat data.
2) Relationship
Pada E-R diagram, relationship digambarkan dengan sebuah
bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang
terjadi antara entitas. Pada umumnya penghubung (relationship) diberi
nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk
melakukan pembacaan relasinya (bisadigunakan kalimat aktif atau
kalimat pasif)
3. Relationship Degree
Relationship Degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas
yang berpartisipasi dalam satu relationship.
4. Atribut
Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas
maupun relationship. Maksudnya, atribut adalah sesuatu yang
menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun
relationship, sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap
entitas dan Relationship
5. Kardinalitas (Cardinality)

Kardinalitas Relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat


berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.
Terdapat 3 (tiga) macam kardinalitas relasi, yaitu:
a. One to One

30
Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada
entitas pertama , hanya mempunyai satu hubungan dengan satu
kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
b. One to Many atau Many to One
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu
c. Many to Many
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada
sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian
pada entitas lainya.
Notasi-notasi yang digunakan dalam ERD dengan notasi Chen (Sukamto
dan Shalahuddin, 2013) , yaitu:

Tabel 2. 6 Entity Relationship Diagram

N
GAMBAR NAMA KETERANGAN
O

Entitas merupakan data inti


yang akan disimpan; bakal
tabel pada basis data;
benda yang memiliki data
dan harus disimpan
1 Entitas/Entity datanya agar dapat diakses
oleh aplikasi komputer;
penamaan entitas biasanya
lebih ke kata benda dan
belum merupakan nama
tabel.

Field atau kolom data yang


2 Atribut butuh disimpan dalam
suatu entitas.

3 Atribut kunci primer Field atau kolom data yang


butuh disimpan dalam
suatu entitas dan
digunakan sebagai kunci
akses record yang
diinginkan; biasanya
berupa id; kunci primer
dapat lebih dari satu kolom,
asalkan kombinasi dari
beberapa kolom tersebut

31
dapt bersifat unik.

Field atau kolom data yang


Atribut butuh disimpan dalam
4 multinilai/multivalu suatu entitas yang dapat
e memiliki nilai lebih dari
satu.

Relasi yang
menghubungkan antar
5 Relasi entitas; biasanya diawali
dengan kata kerja.

Penghubung antara relasi


dan entitas dimana di
kedua ujungnya memiliki
multiplicity kemungkinan
jumlah
pemakaian.Kemungkinan
jumlah maksimum
6 Association keterhubungan antara
entitas satu dengan entitas
yang lain disebut dengan
kardinalitas.Misalkan ada
kardinalitas 1 ke N atau
sering disebut dengan one
to many menghubungkan
entitas A dengan entitas B.
2.2.14 Skala Likert
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi,
sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa
berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berikut
cara untuk menghitung hasil kuesioner dengan menggunakan Skala Likert :
(Ramadhan, 2007)

a. Pada perhitungan Skala Likert ditentukan nilai atau skor untuk tiap
indikator pilihanjawaban. Pada kuesioner setiap jwaban yayng diberian
oleh responden memiliki tipe peretanyaan yang bersifat positif dengan
beberapa indikator pilihan jawaban, misalnya: Sangat Setuju, Setuju,
Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.

32
Sangat Setuju/Sangat Mudah/Sangat Bagus =5
Setuju/Baik =4
Netral/Cukup =3
Tidak Setuju/Tidak Bagus =2
Sangat Tidak Setuju/Sangat Sulit/Sangat Tidak Bagus = 1
b. Setelah ditentukan nilai atau skor dari pilihan jawaban, kemudian
dilakukan perhitungan dari data hasil kuesioner dengan cara mengalikan
jumlah responden dari tiap pilihan jawaban dengan nilai dari masing-
masing pilihan jawaban yang sudah ditentukan pada langkah a. Hasil
dari seluruh perhitungan jawaban selanjutnya dijumlahkan.
c. Setelah didapatkan total skor dari jawaban responden, untuk
mendapatkan hasil interpretasi ditentukan skor tertinggi (X), skor
terendah (Y), dan dicari rumus indeks persentasenya dengan cara
sebagai berikut:
X = skor tertinggi likert x jumlah responden
Y = skor terendah likert x jumlah responden
Rumus index % = (Total skor/X) x 100
d. Untuk memberikan kesimpulan ditentukan interval atau jarak dan
interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari
interval skor persen (I).

Rumus Interval = 100/jumlah skor(likert)

Misalnya pada contoh ini, rumus yang digunakan adalah 100/5 = 20,
karena jumlah skornya ada 5 buah. Sehingga, hasil(I) = 25 adalah
interval jarak dari terendah 0% hingga tertinggi 100%.
Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval:
i. Angka 0% - 19,99% = Sangat Tidak Setuju
ii. Angka 20% - 39,99% = Tidak Setuju
iii. Angka 40% - 59,,99% = Netral/Cukup
iv. Angka 60% - 79,99% = Setuju
v. Angka 80% - 100% = Sangat Setuju
e. Untuk pertanyaan lainnya dilakukan proses perhitungan yang sama
seperti langkah a hingga d.
f. Setelah semua nilai perhitungan dari Skala Likert didapat dari masing-
masing pertanyaan, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk nilai rata-
rata dari semua hasil perhitungan Skala Likert dengan cara berikut:
NR = Total Nilai Perhitungan Skala Likert / Jumlah Pertanyaan.

33
2.2.15 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metode pengembangan sistem yang dipakai penulis adalah dengan


menggunakan metode waterfall. Menurut Sommerville (2003) metode
Waterfall merupakan suatu metode proses perangkat lunak yang
mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan,
validasi dan evolusi dengan mempresentasikannya sebagai fase-fase
proses yang berbeda seperti analisis dan definisi persyaratan, perancangan
perangkat lunak, implementasi dan pengujian unit, integrasi dan pengujian
sistem, operasi dan pemeliharaan. Tahap-tahap dalam metode waterfall
dapat dilihat pada Gambar berikut

Gambar 2. 3 Metode Waterfall


Tahapan – tahapan waterfall (Pressman, 2012) :
1. Analisa dan definisi kebutuhan
Layanan, batasan dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi
dengan user atau pemakai. Seluruh kebutuhan software harus bisa di
dapatkan dalam fase ini, termasuk di dalamnya kegunaan software
yang diharapkan pengguna dan batasan software. Informasi ini
biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, survei, atau diskusi.
Informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan dokumentasi
kebutuhan pengguna untuk digunakan pada tahap selanjutnya.
2. Perancangan sistem dan perangkat lunak

34
Proses perancangangan sistem membagi persyaratan dalam sistem
perangkat keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan
arsitektur sistem secara keseluruhan. Perancangan melibatkan
identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang
mendasar. Tahap ini dilakukan sebelum melakukan coding. Tahap ini
bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang harus dikerjakan
dan bagaimana tampilannya. Tahap ini membantu dalam
menspesifikan kebutuhan hardware dan sistem serta mendefinisikan
arsitektur sistem secara keseluhuran.
3. Implementasi dan pengujian unit
Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan dengan
program atau unit program. Pembuatan software dipecah menjadi
modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap
selanjutnya. Selain itu, tahap ini juga dilakukan pengujian. Pengujian
ini melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi
spesifikasinya.
4. Integrasi dan pengujian sistem
Unit program, modul atau program individual diintegrasikan dan diuji
sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa kebutuhan
sistem telah terpenuhi.
5. Pemeliharaan
Ini merupakan tahap terakhir dalam metode waterfall. Software yang
sudah jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Biasanya ini
merupakan fase siklus hidup yang paling lama. Pemeliharaan
mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada
tahap-tahap sebelumnya, melakukan perbaikan atas implementasi
unit sistem dan pengembangan layanan sistem, dan persyaratan-
persyaratan baru ditambahkan.
Keunggulan dan kelemahan metode waterfall (Yurindra, 2017)
Keunggulan :

35
1. Proses menjadi lebih teratur, urutan proses pengerjaan
menggunakan metode ini menjadi lebih teratur dari satu tahap ke
tahap selanjutnya.
2. Dari sisi user juga lebih menguntungkan karena dapat
merencanakan dan menyiapkan seluruh kebutuhan data dan proses
yang akan diperlukan.
3. Jadwal menjadi lebih menentu, jadwal setiap proses dapat
ditentukan secara pasti. Sehingga dapat dilihat jelas target
penyelesaian pengembangan program. Dengan adanya urutan yang
pasti, dapat dilihat pula progress untuk setiap tahap secara pasti.
Kelemahan :
1. Sifatnya kaku sehingga susah melakukan perubahan di tengah
proses.
2. Jika terdapat kekurangan proses atau prosedur dari tahap
sebelumnya, maka tahapan pengembangan harus dilakukan mulai
dari awal. Hal ini akan memakan waktu yang cukup lama. Karena
jika proses sebelumnya belum selesai sampai akhir, maka proses
selanjutnya tidak dapat berjalan. Maka, jika terdapat kekurangan
dalam permintaan user, proses pengembangan harus dilakukan
dimulai dari awal.
3. Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang
konsumen memberikan kebutuhan secara lengkap di awal.

Untuk mengindari pengulangan tahap dari awal, user harus memberikn


seluruh prosedur dan laporan yang diinginkan mulai dari tahap awal
pengembangan, tetapi di banyak kondisi user sering melakukan
permintaan di tahap pertengahan pengembangan sistem.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dibawah ini merupakan kerangka pemikiran yang dilakukan dari proses


awal pembutan hingga penyusunan :

36
Gambar 2. 4 Kerangka Pemikiran
Adapun penjelasan gambar 2.4 di atas adalah :

1. Indicator
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan indikator gejala dan
penyakit paru-paru. Indikator tersebut merupakan parameter yang dapat
dijadikan petunjuk atau keterangan dalam aplikasi ini.

2. Proposed Method
Sebelum data diolah dengan proposed method, terdapat nilai bobot
yang dimasukkan. Proposed method yang digunakan untuk diagnosa dini
penyakit paru-paru berbasis android adalah Metode Demspter Shafer.

3. Objective
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat sistem deteksi cepat
terhadap penyakit paru-paru. Parameter output berupa hasil diagnosa dini
penyakit paru-paru. Diagnosa yang dihasilkan disesuaikan dengan hasil
olahan data dari indicator yang telah diproses menggunakan metode
Dempster Shafer.

4. Measurement
Setelah ditentukan objective, selanjutnya ditentukan measurement
yang digunakan untuk pengujian sistem. Pada penelitian ini pengujian
aplikasi yang digunakan adalah blacbox testing dan pengujian akurasi.

37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan dapat diartikan sebagai proses untuk memperoleh
definisi permasalahan dan penggamabaran yang tepat dari apa yang akan
dilakukan dalam penelitian. Analisa kebutuhan yang dilakukan terdiri dari alir
penelitian, analisa masalah, analisa sistem berjalan, analisa sistem usulan,
analisa kebutuhan user, analisa spesifikasi alat, analisa kebutuhan data
3.1.1 Alir Penelitian
Adapun diagram alir penelitain dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

38
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 menjelaskan tentang alir penelitian yang digunakan penulis
hingga penulisan selesai.
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari penelitian ini. Pada
tahap ini memahami masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup
tugas akhir yang sedang dikerjakan. Masalah yang di hadapi adalah
membuat sistem pakar yang sesuai dengan kebutuhan dan bagaimana
mengimplementasikan metode Dempster Shafer untuk mendiagnosa
penyakit paru-paru
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan bahan bahan yang
diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi pustaka.
a. Wawancara
Pada pembuatan sistem ini, pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dengan ahli pakar yaitu dokter spesialis paru yang
bekerja di RSUD Kardinah Tegal.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka dengan cara mencari, mengumpulkan, mempelajari,
menganalisis serta memahami literature, seperti buku, artikel,
dokumen, dan sistem yang ada dan lumrah yang dapat membantu
dalam penyelesaian tugas akhir. Penulis mengumpulkan teori dan
pustaka yang berkaitan dengan Sistem Pakar, Penyakit Pada Paru-
paru dan pemahaman tentang Metode Dempster Shafer.
3. Analisis Sistem
Penulis melakukan identifikasi proses sistem berjalan dan sistem
kebutuhan. Penulis juga melakukan identifikasi informasi yang
dibutuhkan untuk membangun sistem yang diusulkan untuk dapat
memahami apa yang diperlukan terhadap fungsi-fungsi yang
dibutuhkan.

39
Pada bagian ini analisis dilakukan terhadap data dan permasalahan
yang telah dirumuskan.kemudian merancang sebuah sistem yang
dapat menjawab permasalahan dan kendala yang ada. Adapun analisis
yang dilakukan adalah:
a. Analisis Sistem Berjalan
Pada tahap ini penulis melakukan analisis sesuai dengan sistem
yang telah berjalan di RSUD Kardinah Tegal. Dengan mempelajari
sistem berjalan sekarang dapat melihat kelemahan atau kebutuhan
dari sistem yang berjalan.
b. Analisis Sistem Usulan
Di tahap ini penulis melakukan analisis sistem usulan yang akan
diusulkan dan merancang bagaimana sistem usulan tersebut.
c. Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini penulis melakukan analisis kebutuhan apa saja yang
diperlukan untuk pembuatan aplikasi sistem pakar diagnosa
penyakit paru.
4. Perancangan Aplikasi
Pada tahap perancangan sistem, penulis mendefenisikan apa yang
diperlukan dari kebutuhan sistem. Mulai dari perancangan UML,
database, interface, mesin inferensi, dan basis pengetahuan.
5. Pengujian Sistem
Pada tahap ini aplikasi yang telah dibuat akan diuji. Pengujian
aplikasi menggunakan metode pengujian black box dan akurasi sistem.
6. Penulisan Laporan
Tahapan terakhir yang dilakukan penulis yaitu melakukan penulisan
laporan. Tahapan ini merupakan tahapan akhir, yaitu pembahasan dari
hasil analisis yang telah dikerjakan.
3.1.2 Analisa Masalah
Dalam menganalisa permasalahan yang ada, penelitian ini
menggunakan diagram fishbone. Diagram fishbone atau diagram tulang ikan
ini digunakan untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab yang mungkin

40
terjadi dari suatu efek atau akibat. Diagram fishbone tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

Gambar 3. 2 Diagram Fishbone


Seperti terlihat pada Gambar 3.3 diatas, maslah yang diangkat pada
penelitian ini adalah keterlambatan penanganan penyakit paru-paru.
Masalah-masalah tersebut terjadi karena dipengaruhi beberapa kategori
seperti :

1. Sistem
Berdasarkan kategori sistem ini terdapat masalah pada sistem yang
selama ini berjalan yaitu penentuan penyakit atau diagnosa penyakit.
Deteksi penyakit harus dilakukan di rumah sakit yaitu melalui berbagai
tahapan pemeriksaan.
2. Teknologi
Kategori yang kedua dilihat dari segi teknologi, penyebab yang berkaitan
dengan masalah teknologi adalah belum adanya aplikasi berbasis mobile
untuk mendeteksi dan mengetahui secara dini mengenai penyakit pada
paru-paru.

41
3. Lingkungan
Dalam penelitian ini lingkungan yang dimaksud adalah wilayah kota
Tegal, khususnya masyarakat yang berobat di RSUD Kardinah Tegal.
Dalam kategori lingkungan ini, terdapat dua penyebab utama, yaitu :
 Jarak tempat tinggal masyarakat dengan rumah sakit
 Biaya pemeriksaan di rumah akit mahal
4. Manusia
SDM rumah sakit, dalam hal ini adalah dokter spesialis paru-paru di
setiap rumah sakit terbilang sedikit dibandingkan banyaknya masyarakat
yang berobat ke rumah sakit.

3.1.3 Analisa Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah mengumpulkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara dan studi pustaka. Pengumpulan data
yang dilakukan antara lain :
1. Wawancara
Pada pembuatan sistem ini, pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dengan seorang ahli pakar yaitu dokter yang bekerja di
RSUD Kardinah Tegal.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dengan cara mencari, mengumpulkan, mempelajari,
menganalisis serta memahami literature, seperti buku, artikel, dokumen,
dan sistem yang ada dan lumrah yang dapat membantu dalam
penyelesaian tugas akhir. Penulis mengumpulkan teori dan pustaka yang
berkaitan dengan sistem pakar, penyakit pada paru-paru dan
pemahaman tentang metode Dempster Shafer.

42
3.1.4 Analisa Sistem Berjalan

Gambar 3. 3 Diagram Sistem Berjalan


Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang pakar paru-paru di
RSUD Kardinah bernama dr. Teti Yudiati, didapatlah sistem yang berjalan
sesuai dengan pemeriksaan di Rumah Sakit dalam penentuan penyakit paru-
paru. Pemeriksaan yang dilakukan di Rumah Sakit dilakukan sesuai dnegan
prosedur tatalaksana klinis baik internasional maupun nasional. Yaitu
dengan melalui berbagai tahapan pemeriksaan atau tes paru-paru. Dimulai
dari seorang dokter akan menyanyakan gejala yang dirasakan pasien
(anamnesis), dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, kemudian pemeriksaan

43
penunjang (tes darah, fotorontgen, dll), selanjutnya barulah dapat ditentukan
pasien tersebut terdiagnosa penyakit apa.
Dengan adanya sistem berjalan yang sekarang ini membuat
masyarakat di wilayah Tegal enggan untuk segera melakukan pemeriksaan
di Rumah Sakit, yang disebabkan karena harus datang langsung ke Rumah
Sakit dan harus menunggu untuk dilakukan prosedur pemeriksaan yang
cukup banyak juga. Selain itu jika hanya melakukan pemeriksaan di Rumah
Sakit, masyarakat atau penderita hanya sekedar menerima informasi
diagnosa, perawatan, serta obat yang diresepkan. Masyarakat kurang
mendapatkan edukasi atau pengetahuan mengenai penyakit paru-pau,
gejala yang bisa mengindikasi seseorang terkena penyakit paru-paru, serta
penanganan awal jika terserang penyakit paru-paru.
3.1.5 Analisa Sistem Usulan

Gambar 3. 4 Diagram Sistem Usulan

44
Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengusulkan dibuat
aplikasi berbasis android yang dapat memberikan informasi dan deteksi
penyakit paru-paru yang dialami secara otomatis dan tepat. Konsep dari
sistem ini memberikan gambaran mengenai penentuan penyakit paru-paru
berdasarkan gejala yang dirasakan penderita.

3.1.6 Analisa Kebutuhan User


1. Kebutuhan Input

Data yang perlu dimasukkan dalam rancangan sistem ini adalah data
penyakit, data gejala, dan data solusi. Sistem input dirancang untuk dapat
melkukan olah data penyakit, gejala, dan solusi.

2. Kebutuhan Proses

Data yang akan diproses menjadi sebuah diagnosa bermula dari user
saat memilih gejala yang dirasakan. Dari gejala yang dipilih sistem akan
memproses gejala, menelusuri penyakit mana saja yang berhubungan
dengan gejala dan solusi. Dengan adanya nilai probabilitas sistem akan
melakukan pencarian uantuk menemukan penyakit yang diderita pasien
dengan menggunakan perhitungan metode Dempster Shafer. Hasil proses
berupa diagnosa nama penyakit yang kemungkinan diderita user dengan
nilai densitas tertinggi beserta dengan solusi dari penyait tersebut.

3. Kebutuhan Output

Sistem yang dirancang dapat memberikan output berupa :

a. Menampilkan hasil diagnosa yang berupa penyakit dari gejala-gejala


yang telah dipilih user.
b. Menampilkan solusi berdasarkan penyakit yang terdeteksi.

3.1.7 Analisa Kebutuhan Alat


a. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak
1. Sistem Operasi Windows 7 64-Bit
2. XAMPP
3. MyQL/phpmyadmin

45
4. Notepad++
5. Android Studio
6. Balsamiq Project
7. Astah Professional
8. Mozila Firefox
9. Edraw Max
10. Microsoft Word
b. Analisa Kebutuhan Perangkat Keras
1. Laptop Lenovo 20256 dengan spesifikais : Processor Intel(R)
Celeron(R) CPU 1037U @ 1.80GHz 1.80 GHz, RAM
berkapasitas 8,00 GB
2. Smartphone Android Coolpad E571 dengan spesifikasi :
Resolusi 1280x720, RAM berkapasitas 3GB, Memori Internal
16GB
3. Printer Canon G2000

3.2 Perancangan Penelitian


Perancangan penelitian pada sub bahasan ini terbagi menjadi empat
perancangan, yaitu perancangan unified modeling language (UML),
perancangan basis data, perancangan antarmuka dan perancangan
metode dempster shafer.

3.2.1 Perancangan Unified Modeling Language (UML)


Pada tahap ini menjelaskan mengenai perancangan sistem pakar
diagnosa dini penyakit paru-paru menggunakan unified modeling language
(UML) yang terdiri dari Use Case diagram, class diagram, activity diagram
dan sequence diagram

3.2.1.1 Use Case Diagram


Use Case diagram digunakan untuk menggambarkan kinerja
sebuah sistem yang akan dibuat. Use Case diagram akan dijelaskan
mengenai fungsi dari setiap yang ada dan siapa yang mengoperasikan

46
sistem tersebut. Pada aplikasi ini, terdapat 2 aktor yaitu admin dan user
yang berhubungan dengan konsep aplikasi.

Gambar 3. 5 Use Case Diagram


Hak akses aplikasi

1. Admin : melakukan kelola user, gejala, penyakit dan relasi/aturan.


2. User : dapat mengedit akun miliknya, melakukan tes diagnosa
dini penyakit paru-paru, melihat info penyakit.

Berikut penjelasan mengenai Use Case diagram :

a. Skenario Login
Use Case : Login
Aktor : User, Admin
Deskripsi : Sebuah kegiatan untuk melakukan login
Pre-condition : User, Admin sudah terdaftar sebelumnya

47
Post-condition : User berhasil login

Tabel 3. 1 Skenario memeriksa status login admin

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. User melakukan login dengan
menginput username dan password.
2. Jika username dan password
benar dan terdaftar sebagai
user maka dapat login.
3. Jika username dan password
salah atau user tidak terdaftar
maka tidak dapat login.
4. Aktor melakukan login sebagai User.
5. Jika username dan
password benar maka user
dapat menggunakan aplikasi
untuk melakukan diagnosa
awal penyakit paru-paru dan
mendapatkan informasi
mengenai penyakit paru-
paru.

Tabel 3. 2 Skenario memeriksa status login user

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. Admin melakukan login dengan
menginput username dan password.
2. Jika username dan password
benar dan terdaftar sebagai
admin maka dapat login.
3. Jika username dan password
salah atau admin tidak
terdaftar maka tidak dapat
login.
4. Aktor melakukan login sebagai admin.
5. Jika username dan
password benar maka admin
dapat menggunakan aplikasi

48
untuk mengelola data user,
data penyakit, data gejala,
data hasil diagnosa.
b. Skenario Register
Use Case : Register / Daftar
Aktor : User
Deskripsi : Proses ini adalah sebuah kegiatan untuk melakukan
pendaftaran
Pre-condition : User belum pernah mendaftar sebelumnya
Post-condition : Data User sudah tersimpan

Tabel 3. 3 Skenario Register

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. User melakukan pendaftaran dengan
menginputkan identitas diri seperti :
Nama, alamat, jenis kelamin, telepon,
email, username, dan password. User
juga melakukan confirm password.
2. Jika User belum mendaftar
dan data yang diinputkan
sesuai dengan ketentuan
maka User berhasil melakukan
pendaftaran akun.
c. Skenario Lihat Home
Use Case : Lihat Home
Aktor : User
Deskripsi : Kegiatan untuk melihat status kesehatan terakhir dari
user, user dapat melakukan manajemen profil
Pre-condition : User telah melakukan login
Post-condition : User dapat melihat status kesehatan terakhir, manajemen
profil

Tabel 3. 4 Skenario Lihat Home

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. User dapat melihat hasil diagnosa
terakhir yang dilakukan pada aplikasi.
2. Sistem menampilkan hasil
diagnosa terakhir apabila
user telah melakukan
pengecekan diagnosa
sebelumnya.
3. Sistem tidak akan
menampilkan hasil diagnosa

49
terakhir apabila user belum
meakukan pengecekan
diagnosa sebelumnya.
4. User dapat melakukan manajemen
profil.
User dapat mengubah data/informasi
yang diinputkan ketika mendaftar
(nama, alamat, jenis kelamin, telepon,
email, username, dan password).
5. Sistem menyimpan data yang
telah diubah oleh user dan
menampilakan kembali data
tersebut ke user.
d. Scenario Kelola Profil User
Use Case : Kelola profil user
Aktor : User
Deskripsi : Kegiatan untuk melakukan manajemen profil user
Pre-condition : User telah melakukan login
Post-condition : User dapat mengedit data profil user
Tabel 3. 5 Skenario Kelola Profil User

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. User dapat melihat data user yang
tersimpan, mencari dan mengubah data
tersebut.
2. Sistem menerima inputan
user, menyimpan dan
menampilkan data tersebut
ke admin dan user.
e. Scenario Penentuan Penyakit
Use Case : Penentuan penyakit
Aktor : User
Deskripsi : Kegiatan untuk melakukan pendiagnosaan dan melihat
hasil diagnosa setelah melakukan diagnosa
Pre-condition : User telah melakukan login
Post-condition : User mendapat hasil diagnosa penyakit paru-paru

Tabel 3. 6 Skenario Penentuan Penyakit

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. User memilih gejala penyakit yang
dirasakan.
2. Sistem menerima dan
menyimpan inputan gejala yang
dipilih. Sistem kemudian

50
melakukan perhitungan dengan
metode Dempster Shafer.
3. User melihat hasil diagnosa setelah
memilih gejala yang dirasakan.
4. Sistem menampilkan hasil
diagnosa kepada user.
f. Scenario Lihat Informasi Penyakit
Use Case : Lihat informasi penyakit
Aktor : User
Deskripsi : Kegiatan untuk menampilkan informasi mengenai penyakit
paru-paru
Pre-condition : User telah melakukan login

Tabel 3. 7 Skenario Lihat Informasi Penyakit

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. User dapat melihat informasi mengenai
penyakit paru-paru.
2. Sistem menampilkan
informasi mengenai penyakit
paru-paru.
g. Scenario Lihat About
Use Case : Lihat about
Aktor : User
Deskripsi : Kegiatan untuk menampilkan tentang aplikasi
Pre-condition : User telah melakukan login

Tabel 3. 8 Skenario Lihat About

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. User dapat melihat tentang aplikasi
diagnosa dini penyakit paru-paru.
2. Sistem menampilkan tentang
aplikasi pada user.
h. Scenario Kelola Data Penyakit
Use Case : kelola data penyakit
Aktor : Admin
Deskripsi : Kegiatan untuk melakukan manajemen penyakit
Pre-condition : Admin telah melakukan login
Post-condition : Admin dapat mengedit, mencari dan menghapus data
penyakit

Tabel 3. 9 Skenario Kelola Data Penyakit

No Aksi Aktor Respon Sistem

51
1. Admin dapat melihat data penyakit yang
tersimpan, mencari, mengubah dan
menghapus data tersebut.
2. Sistem menerima inputan
admin, menyimpan dan
menampilkan data tersebut
ke admin.
i. Scenario Kelola Data Gejala
Use Case : Kelola data gejala
Aktor : Admin
Deskripsi : Kegiatan untuk melakukan manajemen gejala
Pre-condition : Admin telah melakukan login
Post-condition : Admin dapat mengedit, mencari dan menghapus data
gejala

Tabel 3. 10 Skenario Kelola Data Gejala

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. Admin dapat melihat data gejala yang
tersimpan, mencari, mengubah dan
menghapus data tersebut.
2. Sistem menerima inputan
admin, menyimpan dan
menampilkan data tersebut
ke admin.
j. Scenario Kelola Data Relasi/Pengetahuan
Use Case : Kelola data relasi
Aktor : Admin
Deskripsi : Kegiatan untuk melakukan manajemen relasi
Pre-condition : Admin telah melakukan login
Post-condition : Admin dapat mengedit, mencari dan menghapus data
relasi

Tabel 3. 11 Skenario Kelola Data Relasi

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. Admin dapat melihat data relasi yang
tersimpan, mencari, mengubah dan
menghapus data tersebut.
2. Sistem menerima inputan
admin, menyimpan dan
menampilkan data tersebut
ke admin.
k. Scenario Kelola Data Pengujian
Use Case : Kelola data pengujian

52
Aktor : Admin
Deskripsi : Kegiatan untuk melakukan manajemen pengujian
Pre-condition : Admin telah melakukan login
Post-condition : Admin dapat mengedit, mencari dan menghapus data
pengujian.

Tabel 3. 12 Skenario Kelola Data Pengujian

No Aksi Aktor Respon Sistem


1. Admin dapat melihat data pengujian
yang tersimpan, mencari, mengubah
dan menghapus data tersebut.
2. Sistem menerima inputan
admin, menyimpan dan
menampilkan data tersebut
ke admin.
3.2.1.2 Class Diagram
Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
Class diagram memiliki 3 bagian utama yaitu attribute, operation, dan
name. Class diagram membantu dalam visualisai struktur kelas-kelas dari
suatu isstem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai.
Class diagram memperlikatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail
tiap-tiap kelas didalam model desain (dalam logical view) dari suatu sistem.
Berikut ini adalah class diagram dari Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Paru :

53
Gambar 3. 6 Class Diagram
Selama proses analisa, class diagram memperlihatkan aturan-
aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku sistem.
Selama tahap desai, class diagram berperan dalam menangkap struktur
dari semua kelas yang membentuk arsitektur yang dibuat.

3.2.1.3 Activity Diagram


Activity Diagram menggambarkan aliran aktivitas dalam perangkat
lunak yang dibangun, bagaimana masing-masing aliran berawal, keputusan
yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Diagram ini dapat
digunakan untuk menjelaskan proses bisnis dan alur kerja operasional secara

54
langkah demi langkah dari komponen suatu sistem. Adapun activity diagram
dari sistem ini adalah sebagai berikut :

1. Activity Diagram Login User

Diagram ini menggambarkan seorang user yang melakukan login.


Activity Diagram Login dapat dilihat seperti gambar dibawah ini :

Gambar 3. 7 Activity Diagram Login User


Gambar 3.7 menunjukkan activity diagram login. User memasukkan
username dan password. Jika username dan password salah maka user
harus kembali memasukkan username dan password. Jika username
dan password benar maka user dapat masuk ke dalam sistem.

55
2. Activity Diagram Registrasi User

Gambar 3. 8 Activity Diagram Registrasi User


Gambar 3.8 menunjukkan activity diagram registrasi. User yang belum
mempunyai akun akan diarahkan melakukan registrasi atau pendaftaran
terlebih dahulu. User akan mengsi beberapa data seperti nama, alamat,
jenis kelamin, telepon, username dan password. Apabila proses
pendaftaran berhasil maka selanjutnya sistem akan memproses
menyimpan data user baru.

3. Activity Diagram Lihat Home/Menu Utama

56
Gambar 3. 9 Activity Diagram Lihat Menu Utama
Gambar 3.9 menunjukkan activity diagram lihat menu utama. User akan
melakukan login terlebih dahulu. Setelah berhasil login, sistem akan
menampilkan halaman utama atau halaman home.
4. Edit Profile User

Gambar 3. 10 Activity Diagram User Profile

57
Gambar 3.10 menunjukkan activity diagram user profile. User akan
masuk ke halaman user profile kemudian user dapat mengelola data diri
dan mengganti password.
5. Activity Diagram Lihat Informasi Penyakit

Gambar 3. 11 Activity Diagram Lihat Informasi Penyakit


Gambar 3.11 menunjukkan activity diagram lihat informasi peyakit. User
akan masuk ke halaman penyakit. kemudian sistem akan menampilkan
list penyakit. setelah user memilih penyakit, akan ditampilkan informasi
emngenai penyakit.

6. Activity Diagram Penentuan Penyakit

58
Gambar 3. 12 Activity Diagram Penentuan Penyakit
Gambar 3.12 menunjukkan activity diagram penentuan penyakit. User
akan masuk ke halaman pengujian, memilih tambah pengujian.
Kemudian sistem akan menampilakn daftar gejala. User diharuskan
untuk mengisi nama pengujian dan memilih gejela-gejala yang
dirasakan. Setelah itu pilih proses pengujian, sehingga sistem akan
melakukan proses penghitungan hasil menggunakan metode dempster
shafer dan sistem akan menampilkan hasil diagnosa penyakitnya.

7. Activity Diagram Hasil Diagnosa

59
Gambar 3. 13 Activity Diagram Hasil Diagnosa
Gambar 3.13 menunjukkan activity diagram hasil diagnosa. User akan
masuk ke halaman hasil. Kemudian sistem akan menampilakn daftar
hasil diagnosa yang pernah dilakukan user, user akan memilih diagnosa
yang aman yang akan dilihat dan selanjutnya sistem akan menampilakn
hasil diagnosa yang dipilih.

8. Activity Diagram About

60
Gambar 3. 14 Activity Diagram About
Gambar 3.14 menunjukkan activity diagram about. User akan masuk ke
halaman about. Selanjutnya sistem akan menampilkan informasi
mengenai aplikasi.
9. Activity Diagram Login Admin

Gambar 3. 15 Activity Diagram Login Admin


Gambar 3.14 menunjukkan activity diagram login admin. Admin
memasukkan username dan password. Jika username dan password
salah maka admin harus kembali memasukkan username dan password.
Jika username dan password benar maka admin dapat masuk ke dalam
sistem.

10. Activity Diagram Kelola User

61
Gambar 3. 16 Activity Diagram Kelola User
Gambar 3.15 menunjukkan activity diagram kelola user. Admin dapat
menambah data user, edit data user, hapus data user, serta mencari
data user.

11. Activity Diagram Kelola Penyakit

62
Gambar 3. 17 Activity Diagram Kelola Penyakit
Gambar 3.16 menunjukkan activity diagram kelola penyakit. Admin dapat
menambah data penyakit, edit data penyakit, hapus data penyakit, serta
mencari data penyakit.

12. Activity Diagram Kelola Gejala

63
Gambar 3. 18 Activity Diagram Kelola Gejala
Gambar 3.17 menunjukkan activity diagram kelola gejala. Admin dapat
menambah data gejala, edit data gejala, hapus data gejala, serta
mencari data gejala.

13. Activity Diagram Kelola Aturan

64
Gambar 3. 19 Activity Diagram Kelola Aturan
Gambar 3.18 menunjukkan activity diagram kelola aturan. Admin dapat
menambah data aturan, edit data aturan, hapus data aturan, serta
mencari data aturan.

3.2.1.4 Sequence Diagram


Sequence Diagram merupakan penjelasan interaksi antar objek
yang disusun dalam suatu urutan waktu yaitu urutan kejadian yang
dilakukan oleh seseorang aktor dalam menjalankan sistem. Diagram ini
secara khusus berasosiasi dengan Use Case. Berikut gambar kegiatan
dalam sequence diagram :

1. Sequence Diagram Login User/Admin

65
Gambar 3. 20 Sequence Diagram Login User/Admin
Gambar 3.19 menunjukkan sequence diagram login user/admin. Admin
dan user harus melakukan login ke dalam aplikasi terlebih dahulu
sebelum dapat melakukan pengujian, mengelola admin, user, penyakit,
gejala dan aturan.

2. Sequence Diagram Registrasi User

Gambar 3. 21 Sequence Diagram Registrasi User


Gambar 3.20 menunjukkan sequence diagram register user. User yang
belum mempunyai akun, harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu
sebelum melakukan pengujian atau pendiagnosaan.

3. Sequence Diagram Lihat Home

66
Gambar 3. 22 Sequence Diagram Lihat Home
Gambar 3.21 menunjukkan sequence diagram lihat home. Setelah user
berhasil melakukan login pada aplikasi, user akan ditampilakan menu
utama aplikasi atau halaman home.

4. Sequence Diagram Edit Profile

Gambar 3. 23 Sequence Diagram Edit Profile User


Gambar 3.22 menunjukkan sequence diagram edit profile user. User
yang dapat melakukan pengeditan terhadap data pribadi yang telah

67
diinputlan diawal ketika melakukan pendaftaran, seperti alamat, nomer
telepon, username, password.

5. Sequence Diagram Penentuan Penyakit

Gambar 3. 24 Sequence Diagram Penentuan Penyakit


Gambar 3.23 menunjukkan sequence diagram penentuan penyakit. User
dapat melakukan pengujian dengan masuk ke menu pengujian dan
memilih gejala-gejala yang dirasakan, sehingga akan mendapatkan hasil
diagnosa awal penyakit paru-paru.

6. Sequence Diagram Hasil Diagnosa

68
Gambar 3. 25 Sequence Diagram Hasil Diagnosa
Gambar 3.24 menunjukkan sequence diagram hasil diagnosa. User
dapat melihat hasil diagnosa dari pengujian yang pernah dilakukan
sebelumnya pada halaman hasil.

7. Sequence Diagram About

Gambar 3. 26 Sequence Diagram About

69
Gambar 3.25 menunjukkan sequence diagram about. User dapat
mengetahui informasi mengenai aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit
paru-paru dengan membuka halaman about.

8. Sequence Diagram Kelola User

Gambar 3. 27 Sequence Diagram Kelola User


Gambar 3.26 menunjukkan sequence diagram kelola user. Admin dapat
menambah data user, edit data user, hapus data user, serta mencari
data user.

9. Sequence Diagram Kelola Penyakit

Gambar 3. 28 Sequence Diagram Kelola Penyakit


Gambar 3.28 menunjukkan sequence diagram kelola penyakit. Admin
dapat menambah data penyakit, edit data penyakit, hapus data penyakit,
serta mencari data penyakit.

70
10. Sequence Diagram Kelola Gejala

Gambar 3. 29 Sequence Diagram Kelola Gejala


Gambar 3.29 menunjukkan sequence diagram kelola gejala. Admin
dapat menambah data gejala, edit data gejala, hapus data gejala, serta
mencari data gejala.

11. Sequence Diagram Kelola Aturan/Pengetahuan

Gambar 3. 30 Sequence Diagram Kelola Aturan/Pengetahuan


Gambar 3.30 menunjukkan sequence diagram kelola aturan/relasi.
Admin dapat menambah data aturan/relasi, edit data aturan/relasi, hapus
data aturan/relasi, serta mencari data aturan/relasi.

71
3.2.2 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data merupakan proses untuk menentukan isis
data yang dibutuhkan untuk rancangan sistem. Model rancangan basis data
yang dibangun adalah model relationship dimana seluruh tabel saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Rancangan basis data yang berisi
tabel data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tabel User
Tabel user digunakan untuk menyimpan data user yang akan
menjalankan aplikasi. Struktur tabel user dapat dilihat pada Tabel 3.13

Tabel 3. 13 Tabel User

Nama Field Type Length Key Keterangan


id_user varchar 15 PK Id user
nama_user varchar 30 Nama user
alamat text Alamat user
jenis_kelamin varchar 10 Jenis kelamin user
telepon varchar 15 Telepon user
username varchar 15 Username user
password varchar 15 Password user
status enum (‘Aktif’, Status user
‘Tidak Aktif’)

2. Tabel Penyakit
Tabel penyakit digunakan untuk menyimpan data tentang
penyakit. setiap penyakit memiliki satu atau lebih gejala dan
relas/aturan serta hanya mempunyai satu solusi. Struktur tabel
penyakit dapat dilihat pada tabel 3.14

Tabel 3. 14 Tabel Penyakit

Nama Field Type Lengt Key Keterangan


h
id_penyakit varchar 15 PK Id penyakit
nama_penyakit varchar 20 Nama penyakit

72
sousi text Solusi penyakit
deskripsi text Deskripsi penyakit
3. Tabel Gejala
Tabel gejala digunakan untuk menyimpan data tentang gejala dari
penyakit. Setiap gejala bisa dimiliki satu atau lebih penyakit, dan
relasi/aturan. Struktur tabel gejala dapat dilihat pada Tabel 3.15

Tabel 3. 15 Tabel Gejala

Nama Field Type Lengt Key Keterangan


h
id_gejala int 5 PK Id gejala
nama_gejala varchar 50 Nama gejala
bobot float Bobot gejala
keterangan text Keterangan gejala
4. Tabel Pengetahuan/Aturan
Tabel aturan digunakan untuk menyimpan data tentang hubungan
keterkaitan antara gejala dan penyakit. Setiap aturan dimiliki satu atau
lebih gejala terhadap suatu penyakit. Struktur tabel gejala penyakit
dapat dilihat pada Tabel 3.16

Tabel 3. 16 Tabel Aturan

Nama Field Type Length Key Keteranga


n
id_relasi int 5 PK Id relasi
id_penyakit varchar 15 FK Id penyakit
id_gejala int 3 FK Id gejala
5. Tabel Pengujian
Tabel pengujian digunakan untuk menyimpan data pengujian yang
telah dilakukan oleh user. Setiap pengujian yang dilkukan oleh user
memiliki masing-masing satu detai, hasil dan solusi. Struktur tabel
gejala penyakit dapat dilihat pada Tabel 3.17

Tabel 3. 17 Tabel Pengujian

Nama Field Type Lengt Key Keterangan


h
id_pengujian varchar 15 PK Id pengujian

73
id_user varchar 15 FK Id user
tgl_pengujian date Tanggal pengujian
jam_pengujian time Jam pengujian
nama_pengujian varchar 50 Nama pengujian
keterangan text Keterangan
pengujian
6. Tabel Detail
Tabel detail digunakan untuk menyimpan data detail pengujian
yang telah dilakukan oleh user. Setiap satu detail dimiliki oleh satu
pengujian. Struktur tabel detail dapat dilihat pada Tabel 3.18

Tabel 3. 18 Tabel Detail

Nama Field Type Lengt Key Keterangan


h
id varchar 5 PK Id detail
id_pengujian varchar 15 FK Id pengujian
id_gejala varchar 15 FK Id gejala
catatan text Catatan detail
7. Tabel Hasil
Tabel hasil digunakan untuk menyimpan data hasil pengujian.
Setiap hasil dimiliki oleh satu pengujian. Struktur tabel hasil dapat
dilihat pada Tabel 3.19

Tabel 3. 19 Tabel Hasil

Nama Field Type Lengt Key Keterangan


h
id_hasil int 8 PK Id hasil
id_pengujia varchar 15 FK Id pengujian
n
id_user varchar 15 FK Id user
rekapitulasi text FK Rekapitulasi perhitungan
bobot int 11 Bobot/densitas tertinggi
hasil text Hasil diagnosa
keterangan text Keterangan hasil
8. Tabel Admin
Tabel admin dugunakan untuk menyimpan data admin yang
mengelola web server. Setiap satu admin bisa mengelola satu atau

74
lebih user, penyakit, gejala, dan aturan. Struktur tabel admin dpat
dilihat pada Tabel 3.20

Tabel 3. 20 Tabel Admin

Nama Field Type Length Key Keterangan


id_admin varchar 5 PK Id admin
username varchar 15 Username
admin
password varchar 15 Password
admin
status enum (‘Aktif’, ‘Tidak Status admin
Aktif’)

75
3.2.3 Perancangan Entity Relationship Diagram

Gambar 3. 31 Entity Relationship Diagram


3.2.4 Antarmuka (Interface)
Antarmuka (interface) merupakan bagian dari sistem pakar yang
digunakan sebagai media atau alat komunikasi antar user dan sistem.
Berikut adalah perancangan antarmuka sistem pakar diagnosa penyakit
paru-paru :
1. Rancangan Halaman Login Android
Pada saat mengakses aplikasi android, tampilan awal ditunjukkan
oleh Gambar 3.32 pada langkah ini user harus login terlebih dahulu.

76
Jika user belum mempunyai akun, diharuskan untuk melakukan
pendaftaran terlebih dahulu.

Gambar 3. 32 Rancangan Halaman Login Android


2. Rancangan Halaman Home/Halaman Utama
Gambar 3.33 menunjukkan halaman utama atau home, setelah
user melakukan login pada aplikasi.

77
Gambar 3. 33 Rancangan Halaman Home/Halaman Utama
3. Rancangan Halaman Profil User
Gambar 3.34 menggambarkan rancangan halaman profile user
yang digunakan user untuk memperbarui prodil dan data dirinya.

Gambar 3. 34 Rancangan Halaman Profil User

4. Rancangan Halaman Penyakit

Gambar 3.35 menggambarkan rancangan halaman penyakit yang


digunakan user untuk melihat informasi mengenai penyakit paru-paru.

78
Gambar 3. 35 Rancangan Halaman Penyakit
5. Rancangan Halaman Pengujian

Gambar 3.36 menggambarkan rancangan halaman pengujian


yang digunakan user untuk melakukan pengujiandiagnosa penyakit
paru-paru.

Gambar 3. 36 Rancangan Halaman Pengujian


6. Rancangan Halaman Hasil

Gambar 3.37 menggambarkan rancangan halaman hasil yang


digunakan user untuk melihat hasil diagnosa yang pernah dilakukan.

79
Gambar 3. 37 Rancangan Halaman Hasil
7. Rancangan Halaman About

Gambar 3.38 menggambarkan rancangan halaman about yang


digunakan user untuk melihat informasi mengenai aplikasi.

Gambar 3. 38 Rancangan Halaman About

80
8. Rancangan Logout

Gambar 3.39 menggambarkan rancangan logout, merupakan


tampilan yang akan muncul jika user akan menutup aplikasi

Gambar 3. 39 Rancangan Logout


9. Halaman Awal Web

Gambar 3.40 menggambarkan rancangan halaman awal website


yang dikelola oleh admin.

Gambar 3. 40 Halaman Awal Web

10. Rancangan Halaman Login Web

81
Gambar 3.41 menggambarkan rancangan halaman login website
yang dikelola oleh admin.

Gambar 3. 41 Halaman Login Web


11. Rancangan Halaman Home

Gambar 3.42 menggambarkan rancangan halaman dashboard


sistem web yang dikelola oleh admin. Terdapat menu-menu yang bisa
dikelola admin yaitu data admin, user, penyakit, gejala, aturan,
pengujian dan hasil.

82
Gambar 3. 42 Halaman Home
12. Rancangan Halaman Kelola User

Gambar 3.43 menggambarkan rancangan halaman kelola user


untuk mengelola data user. Admin dapat melakukan penamabahan,
pengeditan dan penghapusan data user.

Gambar 3. 43 Halaman Kelola User


13. Rancangan Halaman Kelola Penyakit

Gambar 3.44 menggambarkan rancangan halaman kelola penyakit


untuk mengelola data penyakit. Admin dapat melakukan
penamabahan, pengeditan dan penghapusan data penyakit.

83
Gambar 3. 44 Halaman Kelola Penyakit
14. Rancangan Halaman Kelola Gejala
Gambar 3.45 menggambarkan rancangan halaman kelola gejala
untuk mengelola data gejala. Admin dapat melakukan penamabahan,
pengeditan dan penghapusan data gejala.

Gambar 3. 45 Halaman Kelola Gejala


15. Rancangan Halaman Kelola Aturan

84
Gambar 3.46 menggambarkan rancangan halaman kelola aturan
untuk mengelola data aturan. Admin dapat melakukan penamabahan,
pengeditan dan penghapusan data aturan.

Gambar 3. 46 Halaman Kelola Aturan


16. Rancangan Halaman Pengujian
Gambar 3.47 menggambarkan rancangan halaman kelola
pengujian untuk mengelola data pengujian. Admin dapat melakukan
penamabahan, pengeditan dan penghapusan data pengujian.

85
Gambar 3. 47Halaman Pengujian

17. Rancangan Halaman Hasil


Gambar 3.48 menggambarkan rancangan halaman kelola hasil
untuk mengelola data hasil. Admin dapat melakukan penamabahan,
pengeditan dan penghapusan data hasil.

Gambar 3. 48 Halaman Kelola Hasil

86
3.3 Basis Pengetahuan
Hal yang pertama kali dilakukan dalam membangun sistem pakar adalah
membuat struktur basis pengetahuan. Basis pengetahuan merupakan
kumpulan-kumpulan fakta. Beberapa struktur basis pengetahuan pada
sistem pakar ini adalah sebagai berikut:

1. Basis pengetahuan gejala


2. Basis pengetahuan penyakit
3. Basis pengetahuan gejala penyakit
4. Basis Pengetahuan solusi
5. Basis Pengetahuan solusi penyakit

Dalam kasus ini seorang user (pengguna) dapat mengetahui jenis


penyakit dan nilai tingkat keyakinannya dengan cara memasukkan gejala-
gejala yang diderita kedalam sistem sehingga sistem pakar dengan metode
Dempster Shafer akan mencocokkan gejala-gejala yang dimasukkan
dengan jenis penyakit yang berada pada basis pengetahuan dan juga
sistem akan memberikan nilai kepastian jenis penyakit tersebut.

1. Basis Pengetahuan Gejala

Pada tabel 3.21 berisikan basis pengetahuan yang berisikan semua


gejala yang mendukung penyakit yang diderita sesuai dengan ruang
lingkup masalah pada paru-paru.

Tabel 3. 21 Basis Pengetahuan Gejala

Kode Gejala Bobot


Gejala
G01 Nyeri otot 0,5
G02 Pernapasan lewat mulut 0,7
G03 Napas cepat 0,5
G04 Lemah 0,5
G05 Riwayat asma pada keluarga positif 0,5
G06 Batuk > 3 minggu 0,8
G07 Batuk berdarah 0,5
G08 Batuk berdahak 0,7
G09 Batuk kering 0,25
G10 Sesak napas 0,8

87
G11 Sesak napas dipicu oleh keadaan tertentu 0,5
G12 Perut terasa sakit 0,5
G13 Kaki/tungkai bawah bengkak 0,5
G14 Bibir/kuku kebiruan 0,7
G15 Berat badan turun drastis 0,25
G16 Tenggorokan sakit 0,5
G17 Pernapasan sering tersengal-sengal 0,5
G18 Suara pernapasan wheezing/mengi 0,8
G19 Leher bengkak 0,5
G20 Sakit kepala 0,5
G21 Nafsu makan turun 0,25
G22 Nyeri dada 0,5
G23 Demam > 3 minggu 0,8
G24 Demam menggigil 0,8

2. Basis Pengetahuan Penyakit

Jumlah penyakit yang diolah dalam sistem pakar penyakit paru ini
adalah 5 macam klasifikasi penyakit. Data-data penyakit ini dapat dilihat
pada tabel 3.22

Tabel 3. 22 Basis Pengetahuan Penyakit

Penyakit Kode Penyakit


Pneumonia P01
Tuberkulosis P02
(TB)
Bronkopneumoni P03
a
PPOK P04
Asma P05
3. Basis Pengetahuan Gejala Penyakit

Dari pengetahuan berupa gejala dan penyakit, maka dapat dibuat


basis pengetahuan berupa hubungan atau keterkaitan yang ada antara
gejala dan penyakit. Basis pengetahuan tersebut dapat dilihat pada tabel
3.23

Tabel 3. 23 Basis Pengetahuan Gejala Penyakit

88
Gejala Penyakit
P01 P02 P03 P04 P05
G01 *
G02 *
G03 *
G04 * * *
G05 *
G06 * *
G07 *
G08 * * * *
G09 * * *
G10 * * * *
G11 *
G12 *
G13 *
G14 * * *
G15 * *
G16 *
G17 *
G18 * *
G19 *
G20 * *
G21 * *
G22 * * * * *
G23 *
G24 * * *
Solusi S01 S02 S03 S04 S05
4. Basis Pengetahuan Solusi

Dari pengetahuan berupa gejala penyakit, maka dapat dibuat basis


pengetahuan solusi untuk setiap penyakit. Hubungan penyakit dan solusi
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.24

Tabel 3. 24 Basis Pengetahuan Solusi

Kode Solusi
Solusi
S01 Diberikan oksigen
Dilakukan perileksasian
Buat posisi badan setengah duduk (semi fowler)
Segera dirujuk ke rumahsakit terdekat

89
Diberikan obat Pneumonia sesuai dengan resep
dokter.
S02 Diberikan oksigen
Dilakukan perileksasian
Buat posisi badan setengah duduk (semi fowler)
Segera dirujuk ke rumahsakit terdekat
Dilakukan pemeriksaan lanjutan di rumahsakit berupa
tes dahak dan fotorontgen
Diberikan obat TB sesuai dengan resep dokter.
S03 Diberikan oksigen
Dilakukan perileksasian
Buat posisi badan setengah duduk (semi fowler)
Segera dirujuk ke rumahsakit terdekat
Diberikan Bronkodilator, Antibiotik, bila perlu
Kortikosteroid sesuai dengan resep dokter.
S04 Diberikan oksigen
Dilakukan perileksasian
Buat posisi badan setengah duduk (semi fowler)
Segera dirujuk ke rumahsakit terdekat
Diberikan Bronkodilator, Antibiotik, bila perlu
Kortikosteroid sesuai dengan resep dokter.
S05 Diberikan oksigen
Dilakukan perileksasian
Buat posisi badan setengah duduk (semi fowler)
Segera dirujuk ke rumahsakit terdekat
Diberikan Bronkodilator atau Nebulizer, bila perlu
Kortikosteroid, serta obat-obatan lain sesuai dengan
resep dokter.
5. Basis Pengetahuan Solusi Penyakit
Dari pengetahuan berupa gejala penyakit, maka dapat dibuat basis
pengetahuan solusi untuk setiap penyakit. Hubungan penyakit dan
solusi tersebut dapat dilihat pada tabel 3.25 :

Tabel 3. 25 Basis Pengetahuan Solusi Penyakit

Penyakit Kode Penyakit Solusi


Pneumonia P01 S01
Tuberkulosis (TB) P02 S02
Bronkopneumoni P03 S03
a
PPOK P04 S04

90
Asma P05 S05
3.4 Teknik Analisis
3.4.1 Metode Dempster Shafer
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk perhitungan adalah
metode Dempster Shafer. Gambar 3.49 menunjukkan alur kerja dari metode
Demspter Shafer.

Gambar 3. 49 Flowchart metode Dempster Shafer


Penjelasan flowchart metode Dempster Shafer

1. Langkah pertama untuk melakukan perhitungan adalah dengan


menentukan gejala awal yang disimbolkan sebagai G1 (gejala pertama)
dan densitas (disimbolkan sebagai m) m adalah probabilitas fungsi
densitas.
2. Kemudian melakukan perhitungan plausibility yaitu m(ᴓ) = 1 - m1(X)
3. Jika gejala hanya satu maka pasien terdiagnosa penyakit X dengan nilai
probabilitas adalah hasil dari perhitungan m(ᴓ) = 1 - m1(X) dan proses
selesai.
4. Jika gejala lebih dari satu, maka gejala kedua dinotasikan sebagai G2 dan
densitas G2 sebagai m2(X).

91
5. Andaikan diketahui X adalah subset dari ᴓ, dengan m1 sebagai fungsi
densitasnya, dan Yjuga merupakan subset dari Ꝋ dengan m2 sebagai
fungsi densitasnya, maka dapat membentuk fungsi kombinasi m1 dan m2

sebagai m3, yaitu :


6. Jika gejala belum habis maka lakukan iterasi selanjutnya
7. Jika gejala sudah habis maka lihat apakah fungsi kombinasi m1 dan m2
bernilai beda atau tidak.
8. Jika iya maka penyakit tidak diketahui dan proses selesai.
9. Jika tidak maka lihat mana penyakit yang memiliki nilai densitas terbesar
dan proses selesai.

Contoh Perhitungan Metode Dempster Shafer

Kasus dengan satu penyakit akan diperhitungkan secara manual


dengan menggunakan Dempster Shafer terhadap gejala penyakit paru-paru.

Kasus 1 :

Diketahui pasien memiliki gejala-gejala sebagai berikut : riwayat penyakit


asma pada keluarga positif, sesak napas, sesak napas dipicu oleh keadaan
tertentu, pernapasan sering tersengal-sengal, suara pernapasan
wheezing/mengi, nyeri dada. Dari faktor gejala-gejala yang ditimbulkan oleh
pasien tersebut, bahwa pasien mengalami gejala G05, G10, G11, G17, G18,
G25. Hasil penelusuran hitungan secara manual adalah sebagai berikut :

a. Gejala 1 adalah riwayat penyakit asma pada keluarga positif (G05)


Gejala 1 berpengaruh pada penyakit P05
Maka : m1 {P05} = 0,5
m1 {ᴓ} = 0,5
b. Gejala 2 adalah sesak napas (G10)
Gejala 2 berpengaruh pada penyakit P01, P02, P03, P04
Maka : m2 {P01, P02, P03, P04} = 0,8

m2 {ᴓ} = 0,2

Dengan munculnya 2 gejala yaitu riwayat penyakit asma pada keluarga positif
dan sesak napas, maka harus dilakukan penghitungan densitas baru untuk

92
beberapa kombinasi (m3). Untuk memudahkan perhitungan maka himpunan-
himpunan bagian yang terbentuk dimasukkan ke dalam tabel. Kolom pertama
diisi dengan gejala yang pertama (m 1). Sedangkan baris pertama diisi dengan
gejala yang kedua (m2). Sehingga diperoleh kombinasi m3 sebagai hasil
kombinasi m1 dan m2

Tabel 3. 26 Kombinasi Gejala 1,2

Gejala 1,2 m2 {P01, P02, P03, P04} = 0,8 m2 {ᴓ} = 0,2


m1 {P05} = 0,5 {ᴓ} = 0,4 {P05} = 0,5
m1 {ᴓ} = 0,5 {P01, P02, P03, P04} = 0,1 {ᴓ} = 0,1
Selanjutnya menghitung kombinasi m3 yaitu kombinasi antara gejala satu
dan gejala dua :

0,1
m3 {P01, P02, P03, P04} = =0,667
1−0,4

0,1
m3 {P05 } = =0,167
1−0,4

0,1
m3 {ᴓ} = =0,167
1−0,4

c. Gejala 3 adalah sesak napas dipicu oleh keadaan tertentu


Gejala 3 berpengaruh pada penyakit P05
Hasil dari aturan kombinasi m 3 digunakan untuk menghitung kenbali
adanya gejala baru yaitu gejala sesak napas dipicu oleh keadaan
tertentu dengan fungsi densitas m 4 dengan membuat aturan kombinasi
baru dengan fungsi m5
Maka m4 { P05} = 0,5
m4 {ᴓ} = 0,5

Dengan munculnya 3 gejala yaitu riwayat penyakit asma pada keluarga positif
sesak napas, dan sesak napas dipicu keadaan tertentu, maka harus dilakukan
penghitungan densitas baru untuk beberapa kombinasi (m 5). Untuk
memudahkan perhitungan maka himpunan-himpunan bagian yang terbentuk
dimasukkan ke dalam tabel. Kolom pertama diisi dengan kombinasi pertama
(m3). Sedangkan baris pertama diisi dengan gejala yang tiga (m 4). Sehingga
diperoleh kombinasi m5 sebagai hasil kombinasi m3 dan m4

93
Tabel 3. 27 Kombinasi Gejala 1,2,3

Gejala 1,2,3 { P05} = 0,5 {ᴓ} = 0,5


{P01, P02, P03, P04} {ᴓ} = 0,333 {P01, P02, P03, P04}
= 0,667 = 0,333
{P05 } = 0,167 {P05 } = 0,083 {P05 } = 0,083
{ᴓ} = 0,167 {P05} = 0,083 {ᴓ} = 0,083
Selanjutnya menghitung kombinasi m5 yaitu kombinasi antara gejala 3 dan
m3 :

0,333
m5 {P01, P02, P03, P04} = =0,5
1−0,333

(0,083+0,083+ 0,083)
m5 {P05 } = =0,375
1−0,333

0,083
m5 {ᴓ} = =0,125
1−0,333

d. Gejala 4 adalah pernapasan sering tersengal-sengal


Gejala 4 berpengaruh pada penyakit P04
Hasil dari aturan kombinasi m 5 digunakan untuk menghitung kenbali
adanya gejala baru yaitu gejala pernapasan sering tersengal-sengal
dengan fungsi densitas m6 dengan membuat aturan kombinasi baru
dengan fungsi m7
Maka m6 {P04} = 0,5
m6 {ᴓ} = 0,5

Tabel 3. 28 Kombinasi Gejala 1,2,3,4

Gejala 1,2,3,4 {P04} = 0,5 {ᴓ} = 0,5


{P01, P02, P03, P04} {P04} = 0,25 {P01, P02, P03, P04}
= 0,5 = 0,25
{P05 } = 0,375 {ᴓ} = 0,187 {P05 } = 0,187
{ᴓ} = 0,125 {P04} = 0,062 {ᴓ} = 0,062
Selanjutnya menghitung kombinasi m7 yaitu kombinasi antara gejala 4 dan
m5 :

94
(0,25+0,187)
m7 {P04} = =0,385
1−0,187

0,187
m7 {P05 } = =0,231
1−0,187

0,25
m7 {P01, P02, P03, P04} = =0,308
1−0,187

0,062
m7 {ᴓ} = =0,077
1−0,187

e. Gejala 5 adalah suara pernapasan wheezing/mengi


Gejala 5 berpengaruh pada penyakit P04, P05
Hasil dari aturan kombinasi m 7 digunakan untuk menghitung kenbali
adanya gejala baru yaitu gejala suara pernapasan wheezing/mengi
dengan fungsi densitas m8 dengan membuat aturan kombinasi baru
dengan fungsi m9
Maka m8 {P04, P05} = 0,8
m8 {ᴓ} = 0,2

Tabel 3. 29 Kombinasi Gejala 1,2,3,4,5

Gejala 1,2,3,4,5 {P04, P05} = 0,8 {ᴓ} = 0,2


{P04} = 0,385 {P04} = 0,308 {P04} = 0,077
{P05 } = 0,231 {P05} = 0,185 {P05} = 0,046
{P01, P02, P03, P04} {P04} = 0,246 {P01, P02, P03, P04}
= 0,308 = 0,061
{ᴓ} = 0,077 {P04, P05} = 0,061 {ᴓ} = 0,015
Selanjutnya menghitung kombinasi m9 yaitu kombinasi antara gejala 5
dan m7 :
(0,308+0,246+ 0,077)
m9 {P04} = =0,631
1−0
(0,185+0,046)
m9 {P05} = =0,231
1−0
0,061
m9 {P04, P05} = =0,061
1−0
0,061
m9 {P01, P02, P03, P04} = =0,061
1−0
0,015
m9 {ᴓ} = =0,015
1−0

f. Gejala 6 adalah nyeri dada

95
Gejala 6 berpengaruh pada penyakit P01, P02, P03, P04, P05
Hasil dari aturan kombinasi m 9 digunakan untuk menghitung kenbali
adanya gejala nyeri dada dengan fungsi densitas m 10 dengan membuat
aturan kombinasi baru dengan fungsi m11
Maka m10 {P01, P02, P03, P04, P05} = 0,5
m10 {ᴓ} = 0,5

Tabel 3. 30 Kombinasi Gejala 1,2,3,4,5,6

Gejala 1,2,3,4,5,6 {P01, P02, P03, P04, {ᴓ} = 0,5


P05} = 0,5
{P04} = 0,631 {P04} = 0,315 {P04} = 0,315
{P05 } = 0,231 {P05} = 0,115 {P05} = 0,115
{P04, P05} = 0,061 {P04, P05} = 0,031 {P04, P05} = 0,031
{P01, P02, P03, P04} {P01, P02, P03, P04} {P01, P02, P03, P04}
= 0,061 = 0,031 = 0,031
{ᴓ} = 0,015 {P01, P02, P03, P04, {ᴓ} = 0,008
P05} = 0,008
Selanjutnya menghitung kombinasi m11 yaitu kombinasi antara gejala 6
dan m9 :
(0,315+0,315)
m11 {P04} = =0,631
1−0
(0,115+ 0,115)
m11 {P05} = =0,231
1−0
(0,031+0,031)
m11 {P04, P05} = =0,061
1−0
(0,031+0,031)
m11 {P01, P02, P03, P04} = =0,061
1−0
0,008
m11 {P01, P02, P03, P04, P05} = =0,008
1−0
0,008
m11 {ᴓ} = =0,008
1−0

Dari hasil perhitungan manual dengan Metode Dempster Shafer menunjukkan


nilai densitas yang paling kuat atau yang tertinggi yaitu {P04} yaitu sebesar
0,631 dengan penyakit PPOK.

Kasus 2 :

Diketahui pasien memiliki gejala-gejala sebagai berikut : demam


menggigil, sesak napas dipicu oleh keadaan tertentu, nyeri dada. Dari faktor
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh pasien tersebut, bahwa pasien mengalami

96
gejala G024, G22, G11. Hasil penelusuran hitungan secara manual adalah
sebagai berikut :

a. Gejala 1 adalah demam menggigil (G24)


Gejala 1 berpengaruh pada penyakit P01, P02, P03
Maka : m1 {P24} = 0,8
m1 {ᴓ} = 0,2
b. Gejala 2 adalah nyeri dada (G22)
Gejala 2 berpengaruh pada penyakit P01, P02, P03, P04, P05
Maka : m2 {P01, P02, P03, P04, P05} = 0,5

m2 {ᴓ} = 0,5

Dengan munculnya 2 gejala yaitu demam menggigil dan nyeri dada, maka
harus dilakukan penghitungan densitas baru untuk beberapa kombinasi (m 3).
Untuk memudahkan perhitungan maka himpunan-himpunan bagian yang
terbentuk dimasukkan ke dalam tabel. Kolom pertama diisi dengan gejala yang
pertama (m1). Sedangkan baris pertama diisi dengan gejala yang kedua (m 2).
Sehingga diperoleh kombinasi m3 sebagai hasil kombinasi m1 dan m2

Tabel 3. 31 Kombinasi Gejala 1,2

Gejala 1,2 m2 {P01, P02, P03, P04, P05} m2 {ᴓ} = 0,5


= 0,5
m1 {P01, P02, P03} = {P01, P02, P03} = 0,4 {P01, P02, P03}
0,8 = 0,4
m1 {ᴓ} = 0,2 {P01, P02, P03, P04, P05} = {ᴓ} = 0,1
0,1
Selanjutnya menghitung kombinasi m3 yaitu kombinasi antara gejala satu
dan gejala dua :

(0,4+ 0,4)
m3 { P01, P02, P03} = =0,8
1−0

0,1
m3 {P01, P02, P03, P04, P05} = =0,1
1−0

0,1
m3 {ᴓ} = =0,1
1−0

c. Gejala 3 adalah sesak napas dipicu oleh keadaan tertentu


Gejala 3 berpengaruh pada penyakit P05

97
Hasil dari aturan kombinasi m 3 digunakan untuk menghitung kenbali
adanya gejala baru yaitu gejala sesak napas dipicu oleh keadaan
tertentu dengan fungsi densitas m 4 dengan membuat aturan kombinasi
baru dengan fungsi m5
Maka m4 { P05} = 0,5
m4 {ᴓ} = 0,5

Dengan munculnya 3 gejala yaitu demam menggigil, nyeri dada, dan sesak
napas dipicu keadaan tertentu, maka harus dilakukan penghitungan densitas
baru untuk beberapa kombinasi (m5). Untuk memudahkan perhitungan maka
himpunan-himpunan bagian yang terbentuk dimasukkan ke dalam tabel. Kolom
pertama diisi dengan kombinasi pertama (m 3). Sedangkan baris pertama diisi
dengan gejala yang tiga (m4). Sehingga diperoleh kombinasi m5 sebagai hasil
kombinasi m3 dan m4

Tabel 3. 32 Kombinasi Gejala 1,2,3

Gejala 1,2,3 { P05} = 0,5 {ᴓ} = 0,5


{P01, P02, P03} = 0,8 {ᴓ} = 0,4 {P01, P02, P03} = 0,4
{P01, P02, P03, P04, {P05 } = 0,05 {P01, P02, P03, P04,
P05} = 0,1 P05} = 0,05
{ᴓ} = 0,1 { P05} = 0,05 {ᴓ} = 0,05
Selanjutnya menghitung kombinasi m5 yaitu kombinasi antara gejala 3 dan
m3 :

0,4
m5 {P01, P02, P03} = =0,667
1−0,4

0,05
m5 {P01, P02, P03, P04, P05} = =0,083
1−0,4

( 0,05+ 0,05 )
m5 {P05} = =0,167
1−0,4

0,05
m5 {ᴓ} = =0,083
1−0,4

Dari hasil perhitungan manual dengan Metode Dempster Shafer menunjukkan


nilai densitas yang paling kuat atau yang tertinggi yaitu {P01, P02, P03} yaitu

98
sebesar 0,667 dengan kemungkinan 3 penyakit yaitu Pneumonia, TB atau
Bronkopneumonia. Hasil dari pengujian ini menghasilkan lebih dari satu
penyakit dikarenakan kemungkinan nilai bobot dari suatu gejala sama dengan
gejala yang lain, selain itu bisa juga disebabkan karena gejala yang dipilih tidak
hanya muncul pada satu penyakit.

3.4.2 Metode Pengujian Black Box


Untuk memastikan fungsi-fungsi yang terdapat dalam aplikasi ini
sesuai dengan kebutuhan, pengujian aplikasi ini menggunakan metode
black box testing. Berikut adalah rancangan pengujian black box yang
digunakan pada tabel 3.33 :

Tabel 3. 33 Pengujian Black Box

No Jenis Objek Pengujian Detail Pengujian


Pengguna
1 Admin Form Login Pengisian username dan
password yang benar
Pengisian username dan
password yang salah
2 Admin Mengelola User Klik tombol edit untuk
mengubah data user
Klik tombol delete untuk
menghapus user
3 Admin Mengelola Penyakit Klik tombol simpan untuk
menambah data baru
penyakit
Klik tombol edit untuk
mengubah penyakit
Klik tombol delete untuk
menghapus penyakit
4 Admin Mengelola Gejala Klik tombol simpan untuk
menambah data baru
gejala
Klik tombol edit untuk
mengubah gejala
Klik tombol delete untuk
menghapus gejala
Klik tombol simpan untuk
menambah data baru
gejala
5 Admin Mengelola Aturan Klik tombol simpan untuk

99
menambah data baru
aturan
Klik tombol edit untuk
mengubah aturan
Klik tombol delete untuk
menghapus aturan
Klik tombol simpan untuk
menambah data baru
aturan
6 Admin Logout Klik menu logout untuk
keluar dari aplikasi
7 User Register Mengisi field pendaftaran
lalu klik tombol daftar
8 User Form Login Pengisian username dan
password yang benar
Pengisian username dan
password yang salah
9 User Mengelola Profile Klik menu profile untuk
melihat profile
Klik edit profile untuk
mengubah profile
10 User Melihat Info Penyakit Klik menu penyakit untuk
melihat info penyakit
11 User Melakukan Klik menu pengujian untuk
Pengujian Diagnosa melakukan pengujian
Klik tambah pengujain
untuk menambah
pengujian baru
Klik proses pengujain
untuk memproses
diagnosa
12 User Melihat Info Hasil Klik menu hasil untuk
DIagnosa melihat hasil pengujian
diagnosa yang pernah
dilakukan
13 User Melihat Info Aplikasi Klik menu about untuk
melihat informasi aplikasi
14 User Logout Klik menu logout untuk
keluar dari aplikasi

100
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada bagian ini, penulis menampilkan seluruh hasil penelitian yang
dilakukan selama proses pengerjaan penelitian. Hasil yang ditampikan
berdasarkan pada fokus penelitian yang telah penulis uraikan pada bab-bab
sebelumnya.

4.1.1 Hasil Rancangan Aplikasi


1. Tampilan Login User
Tampilan iogin user adalah tampilan awal ketika user mengakses
aplikasi pada mobile android. User mengisi form login berupa username
dan password. Tampilan login user dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Tampilan Login User

101
2. Tampilan Register User

Tampilan register user adalah tampilan apabila user belum


mempunyai akun pada plikasi, sehingga mengharuskna untuk
melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Tampilan register user dapat
dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Tampilan Register User


3. Tampilan Halaman Utama User
Tampilan halaman utama user adalah tampilan awal ketika user telah
melakukan login. Tampilan halaman utama user dapat dilihat pada
gambar 4.3.

102
Gambar 4. 3 Tampilan Halaman Utama User
4. Tampilan Halaman Profile User

Tampilan halaman profile user adalah tampilan untuk user dapat


memperbarui prodil dan data dirinya. Tampilan halaman profile user
dapat dilihat pada gambar 4.4.

103
Gambar 4. 4 Tampilan Profile User
5. Tampilan Halaman Informasi Penyakit

Tampilan halaman informasi penyakit adalah tampilan untuk user


dapat informasi mengenai penyakit paru-paru. Tampilan halaman
informasi penyakit dapat dilihat pada gambar 4.5.

104
Gambar 4. 5 Tampilan Halaman Informasi Penyakit
6. Tammpilan Halaman Pengujian

Tampilan halaman pengujian adalah tampilan untuk user dapat


melakukan pengujian diagnosa penyakit paru-paru. Tampilan halaman
pengujian dapat dilihat pada gambar 4.6.

105
Gambar 4. 6 Tampilan Halaman Pengujian
7. Tampilan Halaman Hasil
Tampilan halaman hasil adalah tampilan untuk user dapat melihat
hasil diagnosa penyakit paru-paru yang pernah dilakukan. Tampilan
halaman pengujian dapat dilihat pada gambar 4.7

106
Gambar 4. 7 Tampilan Halaman Hasil
8. About

Tampilan halaman about adalah tampilan untuk user dapat melihat


informasi mengenai aplikasi sistem pakar diagnosa dini penyakit paru-
paru. Tampilan halaman about dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4. 8 Tampilan About

107
9. Tampilan Logout

Tampilan halaman logout adalah tampilan untuk user dapat keluar


dari aplikasi. Tampilan halaman logout dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4. 9 Tampilan Logout


10. Tampilan Login Admin

Tampilan login admin adalah tampilan awal ketika admin mengakses


website. Admin mengisi form login berupa username dan password.
Tampilan login admin dapat dilihat pada gambar 4.10

108
Gambar 4. 10 Tampilan Login Admin
11. Tampilan Halaman Utama Admin

Tampilan halaman utama admin adalah tampilan awal setelah admin


melakukan login. Tampilan login admin dapat dilihat pada gambar 4.11

Gambar 4. 11 Tampilan Halaman Utama Admin


12. Tampilan Halaman Kelola User

Tampilan kelola user adalah tampilan ketika admin akan mengelola


data user. Tampilan kelola user dapat dilihat pada gambar 4.12

109
Gambar 4. 12 Tampilan Halaman Kelola User
13. Tampilan Halaman Kelola Penyakit

Tampilan kelola penyakit adalah tampilan ketika admin akan


mengelola data penyakit. Tampilan kelola penyakit dapat dilihat pada
gambar 4.13

Gambar 4. 13 Tampilan Halaman Kelola Penyakit

110
14. Tampilan Halaman Kelola Gejala

Tampilan kelola gejala adalah tampilan ketika admin akan mengelola


data gejala. Tampilan kelola gejala dapat dilihat pada gambar 4.14

Gambar 4. 14 Tampilan Halaman Kelola Gejala

111
15. Tampilan Halaman Kelola Aturan

Tampilan kelola aturan adalah tampilan ketika admin akan mengelola


data aturan. Tampilan kelola aturan dapat dilihat pada gambar 4.15

Gambar 4. 15 Tampilan Halaman Kelola Aturan

112
4.1.2 Pengujian Akurasi
Pengujian akurasi dilakukan untuk mengetahui performa dari sistem
pakar untuk memberikan hasil diagnosa kesimpulan penyakit paru-paru yang
diderita user. Data yang diuji berjumlah 9 sampel data analisis pakar. Hasil
yang diperoleh dari perhitungan sistem pakar, dicocokan dengan hasil analisa
dari pakar. Hasil pengujian akurasi sitem pakar dari 9 sampel yang telah diuji
ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4. 1 Tabel Perbandingan Diagnosa Dokter dan SIstem

Diagnosa Keteranga
No Nama
Dokter Sistem n
1. Susanti Status Asmatikus Asma Sesuai
2. Hermawan TBC Paru Bronkopneumoni Tidak
a Sesuai
3. Rusbad Asma PPOK Tidak
Sesuai
4. Dedi Sekuele Tuberkulosis, Sesuai
WIbowo tuberkulosis PPOK
5. Gatot PPOK PPOK Sesuai
6. Darto PPOK PPOK Sesuai
7. Mujiono Asma Bronkopneumoni Tidak
a Sesuai
8. Darma TBC Tuberkulosis, Sesuai
Pneumonia,
Bronkopneumoni
a
9. Roipah TBC Paru Tuberkulosis Sesuai
Berdasarkan tabel pengujian diatas dilakukan pengujian akurasi dengan
9 sampel data menghasilkan nilai akurasi sesuai perhitungan berikut :

Jika dihitung probabilitasnya, akan diperoleh

Jumlah Data Akurat


Nilai Akurasi = x 100
Jumlah Seluruh Data

6
Nilai Akurasi = x 100 = 66,67 %
9

3
Nilai Tidak Akurat = x 100 = 33,33 %
9

113
Jadi dapat disimpulkan bahwa akurasi sistem pakar berdasarkan 9
sampel data yang diuji adalah 66,67% yang menunjukkan bahwa sistem pakar
ini berfungsi cukup baik sesuai dengan diagnosa pakar. Sedangkan, untuk nilai
ketidak akurasian sistem pakar ini adalah 33,33% yang disebabkan karena
beberapa kemungkinan yang diantaranya adalah kesalahan dalam pemberian
nilai bobot gejala untuk setiap penyakit, kesalahan menerapkan perhitungan
metode atau kesalahan memasukkan basis pengetahuan gejala dan penyakit.

4.1.3 Pengujian Terhadap User


Sebanyak 9 responden telah ikut serta dalam melakukan percobaan
terhadap sistem yang telah dibuat, dengan masing-masing memiliki jawaban
yang berbeda dari setiap pertanyaan yang diajukan. Pengujian terhadap user
ini menggunakan skala likert.

Tabel 4. 2 Tabel Hasil Kuisioner


a. Kemudahan mengakses aplikasi

Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase


Sangat Mudah 0 0%
Mudah 2 22,2%
Cukup 6 66,7%
Sulit 1 11,1%
Sangat Sulit 0 0%
b. Tampilan aplikasi

Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase


Sangat Menarik 0 0%
Menarik 0 0%
Cukup 7 77,8%
Tidak Menarik 2 22,2%
Sangat Tidak Menarik 0 0%
c. Informasi yang dihasilkan

Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase


Sangat Bermanfaat 0 0%
Bermanfaat 4 44,4%
Cukup 4 44,4%
Tidak Bermanfaat 1 11,1%
Sangat Tidak Bermanfaat 0 0%

114
d. Membantu mengetahui penyakit paru-paru sejak dini

Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase


Sangat Membantu 0 0%
Membantu 3 33,3%
Cukup 5 55,6%
Tidak Membantu 1 11,1%
Sangat Tidak Membantu 0 0%
e. Fungsi-fungsi menu dalam aplikasi dioperasikan dengan baik

Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase


Sangat Baik 0 0%
Baik 2 22,2%
Cukup 7 77,8%
Tidak Baik 0 0%
Sangat Tidak Baik 0 0%
f. Fungsi-fungsi menu mudah dipahami

Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase


Sangat Mudah 0 0%
Mudah 2 22,2%
Cukup 7 77,8%
Sulit 0 0%
Sangat Sulit 0 0%

g. Penilaian aplikasi secara keseluruhan

Pilihan Jawaban Jumlah Responden Persentase


Sangat Baik 0 0%
Baik 1 11,1%
Cukup 7 77,8%
Tidak Baik 1 11,1%
Sangat Tidak Baik 0 0%
Berikut cara untuk menghitung hasil kuisioner dengan menggunakan
Skala Likert :

a. Kuisioner yang sudah diisikan oleh 9 responden ini memiliki tipe


pertanyaan yang bersifat positif dengan lima indikator pilihan jawaban
yaitu Sangat Setuu, Setuju, Cukup, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju.
Untuk itu ditentukan nilai atau skor dari pilihan jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju/Sangat Mudah/Sangat Bagus =5
Setuju/Baik =4
Netral/Cukup =3

115
Tidak Setuju/Tidak Bagus =2
Sangat Tidak Setuju/Sangat Sulit/Sangat Tidak Bagus = 1
b. Kemudian dilakukan perhitungan dari data hasil kuisioner dengan cara
mengalikan jumlah responden dari tiap pilihan jawaban dengan nilai dari
masing-masing pilihan jawbana yang sudah ditentukan pada langkah a.
Maka hasil perhitungan sebgaai berikut :
1) Untuk pertanyaan “Kemudahan mengakses aplikasi”
Responden yang menjawab Sangat Mudah = 0 x 5 = 0
Responden yang menjawab Mudah = 2 x 4 = 8
Responden yang menjawab Cukup = 6 x 3 = 18
Responden yang menjawab Sulit = 1 x 2 = 2
Responden yang menjawab Sangat Sulit = 0 x 1 = 0
Total skor = 0 + 8 + 18 + 2 + 0 = 28

2) Untuk pertanyaan “Tampilan aplikasi”


Responden yang menjawab Sangat Menarik = 0 x 5 = 0
Responden yang menjawab Menarik = 0 x 4 = 0
Responden yang menjawab Cukup = 7 x 3 = 21
Responden yang menjawab Tidak Menarik = 2 x 2 = 4
Responden yang menjawab Sangat Tidak Menarik = 0 x 1 = 0
Total skor = 0 + 0 + 21 + 4 + 0 = 25
3) Untuk pertanyaan “Informasi aplikasi”
Responden yang menjawab Sangat Bermanfaat = 0 x 5 = 0
Responden yang menjawab Bermanfaat = 4 x 4 = 16
Responden yang menjawab Cukup = 4 x 3 = 12
Responden yang menjawab Tidak Bermanfaat = 1 x 2 = 2
Responden yang menjawab Sangat Tidak Bermanfaat = 0 x 1 = 0
Total skor = 0 + 16 + 12 + 2 + 0 = 30
4) Untuk pertanyaan “Membantu mengetahui penyakit paru-paru sejak
dini”
Responden yang menjawab Sangat Membantu = 0 x 5 = 0
Responden yang menjawab Membantu = 3 x 4 = 12
Responden yang menjawab Cukup = 5 x 3 = 15
Responden yang menjawab Tidak Membantu = 1 x 2 = 2
Responden yang menjawab Sangat Tidak Membantu = 0 x 1 = 0
Total skor = 0 + 12 + 15 + 2 + 0 = 29
5) Untuk pertanyaan “Fungsi-fungsi menu dalam aplikassi dapat
dioperasikan dengan baik”
Responden yang menjawab Sangat Baik = 0 x 5 = 0
Responden yang menjawab Baik = 2 x 4 = 8
Responden yang menjawab Cukup = 7 x 3 = 21
Responden yang menjawab Tidak Baik = 0 x 2 = 0
Responden yang menjawab Sangat Tidak Baik = 0 x 1 = 0
Total skor = 0 + 8 + 21 + 0 + 0 = 29

116
6) Untuk pertanyaan “Fungsi-fungsi menu mudah dipahami”
Responden yang menjawab Sangat Mudah = 0 x 5 = 0
Responden yang menjawab Mudah = 2 x 4 = 8
Responden yang menjawab Cukup = 7 x 3 = 21
Responden yang menjawab Sulit = 0 x 2 = 0
Responden yang menjawab Sangat Sulit = 0 x 1 = 0
Total skor = 0 + 8 + 21 + 0 + 0 = 29
7) Untuk pertanyaan “Penilaian aplikasi secara keseluruhan”
Responden yang menjawab Sangat Baik = 0 x 5 = 0
Responden yang menjawab Baik = 1 x 4 = 4
Responden yang menjawab Cukup = 7 x 3 = 21
Responden yang menjawab Tidak Baik = 1 x 2 = 2
Responden yang menjawab Sangat Tidak Baik = 0 x 1 = 0
Total skor = 0 + 4 + 21 + 2 + 0 = 27
c. Setelah didapatkan total skor dari tiap pertanyaan yang dijawab oleh
responden, selanjutnya menghitung indeks % dari penilaian interpretasi
responden terhadap tiap pertanyaan :
1) Untuk pertanyaan “Kemudahan mengakses aplikasi”
Rumus indes % = (Total skor/X) x 100
Maka penyelesaian akhirnya :
= (Total skor/X) x 100
= (28/45) x 100 = 62,22%
2) Untuk pertanyaan “Tampilan aplikasi”
Rumus indes % = (Total skor/X) x 100
Maka penyelesaian akhirnya :
= (Total skor/X) x 100
= (25/45) x 100 = 55,56%
3) Untuk pertanyaan “Informasi aplikasi”
Rumus indes % = (Total skor/X) x 100
Maka penyelesaian akhirnya :
= (Total skor/X) x 100
= (30/45) x 100 = 66,67%
4) Untuk pertanyaan “Membantu mengetahui penyakit paru-paru sejak
dini”
Rumus indes % = (Total skor/X) x 100
Maka penyelesaian akhirnya :
= (Total skor/X) x 100
= (29/45) x 100 = 64,44%
5) Untuk pertanyaan “Fungsi-fungsi menu dalam aplikassi dapat
dioperasikan dengan baik”
Rumus indes % = (Total skor/X) x 100
Maka penyelesaian akhirnya :
= (Total skor/X) x 100

117
= (29/45) x 100 = 64,44%
6) Untuk pertanyaan “Fungsi-fungsi menu mudah dipahami”
Rumus indes % = (Total skor/X) x 100
Maka penyelesaian akhirnya :
= (Total skor/X) x 100
= (29/45) x 100 = 64,44%
7) Untuk pertanyaan “Penilaian aplikasi secara keseluruhan”
Rumus indes % = (Total skor/X) x 100
Maka penyelesaian akhirnya :
= (Total skor/X) x 100
= (29/45) x 100 = 64,44%
d. Untuk memberikan kesimpulan ditentukan interval dan interpretasi persen
dengan metode mencari interval skor persen (I)
Rumus interval = 100/jumlah sokr (likert)
Maka :
Interval = 100/5 = 20
Hasil (I) = 20 adalah interval jarak dari terndah 0% hingga tertinggi 100%
Berikut kriteria interpretasi skornya berdasarkan interval :

i. Angka 0% - 19,99% = Sangat Tidak Setuju


ii. Angka 20% - 39,99% = Tidak Setuju
iii. Angka 40% - 59,,99% = Netral/Cukup
iv. Angka 60% - 79,99% = Setuju
v. Angka 80% - 100% = Sangat Setuju
Melalui hasil yang diperoleh dari langkah c, maka didapat kesimpulan
bahwa :
1) 62,22% responden Setuju bahwa aplikasi Mudah untuk diakses.
2) 56,66% responden Cukup setuju bahwa tampilan aplikasi cukup
Menarik.
3) 66,67% responden Setuju bahwa informasi yang ditampilkan
Bermanfaat.
4) 64,44% responden Setuju bahwa aplikasi dapat membantu
mendiagnosa penyakit paru-paru sejak dini.
5) 64,44% responden Setuju bahwa fungsi-fungsi menu pada aplikasi
dapat dioperasikan dengan Baik.
6) 64,44% responden Setuju bahwa fungsi-fungsi menu pada aplikasi
Mudah dipahami.
7) 64,44% responden Setuju bahwa penilaian aplikasi secara
keseluruhan adalah Baik.
e. Setelah semua nilai perhitungan dari Skala Likert didapat dari masing-
masing pertanyaan, selanjutnya adalah menghitung persentase rata-rata

118
dari semua hasil perhitungan Skala Likert. Berikut ini proses
perhitungannya :
NR = Total Nilai Perhitungan Skala Likert / Jumlah Pertanyaan NR
= (62,22 + 56,56 + 66,67 + 64,44 + 64,44 + 64,44 + 64,44) / 7
= 443,21/7
= 63,32
Hasil perolehan nilai persentase rata-rata dari ketujuh pertanyaan yang
diajukan dalam kuisioner sebesar 63,32%

4.1.4 Black Box


Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Black Box

No Jenis Objek Detail Pengujian Hasil Yang


Pengguna Pengujian Diharapkan
1 Admin Form Login Pengisian Berhasil
username dan
password yang
benar
Pengisian Berhasil
username dan
password yang
salah
2 Admin Mengelola User Klik tombol edit Berhasil
untuk mengubah
data user
Klik tombol delete Berhasil
untuk menghapus
user
3 Admin Mengelola Klik tombol simpan Berhasil
Penyakit untuk menambah
data baru penyakit
Klik tombol edit Berhasil
untuk mengubah
penyakit
Klik tombol delete Berhasil
untuk menghapus
penyakit
4 Admin Mengelola Klik tombol simpan Berhasil
Gejala untuk menambah
data baru gejala
Klik tombol edit Berhasil
untuk mengubah
gejala
Klik tombol delete Berhasil

119
untuk menghapus
gejala
Klik tombol simpan Berhasil
untuk menambah
data baru gejala
5 Admin Mengelola Klik tombol simpan Berhasil
Aturan untuk menambah
data baru aturan
Klik tombol edit Berhasil
untuk mengubah
aturan
Klik tombol delete Berhasil
untuk menghapus
aturan
Klik tombol simpan Berhasil
untuk menambah
data baru aturan
6 Admin Logout Klik menu logout Berhasil
untuk keluar dari
aplikasi
7 User Register Mengisi field Berhasil
pendaftaran lalu klik
tombol daftar
8 User Form Login Pengisian Berhasil
username dan
password yang
benar
Pengisian Berhasil
username dan
password yang
salah
9 User Mengelola Klik menu profile Berhasil
Profile untuk melihat profile
Klik edit profile Berhasil
untuk mengubah
profile
10 User Melihat Info Klik menu penyakit Berhasil
Penyakit untuk melihat info
penyakit
11 User Melakukan Klik menu pengujian Berhasil
Pengujian untuk melakukan
Diagnosa pengujian
Klik tambah Berhasil
pengujain untuk
menambah
pengujian baru

120
Klik proses Berhasil
pengujain untuk
memproses
diagnosa
12 User Melihat Info Klik menu hasil Berhasil
Hasil DIagnosa untuk melihat hasil
pengujian diagnosa
yang pernah
dilakukan
13 User Meloihat Info Klik menu about Berhasil
Aplikasi untuk melihat
informasi aplikasi
14 User Logout Klik menu logout Berhasil
untuk keluar dari
aplikasi
4.2 Pembahasan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara
dilakukan kepada Dokter Spesialis Paru di RSUD Kardinah Tegal. Data-
data yang dikumpulkan melalui wawancara tersebut diolah dan digunakan
untuk membangun sistem. Informasi tersebut diantaranya: gejala, bobot
gejala, penyakit, solusi yang menghasilkan 5 klasifikasi penyakit dengan 24
gejala dan 5 solusi.
Aplikasi sistem pakar diagnosa dini penyakit paru-paru menggunakan
metode dempster shafer ini dirancang untuk membantu pengguna/user
dalam hal ini adalah masyarakat untuk mengetahui indikasi penyakit yang
dideritanya berdasarkan gejala yang dipilih, sehingga bias segera dilakukan
penanganan awal pada penyakit paru-paru tersebut. Dan sebagai
Administrator adalah development aplikasi yang dapat mengelola
(menambah, melihat, menghapus, mengedit) data gejala, solusi, penyakit.
Pada proses pengujian diterapkan metode dempster shafer sesuai
dengan gejala yang dimasukkan. Setiap gejala memiliki bobot dan
hubungan dengan penyakit, setiap penyakit memiliki solusinya masing-
masing. Keterkaitan gejala, bobot gejala, penyakit inilah yang akan diproses
oleh metode dempster shafer untuk melihat nilai densitias terbesar mana

121
yang akan terpilih. Setelah itu, maka keluarannya berupa hasil penyakit
sesuai densitas yang paling besar serta solusi dari penyakit tersebut.
Kelebihan dari metode Dempster shafer ialah metode ini tidak monoton
dan dapat digunakan untuk mencari nilai yang tidak konsisten akibat
adanya penambahan ataupun pengurangan fakta baru. Sedangkan
kelemahannya ialah penilaian bobot pada gejala yang diberikan oleh pakar
pada satu penyakit belum tentu sama dengan penyakit yang lain.
Pada pengujian aplikasi menggunakan metode blackbox, dari hasil yang
didapat bahwa pengujian fungsi-fungsi yang terdapat dalam aplikasi ini
sesuai dengan kebutuhan dan mendapatkan keberhasilan dengan
persentase 100%. Serta hasil perhitungan dempster shafer pada aplikasi
sesuai dengan perhitungan dempster shafer secara manual. Untuk hasil
pengujian yang menghasilkan lebih dari satu penyakit disebabkan oleh
kemungkinan adanya nilai bobot dari suatu gejala sama dengan gejala
yang lain, selain itu bisa juga disebabkan karena gejala yang dipilih tidak
hanya muncul pada satu penyakit.
Untuk pengujian akurasi yaitu dilakukan perbandingan antara hasil
diagnosa sistem dengan diagnosa dokter. Hasil pengujian akurasi
didapatkan presentasi sebesar 66,67%

122
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi sistem pakar ini menggunakan hasil akuisisi pengetahuan dokter


dan dibuat sebagai alat bantu untuk diagnosa dini penyakit paru-paru.
Informasi mengenai gejala dan peyakit berdasarkan pengetahuan
seorang pakar dilengkapi dengan bobot dan aturan akan dilakukan
perhitungan di dalam sistem sehingga menghasilkan hasil diagnosa awal
penyakit yang dialami pengguna. Dengan akurasiyang didapatkan
adalah sebesar 66,67%
2. Metode Dempster Shafer berhasil digunakan untuk menghitung nilai
pada penyakit paru-paru berdasarkan perhitungan bobot probabilitas
gejala yang dimasukkan. Keluaran sistem berupa hasil penyakit yang
dilengkapi dengan solusi dari penyakit. Hasil keluaran diagnosa bisa
lebih dari satu yang bisa disebabkan karena kemungkinan nilai bobot
dari suatu gejala sama dengan gejala yang lain, selain itu bisa juga
disebabkan karena gejala yang dipilih tidak hanya muncul pada satu
penyakit. Sehingga densitas tertinggi ada lebih dari satu penyakit.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisa dan pengujian tugas akhir ini, penulis
meberikan saran untuk perbaikan dalam pengembangan penelitian dan aplikasi
secara lebih lanjut, antara lain :

1. Aplikasi ini dapat diperluas ruang lingkup pembahasan jenis penyait yang
didiagnosa.
2. Aplikasi ini dapat ditambahkan gejala dan aturan untuk memperkuat
diagnosa akhir.

123
3. Aplikasi ini diharap dapat diujicobakan dengan pakar (dokter spesialis
paru-paru) lain.
4. Untuk pengembangan kinerja aplikasi diagnosa penyakit paru-paru dapat
dilakukan penelitian dengan kasus yang sama tetapi menggunakan
metode yang berbeda, sehingga hasil dari penelitian dnegan metode
yang berbeda dapat dibandingkan.
5. Aplikasi ini diharap dapat ditambahkan fitur konsultasi, sehingga
pengguna bisa melakukan konsultasi atau memberikan pertanyaan
secara online dengan dokter.

124
DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff H., Mangunegoro H. 1993. Nilai Normal Faal paru Orang Indonesia
pada Usia Sekolah dan Pekerja Dewasa Berdasarkan Rekomendasi
American Thoracic Society (ATS) 1987. Surabaya : Airlangga University. pp
: 26, 122-3

Anhar. (2010). PHP & MySql Secara Otodidak (Sudarma, ed.). Jakarta:
mediakita. ISBN : 979-794-241-4.

Ayu, D., & Wulandari, N. (2015). Metode dempster shafer pada sistem pakar
untuk mendiagnosa penyakit perut. I(2), 235–244.

Bennete. M. J. (2013). Pediatric Pneumonia.


http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview.

Brunner & sudarth. 2011. Keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC

Darmanto, D. (2014). Respirology. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.

Faiz O. & Moffat D. (2002). At A Glance Anatomi. Teriemahan Oleh : Rahmalia,


A. Erlangga, Jakarta, Indonesia. Hal 12-13 .

Google Developers. 2016. Meet Android Studio.


https://developer.android.com/studio/intro (diakses 5 Juli 2019)

Gorunescu, F. (2011). Data Mining Concept Model Technique. Romania: Springer.

Grace A. Pierce, Borley R. Nier. (2011). Ata Glace Ilmu Bedah Edisi 3. Pt Gelora
Aksara Pratama Jackson, D. (2014). Keperawatan Medikal Bedah edisi 1.
Yogyakarta, Rapha Pubising

Gyuton A.C. dan J.E. Hall (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta : EGC.

125
Ihsan, M., Agus, F., & Khairina, D. M. (2017). Penerapan Metode Dempster
Shafer Untuk Sistem Deteksi Penyakit Tanaman Padi. Prosiding Seminar
Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, 2(1), 128–135.
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha


Ilmu. Yogyakarta.

Ladjamudin, Bin Al-Bahra. 2013. Analisis dan Desain Sistem Informasi.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lauren, G., & Murtiwiyati. (2013). Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran


Budaya Indonesia Untuk Anak Sekolah Dasar Berbasis Android. Jurnal
Ilmiah Komputasi, 12(2), 1–10. https://doi.org/1412-9434

Pressman, R. S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak (7th editio). Yogyakarta:


Andi Publisher. ISBN : 9789792931044.

Putri Indraswari, D., Andy Soebroto, A., & Arisetijono Marhaendraputro, E.


(2015). Sistem Pendukung Keputusan Deteksi Dini Penyakit Stroke
Menggunakan Metode Dempster-Shafer. Journal of Enviromental
Engineering and Sustainable Technology, 2(2), 97–104.
https://doi.org/10.21776/ub.jeest.2015.002.02.6

Ramadhan, Arief. 2007. Pemrograman web dengan HTML, CSS, dan


Javascript. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Samsudin, Usman, & Selviana. (2017). Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa


Penyakit Pernapasan Menggunakan Metode Case-Based Reasoning.
IPTEKS Terapan, VII(3), 272–282. Retrieved from
https://doi.org/10.22216/jit.2017.v11i4.1034

Sinaga, M. D., Sari, N., & Sembiring, B. (2016). Penerapan Metode Dempster
Shafer Untuk Mendiagnosa Penyakit Dari Akibat Bakteri Salmonella.
Cogito Smart, 2(2), 94–107.

126
Smeltzer, S. C. and Bare, B. G. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8 Volume 2. Alih Bahasa H. Y. Kuncara, Monica
Ester,Yasmin Asih, Jakarta : EGC.

Sukamto, Rosa A. dan M. Shalahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak


Terstruktur dan Berorientasi Objek.Bandung: Informatika Bandung.

Sumiati, Mada badriyah, dea ratu, & Ariyani, A. (2017). Sistem Pakar Untuk
Diagnosa Penyakit Paru - Paru Menggunakan Metode Certainty Factor Di
Puskesmas Citangkil. Jurnal ProTekinfo, 4, 34–42.

Vestbo, J., Hurd, S. S., Agustí, A.,G., Jones, P. W., Vogelmeier, C., Anzueto, A.,
Rodriguez-Roisin, R. (2013). Global strategy for the diagnosis,
management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease:
GOLD executive summary. American Journal of Respiratory and Critical
Care Medicine, 187(4), 347-65.

Wati, E. F., Siregar, M. H., & Kurniawati, N. I. (2018). Vol . 2 No . 2 Desember


2018 ISSN : 2597-3673 ( Online ) ISSN : 2579-5201 ( Printed ) EXPERT
SYSTEM DIAGNOSA PENYAKIT PARU PADA ANAK DENGAN METODE
FORWARD CHAINING ISSN : 2597-3673 ( Online ) ISSN : 2579-5201
( Printed ). 2(2), 10–15.

Widyaningsih, M. (2018). Sistem Diagnosa Penyakit THT Pada Balita


Menggunakan Dempster Shafer. JIKO (Jurnal Informatika Dan Komputer),
3(1), 27. https://doi.org/10.26798/jiko.2018.v3i1.89
Yurindra. (2017). Software Engineering. Yogyakarta: Deepublish. ISBN :978-
602-453-279-6.

127
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Personal
NIM : 2015-31-261
Nama : Nikku Panduning Hutami
Tempat/ Tgl. Lahir : Brebes/ 26-01-1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Program Studi : Teknik Informatika
Alamat Rumah : Jalan M.T. Haryono No. 45 RT 02/RW 05 Saditan
Brebes, Jawa Tengah, 52212
Telp/HP : 0859 4252 7626
Email : nikku.panduning26@gmail.com
Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
SD SDIT Usamah Tegal - 2009
SMP MTs Negeri Model Brebes - 2012
SMA SMA Negeri 2 Kota Brebes IPA 2015

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.


Jakarta, Agustus 2019

128
(Nikku Panduning Hutami)

LAMPIRAN

LAMPIRAN

129
Lampiran 1 Surat Keterangan Telah Memenuhi Persyaratan Akademik Dan
Keuangan

130
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Proyek Skripsi

131
Lampiran 3 Surat Riset

132
Lampiran 4 Kwitansi Pembayaran

133
Lampiran 5 Hasil Wawancara

134
HASIL WAWANCARA PAKAR

P : Bagaimana sistem diagnosa penyakit paru-paru di RSUD Kardinah Tegal


sekarang ini ?

N : Untuk melakukan pemeriksaan penyakit paru-paru, seperti pasien pada


umumnya yaitu diawali dengan pasien melakukan pendaftaran. Selanjutnya
pasien harus menunggu antrian untuk diperiksa oleh dokter. Setelah
mendapat giliran untuk diperiksa, pemeriksaan yang pertama kali dilakukan
oleh dokter adalah melakukan anamnesis (wawancara). Dokter akan
menanyakan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien, dokter juga akan
menanyakan beberapa pertanyaan kepada keluarga atau orang terdekatnya.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yaitu meliputi
mengukur tensi, berat badan, dll. Tes selanjutnya yang dilakukan adalah
pemeriksaan penunjang, yaitu meliputi tes dahak, rontgen dada, dll.
Selanjutnya barulah dokter bisa menegakan diagnosa.

P : Apa kendala yang terjadi saat proses pasien datang ke Ruamah Sakit
hingga dokter menentukan diagnosa ?

N : Untuk kendala secara umum ada 3 jenis yaitu sarana dan prasarana, SDM,
dan sistem. Untuk kendala sar-pras ini mungkin lebih kepada
masyarakat/pasien, masyarakat cenderung kurang menjaga kesehatan dan
menyepelekan gejala-gejala yang dirasakannya yang menyebabkan
keterlambatan dilakukan pemeriksaan dan pengobatan karena sudah
terlanjur atau parahnya penyakit yang dialami. Penyebab pasien tidak
segera melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit bisa terjadi/terkendala oleh
biaya pemeriksaan, bisa juga karena jauhnya jarak pasien ke Rumah Sakit.
Untuk kendala SDM ini mungkin lebih kepada SDM di Rumah Sakit, yaitu
meliputi dokter spesialis dan paramedis. Untuk dokter spesialis di Rumah
Sakit pada umumnya hanya ada 2-3 orang, untuk di RSUD Kardinah dokter
spesialis paru-paru hanya 2 orang. Sedangkan, melihat banyaknya pasien

135
yang datang ke Rumah Sakit baik untuk kontrol atau melakukan
pemeriksaan bisa dibilang cukup banyak.

P : Apa saja penyakit paru-paru yang terbanyak pasiennya di RSUD Kardinah ?

N : Berdasarkan data rekam medis, 5 penyakit paru-paru yang sering dijumpai


adalah Pneumonia, PPOK, TB, Bronkopneumonia, dan Asma

P : Apakah diperlukan aplikasi untuk mendiagnosa secara dini penyakit paru-


paru ?

N : Ya, perlu. Dengan adanya aplikasi tersebut bisa memudahkan dan


mengedukasi atau memberi informasi mengenai beberapa penyakit yang
dilakukan diagnosa. Sehingga

P : Aplikasi seperti apa yang diperlukan ?

N : Aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui indikasi penyakit


yang dideritanya berdasarkan gejala yang dirasakan, dan mungkin yang
bisa mengedukasi masyarakat juga dengan memberikan informasi-
informasi di dalamnya.

Keterangan :

P : Pewawancara

N : Narasumber

136
Lampiran 6 Foto Wawancara dan Pengambilan Data

137
138
Lampiran 7 Hasil Kuisioner

139
140
141
Lampiran 8 Rangkuman Daftar Perbaikan

142
143
144
145

Anda mungkin juga menyukai