PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang
beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada
penurunan transportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer. Selama
kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh defisiensi
besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan besi
yang tidak adekuat.
Meskipun anemia sendiri jarang mencipatakan krisis kedaruratan
akut selama kehamilan, namun pada hakekatnya setiap masalah
kedaruratan dapat diperberat olah anemia yang telah ada.
Pada kehamilan 36 minggu, volume darah ibu meningkat rata-rata
40 sampai 50 persen di atas keadaan tidak hamil. Walaupun eritropoesis
diperkuat dan volume eritrosit meningkat, namun lebih banyak plasma
ditambahkan ke dalam sirkulasi ibu. Akibatnya, konsentrasi hemoglobin
maupun hematokrit menurun selama kehamilan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anemia dalam kehamilan?
2. Apa saja tanda dan gejala dari anemia dalam kehamilan?
3. Apa saja macam-macam anemia dalam kehamilan?
4. Apa saja faktor resiko dari anemia dalam kehamilan?
5. Apa saja pengobatan anemia pada ibu hamil?
6. bagaimana cara mencegah anemia selama kehamilan?
7. Bagaimana penatalaksanaan anemia pada ibu hamil?
8. Bagaimana contoh asuhan keperawatan anemia pada ibu hamil?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari anemia dalam kehamilan.
2. Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala dari anemia dalam
kehamilan.
3. Untuk mengetahui bagaimana macam-macam anemia dalam
kehamilan.
4. Untuk mengetahui apa saja faktor resiko dari anemia dalam kehamilan.
1
5. Untuk mengetahui apa saja pengobatan yang dilakukan pada anemia
dalam kehamilan.
6. Untuk mengetahui bagaiaman cara mencegah anemia dalam
kehamilan.
7. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan anemia dalam
kehamilan.
8. Untuk mengetahui bagaimana contoh asuhan keperawatan anemia
dalam kehamilan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Biasanya selama kehamilan, terjadi hiperplasi erythroid dari
sumsum tulang, dan meningkatkan massa RBC. Namun, peningkatan
yang tidak proporsional dalam hasil volume plasma menyebabkan
hemodilusi (hydremia kehamilan) : Hct menurun dari antara 38 dan
45% pada wanita sehat yang tidak hamil sampai sekitar 34% selama
kehamilan tunggal-an dan sampai 30% selama akhir kehamilan
multifetal. Jadi selama kehamilan, anemia didefinisikan sebagai Hb 10
g </ dL (Ht <30%). Jika Hb <11,5 g/ dL pada awal kehamilan, wanita
mungkin perlu diberikan obat profilaktik karena hemodilusi berikutnya
biasanya mengurangi kadar Hb untuk <10 g / dL. Meskipun
hemodilusi, kapasitas pembawa O2 tetap normal selama kehamilan.
Hct biasanya meningkat segera setelah melahirkan. Anemia terjadi
pada 1/3 dari perempuan selama trimester ketiga. Penyebab paling
umum adalah defisiensi zat besi dan folat.
Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah
darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30% sehingga memerlukan
peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat
hemoglobin. Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak darah untuk
berbagi dengan bayinya. Tubuh mungkin memerlukan darah hingga
30% lebih banyak daripada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak
memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah
merah yang dibutuhkan untuk membuat darah ekstra. Hemoglobin
adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke sel-
sel lain dalam tubuh. Banyak wanita mengalami defisiensi besi pada
trimester kedua dan ketiga. Ketika tubuh membutuhkan lebih banyak
zat besi dibandingkan dengan yang telah tersedia, maka dapat
berpotensi terjadinya anemia. Anemia selama kehamilan akibat
peningkatan volume darah merupakan anemia ringan. Anemia yang
3
lebih berat bagaimanapun dapat meningkatkan resiko tinggi anemia
pada bayi. Selain itu, jika secara signifikan terjadi anemia selama dua
trimester pertama, maka berisiko lebih besar untuk memiliki bayi lahir
premature atau berat badan bayi lahir rendah. Anemia pada ibu hamil
juga meningkatkan resiko kehilangan darah selama persalinan dan
membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi.
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adlah
kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk
anemia pada kunjungan pertama kehamilan. Bahkan jika tidak
mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin
terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya. Anemia adalah
kekurangan zat besi dalam tubuh, tetapi tidak perlu terlalu khawatir
tentang bayinya karena ia akan memastikan bahwa ia mendapat cukup
zat besi. Tubuh ibu akan segera meningkatkan zat besi sebelum
bayinya. Bayi benar-benar akan mengalami anemia jika situasi sangat
berat, pada cadangan besi hanya cukup sekitar 20 minggu. Anemia
pada bayi akan terjadi ketika tidak mendapatkan cukup zat besi untuk
bersaing dengan kebutuhan tubuh ibu sehingga terjadi kekurangan zat
besi.
B. Tanda dan Gejala
Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya
kelelahan, kelemahan, pusing, dyspnea ringan dengan tenaga). Gejala
dan tanda lain mungkin termasuk pucat dan, jika terjadi anemia berat,
akan mengalami takikardi atau hipotensi. Anemia meningkatkan risiko
kelahiran prematur dan infeksi ibu postpartum. Banyak gejala anemia
selama kehamilan juga gejala Anda mungkin mengalami bahkan jika
anda tidak anemia; ini meliputi :
1. Merasa lelah atau lemah.
2. Kulit pucat progresif dari kulit.
3. Denyut jantung cepat.
4. Sesak napas.
4
5. Konsentrasi terganggu.
5
hampir selalu menjadi lebih parah pada kehamilan lanjut. Sel sabit
akan meningkatkan risiko ISK namun tidak terkait dengan
parahnya komplikasi kehamilan terkait.
D. Faktor Resiko Anemia dalam Kehamilan
Tubuh berada pada risiko tinggi untuk menjadi anemia selama
kehamilan jika :
1. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan.
2. Hamil dengan lebih dari satu anak.
3. Sering mual dan muntah karena sakit pagi hari.
4. Tidak mengkonsumsi cukup zat besi.
5. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan.
6. Hamil saat masih remaja.
7. Kehilangan banyak darah (misalnya, dari cedera atau selama
operasi).
E. Pengobatan Anemia Dalam Kehamilan
1. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan
Pemberian ferrous sulfat, per oral 325 mg sekali/hari. Satu tablet
ferrous sulfat diminum pada siang hari 325-mg, biasanya cukup
efektif. Peningkatan dosis sering menyebabkan efek samping pada
saluran pencernaan, terutama sembelit, dan satu dosis menghambat
penyerapan dosis berikutnya, sehingga mengurangi presentase
asupan. Sekitar 20% wanita hamil tidak cukup menyerap zat besi
tambahan, beberapa dari mereka memerlukan terapi parenteral,
biasanya dekstran besi.
Beberapa nama dagang, misalnya IMFERON 100 mg IM setiap
hari dengan total ≥ 1000 mg selama 3 minggu. Hct atau Hb diukur
mingguan untuk menentukan respon. Jika suplemen zat besi tidak
efektif, harus dicurigai kekurangan folat yang terjadi bersamaan.
Neonatus dari ibu dengan anemia kekurangan zat besi biasanya
memiliki Hct normal tetapi simpanan besi total menurun dan
kebutuhan untuk awal suplemen zat besi.
6
2. Pengobatan Anemia Defisiensi Folat pada Kehamilan
Pengobatan folat 1 mg bisa diminum secara oral. Anemia
megaloblastik berat mungkin memerlukan pemeriksaan sumsum
tulang dan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.
3. Pengobatan Anemia Hemoglobinopathi pada Kehamilan
Pengobatan penyakit sel sabit selama kehamilan adalah
kompleks.Krisis nyeri harus ditangani secara agresif. Transfusi
tukar untuk profilaksis menjaga Hb A pada ≥ 60% mengurangi
resiko krisis hemolitik dan komplikasi paru, tetapi tidak secara
rutin dianjurkan karena meningkatkan risiko reaksi transfuse,
hepatitis, penularan HIV, dan isoimunisasi golongan darah. Terapi
transfuse diindikasikan untuk berikut ini :
1. Gejala anemia
2. Gagal jantung
3. Infeksi bakteri berat
4. Komplikasi persalinan dan kelahiran yang berat (misalnya,
perdarahan, sepsis).
F. Pencegahan Anemia dalam Kehamilan
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya
anemia jika sedang hamil atau mencoba menjadi hamil. Makan
makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun
hijau, daging merah, sereal, telur dan kacang tanah) dapat membantu
memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan nesi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa
tubuh memiliki cukup asam besi dan folat. Pastikan tubuh mendapat
setidaknya 27 mg zat besi setiap hari. Jika mengalami anemia selama
kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil suplemen zat
besi . Pastikan bahwa wanita hamil dicek pada kunjungan pertama
kehamilan untuk pemeriksaan anemia.
7
G. Penatalaksanaan
1. Anemia Defisiensi Besi.
Terapi besi oral lebih disukai, biasanya tablet fero sulfat 325 mg
tiga kali sehari. Setiap tablet memberikan unsur besi 65 mg.
Respon retikulosit harus diperhatikan dalam 1 minggu, serta
hematokrit dan hemoglobin harus mulai meingkat segera setelah
itu.
Pentingnya meneruskan terapi harus ditekankan, karena cadangan
besi sumsum tulang harus diisi lagi.
Terapi besi parenteral dapat diindikasikan bila ada defisiensi besi
berat dan pasien tidak dapat mentoleransi besi oral atau bila
diperlukan restorasi hemoglobin yang cepat. Kira-kira 250 mg
dekstran besi (imferon) diperlukan untuk setiap 1,0 g/100 ml
kekurangan dalam konsentrasi hemoglobin.
2. Anemia Megaloblastik – Defisiensi Folat
Asam folat 1 mg per oral sekali sehari, biasanya menghasilkan
retikulositosis yang mencolok (striking) dalam empat atau lima
hari. Tambahan besi harus diberikan sebab sintesis hemoglobin
yang cepat membutuhkan besi tambahan.
3. Anemia Sel Sabit
Selama kehamilan tidak diperlukan untuk menaikkan kadar
hemoglobin pasien di atas kadar yang biasa selama tidak hamil
(sering dalam rentang 7 g/100 ml). Selama persalinan dan
kelahiran, transfuse eritrosit padat (packed red cell) mungkin
diperlukan.
Tambahan asam folat 1 mg sehari, dianjurkan. Tetapi tambahan
besi biasanya tidak dibutuhkan.
Terapi oksigen harus diberikan selama ada peningkatan kebutuhan
oksigen.
8
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
Ny. Q UMUR KEHAMILAN 23 MINGGU UMUR 32 TAHUN
RSUD KOTA BAUBAU
No.Register : 1904
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul : 05 juni 2016/09.00 WITA
Dirawat di ruang : Flamboyan
I. PENGKAJIAN
Tanggal/Pukul :05 juni 2011/09.00 WITA Oleh : Perawat V
1). Biodata
Nama Klien : Ny. Q
Umur : 32 tahun
Suku/ Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gg. Permai, 32
9
3). Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lama : 6 hari
Sifat darah : Cair
Siklus : 28 hari
Teratur : Ya
Keluhan : Tidak ada
10
Trimester II
Frekuensi : -
Keluhan :-
Komlikasi : -
Terapi :-
Trimester III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
d. Imunisasi TT : 5 kali
TT 1 : 25 februari 2001
TT 2 : 26 maret 2001
TT 3 : 25 september 2001
TT 4 : 20 september 2002
TT 5 : 20 september 2003
11
- Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun seperti
jantung, ginjal, paru-paru
d. Riwayat operasi
- Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
12
8). Pola pemenuhan kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan Sebelum hamil Saat hamil
A. Nutrisi
1.Makanan
2. Minum
B. Eliminasi
1. BAB
13
2.BAK
C. Istirahat
1. Tidur siang
2. Tidur malam
D. Personal Hygiene
E.Pola Seksualitas
14
F. Pola aktivitas(terkait kegiatan fisik,olah raga)
10). Data psikososial , spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu / suami / keluarga
terhadap kelahiran , dukungan keluarga , hubungan dengan suami / keluarga /
tetangga , perawatan bayi , kegiatan ibadah , kegiatan social , keadaan ekonomi
keluarga.
- Ibu mengatakan dirinya/suami/keluarga menerima dan menginginkan
kehamilan ini
- Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya
- Ibu mengakan hubungan dengan suami/keluarga tetangga baik
- Ibu mengatakan belum mengetahui tentang perawatan pada bayi
- Ibu mengatakan kehamilannya tidak mengganggu kegiatan ibadah
- Ibu mengatakan mengikuti kegiatan arisan
- Ibu mengatakan pendapatan suami mencukupi kebutuhan sehari-hari
15
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 100/90 mmHg
Nadi : 80\ x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37 oC
BB : 50 kg
TB : 155 cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala
mesochepal,tidak berketombe, tidak ada massa,tidak nyeri tekan,
Wajah
terdapat odema,tidak ada cloasma,dan tidak ada bekas luka
Mata
tidak ada secret,sclera putih,kunjungtiva pucat
Hidung
hidung tidak ada polip,tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut
bersih,tidak ada stromatis,tidak ada karies gigi
Telinga
simetris, tidak ada serumen,pendengaran baik
Leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,parotis,getah bening,&vena
jugularis
16
Dada
datar, tidak ada retraksi dinding dada,tidak bunyi wheezing
Payudara
simetris, putting susu menonjol, areola mamae hiperpigmentasi ,
tidak ada masa , tidak nyeri tekan , belum ada pegeluaran
kolostrum.
Abdomen
tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
Palpasi
Leopold I : TFU setinggi pusat. Ballotment +
Leopold II : tidak dilakukan
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
Osborn test : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 21 cm
TBJ : (21-12)x 155= 1395 gram
Auskultasi
Djj : 145 x/menit
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,terdapat
odema. LILA : 25 cm
Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, odema.
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada
pembesaran kelenjar batholini.
Pemeriksaan Panggul : tidak dilakukan (bila perlu)
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 05 juni 2012
Pukul : 09.05 WIB
Hb : 7,5 gr/dl
17
Analisa Data
DS :
- Pasien mengatakan
tidak ada nafsu
makan
- Klien mengatakan
sering merasa mual Perubahan
DO : nutrisi kurang
1 Mual dan muntah
- Tampak kurang dari kebutuhan
makanan
- Membran mukosa
pucat
- Bising usus
DS :
- Klien mengatakan
lemas dan
berkunang-kunang
DO :
- Tampak warna kulit
membiru penurunan suplai Gangguan
2
- Tampak kuku oksigen ke jaringan perfusi jaringan
tumbuh lambat
- Ekstremitas dingin
- TD menurun
- Nadi lemah tidak
teraba
18
DS :
- Klien mengatakan
sesak nafas saat
beraktifitas.
DO :
- TD kurang dari
120/80 mmhg
DO :
- Klien tampak kurang
minat terhadap penurunan suplai Risiko cidera
4
makanan nutrisi ke janin terhadap janin
- Membran mukosa
pucat
A. Diagnosa Keperawatan
1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah ditandai dengan
DS :
- Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan
- Klien mengatakan sering merasa mual
DO :
- Tampak kurang minat terhadap makanan
- Membran mukosa pucat
- Bising usus
19
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan di tandai dengan :
DS :
DO :
- Tampak warna kulit membiru
- Tampak kuku tumbuh lambat
- Ekstremitas dingin
- TD menurun
- Nadi lemah tidak teraba
DS :
- Klien mengatakan sesak nafas saat beraktifitas.
- Klien mengatakan lemah dan lesu
DO :
- TD kurang dari 120/80 mmhg
DS :
- Klien mengatakan kurang nafsu makan.
DO :
- Klien tampak kurang minat terhadap makanan
- Membran mukosa pucat
20
B. Intervensi Keperawatan
21
besi. negative pada
4. Tinjau ulang status nutrisi
frekuensi prenatal,
dan beratnya khususnya
mual/ pada periode
muntah. kritis
perkembangan
janin.
Setelah diberikan 1. Perhatikan 1. Kejadian
asuhan status fisiologis perdarahan
keperawatan ibu, status potensial
selama 1 x 24 jam sirkulasi dan merusak hasil
perfusi ke jaringan/ volume darah. kehamilan,
ke sel efektif. kemungkinan
2. Lakukan menyebabkan
2.Gangguan Dengan kriteria pemeriksaan fisik hipovolemia
perfusi hasil : CRT dengan atau hipoksia
jaringan menekan kuku uteroplasenta.
berhubungan Tidak terdapat pasien 2. Keadaan
dengan perubahan 3. Auskultasi capillary refill
penurunan karakteristik dan laporkan DJJ, test yang tidak
suplai kulit( rambut, catat brakikardi, kembali dalam
oksigen ke kuku, atau takikardi. waktu kurang
jaringan kelembapan) Catat perubahan dari 2 detik
Tidak terdapat pada aktivitas dapat
kebiruan pada janin(hipoaktif menandakan
kulit dan hiperaktif) anemia.
CRT dalam
batas 4. Catat 3. Mengkaji
normal(kemba kemungkinan berkelanjutan
li dalam kurun kehilangan darah hipoksia janin.
waktu kurang ibu dan adanya Pada awalnya
22
dari 2 detik) kontraksi uterus janin berespon
5. Anjurkan pada
tirah baring pada penurunan
posisi miring kiri kadar oksigen
dengan
takikardi dan
peningkatan
gerakan. Bila
tetap deficit
akan terjadi
brakikardi dan
penurunan
aktivitas
4. Kehilangan
darah ibu
secar
berlebihan
menurunkan
perfusi
plasenta
5. Menghilangka
n tekanan vena
cava inferior
dan
meningkatkan
sirkulasi
plasenta atau
janin dan
pertukaran
oksigen.
23
Setelah diberikan 1. Jelaskan alasan 1.Mempertahanka
asuhan perlunya tirah n janin jauh dari
keperawatan baring, servik dan
selama 1 x 24 jam penggunaan meningkatkan
diharapkan pasien posisi rekumben perfusi uterus
dapat beraktivitas lateral kiri/
dengan baik. miring dan
Dengan criteria penurunan
hasil : aktivitas.
Berpartisipa
si dalam 2. Kaji adanya 2. Menentukan
3.Intoleransi
aktifitas factor yang bisa intervensi lanjutan
aktivitas
fisik tanpa menyebabkan yang tepat
berhubungan
disertai kelelahan
dengan
peningkatan 3. Monitor pola 3. Meningkatkan
keletihan
tekanan tidur dan istirahat,
atau
darah, nadi lamanya tidur/ mencegah
kelemahan
dan RR. istirahat pasien kelelahan
Mampu
melakukan 4. Bantu klien
kgiatan untuk 4. menghindari
sehari- mengidentifikas aktivitas yang
hari(ADL) i aktifitas yang mampu
secara mampu meningkatkan
mandiri. dilakukan kelelahan klien
Keseimbang
an aktivitas
dan istirahat.
-
4.Risiko Setelah dilakukan 1. Perhatikan 1. Faktor yang
cidera asuhan kondisi ibu mempengaru
terhadap keperawatan yang hi atau
24
janin selama 1x 24 jam berdampak menurunkan
berhubungan diharapkan risiko pada sirkulasi sirkulasi/
dengan cedera pada janin janin. oksigenasi
penurunan dapat ibu
suplai nutrisi tertanggulangi. 2. Ajari ibu mempunyai
ke janin Dengan criteria untuk dampak yang
hasil : mengobservasi sama pada
pergerakan kadar
DJJ dalam batas
janin oksigen
normal
janin/
3. Bantu dalam plasenta.
screening dan 2. Jika janin
Hasil USG tidak
kelainan tidak
menunjukkan
genetic. bergerak
tanda-tanda
perlu
abnormalitas.
diwaspadai
Tinggi fundus uteri terjadi
sesuai umur cedera pada
kehamilan janin akibat
kekurangan
nutrisi.
3. Kelainan
seperti
anemia sel
sabit
mengharusk
an tindakan
yang khusus
untuk
mencegah
efek
negative
25
dalam
perumbuhan
janin.
C. Evaluasi
Masalah Keperawatan Catatan Perkembangan
1. Perubahan nutrisi S : klien mengatakan mual
kurang dari kebutuhan O: membran mukosa pucat
tubuh A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2. Gangguan perfusi S : klien mengatakan lemas
jaringan O:
- tidak terdapat sianosis
- CRT dalam batas normal (kembali dalam
kurun waktu kurang dari 2 detik)
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
DAPTAR PUSTAKA
Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta: EGC.
28