Anda di halaman 1dari 11

15 CARA BERMESRAAN SESUAI SUNNAH NABI

RASULULLAH Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok manusia yang sempurna. Di


medan perang beliau adalah seorang jenderal profesional yang menguasai taktik dan strategi
bertempur. Di tengah masyarakat, beliau adalah teman, sahabat, guru, dan sosok pemimpin yang
menyenangkan. Di rumah, beliau adalah seorang kepala rumah tangga yang bisa mendatangkan
rasa aman, kasih sayang, sekaligus kebahagiaan dengan tetap memperhatikan adab adab dalam
islam, berikut 15 Cara Bermesraan Sesuai Sunnah Nabi sebagai wawasan untuk kita semua.

1. Suami membukakan pintu untuk istrinya, baik di kendaraan, rumah, maupun yang lain
Istilah yang cukup akrab di telinga kita, yang katanya orang-orang modern ini Ladies First
ternyata sudah dilakukan Rasulullah sejak berabad-abad yang lalu, disaat kebudayaan lain di dunia
menganggap wanita lebih rendah atau tidak melakukan cara cara suami memperlakukan istri,
bahkan diragukan statusnya sebagai manusia.
Dari Anas, dia berkata: Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat
Nabi SAW menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah.
Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah
meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut. (HR Bukhari)
2. Mencium istri ketika pergi dan datang
Sungguh hal yang romantis dan bisa menimbulkan rasa kasih sayang jika kita bisa
membiasakan mencium istri/suami ketika hendak bepergian atau baru pulang sebagaimana cara
Rasulullah menyayangi istri. Dari Aisyah ra, bahwa NabiSAW biasa mencium istrinya setelah
wudhu, kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhunya.(HR Abdurrazaq)

3. Makan/minum sepiring/segelas berdua


Dari Aisyah RA yakni sikap Aisyah kepada Rasulullah, ia berkata : Saya dahulu biasa
makan his (sejenis bubur) bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam (HR. Bukhori dalam
Adabul Mufrod) Dari Aisyah Ra, ia berkata : Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haidh,
lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di
tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan
riwayat lain yang senada dari Muslim.)

Nabi saw pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah. Beliau juga pernah makan
daging yang pernah digigit Aisyah.(HR Muslim No. 300) Bahkan keberkahannya
dijamin,diriwayatkan Abu Hurairah : Makanan berdua cukup untuk tiga orang, makanan tiga
orang cukup untuk empat orang ( HR Bukhori (5392) dan Muslim (2058))

4. Suami menyuapi istri


Dari Saad bin Abi Waqosh ra tentang cara membahagiakan istri tercinta berkata :
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda : Dan sesungguhnya jika engkau memberikan
nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau suapkan ke dalam mulut
istrimu (HR Bukhori (VI/293) dan Muslim (V/71)

5. Berlemah lembut, melayani/menemani istri yang sedang sakit (memanjakan istri sakit)
Diriwayatkan oleh Aisyah ra tentang keutamaan Aisyah istri Rasulullah SAW, nabi SAW
adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak
menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (HR Bukhari No 4750, HR Muslim No 2770)
6. Bersenda gurau dan membangun kemesraan
Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri muka dengan makanan. Nabi SAW tertawa
melihat mereka. (HR Nasai dengan isnad hasan) Dari Zaid bin Tsabit berkata tentang Rasulullah
: suka bercanda dengan istrinya (HR Bukhari)

7. Menyayangi istri dan melayaninya dengan baik


Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: Orang mukmin yang paling
sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian
ialah yang paling baik terhadap istrinya (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).

8. Memberi hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata, Ketika Nabi SAW menikah dengan
Ummu Salamah, beliau bersabda kepadanya, Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah
kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku
mengetahui ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan
dikembalikan.

Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu. Ia
(Ummu Kultsum) berkata, Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah
SAW, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-
masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau
berikan kepada Ummu Salamah. (HR Ahmad

9. Tetap romantis walau istri sedang haid


Haid, adalah sesuatu yang alamiah bagi wanita. Berbeda dengan pandangan kaum Yahudi,
yang menganggap wanita haid adalah najis besar dan tidak boleh didekati. Ketika Aisyah sedang
haid, Nabi SAW pernah membangunkannya, beliau lalu tidur dipangkuannya dan membaca Al
Quran (HR Bukhari no 7945)

10. Mengajak istri makan di luar


Mungkin kebanyakan kita, lebih suka pergi bersama teman-teman, meninggalkan istri di
rumah. Nah yang ini mungkin familiar, saya suka bilang ama istri nge-date yuk! ini bisa
membangkitkan romantisme berdua. Menikmati lingkungan disekitar. Anas mengatakan bahwa
tetangga Rasulullah SAW -seorang Persia- pintar sekali membuat masakan gulai. Pada suatu hari
dia membuatkan masakan gulai yang enak untuk Rasulullah SAW. Lalu dia datang menemui
Rasululiah SAW untuk mengundang makan beliau. Beliau bertanya: Bagaimana dengan ini?
(maksudnya Aisyah).

Orang itu menjawab: Tidak. Rasulullah SAW berkata: (Kalau begitu) aku juga tidak mau.
Orang itu kembali mengundang Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertanya: Bagaimana dengan
ini? Orang itu menjawab: Tidak. Rasulullah kembali berkata: Kalau begitu, aku juga tidak mau.
Kemudian, orang itu kembali mengundang Rasulullah saw. dan Rasulullah saw. kembali
bertanya: Bagaimana dengan ini? Pada yang ketiga kalinya ini orang Persia itu mengatakan: Ya.
Akhirnya mereka bangun dan segera berangkat ke rumah laki-laki itu. (HR Muslim)

11. Mengajak istri jika hendak ke luar kota.


Aisyah berkata: Biasanya Nabi saw. apabila ingin melakukan suatu perjalanan, beliau
melakukan undian di antara para istri. Barangsiapa yang keluar nama/nomor undiannya, maka
dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah saw. (HR Bukhari dan Muslim)

12. Menghibur diri bersama istri ke luar rumah (entertainment)


Dari Aisyah, dia berkata: Pada suatu hari raya orang-orang berkulit hitam
mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau
Nabi saw. sendiri yang berkata padaku: Apakah aku ingin melihatnya?Aku jawab: Ya. Lalu beliau
menyuruhku berdiri di belakangnya. Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau berkata: Teruskan
main kalian, wahai Bani Arfidah (julukan orang-orang Habsyah)! Hingga ketika aku sudah
merasa bosan beliau bertanya: Apakah kamu sudah puas?Aku jawab: Ya. Beliau berkata: Kalau
begitu, pergilah!’ (HR Bukhari dan Muslim)

13. Mencium istri sering-sering


Mencium istri dengan penuh kasih sayang, sangatlah mulia dan romantis. Berbeda dengan
ciuman yang dilakukan karena nafsu seperti di film-film yang kebanyakan ada di layar kaca. Nabi
saw sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa (HR Nasai dalam Sunan Kubra
II/204)

14. Suami mengantar istri


Kadang banyak dari kita malas mengantar istri kita bepergian. Saya tidak bisa
membayangkan bagaimana jika istri saya keluar rumah sendirian, ada masalah di jalan dia
kebingungan. Shafiyyah, istri Nabi SAW, menceritakan bahwa dia datang mengunjungi
Rasulullah saw. ketika beliau sedang melakukan itikaf pada hari sepuluh yang terakhir dari bulan
Ramadhan. Dia berbicara dekat beliau beberapa saat,

Kemudian berdiri untuk kembali. Nabi saw. juga ikut berdiri untuk mengantarkannya.
(Dalam satu riwayat492 dikatakan: Nabi SAW berada di masjid. Di samping beliau ada para istri
beliau. Kemudian mereka pergi (pulang). Lantas Nabi saw. berkata kepada Shafiyyah binti Huyay:
Jangan terburu-buru, agar aku dapat pulang bersamamu’) (HR Bukhari dan Muslim)

15. Suami istri berjalan di malam hari


Rasulullah datang pada malam hari, kemudian mengajak aisyah berjalan-jalan dan
berbincang-bincang (HR Muslim 2445). Panggilan khusus pada istri, Kadang kita memanggil
istri kita, honey, yayank, dan seterusnya, dan seterusnya.. seperti itu pun Rasulullah.Nabi saw
memanggil Aisyah dengan Humairah artinya yang kemerah-merahan pipinya. Rasulullah juga
suka memanggil aisyah dg sebutan aisy/aisyi, dalam culture arab pemenggalan huruf terakhir
menunjukan panggilan manja/tanda sayang. Memberi sesuatu yang menyenangkan istri Dari Said
bin Yazid, bahwa ada seorang wanita datang menemui Nabi, kemudian Nabi bertanya kepada
Aisyah: Wahai Aisyah, apakah engkau kenal dia? Aisyah menjawab: Tidak, wahai Nabi Allah.
Lalu, Nabi bersabda: Dia itu Qaynah dari Bani Fulan, apakah kamu mau ia bernyanyi untukmu?,
maka bernyanyilah qaynah itu untuk Aisyah. (HR. An Nasai, kitab Asyratun Nisa, no. 74).
1. Istri menyiapkan minuman untuk suaminya, maka Allah hapuskan dosanya.
2. Saumi-istri berjalan sambil berpegangan tangan, maka saat pegangan tangan itu dilepas,
Allah tanggalkan dosa-dosa keduanya. “Peganglah tangan istri Anda saat berjalan bersama.
Ini bukan lebay. Ini ajaran Rasulullah SAW,” ujar Taufiqurrohman.
3. Suami-istri yang tidur berdampingan, maka pahalanya sama dengan orang yang shalat
sunnah 100 rakaat.
4. Rasulullah menganjurkan suami-istri tidur satu selimut berdua.
5. Makan sepiring berdua dan minum segelas berdua. “Suatu hari Rasulullah pulang ke rumah
dari suatu acara. Istri beliau, Siti Aisyah, hendak mengambilkan minum untuk beliau.
Namun Rasulullah SAW melarangnya. Ia kemudian mengambil gelas minum Siti Aisyah
yang masih berisi air setengahnya. Beliau mencari bekas bibir Aisyah di gelas tersebut,
lalu minum di bekas bibir Aisyah tersebut.
6. Rasulullah SAW menganjurkan suami agar sesering mungkin mencium istrinya. Tak
hanya mencium wajahnya, tapi juga tangannya. “Rasulullah mencontohkan, setelah tangan
beliau dicium oleh istrinya, beliau kemudian meraih tangan istrinya dan menciumnya.
Beliau juga mencontohkan perbuatan mencium tangan anak-anak dan cucunya,”
ungkapnya.
7. Rasulullah menganjurkan istri agar menyempatkan menyisiri rambut suami.
8. Rasulullah SAW menganjurkan pasangan suami-istri agar menyempatkan diri mandi
bersama.
9. Rasulullah menganjurkan suami agar menyempatkan diri menemani istri mengurus
pekerjaan rumah tangga. Misalnya membantu pekerjaan di dapur.
10. Hendaklah suami memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan. Contohnya,
Rasulullah memanggil Siti Aisyah dengan panggilan mesra “Yaa Humaira” (wahai yang
berwajah putih kemerah-merahan).
Adab-Adab Yang Berkaitan Dengan Suami Isteri

Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani

1. Masing-masing dari suami dan isteri hendaknya mempercantik diri (berhias) hanya untuk
pasangannya.

2. Hendaknya suami melakukan sunnah-sunnah fithrah, yaitu; khitan, membersihkan bulu


kemaluan, menggunting kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak. Hal ini berlaku
juga untuk seorang isteri, dan tidak membiarkannya lebih dari 40 hari. Hendaknya seorang
isteri menjauhkan diri dari menyerupai wanita-wanita kafir dalam hal memanjangkan kuku
dan mengecatnya.

3. Hendaknya seorang isteri menjauhkan diri dari melakukan tato, mencukur/mencabut alis
seluruhnya atau sebagiannya atau dengan cara yang semisalnya. Begitu juga tidak boleh
merenggangkan gigi, yaitu memisahkan gigi satu dengan yang lainnya sehingga jaraknya
berjauhan satu dengan yang lainnya. Semua hal tersebut haram dan pelakunya dilaknat oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits berikut:

“ِ‫ت خ َْلقَ هللا‬


ِ ‫ت ِل ْل ُحس ِْن ْال ُمغَيِِّ َرا‬
ِ ‫ت َو ْال ُمتَقَ ِلِّ َجا‬ َ ‫ت َو ْال ُمتَن َِِّم‬
ِ ‫صا‬ ِ ‫صا‬ ِ َ ‫ت َو ْال ُم ْست َْو ِشما‬
ِ َّ‫ت َوالن‬
َ ‫ام‬ ِ ‫لَعَنَ هللاُ ْال َوا ِش َما‬.”

“Allah melaknat wanita pembuat tato dan wanita yang meminta ditato, wanita yang
mencabut alis atau wanita yang meminta dicabut alisnya dan wanita yang merenggangkan
giginya untuk mempercantik dirinya dengan merubah ciptaan Allah.”[3]

4. Hendaknya pasangan suami isteri melakukan shalat berjama’ah dua raka’at bersama-sama
(sebelum melakukan jima’/persetubuhan). Sebagaimana keterangan atsar dari Ibnu Mas’ud
Radhiyallahu anhu bahwa beliau memerintahkan Abu Huraiz, apabila isterinya
mendatanginya agar shalat di belakangnya sebelum menggaulinya. [Riwayat Abu Bakar
Abi Syaibah dan ath-Thabrani. Lihat Adaa-buz Zifaf hal. 95 oleh Syaikh al-Albani]

Hal tersebut merupakan peringatan bagi pasangan suami isteri, apabila hendak meraih
kebahagiaan di dunia dan Akhirat maka selayaknya harus mendasari semua perilakunya
dengan nilai taqwa.

5. Hendaknya sang suami, meletakkan tangannya di atas kepala isterinya (ubun-ubunnya)


kemudian menyebut Nama Allah, lalu mendo’akan dengan keberkahan dan mengucapkan
do’a:

“ِ‫ت خ َْلقَ هللا‬


ِ ‫ت ِل ْل ُحس ِْن ْال ُمغَ ِي َِّرا‬
ِ ‫ت َو ْال ُمتَقَ ِ ِّل َجا‬ َ ‫ت َو ْال ُمتَن ِ َِّم‬
ِ ‫صا‬ ِ ‫صا‬ ِ َ ‫ت َو ْال ُم ْست َْو ِشما‬
ِ َّ‫ت َوالن‬
َ ‫ام‬ ِ ‫لَ َعنَ هللاُ ْال َوا ِش َما‬.”

“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan perempuan ini, juga kebaikan
tabiat-nya (wataknya) dan aku mohon perlindungan kepada-Mu dari kejelekan
tabiatnya.”[4]

6. Hendaknya sang suami tidak lupa untuk mengucapkan do’a sebelum menggauli isterinya
dengan membaca:

‫طانَ َما َرزَ ْقتَنَا‬


َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ب ال‬ َّ ‫ اَللِّ ُه َّم َجنِِّ ْبنَا ال‬،ِ‫ ِبس ِْم هللا‬.
َ ‫ش ْي‬
ِ ‫طانَ َو َج ِِّن‬

“Dengan menyebut Nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah
syaitan agar tidak mengganggu apa yang Engkau rizkikan kepada kami.”[5]

Sedangkan lanjutan lafazh hadits tersebut adalah:

…ُ‫ي َب ْينَ ُه َما لَ ْم َيض َُّره‬ ِ ُ‫فَق‬.


َ ‫ض‬

“…Apabila ditakdirkan mendapatkan anak, maka syaitan tidak dapat mengganggu selama-
lamanya.”

7. Diperbolehkan bagi pasangan suami isteri untuk saling melihat seluruh aurat pasangannya.

Sebagaimana hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma :

ْ َ‫ د‬:َ‫ف أ َ ْي ِد ْينَا ِف ْي ِه( فَيُبَاد ُِرنِ ْي َحتَّى أَقُ ْول‬


‫ع‬ ِ ‫سلَّ َم ِم ْن إِنَاءٍ َب ْينِ ْي َوبَ ْي َنهُ َو‬
ُ ‫احد ٌ )ت َْخت َ ِل‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ُك ْنتُ أ َ ْغت َ ِس ُل أَنَا َو َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬
ِ ‫ُجنُ َب‬
‫ان‬ ‫َو ُه َما‬ :‫ت‬ْ َ‫قَال‬ ،‫ِل ْي‬ ْ َ‫د‬
‫ع‬ ،‫ ِل ْي‬.

“Aku pernah mandi berdua dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari satu
wadah yang terletak antara aku dan beliau. Tangan kami berebutan menciduki air yang ada
di dalamnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menang dalam perebutan itu, lalu aku
katakan, ‘Sisakan untukku, sisakan untukku.’ Padahal pada saat itu kami sedang dalam
keadaan junub.”

8. Lebih disukai bagi orang yang junub untuk berwudhu’ ketika hendak tidur, lebih utama
lagi kalau mandi. Hal tersebut berdasarkan hadits ‘Abdullah bin Qais, ia berkata, “Aku
bertanya kepada ‘Aisyah, ‘Apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bila dalam keadaan junub? Apakah beliau mandi sebelum tidur atau tidur sebelum mandi?’
‘Aisyah menjawab, ‘Semua pernah dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
terkadang beliau mandi sebelum tidur dan terkadang berwudhu’ saja lalu tidur.’ Aku
berkata. ‘Segala puji bagi Allah Yang telah memberi keleluasaan dalam masalah ini.” [HR.
Ahmad VI/73, 149. Lihat Adabuz Zifaaf hal. 118-119]
9. Tidak boleh berlebih-lebihan secara gegabah dengan banyak melakukan hubungan badan,
karena di dalamnya banyak terkandung kerusakan dan mempersempit kebaikan di dunia
maupun di akhirat.

Lihat kitab at-Taujiih al-Khaathibiin wa Hadiyyah al-Mutazawwijiin, oleh ‘Abdul Wahid


al-Muhaidib

[Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-
Suhaibani, Judul dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki
Rahmawan, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H – Maret
2006M]
10 Sunnah Setelah Akad Nikah dan Dalilnya
Menikah adalah salah satu perintah Allah yang tertuang dalam Al Quran dan Hadist.

َّ‫اس ٱت‬ُ َّ‫ ََٰٓيأَيُّ َها ٱلن‬h َ‫سا َٰٓ َءلُون‬


َ َ ‫ٱَّللَ ٱ َّلذِى ت‬
َّ ‫وا‬۟ ُ‫سا َٰٓ اء ۚ َوٱتَّق‬
َ ‫يرا َو ِن‬ ۟ ُ‫ق‬
َّ ‫وا َربَّ ُك ُم ٱلَّذِى َخلَقَ ُكم ِ ِّمن َّن ْف ٍس َو ِحدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب‬
‫ث ِم ْن ُه َما ِر َج ااًل َكثِ ا‬
ُ َ
‫ٱَّللَ َكانَ َعل ْيك ْم َرقِيباا‬ َّ ‫ام ۚ إِ َّن‬ َ ْ
َ ‫بِِۦه َوٱْل ْر َح‬
Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q. S. An
Nisa:1)

Tujuan pernikahan dalam Islam adalah membangun rumah tangga dalam Islam atau keluarga
sakinah mawadah warahmah. Agar mencapai keluarga yang bahagia, hendaknya selalu
menjalankan perintah Allah dan sunnah Rasul. Adapun setelah akad nikah diucapkan, terdapat
beberapa sunnah yang sebaiknya dilakukan, diantaranya adalah:

1. Mendoakan kedua mempelai


Agar kedua mempelai dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan baik, maka sebaiknya
dipanjatkan doa setelah akad selesai. Adapun bunyi doanya adalah:

“Semoga Allah menganugerahkan barakah kepadamu, semoga Allah juga menganugerahkan


barakah atasmu, dan semoga Dia menghimpun kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Dawud,
Tirmidzi dan Ibn Majjah).

2. Sholat sunnah bersama istri


Terdapat sebuah riwayat tentang anjuran mengerjakan sholat sunnah 2 rakaat bersama istri. Abu
Sa’id Maula (budak yang telah dimerdekakan) beliau mengisahkan bahwa semasa masih menjadi
budak ia pernah melangsungkan pernikahan. Ia mengundang beberapa sahabat Rasulullah SAW,
diantaranya Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzar dan Hudzaifah.

Abu Sa’id mengatakan mereka pun membimbingku, mengatakan, “Apabila istrimu masuk
menemuimu maka shalatlah dua rakaat. Mintalah perlindungan kepada Allah dan berlindunglah
kepadanya dari kejelekan istrimu. Setelah itu urusannya terserah engkau dan istrimu.

Abdullah bin Mas’ud pernah mengatakan kepada seseorang yang baru menikah, “Kalau istrimu
datang menghampirimu, maka perintahkanlah dia shalat dua rakaat di belakangmu” (HR. Abu
Bakr bin Abi Syaibah)

3. Suami meletakkan tangan di atas ubun-ubun istri


Meletakkan tangan di atas ubun-ubun istri dimaksudkan untuk mendoakan istri. Sebagaimana
sabda Rasul:
“Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah
ubun-ubunnya lalu bacalah ‘basmalah’ serta doakanlah dengan doa berkah seraya mengucapkan:
“Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiat yang ia bawa. Dan aku berlindung
dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa“. (HR. Bukhari).

4. Mengadakan walimah
Terdapat sebuah riwayat yang menganjurkan diadakannya walimah atau resepsi.

“Ketika Abdurrahman bin ‘Auf tiba di Madinah, Rasulullah mempersaudarakan dia dengan Sa’ad
bin Ar Rabi’ Al Anshari, lalu Sa’ad menawarkan membagi dua diantara dua istri dan hartanya.
Lantas Abdurrahman bin ‘Auf berkata; “Semoga Allah memberkahimu pada keluarga dan
hartamu. Beritahukanlah pasarnya kepadaku.
”Lalu dia berjualan dan mendapat keuntungan dari berdagang minyak samin dan keju. Setelah
beberapa hari, Rasulullah melihatnya dalam keadaan mengenakan baju dan wewangian. Maka
Rasulullah bertanya kepadanya: “Bagaimana keadaanmu, wahai ‘Abdurrahman?” Abdurrahman
menjawab; “Aku telah menikah dengan seorang wanita Anshar.”

Beliau bertanya lagi: “Berapa jumlah mahar yang kamu berikan padanya?” Abdurrahman
menjawab; “Perhiasan seberat biji emas atau sebiji emas.” Lalu beliau bersabda: “Adakanlah
walimah (resepsi) sekalipun hanya dengan seekor kambing.” ( HR. Bukhari 3937, Tirmizdi 1933
Nasai’3388)

5. Bersiwak
Dari al-Miqdam bin Syuraih dari bapaknya dia berkata

“Saya bertanya kepada Aisyah, aku bertanya, ‘Dengan tindakan apa Rasulullah SAW memulai
apabila masuk ke rumahnya? ‘ Dia menjawab, ‘Dengan bersiwak’.” (HR. Muslim,253).

“Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu: berkasih sayang, memakai wewangian,
bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi).

6. Bersikap lembut kepada istri


Asma’ binti Yazid binti As-Sakan ra, ia berkata:

“Saya merias Aisyah untuk Rasulullah saw. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau
supaya menghadiahkan sesuatu kepada Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping Aisyah.
Ketika itu Rasulullah SAW disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan
kepada Aisyah. Tetapi Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” Asma binti Yazid
berkata: “Aku menegur Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan
Rasulullah SAW.” Akhirnya Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit. (HR.
Ahmad).

Bersikap lemah lembut dan romantis adalah salah satu cara membahagiakan istri tercinta menurut
Islam.

7. Pemanasan
Jika dalam ilmu modern disarankan untuk melakukan pemanasan sebelum berhubungan intim,
maka Islam telah mengenalkannya jauh sebelum ilmu modern berlaku. Sebagaimana sabda Rasul:

“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia
terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” ( HR.
Tirmidzi). Pendahuluan sebelum berhubungan intim adalah etika menggauli istri dalam Islam.

8. Memberi salam sebelum masuk kamar


Dari Ummu Salamah Ra brkata, ketika Rasulullah SAW menikahinya dan beliau hendak
menggaulinya, beliau mengucapkan salam terlebih dahulu. (HR. Abu Syaikh dengan sanad hasan
shahih).

9. Berdoa sebelum jima’


Berdoa sebelum menggauli istri adalah salah satu adab hubungan suami istri dalam Islam. Adapun
doa sebelum berjima adalah sebagai berikut: Allahumma Jannibnasy Syaithon wa Jannibisy
Syaithon Maa Rozaqtanaa

Artinya:” Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari Syaithan dan jauhkanlah syaitan
dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang doa ini, “Apabila Allah menakdirkan
keduanya untuk mendapatkan anak, maka anak itu tidak akan mendapatkan kemudharatan dari
syaithan selamanya.” (HR. Al-Bukhari dan Ashabussunan kecuali An-Nasa’i).

10. Tidak membocorkan rahasia ranjang.


Radulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya di antara seburuk-buruknya tempat manusia di sisi Allah pada hari kiamat nanti,
adalah orang yang bersenang-senang (bersetubuh) dengan istrinya, demikian pula sebaliknya,
lalu menyebarkan rahasia mereka berdua. (HR. Muslim)

Dalam hadits Asma’ binti Yazid, ia berkata:

“Aku pernah berada di tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sedangkan para lelaki
dan para wanita sedang duduk. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mungkin
ada lelaki yang menceritakan apa yang telah dilakukan bersama istrinya, dan mungkin seorang
wanita mengabarkan apa yang telah diperbuat bersama suaminya.”

Serentak mereka terdiam. Lalu aku berkata: “Demi Allah benar, ya Rasulullah. Sesungguhnya
mereka para wanita melakukannya. Dan mereka para lelaki pun sungguh melakukan hal itu juga.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jangan kalian lakukan hal itu. Sesungguhnya hal
itu seperti setan lelaki yang berjumpa dengan setan wanita di jalan lalu menggaulinya, dalam
keadaan manusia melihatnya.” Shahih karena yang sebelumnya, diriwayatkan oleh Ahmad
(6/456)

Anda mungkin juga menyukai