Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Judul Praktikum


Isolasi Kafein dari Teh

1.2. Tanggal Praktikum


30 Mei 2014

1.3. Tujuan Praktikum


Menentukan kadar kafein dalam teh
BAB II
LANDASAN TEORI

Kafein merupakan senyawa bahan alam yang terbesar luas dan tergolong
dalam senyawa alkoid, kafein memilki molekul 194,19 dengan rumus kimia
C8H10N8O2 dan Ph 6,9, ( larutan) kafein 1% dalam air), bersifat basa lemah,
berbentuk putih yaitu kristal. Kristal panjang rasanya pahit bila tidak mengandung
air.

Kafein meleleh pada suhu 2340 – 2390C dan menyublim pada shu yang
lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan cloroform, tetapi sedikit
larut dalam air dingin dan alkohol, kafein bersifat basa lemah dan hanya dapat
membentuk garam dengan basa kuat dengan rumus sruktur : kafein dapat diisolasi
dari teh dengan pelarut air dan kloroform karena kelarutan kafein dalam kedua
pelarut itu besar.

Larutan teh mempunyai berat jenis yang lebih kecil bila dibandingkan
dengan kloroform perbedaan berat jenis kedua larutan tersebut mengakibatkan
terbentuknya dua lapisan. Dimana larutan diatas adalah larutan teh, sedangkan
larutan bawah merupakan larutan klorofrom (CHCl3) lapisan bawah yang
mengadung kafein ditampung dalam cawan penguap dan lapisan atas dibilaskan
kembali dengan klorofrom.

Isolasi kadar kafein dalam teh, seperti pada sebuah percobaan yang
didasarkan pada distribusi solut dalan hal ini, kafein teh antara dua fase yaitu fase
organik dan fase air. Karena teh dapat larut dengan baik pada air panas, sehingga
harus dilarutkan pada air panas yang mendidih dan tambahkan natrium karbonat
(Haroid, 1990).
2.1. Percobaan dengan Ekstraksi
Ekstraksi adalah reaksi pemisahan senyawa yang melibatkan proses
pemindahan satu atau dua senyawa dari suatu fase lain, serta didasarkan kepada
prinsip kelarutan. Ekstraksi terdiri dari 3 jenis yaitu :
1. Ekstraksi cair- cair memiliki prinsip bahwa suatu senyawa kurang larut
dalam pelarut yang satu dan sangat larut dalam pelarut lain.
2. Ekstraksi padat- cair, menekstrak zat padat dari zat cair.
3. Ekstraksi asam- basa, jenis ekstraksi yang didasarkan pada sifat asam
dan basa.
Kafein merupakan zat stimulant ringan yang dapat menyebabkan jantung
akan berdebar dan menghilangkan rasa ngantuk, banyak orang yang telah
mengkonsumsi kafein menyebabkan gelisah, sensitive, insomnia, dan tremor,
kafein dapat bersifat racun.
Tannin merupakan senyawa fenolik yang memiliki gugus OH pada cincin
aromatiknya dan bersifat cukup asam. Tannin larut dapat dalam air dan juga pada
diklorometana. Karena kita menginginkan ekstrak kafein yang murni, maka tannin
harus dihilangkan dari fasa organik larutan ini. Dalam hal ini, kita harus membuat
tannin larut dalam air dan tidak larut dalam diklorometan yang lebih melarutkan
kafein dari air. Caranya adalah dengan mengubah tannin yang bersifat asam
menjadi garam (deprotonisasi –OH) sehingga berubah menjadi anion fenolik yang
tidak larut dalam diklorometana.
Diklorometana digunakan untuk melarutkan kafein karena sebagai pelarut
senyawa organik, diklorometana melarutkan kafein lebih baik (140 mg/mL) dari
pada dalam air (22 mg/mL). Selain itu, tannin dalam bentuk garam juga tidak
dapat larut dalam diklorometana sehingga kafein yang dihasilkan jauh lebih
murni. Setelah corong pisah diguncang dan didiamkan, akan terbentuk dua fasa
utama, yaitu fasa diklorometana dan fasa air. Karena kafein larut lebih baik dalam
diklorometana dan tannin tidak larut di dalmnya, maka fasa yang diambil adalah
fasa diklorometana. Keberadaan emulsi, seperti yang telah disebutkan, merupakan
efek samping penggaraman tannin dan pengocokan yang terlalu kuat (Respati,
1986).
2.2. Manfaat Teh
Sejak dulu teh memang terkenal karena memiliki banyak khasiat bagi
kesehatan. Dengan meminum teh dapat mebuat tubuh menjadi rileks dalam
menjalani aktifitas.
Teh juga bermanfaat sebagai berbagai minuman. Dasar utama pengolahan
teh adalah pemanfaatan oksidasi senyawa polifenol yang ada didalam daun the.
Proses oksidasi ini lazim disebut fermentasi.
Proses ekstraksi pelarut berlangsung dalam 3 tahap :
1. Pembentukan kompleks yang tidak bermuatan yang merupakan
golongan ekstraksi.
2. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi
3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organic
Tiga metode diatas dalam ekstraksi cair adalah ekstraksi bertahap. Ekstraksi
bertahap adalah ekstraksi yang paling sederhana (Fessenden, 1982).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan bahan

3.1.1. Alat
1. Gelas piala 1000 ml
2. Alat sublimasi
3. Penyaring buncher
4. Pemanas / hot plate
5. Corong pemisah
3.1.2. Bahan
1. Teh
2. Larutan timbale asetat 10 %
4. Natrium sulfat anhidrat
5. Kloroform
6. Aquades

3.2. Cara Kerja


1. Dimasukkan 500 ml aquadest kedalam gelas kimia 1000 ml, kemudian
dipanaskan
2. Setelah mendidih ditambahkan 50 gram bubuk teh, biarkan mendidih sampai
15 ml
3. Kemudian disaring panas-panas dan ditambahkan 100 ml Pb(NO3)2,
kemudian diaduk (setelah dititrasi)
4. Kemudian disaring dengan penyaring buncher
5. Kemudian filtrat diuapkan hingga volume menjadi 100 ml setelah dingin
ditambah 25 ml klorofrom
6. Fitrat terdiri dari dua lapisan, dipisah lapisan bawah dengan corong pemisah
7. Lapisan atas diekstrak dengan 15 ml cloroform larutan clorofrom keringkan
dengan natrium sulfat anhidart
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Cara Kerja Hasil


1. 500 ml aquadest + 50 gr daun  Pada saat dipanaskan
teh menghasilkan penguapan disisi
beacker gelas dan larutan
bergelembung
 Setelah itu daun teh dipanaskan
lalu disaring dan filtratnya
berwarna coklat pekat
2. Larutan teh + larutan Pb(NO3)2  Setelah dicampur dengan
25 ml Pb(NO3)2 larutan coklat
 Setelah disaring dengan
penyaring buncher filtratnya
berubah warna menjadi coklat
bening dan dipanaskan menjadi
coklat pekat
3. Larutan teh + larutan cloroform  Pada saat dicampurkan dengan
25 + 15 ml clorofrom terletak dibawah teh
dan menghasilkan kafein cair
4. Kafein + H2SO4 1 gr  Pada saat dicampurkan
menghasilkan larutan berwarna
coklat muda, jadi kafein didapat
adalah 1,5414 gr dan persen
kafeinnya 3,0828%
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini untuk menentukan kadarkafein dalam teh. Kadar
kafein didalam teh berbeda-beda tergantung jenis dari teh tersebut. Pada
percobaan ini digunakan metode sederhana dalam mengekstrak kafein dalam teh
yaitu dengan metode ekstraksi. Kafein mudah larut dalam air panas, fungsi dari
refluk itu adalah agar dapat menghomogenkan teh dan pelarut dengan waktu yang
cukup lama dan bertujuan menarik senyawa kafein dari teh karena sifat kafein
yang mudah larut dalam air panas.
Pada proses refluks, tidak menggunakan klorofrom sebagai pelarut karena
klorofrom memiliki titik didih dari air yaitu sekitar 77,10C. Setelah proses
merefluks selesai, campuran panas dosaring dengan penyaring. Fungsi dari
penyaringan ini yaitu agar kafein terdapat dalam campuran teh tadi dapat terpisah
dari ampas teh, sehingga yang didapat didalam larutan adalah kafein dan
filtratnya.
Filtrat dari kafein didinginkan dan dilakukan ekstraksidengan
menggunakan klorofrom. Ekstraksi dilakukan sebanyak dua sekali. Pertama
dengan 25 ml klorofrom dan kedua dengan 15 ml klorofrom. Hal ini bertujuan
agar kafein dalam filtrat benar-banar terpisah dan larut dalam klorofrom.
Setelah ekstraksi terbentuk dua lapisan, atas adalah lapisan fase air yang
mengandung sisa Pb dan lapisan bawah adalah lapisan klorofrom yang mengikat
kafein. Terbentuknya lapisan tersebut dikarenakan perbedaan massa jenis antara
larutan teh dengan klorofrom dan juga karena perbedaan kepolaran. Lapisanteh
bersifat polar sedangkan klorofro bersifat non polar, selain itu, larutan teh
memiliki massa jenis yang lebih kcil dibandingkan klorofrom.
Pada saat ekstraksi, campuran harus dikocok dan didiamkan sesaat agar
campuran terdistibusi sempurna.lapisan bawah dimasukkan kadalam gelas kimia
kecil. Filtatnya dikeringkan dengan menggunakan H2SO4 1 gram dan didiamkan
selama 15 menit yang berguna menarik air yang terdapatdiklorofrom yang
mengandung kafein.
Cairan tersebut diuapkan diatas hotplate sampai kering, pada suhu tinggi.
Kafein akan meleleh dan menyublim paadasuhu rendah.
BAB V
KESIMPULAN

Pada percobaan dan pembahasan diatas, maka dapat kita simpulkan, bahwa
1. Kafein adalah senyawa bahan alam yang terbesar luas dan tergolong dalam
senyawa alkaloid.
2. Isolasi kafein dari 50 gram srbuk teh dengan 500 ml aquadest dan 25 ml +
15 ml klorofrom memperoleh hasil 1,5414 gram kafein dan persen kafein
3,0828%.
3. Fungsi klorofrom adalahuntuk melarutkan kafein dalam filtrat.
4. Fungsu natrium sulfat adalah untuk membantu mengikat kadar air dalam
kafein.
5. Fungsi Pb(NO3)2 adalah untuk mengikat kotorn yang terdapat dalam
filtrat.
DAFTAR PUSTAKA

Fessensen. 1982. Kimia Organik, edisi III. Jakarta: Erlangga

Haroid. 1990. Kimia Organik, edisi IV. Jakarta: Erlangga

Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jakarta: Aksara Baru


LAMPIRAN II
PERHITUNGAN

Dik = Bobot daun teh = 50 gram


= Bobot kafein = 1,5414 gram
Dit = % Kafein....?

Jawab :

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡


% Kafein = × 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑡𝑒ℎ

1,5414
= × 100%
50

= 3,0828 %
LAMPIRAN III
Jawaban dan tugas

1. Gambarkan rumus bangun dari kafein


2. Apa fungsi penambahan kloroform pada prosedur diatas
3. Sebutkan sifat fisis kimia dari kafein
4. sebutkan sifat- sifat dari kloroform

Jawab :

1.

2. Fungsi penambahan kloroform adalah untuk meningkatkan kafein dari


larutan

3. Sifat fisis kafein


 Larut dalam air ( 15 mg / ml )
 Berbentu Kristal- Kristal putih
 Titik didih 311 C
 Larut dalam alcohol, ester, dan kloroform
 Titik leleh 234 C
4. Sifat- sifat kloroform
 Berat molekulnya 113,4
 Titik didih 61,15 - 61,70 C
 Flast point tidak ada
 Tekanan uap 21,15 kpa pada 20 C
 Kelarutan dalam air
-Pada 0 C = 10,62 g/ kg
-Pada 10 C = 95 g/ kg
LAMPIRAN IV

GAMBAR ALAT

gelas kimia kertas saring

Corong pemisah Erlenmeyer

Penyaring buncher bola penghisap


neraca digital

Anda mungkin juga menyukai