Pekerjaan Perkerasan Berbutir PDF
Pekerjaan Perkerasan Berbutir PDF
EDISI 2012
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Sub Sektor Sipil F45.PLPJ.02.003.02
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b) Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun
Pelatihan Individual / Mandiri.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan
pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan.
1.3.2. Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja, karena telah:
1.4.4 Pelatihan
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Jalan yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi
Melakasanakan Pekerjaan Perkerasan Berbutir, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja
tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan
lainnya, yaitu:
2.1.1. Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan (K3-L)
2.1.2. Komunikasi Di Tempat Kerja
2.1.3. Pekerjaan Perkerasan berbutir
2.1.4. Pekerjaan Pekerasan Aspal
2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi
2.2.1. Unit Kompetensi
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan
dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat
pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.
2.2.2. Unit Kompetensi Yang Akan Dipelajari
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah
”Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Berbutir”.
2.2.3. Durasi / Waktu Pelatihan
• Menyakinkan, bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal K3-L, komunikasi
ditempat kerja, pekerjaan perkerasan berbutir, pekerjaan perkerasan aspal.
2.3.2 Judul Unit : Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Berbutir.
2.3.3 Kode Unit : F45 PLPJ 02 003 02
2.3.4 Deskripsi Unit
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Berbutir.
2.3.5 Elemen Kompetensi
KODE UNIT : F45 PLPJ 02 003 02
JUDUL UNIT : Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Berbutir
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan perkerasan berbutir.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel.
1.1 Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok,
pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan jalan.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan persiapan, menerapkan persiapan,
menerapkan metoda kerja, dan melakukan perhitungan kuantitas pekerjaan
perkerasan berbutir.
1.3 Unit kompetensi ini juga untuk menyiapkan, menerapkan dan menegakkan tanggung
jawab dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Perlengkapan yang diperlukan :
2.1. Pedoman metoda pelaksanaan pekerjaan
2.2. Gambar kerja dan spesifikasi teknik
2. Kondisi Pengujian
Kompetensi yang tercakup dalam unit ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya ditempat kerja
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,keterampilan dan
sikap kerja sesuai standar.
Metode uji kompetensi yang digunakan, antara lain :
2.1 Tes tertulis
6. Kompetensi Kunci
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1. Belajar secara mandiri.
1 2 3 4 5 6 7
1) Dapat 2) Mampu
menjelaskan cara mengidentifika si
menetapkan dan menghitung
kebutuhan kebutuhan tenaga
sumber daya kerja pada
(manusia, pekerjaan
material, alat) perkerasan
untuk pekerjaan berbutir.
perkerasan
berbutir.
2) Mampu 3) Mampu
mengidentifikasi mengidentifikasi
dan menghitung dan menghitung
kebutuhan tenaga kebutuhan material
kerja pada yang digunakan
pekerjaan pada pekerjaan
perkerasan perkerasan
berbutir. berbutir.
3) Mampu 4) Mampu
mengidentifikasi mengidentfikasi dan
dan menghitung menghitung
kebutuhan peralatan yang
material yang dibutuhkan pada
digunakan pada pekerjaan
pekerjaan perkerasan
perkerasan berbutir.
berbutir.
4) Mampu 5) Harus mampu
mengidentfikasi bersikap cermat
dan menghitung dan teliti dalam
peralatan yang memilih sumber
dibutuhkan pada daya
pekerjaan
perkerasan
berbutir.
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memilih sumber
daya
1.3 Hasil survei lapangan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 30 menit
pekerjaan perkerasan pembelajaran 2. Diskusi/ data lapangan yang pelaksanaan
berbutir diperiksa sesi ini, diskusi diperoleh dari hasil K3L
dengan tepat sesuai peserta kelompok survei lapangan 2) SOP
kebutuhan. diharapkan 3. Peragaan terkait dengan perusahaan
mampu hasil 4. Praktik pekerjaan terkait
survei perkerasan berbutir. 3) Spesifikasi
lapangan teknik/Instruk
pekerjaan si kerja
perkerasan 4) Gambar
berbutir Kerja
diperiksa 5) Skedul harian
dengan tepat /mingguan
sesuai
kebutuhan.
1) Dapat 2) Mampu
menjelaskan data membanding kan
lapangan yang kondisi lapangan
diperoleh dari hasil survei dengan
hasil survei kondisi topografi
lapangan terkait pada gambar
dengan pekerjaan pelaksanaan
perkerasan
berbutir.
2) Mampu 3) Harus mampu
membandingkan bersikap cermat
kondisi lapangan dalam memeriksa
hasil survei data hasil survei
dengan kondisi lapangan.
topografi pada
1 2 3 4 5 6 7
gambar
pelaksanaan
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam memeriksa
data hasil survei
lapangan.
1.4 Pelaksanaan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 30 menit
pekerjaan perkerasan pembelajaran 2. Diskusi/ metode pelaksanaan
berbutir diinstruksi sesi ini, diskusi pelaksanaan yang K3L
kan kepada bawahan peserta kelompok digunakan pada 2) SOP
mengacu pada diharapkan 3. Peragaan pekerjaan perusahaan
metode kerja secara mampu 4. Praktik perkerasan berbutir. terkait
rinci dan jelas. pelaksanaan 3) Spesifikasi
pekerjaan teknik/Instruk
perkerasan si kerja
berbutir 4) Gambar
diinstruksi kan Kerja
kepada 5) Skedul harian
bawahan /mingguan
mengacu pada
metode kerja
secara rinci
dan jelas.
1) Dapat 2) Mampu
menjelaskan menginstruksikan
metode pelaksanaan
pelaksanaan yang pekerjaan
digunakan pada perkerasan berbutir
pekerjaan dengan rinci dan
perkerasan jelas.
berbutir.
2) Mampu 3) Harus mampu
menginstruksikan bersikap cermat
pelaksanaan dan rinci dalam
pekerjaan menjelaskan
perkerasan metode
berbutir dengan pelaksanaan
rinci dan jelas. perkerasan berbutir.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan rinci dalam
menjelaskan
metode
pelaksanaan
perkerasan
berbutir.
Pelaksanaan praktik:
− .
− .
− .
− .
− .
− .
− .
− .
1 2 3 4 5 6 7
2) Dapat 3) Dapat menjelaskan
menjelaskan jadwal kerja secara
spesifikasi teknik rinci pelaksanaan
dan Instruksi Kerja pekerjaan
yang digunakan perkerasan berbutir.
dalam
pelaksanaan
perkerasan
berbutir.
3) Dapat 4) Mampu
menjelaskan menerapkan
jadwal kerja gambar kerja,
secara rinci spesifikasi teknik ,
pelaksanaan metoda
pekerjaan pelaksanaan dan
perkerasan Instruksi kerja
berbutir. dalam pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan berbutir.
4) Mampu 5) Harus mampu
menerapkan bersikap cermat
gambar kerja, dan taat terhadap
spesifikasi teknik , ketentuan yang
metoda terdapat pada
pelaksanaan dan gambar kerja,
Instruksi kerja spesifikasi teknik
dalam dan jadwal
pelaksanaan pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan
berbutir.
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan taat terhadap
ketentuan yang
terdapat pada
gambar kerja,
spesifikasi teknik
dan jadwal
pelaksanaan
2.3 Pelaksanaan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 30 menit
pekerjaan pembelajaran 2. Diskusi/ pengawasan pelaksanaan
perkerasan berbutir sesi ini, diskusi pelaksanaan K3L
diawasi dengan peserta kelompok pekerjaan 2) SOP
cermat sesuai diharapkan 3. Peragaan perkerasan berbutir. perusahaan
instruksi kerja. mampu 4. Praktik terkait
pelaksanaan 3) Spesifikasi
pekerjaan teknik/Instruk
perkerasan si kerja
berbutir 4) Gambar
diawasi Kerja
dengan cermat 5) Skedul harian
sesuai /mingguan
instruksi kerja.
1) Dapat 2) Mampu mengawasi
menjelaskan hasil pekerjaan dan
pengawasan kesesuaian jadwal
pelaksanaan kerja pelaksanaan
pekerjaan pekerjaan
perkerasan perkerasan berbutir.
berbutir.
2) Mampu 3) Harus mampu
mengawasi hasil bersikap cermat
pekerjaan dan dan teliti dalam
kesesuaian jadwal melakukan
kerja pelaksanaan pengawasan
pekerjaan pelaksanaan
perkerasan pekerjaan
berbutir. perkerasan berbutir.
1 2 3 4 5 6 7
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
melakukan
pengawasan
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan
berbutir.
2.4 Pekerjaan perkerasan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 45 menit
berbutir yang diluar pembelajaran 2. Diskusi/ ketentuan toleransi pelaksanaan
ketentuan toleransi sesi ini, diskusi pada perkerasan K3L
diperbaiki sesuai peserta kelompok berbutir. 2) SOP
prosedur. diharapkan 3. Peragaan perusahaan
mampu 4. Praktik terkait
pekerjaan 3) Spesifikasi
perkerasan teknik/Instruk
berbutir yang si kerja
diluar 4) Gambar
ketentuan Kerja
toleransi 5) Skedul harian
diperbaiki /mingguan
sesuai
prosedur.
1) Dapat 2) Mampu
menjelaskan mengidentifikasi
ketentuan adanya pekerjaan
toleransi pada perkerasan berbutir
perkerasan yang di luar
berbutir. ketentuan toleransi
dan menunjuk kan
cara perbaikan nya.
2) Mampu 3) Harus mampu
mengidentifikasi bersikap cermat,
adanya pekerjaan teliti dan taat
perkerasan terhadap ketentuan
berbutir yang di toleransi dan
luar ketentuan prosedur pekerjaan.
toleransi dan
menunjuk kan
cara perbaikan
nya.
3) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap
ketentuan
toleransi dan
prosedur
pekerjaan.
Pelaksanaan praktik:
− .
− .
− .
− .
− .
− .
− .
− .
1 2 3 4 5 6 7
2) Mampu 3) Harus mampu
menerapkan bersikap cermat
metode dan teliti dalam
perhitungan menghitung
kuantitas kuantitas
pekerjaan pekerjaan.
perkerasan
berbutir dengan
cermat.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
kuantitas
pekerjaan.
3.3 Kemajuan pekerjaan Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman 15 menit
perkerasan berbutir pembelajaran 2. Diskusi/ cara menilai pelaksanaan
dicatat pada formulir sesi ini, diskusi kemajuan pekerjaan K3L
yang sudah peserta kelompok perkerasan berbutir. 2) SOP
disiapkan. diharapkan 3. Peragaan perusahaan
mampu 4. Praktik terkait
kemajuan 3) Spesifikasi
pekerjaan teknik/Instruk
perkerasan si kerja
berbutir dicatat 4) Gambar
pada formulir Kerja
yang sudah 5) Skedul harian
disiapkan. /mingguan
1) Dapat 2) Mampu memilih
menjelaskan cara formulir yang
menilai kemajuan digunakan untuk
pekerjaan mencatat kemajuan
perkerasan pekerjaan
berbutir. perkerasan berbutir.
2) Mampu memilih 3) Mampu mengisi
formulir yang formulir kemajuan
digunakan untuk pekerjaan
mencatat perkerasan berbutir.
kemajuan
pekerjaan
perkerasan
berbutir.
3) Mampu mengisi 4) Harus mampu
formulir kemajuan bersikap cermat
pekerjaan dan teliti dalam
perkerasan mencatat kemajuan
berbutir. pekerjaan
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
mencatat
kemajuan
pekerjaan
Pelaksanaan praktik:
− .
− .
− .
− .
− .
− .
− .
− .
1 2 3 4 5 6 7
4.3 Hasil rekapitulasi Pada akhir 1. Ceramah 1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman -
pekerjaan pembelajaran 2. Diskusi/ cara merangkum pelaksanaan
perkerasan berbutir sesi ini, diskusi hasil rekapitulasi K3L
dirangkum sebagai peserta kelompok pekerjaan 2) SOP
data pendukung diharapkan 3. Peragaan perkerasan berbutir. perusahaan
laporan. mampu hasil 4. Praktik terkait
rekapitulasi 3) Spesifikasi
pekerjaan teknik/Instruk
perkerasan si kerja
berbutir 4) Gambar
dirangkum Kerja
sebagai data 5) Skedul harian
pendukung /mingguan
laporan.
1) Dapat 2) Mampu menyusun
menjelaskan cara hasil rekapitulasi
merangkum hasil pekerjaan
rekapitulasi perkerasan berbutir
pekerjaan dalam bentuk
perkerasan rangkuman.
berbutir.
2) Mampu menyusun 3) Harus mampu
hasil rekapitulasi bersikap cermat
pekerjaan dalam merangkum
perkerasan hasil pekerjaan
berbutir dalam perkerasan berbutir
bentuk
rangkuman.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam merangkum
hasil pekerjaan
perkerasan
berbutir
Pelaksanaan praktik:
− .
− .
− .
− .
− .
BAB IV
PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR
4.1 Umum
Pekerjaan perkerasan berbutir atau lapis pondasi agregat adalah sebagian dari struktur
perkerasan jalan yang terletak diantara badan jalan dan lapis permukaan, terbuat dari
material agregat bergradasi baik dan punya sifat-sifat sesuai spec.
Sebagai penyumbang kekuatan terbesar dalam memikul beban lalu lintas, lapis pondasi
agregat harus benar-benar kokoh dan memiliki stabilitas tinggi.
4.2 Pesiapan Pekerjaan Perkerasan Berbutir
Persiapan pekerjaan perkerasan berbutir merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang
sangat penting didalam menentukan sukses tidaknya suatu pelaksana proyek. Apabila
persiapan pekerjaan dilakukan tepat waktu, maka pekerjaan selanjutnya dapat diatur tepat
waktu pula.
4.2.1 Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknik
1. Sumber Bahan
Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai
dengan Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.
Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan
lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan
harus memenuhi ketentuan gradasi (menggunakan pengayakan secara basah)
yang diberikan dalam Tabel 4.2.1 dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam
Tabel 4.2.2
Tabel 4.2.1 Gradasi Lapis Pondasi Agregat:
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A Kelas B
2" 50 100
1 V2 " 37.5 100 88-95
1" 25.0 79-85 70-85
9.50 44-58 30-65
No. 4 4.75 29-44 25-55
No. 10 2.00 17-30 15-40
No. 40 0.425 7-17 8-20
No. 200 0.075 2-8 2-8
4.2.2 Pemilihan Sumber Daya (Manusia, Material Dan Alat) Pekerjaan Perkerasan
Berbutir.
Untuk sub sub bab ini, material pelatihan dapat dilihat pada sub sub bab 4.4.2 pada
modul pelatihan pekerjaan drainase
4.2.3 Hasil Survei Lapangan Pekerjaan Perkerasan Berbutir
Survei tersebut dicocokkan dengan gambar desain, peta situasi dan data hasil
penyelidikan perkerasan berbutir. Dengan survei tersebut akan dapat ditentukan
jalan kerja (dari quarry maupun jalan site), pembuatan site plan dan menentukan
metode pelaksanaan.
Berikut disampaikan pedoman survei lapangan, apa saja yang harus dikerjakan,
dicatat dan diambil datanya. Survei ini lengkap sekali, untuk itu pelaksana lapangan
perlu konsultasi kepada atasan langsung survei apa saja yang perlu dilakukannya.
Contoh
Pedoman ini diperlukan supaya dalam pelaksanaan survei lapangan dapat dilaksanakan dan
mendapatkan hasil yang optimal.
Pada peninjauan lapangan dapat dibedakan dari jenis proyek antara lain :
• Irigasi
• Jembatan
• Jalan
A. Data umum survei lapangan
1. Nama proyek : ....................................................
2. Keadaan site :
- Rata / bergelombang
- Banyak pepohonan
- Ditumbuhi belukar
- Berbukit-bukit
- Rawa
- Bebas tumpukan barang
- Jenis batuan
- Jalan menuju borrow area (ada, membuat baru, perlu diperbaiki, perlu diperlebar,
perlu membuat jembatan sementara, perlu memperbaiki jembatan yang sudah ada)
dan lain-lain.
- Apakah perlu ada biaya pembebasan perkerasan berbutir
- Transport material ke site (truck, dump truck, dipikul)
- Biaya retribusi material (royalti) per m3
- Bagaimana penempatan alat-alat di Quarry / borrow area(bila diperlukan)
- Cara pengambilan material ( diledakkan, membeli dari leveransir, membeli dari
masyarakat setempat, mengambil di lokasi)
12. Disposal area
- Disediakan / tidak
- Kondisi disposal area
- Jarak dari job site
- Kondisi jalan menuju site
13. Penggunaan alat berat :
- Ada tidaknya peralatan yang disewakan di sekitar lokasi (data alat / biaya sewa)
- Galian ( bulldozer / hydraulic excavator / dragline )
- Pengecoran beton ( beton mollen / batching plant / truck mixer ) dan alat bantu
pengecoran ( mobile crane / concrete pump )
14. Mobilisasi :
- Jarak pelabuhan untuk menurunkan alat berat dan bahan bangunan dan job site
- Fasilitas pelabuhan ( demaga / crane / tonage / gudang )
- Perlu menghubungi emkl setempat (untuk biaya penyewaan)
- Jika fasilitas pelabuhan tidak ada perlu disurvei kemungkinan penurunan dan
pengangkutan dengan lct (landing craft tank) dan lst (landing ship tank)
15. Lokasi penempatan alat :
- Ada tidaknya dudukan alat
- Perlu / tidak alat bantu untuk mencapai lokasi
6. Sub kontraktor :
- daftar sub kontraktor setempat untuk jenis pekerjaan tertentu
Catatan :
Untuk pekerjaan perkerasan berbutir, survei meliputi klasifikasi batuan, jarak
tempuh pengangkutan material, borrow dan disposal area serta lingkungan
sekitarnya. Ditambah survei jalan kerja dan curah hujan / cuaca.
4.2.4 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan (construction methode )pekerjaan tersebut, sebenarnya telah
dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan pada waktu membuat ataupun
mengajukan penawaran pekerjaan. Dengan demikian ’CM’ tersebut telah teruji saat
melakukan klarifikasi atas dokumen tendernya terutama construction methodnya,
namun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa pada waktu menjelang
pelaksanaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan, CM perlu atau harus
dirubah.
Metode pelaksanaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan dari
profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu manajer proyek dan perusahaan
yang bersangkutan. Karena itu dalam penilaian untuk menentukan pemenang
tender, penyajian metode pelaksanaan mempunyai bobot penilaian yang tinggi.
Yang diperhatikan bukan rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui
bahwa rendahnya nilai penawaran merupakan jalan untuk memperoleh peluang
ditunjuk menjadi pemenang tender/pelelangan.
Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:
Project plan
Denah fasilitas proyek(jalan kerja, bangunan fasilitas dan lain-lain)
Lokasi pekerjaan
Jarak angkut
Komposisi alat (singkat / produktivitas alatnya)
Kata-kata singkat (bukan kalimat panjang), dan jelas mengenai urutan
pelaksanaan
Sket atau gambar bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan.
Uraian pelaksanaan pekerjaan.
dihitung berdasarkan gambar yang telah ada. Bila gambar selanjutnya telah
ada, maka dibuat revisi dari daftar item pekerjaan dengan kuantitasnya
masing-masing.
b. Adanya perbedaan waktu antara tender/pemasukan penawaran dengan
pelaksanaan proyek, mungkin terjadi perubahan keadaan lapangan, sehingga
perlu disusun kembali metoda konstruksi yang paling optimal yang dinilai efektif
untuk dilaksanakan.
Hal-hal yang perlu dicek ulang antara lain:
1) Kondisi topografi;
2) Kondisi jalan masuk;
3) Kondisi lingkungan.
c. Metoda konstruksi yang akan digunakan pada setiap bagian pekerjaan harus
dapat dipahami dengan mudah. Untuk itu metoda konstruksi harus dibuat
dengan jelas, yaitu dengan cara:
1) Urutan kegiatan dan cara melakukannya diuraikan dengan gambar-gambar
dan penjelasan yang jelas serta rinci, selain itu realistis dapat dilaksanakan;
2) Back-up perhitungan teknis dan ekonomis perlu dibuat untuk pekerjaan-
pekerjaan utama dan pekerjaan pendukungnya;
3) Penggunaan alat harus jelas jenis, tipe kapasitas, asal alat maupun
jumlahnya;
4) Penggunaan material harus jelas macam, spesifikasi, ukuran, merek/asal
maupun kuantitasnya;
5) Tenaga kerja (pengawas, operator, mekanik, pekerjaan dan lain-lain) harus
jelas kualifikasi yang disyaratkan maupun jumlahnya;
6) Waktu pelaksanaan dihitung, dengan memperhitungkan hari-hari libur resmi,
prakiraan cuaca, gangguan-gangguan yang bisa terjadi dan lain-lain.
d. Untuk bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan pelaksanaanya kepada Sub
Pelaksana Konstruksi (Sub Kontraktor), metoda konstruksi yang digunakan
harus dibahas bersama Sub Pelaksana Konstruksi dan disepakati bersama
metoda konstruksi yang dinilai paling efektif bagi pelaksanaan proyek.
e. Metoda konstruksi dari bagian-bagian pekerjaan ini perlu ditinjau kembali bila
terjadi perubahan-perubahan pada keadaan lapangan maupun pada
Site plan
Kebutuhan alat/produktifitas Unit price :
Kebutuhan tenaga kerja Analisa - Ekonomis
Method
Kebutuhan material harga satuan - Wajar
Urutan tahapan pekerjaan - Efisien
Sketsa penjelasan
pelaksanaan
• Sesuai spec
• alternatife terbaik
Catatan :
Perlu diketahui bahwa pertanggungan jawab pembuatan metoda pelaksanaan
adalah kepala proyek. Pelaksana hanya memberikan data-data lapangan yang
penting. Begitu juga perhitungan analisa harga satuan.
Tetapi dalam hal ini, semua staf inti proyek termasuk pelaksana lapangan harus
mengetahui maksud dan tujuan pembuatan metoda pelaksanaan, cara pembuatan
dan mempelajari dengan cermat dan teliti metoda pelaksanaan setiap item
pekerjaan, untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Pelaksanaan:
a) Lapisan Base B adalah merupakan lapisan pondasi.
b) Material yang digunakan berupa batu pecah (batu gunung/ batu kali) dengan
gradasi yang telah ditentukan.
c) Dilakukan penyusunan batu-batu pecah sesuai elevasi rencana.
d) Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penghamparan dan pemadatan material
sub base course diatas tanah timbunan yang telah selesai.
e) Material sub base course terdiri dari pecahan batu atau pecahan batu kerikil
yang telah lolos dalam pengujian gradasi dengan ayakan yang telah
ditentukan
f) Setelah persiapan permukaan tanah selesai, marking untuk pekerjaan sub
base course harus dipasang dengan acuan center line pada timbunan
tanggul yang sudah ada.
g) Material disupply dengan memakai dump truck dan didrop serta dilevelling
h) Penempatan material harus dimulai dari titik yang disetujui Direksi
i) Setelah dilevelling dan dicek elevasi, kemudian dipadatkan dengan
menggunakan compactor / vibro roller yang mana sebelumnya telah
dilaksanakan trial compaction. Sewaktu pemadatan dilaksanakan, kadar air
harus dijaga dalam kondisi optimum. Pemadatan oleh vibro roller harus
overlapping selebar 20 cm antar area pemadatan. Tebal pemadatan jadi
adalah 25 cm, dengan tingkat kepadatan CBR 50 %.
j) Ketika dibutuhkan lebih dari satu lapisan, setiap lapisan harus dibentuk dan
dipadatkan sebelum lapisan berikutnya dikerjakan.
2. Lapisan Aggregat A
Pelaksanaan:
a) Lapisan Base A adalah merupakan lapisan pondasi.
b) Dilakukan penghamparan batu-batu pecah sesuai elevasi rencana.
c) Setelah Lapisan Base B dipasang sesui elevasi dan ketebalan yang
direncanakan kemudian dihampar Lapisan Base A. Lapisan Base B
bergradasi lebih kasar dibanding gradasi Lapisan Base A, Lapisan Base A
merupakan material pengunci Lapisan Base B.
d) Setelah Lapisan Base B dan Lapisan Base A terpasang dilanjutkan dengan
pekerjaan pemadatan.
e) Base course dihamparkan dan dipadatkan diantara sub base course dan
lapis permukaan aspal, tebalnya = 15cm setelah dipadatkan, dengan tingkat
kepadatan 70 % CBR.
f) Material Base course terdiri dari pecahan batu atau pecahan batu kerikil yang
telah lolos dalam pengujian gradasi dengan ayakan yang telah ditentukan
g) Setelah persiapan permukaan sub base course selesai , maka marking untuk
pekerjaan Base course harus dipasang dengan acuan center line pada
lapisan sub base yang sudah ada.
h) Material disupply dengan memakai dump truck dan didrop serta dilevelling
i) Penempatan material harus dimulai dari titik yang disetujui Direksi
j) Setelah dilevelling dan dicek elevasi, kemudian dipadatkan dengan
menggunakan compactor / vibro roller yang mana sebelumnya telah
dilaksanakan trial compaction. Sewaktu pemadatan dilaksanakan, kadar air
harus dijaga dalam kondisi optimum. Pemadatan oleh vibro roller dibuat
dengan metode makadam, yaitu dengan membagi menjadi 2 (dua) lapisan,
dengan ketebalan masing-masing 7.5 cm setelah dipadatkan. Ketebalam
maksimum setelah dipadatkan 15 cm. Pemadatan oleh vibro roller harus
overlapping selebar 20 cm antar area pemadatan.
k) Ketika dibutuhkan lebih dari satu lapisan, setiap lapisan harus dibentuk dan
dipadatkan sebelum lapisan berikutnya dikerjakan.
4.3 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan berbutir
4.3.1 Pemasangan patok-patok garis ketinggian pekerjaan perkerasan berbutir.
Pekerjaan pengukuran ini dilakukan oleh juru ukur yang sudah berpengalaman.
Pelaksana lapangan hanya melakukan pemeriksaan agar hasil pengukuran dapat
dipakai untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan.
Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan pengukuran dilakukan juru ukur untuk
menghasilkan patok center line, pengukuran situasi, potongan memanjang dan
melintang (cross section dan long section), titik koordinat dan polygonnya dilanjutkan
dengan pemasangan patok-patok.
Contoh tahapan pengukuran adalah sebagai berikut :
− Pengecekan benchmark (BM) dimulai dari cek fisik BM, dilanjutkan cek nilai
kordinat BM dengan ikatan BM yang lain.
• Instruksi Kerja
Untuk sub sub bab ini, materi pelatihan dapat dilihat pada sub sub bab 4.3.2.3
pada modul pelatihan pekerjaan drainase.
4.3.2.4 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan berbutir
a. Perkerasan sirtu (gravel pavement)
• Supply material sirtu dengan dump truck dan ditumpuk secara teratur
ditempat yang akan ditimbun
Pondasi jalan aspal biasanya terdiri dari sub base course setebal + 35
cm dan Base course setebal + 15 cm dengan gradasi sesuai standar
spesifikasi Bina Marga yaitu campuran batu pecah dan sirtu atau
semuanya batu pecah.
Tahapan pekerjan :
• Material untuk sub Base course dan Base course dihampar dan
dipadatkan lapis demi lapis, tidak lebih dari 15 cm setelah
pemadatan.
Spread in g by Grader
Finish ed
STATUS
No LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA
BAIK TIDAK
1 Stripping lokasi pelebaran dengan Motor Grader sesuai gambar
/Excavator
2 Buang tanah hasil stripping dengan Dump Diluar area pekerjaan/ disetujui
Truck diluar area pekerjaan. Direksi.
3 Padatkan lokasi pelebaran dengan Vibro roller 6 Hasil Sand cone kepadatan lap. 95 %
s/d 12 lintasan sambil disiram air dengan Water Laborat atau sesuai persetujuan
Tank Truck sampai tercapai kepadatan
lapangan dan kadar air optimum yang
disyaratkan,
STATUS
No LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA
BAIK TIDAK
A PRODUKSI STONE CRUSHER
1 Saring Sirtu kali untuk memisahkan batu Diameter Sirtu < 1 1/2" (4 cm)
glondong dengan sirtu.
2 Batu glondong dipabrikasi dengan stone crusher Ukuran 3/5 cm
menjadi batu pecah.
3 Campur sirtu hasil screen dengan batu pecah Komposisi camp. Batu Pecah 40%
dan tanah putih menggunakan Wheel Loader Sirtu 40% Tanah Putih 20%
sampai homogen.
B PROSES PENGHAMPARAN DILAPANGAN
1 Angkut hasil campuran Agregat A dengan Dump Material tidak tercecer di jalan
Truck ke lokasi pekerjaan.
2 Dump ing (tumpah) material Aggregat A Volume dan jarak tumpukan material
sepanjang lokasi pekerjaan, disesuaikan shg tidak mengganggu
lalu lintas
3 Grading (hampar) material Aggregat A dengan Rata
Motor Grader , Tebal padat jadi 18 cm Kemiringan
Top surface sesuai gambar
4 Padatkan hamparan agregat dengan Vibro roller Sand cone Test kepadatan lap. 98 %
8 s/d 12 lintasan samb.il di siram dengan Water dari laborat
Tank Truck sehingga tercapai kepadatan
lapangan dan kadar air optimum.
STATUS
No LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA
BAIK TIDAK
1 Dilakukan pematokan termasuk bahu jalan Sesuai Design / Shop Drawing
Dikerjakan seteian Aggregat Klas A selesai Drop Rapih dan teratur
dihampar dan dipadatkan
2 Bersama point (1) material di Stock Pile Homogen
dicampur dengan komposisi :
- Batu pecah 27 %
- Sirtu Saring 60 %
- Tanah Merah 13 %
3 Dilakukan tes material tiap 1.000 m3 meliputi 5 Pl = 4 – 10 %
gradasi, 5 Plastic indek,1 Berat kering Max Size 6.3 cm Grad sesuai spek
maksimum.
4 Setelah material lolos test diangkut ke site Drop teratur
menggunakan DT di drop pada lahan yang telah
disiapkan didumping 4 kali dengan jarak
dihitung sesuai rencana.
5 Material dihampar dengan Motor Greder Lebar minimal 1 m ( sesuai Design )
setinggi sama dengan Aggregat klas A pada
badan jalan.
6 Dipadatkan dengan Vibro roller dan dilakukan Lebar lebih besar 1 m
penyiraman jika perlu.
7 Pekerjaan Bahu Jalan dilaksanakan setelah Lebar 1 m rapih
lapis pondasi aggregat A selesai, setelah
Pekerjaan AC selesai maka penghamparan
material Agg. klas.B diambil dari samping
(sebelumnya dibuat lebih), jika kurang
ditambah material dari stock pile, kemudian
dihampar menggunakan motor grader .
• Produktivitas
Untuk mencari tingkat produktivitas yang ada, baik produktivitas tenaga
maupun alat, perlu diketahui / dipahami hal-hal sebagi berikut :
(1) Pengertian produktivitas
Secara teori, produktivitas adalah output dibagi input, yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
• Waste
Tingkat waste juga berkaitan dengan kemampuan mandor / sub kontraktor
dalam mengelola sumber daya material. Untuk mencapai tingkat waste yang
kecil, perlu diketahui / dipahami hal-hal sebagai berikut :
(1) Pengertian waste
Waste adalah kelebihan kuantitas material yang digunakan / didatangkan
yang tidak menambah nilai suatu pekerjaan. Waste, hampir selalu ada,
apapun penyebabnya. Oleh karena itu, upaya / program yang realistik
adalah menekan waste serendah mungkin.
(2) Jenis waste
Jenis waste ada dua yaitu waste individu, yaitu yang menyangkut satu
jenis material dan waste campuran, yaitu yang menyangkut material
campuran.
Material campuran seperti beton, hot mix dan lain-lain, berasal juga dari
raw material (bahan baku). Oleh karena itu, terjadi waste ganda yaitu
waste individu untuk bahan bakunya dan waste campuran setelah jadi
material campuran. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus.
(3) Penyebab waste material
Waste dengan pengertian tersebut di atas dapat terjadi karena hal-hal
sebagai berikut :
− Masa tunggu / idle, yaitu material yang didatangkan jauh sebelum waktu
yang diperlukan.
• Pelaksana lapangan harus mengetahui test laboratorium, apa saja yang harus
dilaksanakan petugas lab untuk setiap item pekerjaan tertentu.
• Apabila ternyata hasil test lab kurang atau tidak memenuhi syarat, pekerjaan
tidak bisa dimulai atau kalau sudah dimulai secepatnya harus dihentikan.
Apabila pekerjaan sudah jadi dan ternyata tidak memenuhi syarat maka segera
harus dilakukan perbaikan.
Hasil dan Stone crusher minimal dipisahkan 2 ukuran yaitu ukuran diatas
saringan no 4 disebut sebagai butir kasar (Coarse Agregat atau CA) dan
dibawah no 4 disebut butir halus (FA atau Fine Agregat)
Pencapaian gradasi dilakukan dengan mengatur bukaan pada Cold Bin di AMP
(lebih cepat lagi kalau ada 3 jenis ukuran yaitu 10 s/d 18 mm, 4 s/d 10 mm dan
dibawah 4 mm)
Pembersihan batu bisa dilakukan sebelum masuk Cold Bin yaitu dengan
menyemprotkan batu yang sedang dimuat ke Cold Bin, penyemprotan air ke
stok batuan hanya membersihkan permukaan timbunan, bagian dalam masih
kotor.
Bila sulit mencapai gradasi yang disyaratkan bisa dicoba dengan mengganti
screening (saringan) di Stone Crusher
Bila banyak batu pipih bisa diperbaiki dengan cara hasil Crusher dimasukkan
lagi ke One Crusher, biasanya diperlukan 2 buah One Crusher agar mencapai
kapasitas yang diinginkan.
Bila di daerah hanya tersedia batu pecah tangan maka berarti belum siap untuk
menggelar beton aspal. Bila volume pekerjaan cukup besar harus diadakan Stone
crusher atau akan terjadi pemborosan karena tanpa butir halus beton asal akan
keropos, cepat ageing (void besar) dan sulit dipadatkan
• Perbaikan Kesalahan
a. Daerah dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memuaskan
toleransi yang disyaratkan, atau yang permukaanrya berkembang menjadi tidak
rata baik selama konstruksi atau setelah konstruksi, harus diperbaiki dengan
menggaru permukaan dan membuang atau menambah material sebagaimana
diperlukan, yang selanjutnya dibentuk kembali dan dipadatkan kembali.
b. Pondasi agregat yang terialu kering untuk pemadatan dalam hal batas kedap
airnya seperti yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi harus
diperbaiki dengan menggaru material tersebut yang dilanjutkan dengan
penyiraman sejumlah air yang cukup dan mencampurnya dengan
menggunakan "Grade” atau peralatan lainnya yang disetujui
c. Pondasi agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang ditetapkan
dalam batas kedap air yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi
harus diperbaiki dengan menggaru material tersebut yang dilanjutkan dengan
pekerjaan berulang-ulang dengan grader atau peralatan lainnya yang disetujui,
dengan selang waktu istirahat dalam cuaca kering Atau cara lain adalah,
Direksi memerintahkan memindahkan material basah tersebut dan
menggantinya dengan material kering yang memenuhi,
d. Pondasi agregat yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena
sebab lainnya setelah terpadatkan dengan memuaskan dengan persyaratan
ini, biasanya tidak akan memerlukan perbaikan asalkan sifat material dan
kesatuan dari permukaan memenuhi kebutuhan dipersyaratkan ini
e. Perbaikan dan pondasi agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat
material yang dibutuhkan dalam persaratan ini harus seperti yang
diperintahkan oleh Direksi dan dapat meliputi pemadatan tambahan.
penggaruan yang dilanjutkan oleh pengaturan kadar air dan pemadatan
kembali, pemindahan dan penggantian material atau penggunaan tebal
tambahan dan material.
Pemeriksaan data hasil uji mutu bekerja sama dengan petugas lab untuk
mengetahui bagian pekerjaan yang dapat diterima dan bagian pekerjaan yang tidak
/ belum dapat diterima.
1) Cara Pengukuran
a) Lapis Pondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan
yang sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur
harus didasarkan atas penampang melintang yang ditunjukkan pada Gambar
bila tebal yang diperlukan merata, dan pada penampang melintang yang
disetujui Direksi Pekerjaan bila tebal yang diperlukan tidak merata, dan
panjangnya diukur secara mendatar sepanjang sumbu jalan.
b) Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan tanah dasar yang baru atau
perkerasan lama dan bahu jalan lama dimana Lapis Pondasi Agregat akan
dihampar tidak diukur atau dibayar menurut Seksi ini, tetapi harus dibayar
terpisah dari harga penawaran yang sesuai untuk Penyiapan Badan Jalan
dan Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama atau Bahu Jalan yang ada
menurut spesifikasi ini.
2) Pengukuran
Bilamana perbaikan dari Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi ketentuan
telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan , kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran haruslah kuantitas yang akan dibayar seandainya pekerjaan
semula tidak diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan untuk
pekerjaan tambahan tersebut atau juga kuantitas yang diperlukan untuk
pekerjaan perbaikan tersebut.
Bila penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebeium
pemadatan, tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan untuk
penambahan air atau pengeringan bahan atau untuk pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk mendapatkan kadar air yang memenuhi ketentuan.
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada
Harga Satuan. Kontrak per satuan. pengukuran untuk masing-masing Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, yang harga serta pembayaranya harus merupakan kompensasi
penuh untuk pengadaan, pemasokan, pemadatan, penyelesaian akhir dan
pengujian bahan, pemeliharaan permukaan akibat dilewati oleh lalu lintas, dan
semua biaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
5.1.(1) 5.1.(2.) Lapis Pondasi Agregat Kelas A Lapis Pondasi Agregat Meter Kubik Meter
Kelas B Kubik
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
- Excavator
- Dump Truck
- Grader
- Vibro Roller
- Water Tank
- Stone Crusher
- Whell Loader
- Alat Bantu
2. Bahan-bahan :
- Agregat Class A
- Agregat Class B
- Agregat Class C
a). Bahan-bahan P3K
DAFTAR PUSTAKA