Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

ANTARA
KEMENTRIAN KESEHATAN
DENGAN
KONSULTAN IBU ESTI
TENTANG
STUDI KASUS DI 10 RUMAH SAKIT DAN 10
PUSKESMAS
DI 10 KABUPATEN/KOTA
DENGAN TARGET INDIKATOR TAHUN 2016
DALAM MELAKUKAN KESIAPSIAGAAN
MENGHADAPI BENCANA

NOMOR: B/687/VII/2018
NOMOR: 07/ESTI-PKS/VII/ 2018

Pada hari ini Kamis, Tanggal Sebelas Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Delapan Belas
yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Dirjen Kementrian Kesehatan dan kedudukan di Jakarta, selanjutnya disebut


PIHAK PERTAMA.

II. ESTININGTYAS NUGRAHENI, SKM., MARS, Direktur PT.


…………….. yang didirikan dengan akta No. 1 tertanggal 3 Juni 2016 dari
Notaris Dino Arianto Koesoema Wardhana, SH yang beralamat di Jl. Kapten
Dulasim I/9 Gresik, berkedudukan di Surabaya, selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.

Sebelumnya para pihak masing – masing bertindak dalam kedudukannya tersebut


menerangkan terlebih dahulu :

1. Bahwa PIHAK PERTAMA membutuhkan tenaga Studi Kasus Untuk


mengetahui kondisi kesiapsiagaan fasilitas pelayanan kesehatan dalam
menghadapi bencana pada 10 Fasilitas Kesehatan ( 10 Rumah Sakit dan 10
Puskesmas) di 10 Kabupaten/Kota di 8 Propinsi yang merupakan daerah
rawan.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan yang bekerja dibidang konsultasi
Rumah Sakit.

1
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah setuju dan sepakat untuk membuat
perjanjian dengan memakai ketentuan dan syarat – syarat sebagai berikut :

Pasal –1
UMUM

1. Dalam pembuatan Studi Kasus untuk mengetahui kondisi kesiapsiagaan


fasilitas pelayanan kesehatan dalam menghadapi bencana pada 10 Fasilitas
Kesehatan, PIHAK PERTAMA akan melaksanakan Perjanjian Kerja Sama (PKS)
dengan PIHAK KEDUA.

2. Pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas akan diberikan kepada PIHAK


KEDUA yang mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam bidang usaha jasa
Konsultan Rumah Sakit dan PIHAK KEDUA menjamin dapat menyelesaikan
pekerjaan tersebut.

Pasal –2
LINGKUP PEKERJAAN

1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan Instrumen
b. Pemaparan hasil penyusunan Instrumen
2. Pembekalan pada petugas
3. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan Data
b. Pengolahan Data
c. Penyajian Data
4. Pemaparan Hasil Analisa

Pasal – 3
KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA berkewajiban :


a. Menyediakan informasi dan atau dokumen yang dibutuhkan PIHAK
KEDUA dalam rangka pelaksanaan pekerjaannya.
b. Menyediakan waktu untuk berdiskusi jika ada hal yang dirasa perlu untuk
dilakukan curah pendapat
c. Menunjuk seorang counterpart pada masing-masing kelompok kerja
sebagai jembatan komunikasi antara PIHAK KEDUA dan manajemen PIHAK
PERTAMA.

2
2. PIHAK PERTAMA berhak:
a. Memperoleh tenaga professional untuk setiap dokumen dari PIHAK
KEDUA dalam pelaksanaan pekerjaan yang telah disepakati
b. Meminta pertanggung jawaban PIHAK KEDUA atas hasil pekerjaannya
sesuai dengan target/ schedule yang telah di sepakati
c. Mendapat laporan tertulis hasil kajian studi kasus dalam format hard copy
dan soft copy dalam bentuk CD.

Pasal – 4
KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA berkewajiban:


a. Menyediakan SDM yang kompeten sesuai dokumen yang disusun sebagai
bagian dari tanggung jawab penyelesaian pekerjaan.
b. Menyelesaikan pekerjaan dengan baik sesuai dengan lingkup pekerjaan
seperti yang disebutkan pada pasal 2.
c. Mentaati segala petunjuk dan arahan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA
secara tertulis maupun lisan dalam waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Mentaati peraturan atau ketentuan lain yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA yang berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan dimaksud.
e. Bertanggung jawab penuh terhadap SDM yang ditugaskan melaksanakan
pekerjaan dan SDM tersebut akan berpakaian rapi, sopan dan bersih serta
melapor pada wakil PIHAK PERTAMA setiap kali mengadakan kunjungan di
area PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK KEDUA berhak:


a. Menerima pembayaran atas jasa yang telah dilakukan sesuai pasal 2 pada
perjanjian ini.
b. Mengusulkan diskusi atau pembahasan dengan pihak terkait bila
dipandang perlu.

Pasal – 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Perjanjian ini berlaku untuk masa waktu 4 bulan kalender sejak Agustus
sampai Oktober 2018
2. Dalam jangka waktu tersebut di atas jika terjadi perubahan dan atas
persetujuan kedua belah pihak dapat dituangkan dalam addendum.

Pasal – 6
BIAYA DAN UANG JASA

3
1. PIHAK PERTAMA berkewajiban membayar biaya/ uang jasa kepada PIHAK
KEDUA sebesar Rp.351.500.000 (tiga ratus lima puluh satu juta limat ratus ribu
rupiah). Besaran biaya tersebut sudah termasuk pajak-pajak.
2. Cara pembayaran sekaligus apabila pekerjaan sudah selesai seperti diatur dalam
pasal 7 perjanjian ini.

Pasal – 7
LAPORAN HASIL PEKERJAAN

PIHAK KEDUA harus menyusun laporan hasil kajian PIHAK PERTAMA dalam
format cetakan (hardcopy) dan softcopy dalam kemasan CD.

Pasal – 8
PEMBATALAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak tanpa adanya Suatu Tuntutan apapun
dari PIHAK KEDUA untuk membatalkan Perjanjian jika salah satu diantara sebab
pembatalan tersebut ini terjadi.
a. Apabila PIHAK KEDUA tidak menyelenggarakan pekerjaan seperti yang
dimaksud dalam perjanjian/ kontrak.
b. PIHAK KEDUA atau tenaga kerja PIHAK KEDUA mencemarkan nama
baik PIHAK PERTAMA.

2. Untuk hal pembatalan Perjanjian dimaksud pada ayat 1 pasal ini, PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan sepakat
mengesampingkan berlakunya ketentuan pasal 1266 KUHP Perdata terhadap
perjanjian ini, sehingga pembatalan Perjanjian ini dapat dilakukan secara sah
cukup dengan pemberitahuan secara tertulis dari PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA tanpa menunggu adanya keputusan dari Hakim.
3. PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan membebaskan PIHAK PERTAMA dari
segala tuntutan hukum termasuk dari PIHAK KETIGA karena batalnya Perjanjian
ini, oleh karenanya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Pasal – 9
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Dalam hal pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap tenaga / personil PIHAK
KEDUA dalam rangka pelaksanaan pasal 3 dan pasal 5 dan atau masalah Intern
PIHAK KEDUA. Maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4
2. Sehubungan dengan pelaksanaan ayat 1 pasal ini, PIHAK KEDUA wajib
melaksanakan segala ketentuan sesuai dengan peraturan atau perundang –
Undangan yang berlaku.
3. PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan membebaskan PIHAK PERTAMA dari
segala tuntutan hukum dari tenaga kerja PIHAK KEDUA karena pemutusan
hubungan kerja ini, oleh karena itu menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Pasal – 10
KEADAAN MEMAKSA

Dalam hal terjadi keadaan memaksa yaitu hal-hal diluar kemampuan PARA PIHAK
termasuk bencana alam, kerusuhan, huru-hara, peperangan, embargo, blockade,
peraturan pemerintah yang langsung berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian ini,
maka masing-masing pihak tidak menuntut ganti rugi kepada pihak lain.

PT. …………………. KEMENTRIAN KESEHATAN


Direktur

ESTININGTYAS N, SKM, MARS …………………….

Anda mungkin juga menyukai